Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
EKONOMI
vii
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
pada Jurusan Pendidikan Geografi
OLEH :
A1A4 11 002
KENDARI
2016
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan ciplakan/plagiat dari
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sadar dan penuh
dalam tulisan saya maka saya bersedia mempertanggung jawabkan skripsi ini.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ketika anda melakukan sesuatu dan gagal, maka kegagalan itu bukan hanya
v
ABSTRAK
Tesno Ariando Tamburaka (2016) Telah melakukan penelitian dengan judul
Analisis Aksesbilitas Kota Kendari Ditinjau Dari Aspek Ekonomi Masalah
yang diteliti adalah 1) Bagaimana perkembangan aksesibilitas wilayah di Kota
kendari 2) Bagaimana hubungan antara fasilitas perekonomian di Kota Kendari
dngan aksesbilitas masing-masing kecamatan di kota kendari.Berdasarkan
rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:1)
Mengetahui indeks aksesibilitas wilayah kecamatan di Kota Kendari.
Menganalisis hubungan antara ketersediaan fasilitas perekonomian atau jumlah
lapangan kerja di Kota Kendari dengan aksesbilitas pada masing masing
kecamatan di Kota Kendari. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kuantitatif adapun subjek penelitian itu sendiri adalah Kecamatan
Se-Kota Kendari dengan Teknik Analisis yaitu Teknik Analisis Aksesibilitas
Hansen dengan Menghitung jumlah lapangan kerja pada sektor perekonomian
pada masingmasing wilayah kecamatan. Menghitung adanya potensi
pengembangan daerah maka perlu adanya kombinasi antara accesibility index
dengan holding capasity (lahan kosong).
Hasil analisis menunjukkan bahwa aksesibilitas berdasarkan rumusan
aksesibilitas hansen yang tertinggi terdapat pada Kecamatan Kadia sebesar dengan
indeks sebesar 115,8182 dan kemudian berturut-turut disusul oleh Kecamatan
Wua-wua (96,38), Kecamatan Poasia (78,7485), Kecamatan Mandonga (71,24)
,Kecamatan kambu (nilai indeks aksesibilitas =57,9671 ), Kecamatan baruga
(nilai aksesibilitas = 39,8), Kecamatan Abeli (nilai indeks aksesibilitas = 26,10) ,
Kecamatan Kendari (26,71),Kecamatan Puuwatu (40,23),Kecamatan Kendari nilai
indeks aksesbilitasnya 44,03. Tingginya nilai aksesibilitas Hansen pada
kecamatan Kadia disebabkan wilayah ini merupakan pusat kawasan bisnis
(Central Distric business) dengan aktifitas utama adalah perdagangan dan Jasa
dengan sektor perekonomian.Terdapat hubungan antara tingkat ekonomi wilayah
di kota Kendari hal ini di tandai dengan semakin meningkatnya tingkatan
aktivitas perekonomian di kota kendari dengan banyaknya fasilitas perdagangan
karena tranportasi kota Kendari semakin membaik sehingga menimbulkan daya
tarik bagi suatu lokasi untuk di tinggali sebagai kawasan bisnis.pengaruh
aksesbilitas terhadap aktivitas perekonomian terutama dalam hal lapangan
kerjanya itu sendiri relatif kuat, nilai t hitung bertanda positif yang berarti bahwa
semakin tinggi aksesbilitas suatu wilayah maka semakin berpengaruh besar
terhadap aktivitas perekonomian di wilayah tersebut.
Kata Kunci : Aksesibiltas Wilayah, Hansen, Fasilitas perekonomian
vi
KATA PENGANTAR
Puji bagi Allah SWT karena atas segala limpahan berkah dan rahmat
penulisan skripsi ini. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai teladan umat manusia dalam segala aspek sehingga
menjadi motivasi bagi penulis dalam menuntut ilmu.Rasa sayang dan terima kasih
yang tak terhingga khususnya pada kedua orang tua, ayah Thimotius T.
Tamburaka dan ibu Lux,S.Pd yang dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang
Tamburaka, Rezky Prajaditya Tamburaka terima kasih atas dukungan yang telah
serta motivasi yang besar yang diberikan oleh Bapak Drs. Surdin M.Pd selaku
Kendari
2. Prof. Dr. La Iru,S.H., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
S.Pd.,M.Pd, Drs. Surdin, M.Pd, Drs. Laharudu, M.Si terima kasih atas kritik
7. Terima Kasih kepada Walikota kendari Staf Ahli Bidang Ekonomi, Kepala
Dinas Perhubungan Kota Kendari, Kepala Dinas Tata Kota, BAPPEDA Kota
melakukan penelitian.
Lisnawati (Alm.),Muh. Alam,S.Pd ,Lali Rahwan, S.Pd, Eliz .A, Herman S.Pd
Bang Jams, Asni,M & D Sanjaya, S.Pd, La Umar, S.Pd, A. Kodahuwa, S.Pd,
, serta teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih
mungkin, namun masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, demi kesempurnaan tulisan ini.
Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 46
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 46
C. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 47
D. Metode Analisis Data ............................................................................. 48
E. Sampel Penelitian.................................................................................... 48
F. Variabel Penelitian ................................................................................. 48
G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 53
B. Aksesbilitas, Potensi Pengembangan Wilayah..................................... 62
C. Hubungan Fasilitas Pelayanan Dan Aksesbilitas Wilayah................. 73
D. Kerangka Berpikir................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 78
B. Saran........................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 81
LAMPIRAN........................................................................................................ 84
Daftar Tabel
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daya lokal sehingga prioritas pembangunan dapat dirancang dan dikelola sebaik-
yaitu adanya tuntutan akan Space yang terus menerus pula di manfaatkan sebagai
yang serius dalam memenuhi kebutuhan akan ruang terbuka yang masih
analysis) dan spasial menjadi bagian analisis untuk melihat perkembangan suatu
1
konteks (regional approach). Sehingga muncul analisis baru dalam konteks
, 2003) yang menjelaskan bahwa dalam konteks ilmu geografi ekonomi (economic
geography) pola terjadinya adalah dengan adanya aktivitas ekonomi yang dapat
sekitarnya berinteraksi atas kegiatan tersebut dan gejala-gejala dari suatu kegiatan
yang bersangkut paut dengan tempat atau lokasi sehingga ditemukan prinsip-
prinsip penggunaan ruang. Kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masing-
masing kabupaten/ kota dalam satu kawasan strategis merupakan modal dasar dan
faktor potensial yang dimiliki Propinsi Sulawesi Tenggara, yang dapat digunakan
No. 21 Tahun 2003 juta PERDA Provinsi Sulawesi Tenggara No. 6 Tahun 2010,
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Tenggara, terdapat pada bagian
pada pasal 100 yang bunyinnya rencana pengembangan kawasan startegis dari
masing Kelurahan. Perbedaan ini menjadi sangat menarik untuk dikaji lebih jauh,
ruang di dalam kota tetap dan terbatas, maka meningkatnya kebutuhan ruang
untuk tempat tinggal dan kedudukan fungsi fungsi selalu membuat ruang di
daerah pinggiran kota tidak optimal, pengembangan potensi wilayah yang terdapat
kecendrungan alih fungsi lahan secara alamiah atau mengikuti permintaan pasar
masyarakat kota ke daerah pinggiran seperti pola jaringan jalan Kota Kendariyang
menghubungkan daerah pinggiran Kota Kendari. Pola jaringan jalan Kota Kendari
Kendari. Faktor faktor lain yang akan ditinjau seperti kepemilikan kendaraan
kota yang bermukim di daerah pinggiran kota bukan menjadi suatu hambatan
untuk melakukan aktifitas pergerakan ke tengah kota. Beberapa penelitian
relevansi yang sangat kuat antara tingkat aksesibilitas suatu wilayah terhadap
dilakukan di Kota Kendari. Oleh sebab itu, maka penulis tertarik untuk
menganalisis lebih jauh mengenai aspek ini dengan mengambil judul Analisis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
2) Sebagai bahan untuk menambah wawasan keilmuan bagi penulis dan peneliti
Kendari.
E. Definisi Operasional
dalam penelitian ini. Adapun beberapa definisi variabel variabel tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Aksesibilitas
lainnya. Pada penelitian ini, rumusan aksesibilitas yang digunakan adalah model
tempuh. Agar terjadi keseragaman maka waktu tempuh harus di dasarkan pada
alat angkutan yang sama, misalnya bus umum atau kendaraan pribadi roda empat.
kelancaran.
melakukan proses berjual atau beli penawaran permintaan, bagian kecil dari kota
yang merupakan pusat dari segala kegiatan politik, sosial budaya, ekonomi dan
teknologi. Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan pusat kawasan bisnis adalah
pusat dari segala kegiatan politik, sosial, budaya, ekonomi dan teknologi yang
jumlah lapangan kerja adalah jumlah fasilitas perekonomian yang ada dan atau
TINJAUAN PUSTAKA
produktivitas (Mercado,2002).
7
1) Growth center, memperhatikan sebaran atau pengaruh (spred effect)
nasional.
wilayah.
sumber daya alam, sumber daya manusia dan infrastruktur yang saling berkaitan
(1933) dan dikenal sebagai teori pertumbuhan perkotaan yang pada dasarnya
:(1) Faktor lokasi ekonomi, (2) Faktor ketersediaan sumber daya,(3) Kekuatan
pusat dari pancaran Gaya sentrifugal dan tarikan gaya sentripental. Menurut
Rondinelli (1985) dan Unwin (1989) dalam Mercado (2002) teori pusat
melakukan investasi yang besar pada industri padat modal di pusat kota.
memberikan dampak yang luas (spread effect) dan dampak ganda (Multiple effect)
pada sektor lain dan wilayah yang lebih luas. Sehingga pembangunan sinonim
spasial ekonomi dan proses trickle downeffect atau centre down dengan
sendirinya akan terjadi ketika kesejahteraan perkotaan tercapai dan di mulai dari
level yang paling tinggi seperti kawasan perkotaan ke kawasan yang lebih rendah
teori pusat pertumbuhan karena trickle down effect (dampak penetasan ke bawah)
dan spread effect (dampak penyebaran) tidak terjadi karena aktivitas industri
ekonomi bagi wilayah yang dilalui oleh ruas jalan tersebut, serta pembukaan akses
Aspek aksesibilitas sangat penting bagi peningkatan kapasitas dan potensi sebuah
wilayah, maka banyak peneliti yang tertarik untuk melihat lebih jauh tentang
aliran barang, jasa, manusia, dan ide-ide sebagai model bagi suatu daerah untuk
Tranportasi dapat menjadi fasilitator untuk suatu daerah untuk maju dan
efisien, selalu di dukung oleh sistem transportasi yang baik, investasi dan
teknologi yang memadai sehingga tercipta pasar dan nilai. Aksesibilitas yang baik
potensi yang sama atau berbeda.Widodo (2007) dalam studinya yang berjudul
mengambil kasus kawasan utara Provinsi Jawa Barat. Dikaji keberadaan jalan tol
Jakarta- Cikampek yang dioperasikan pada tahun 1988 terhadap kinerja investasi
asing (PMA) dan domestik (PDMN) antara tahun 1980- 2005. Korelasi atau
pengaruh jalan tersebut terhadap investasi, selanjutnya diteliti bentuk sifat dan
dan pemasaran tingkat wilayah; 4) Pusat pengolahan hasil pertanian dan produksi;
5) Pusat daya tarik terhadap arus migrasi dari desa; 6) Pusat perangkutan dan
transformasi sosial.
penelitian terhadap data investasi di setiap wilayah unit analisis 1980-2005 yang
investasi tinggi, atau dengan pengertian lain dapat dikatakan memiliki daya tarik
tinggi, relatif terhadap wilayah lainya. Sementara itu, wilayah dengan indeks
aksesibilitas rendah. Dalam pengertian geografis, kota itu adalah suatu tempat
mendefinisikan kota dalam tinjauan geografi adalah suatu bentang budaya yang
pemusatan penduduk yang cukup besar, dengan corak kehidupan yang bersifat
di atas masih sangat kabur dalam arti akan sulit untuk menarik batas yang tegas
menginginkan tinjauan tersebut. Tinjauan diatas merupakan batasan kota dari segi
dari 4 sudut pandang, yaitu segi fisik ,administratif, sosial dan fungsional. Dengan
kota dapat berdimensi jamak dan selama ini tidak satupun batasan tolak ukur kota
tentang perkernbangan suatu kota. Ada 3 (tiga) teori struktur tata ruang kota yang
berhubungan erat dengan perk embangain guna lahan kota dan perkembangan
Dalam teori ini Hoyt mengemukakan beberapa masukan tambahan dari bentuk
guna lahan kota yang berupa suatu penjelasan dengan penggunaan lahan
permukiman yang lebih memfokusan pada pusat kota dan sepanjang jalan
transportasi. Dalam teorinya ini, Hoyt membagi wilayah kota dalam beberapa
zona, yaitu:
dan hal ini dapat diamati dari kenampakan kota secara fisikal yang antara lain
tercermin pada sistem jalan - jalan yang ada, blok-blok bangunan baik daerah
individual (Yunus,1999).
skala besar baik yang telah berkembang di Pusat Kota, Pusat Pendidikan Tinggi
1) Pengembangan Pusat Kota dan CBD. Pusat Kota Kendari yang akan
jasa akan menyatu dengan kawasan CBD sehingga akan menjadi pusat
sebagai simpul primer di selatan Kota Kendari dan berkembang sebagai pusat
c. Aksesbilitas Wilayah
kemudahan lokasi tata guna lahan berinteraksi satu dengan yang lain, dan mudah
Pernyataan mudah atau sulit merupakan hal yang sangat subyektif dan kualitatif,
mudah bagi seseorang belum tentu mudah bagi orang yang lain, begitu pula
dengan pernyataan sulit, oleh karena itu diperlukan kinerja kualitatif yang dapat
misalnya mobil dan angkutan umum. Mobil mempunyai aksesibilitas yang lebih
baik dari angkutan umum atau berjalan kaki. Banyak orang didaerah pemukiman
mempunyai akses yang baik dengan mobil atau sepeda motor dan banyak juga
pengukuran sikap diukur dalam mempersepsi sesuatu obyek. Sikap adalah respon
psikologis seseorang atas faktor yang berasal dari suatu obyek, respon tersebut
atau angkutan umum. Banyak orang di daerah pemukiman baik mempunyai akses
yang baik dengan mobil atau sepeda motor atau kendaraan pribadi, tetapi banyak
pula yang bergantung pada angkutan umum atau berjalan kaki. Jadi, aksesibilitas
zona asal dipengaruhi oleh proporsi orang yang menggunakan moda tertentu, dan
harga ini dijumlahkan untuk semua moda transportasi yang ada untuk
Menurut Black (1978) jumlah atau jenis lalu lintas yang dihasilkan oleh
setiap tata guna lahan merupakan hasil dari fungsi parameter sosial dan ekonomi.
mempunyai ciri bangkitan lalulintas yang berbeda seperti jumlah lalulintas, jenis
lalulintas (pejalan kaki, truk, mobil), lalu lintas pada waktu tertentu (kantor
menghasilkan arus lalulintas pada pagi hari, sedangkan pertokoan menghasilkan
arus lalu lintas sepanjang hari). Menurut Wells (1975) bangkitan pergerakan
memperlihatkan banyaknya lalu lintas yang dibangkitkan oleh setiap tata guna
lahan, sedangkan sebaran menunjukkan kemana dan darimana lalu lintas tersebut.
Tarikan pergerakan adalah jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna
lahan atau zona tarikan pergerakan (Tamin, 2000). Tarikan pergerakan dapat
berupa tarikan lalu lintas yang mencakup lalu lintas yang menuju atau tiba ke
suatu lokasi. Pergerakan lalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan yang
menghasilkan arus lalu lintas. Menurut Tamin (1997) pergerakan Lalu - lintas
dalam suatu daerah kajian tertentu dipengaruhi oleh dua jenis zona yaitu Zona
Eksternal dan Zona Internal. Zona Eksternal adalah Zona yang berada diluar
daerah Kajian yang dianggap sedikit memberi pengaruh dalam pergerakan lalu -
lintas dalam suatu daerah kajian tertentu. Zona internal adalah adalah zona yang
pergeraakan arus lalu lintas dalam suatu daerah kajian tertentu. Adapun suatu
disebut zona yang masing-masing diwakili oleh pusat zona. Pusat Zona dianggap
sebagai awal pergerakan lalulintas dari zona tersebut dan akhir pergerakan
lalulintas yang menuju zona tersebut. Menurut Tamin (1997) kriteria utama yang
Biasanya ukuran zona semakin membesar jika semakin jauh dari pusat
kota.
2) Ukuran zona harus lebih besar dari yang seharusnya untuk memungkinkan
arus lalu lintas dibebankan ke atas jaringan jalan dengan ketepatatan yang
disyaratkan.
3) Batas zona harus dibuat sedemikian rupa sehingga konsisten dengan jenis
perkantoran.
4) Batas zona harus sesuai dengan batas sensus, batas administrasi daerah dan
5) Batas zona harus sesuai dengan batas daerah yang digunakan dalam
pengumpulan data.
3. Transportasi Kota
sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan
yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan
yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan
pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu
merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the
promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
dalam ruang baik dalam membawa dirinya sendiri maupun membawa barang.
mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan
manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan
tersebut. Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran pertama
dikembangkan suatu wilayah baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan
pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak disediakan sistem prasarana
transportasi.
penting untuk aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada
mempengaruhi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tamin (1997: 4) bahwa
yang tersedia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian
efisien, dan efektif. Transportasi yang efektif memiliki arti bahwa sistem
dengan antar moda transportasi, tertib, teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat,
aman, nyaman dan biaya terjangkau secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti
beban publik sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan memiliki
pada terbatasnya prasarana transportasi yang ada, namun sudah merambah kepada
terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan kuantitas data yang
lahan (land use), populasi penduduk dan kegiatan ekonomi di suatu wilayah
pemindahan barang dan manusia dilakukan dalam jumlah terbesar dan jarak yang
terkecil. Dalam hal ini transportasi massal merupakan pilihan yang lebih baik
perbedaan dengan kajian bidang lain, karena kajian transportasi cukup luas dan
menurut Tamin (1997:11) kajian transportasi akan melibatkan kajian multi moda,
multi disiplin, multi sektoral, dan multi masalah. Keempatnya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Multi moda, kajian masalah transportasi selalu melibatkan lebih dari satu
moda transportasi. Hal ini karena obyek dasar dari masalah transportasi
ribuan pulau, sehingga pergerakan dari satu tempat ke tempat lain tidak akan
mungkin hanya melibatkan satu moda saja. Hal ini sesuai dengan konsep
Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) yang menggunakan konsep sistem
integrasi antarmoda.
karena kajiannya sangat beragam, mulai dari ciri pergerakan, pengguna jasa,
sampai dengan prasarana atau pun sarana transportasi itu sendiri. Adapun
4) Multi masalah, karena merupakan kajian multi moda, multi disiplin, dan
tersebut sangat beragam dan mempunyai dimensi yang sangat luas pula,
utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah
perkotaan; dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang
timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut. Dengan melihat dua
peran yang di sampaikan di atas, peran pertama sering digunakan oleh perencana
rencana. Misalnya saja akan dikembangkan suatu wilayah baru dimana pada
wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak
tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk menjalankan
memahami peran dari transportasi di atas, aspek yang menjadi penting dari sektor
tata guna wilayah secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang
kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi berinteraksi satu sama lain
dan mudah atau susah-nya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan
sifatnya sangat subyektif dan kualitatif, karena setiap orang memiliki persepsi
yang berbeda-beda tentang mudah dan susah terhadap aksesibilitas yang mereka
dinyatakan dengan jarak. Jika suatu tempat berdekatan dengan tempat lain, maka
suatu wilayah yang berbeda pasti memiliki aksesibilitas yang berbeda, karena
aktivitas wilayah tersebut tersebar dalam sebuah ruang yang tidak merata. Akan
tetapi sebuah lahan yang diperuntukan untuk bandar udara memiliki lokasi yang
tidak sembarangan, sehingga lokasinya pun sangat jauh dari kota karena harus
menuju bandara menjadi rendah karena lokasinya yang sangat jauh dari pusat
kota, namun dapat diatasi dengan menyediakan sistem jaringan transportasi yang
dapat dilalui dengan kecepatan tinggi. Artinya, saat ini ukuran aksesbilitas yang
diukur berdasarkan jarak sudah tidak lagi digunakan, namun dapat diukur
manfaat yang sangat besar dalam mengatasi permasalahan suatu kota atau daerah.
sesuai dengan jenis kendaraanya dan kondisi sarananya. Dalam hal angkutan jalan
raya, penghematan tersebut dihitung untuk tiap jenis kendaraan per km, maupun
untuk jenis jalan tertentu serta dengan tingkat kecepatan tertentu. Biaya-biaya
b) Penggunaan pelumas;
c) Penggunaan ban;
2) Penghematan waktu
jumlah penumpang yang berpergian untuk satu usaha jasa saja; dan dapat pula
dihitung dengan tambahan waktu senggang atau produksi yang timbul apabila
semua penumpang
(2006) mengungkapkan bahwa transportasi yang baik bagi pelayanan publik harus
salah satunya adalah pendingin udara, kedap terhadap asap kendaraan bermotor,
dan proses yang dijalani calon penumpang sebelum dan setelah berada dalam
sarana transportasi. Ketentuan kedua adalah keamanan, yaitu aspek rasa aman
adalah system tertutup dimana sarana transportasi tidak mudah diakses oleh pihak
lain yang bukan penumpang. Pada kasus bus, termasuk di dalamnya adalah halte
atau terminal yang hanya diakses oleh penumpang yang sudah membeli tiket bus.
Selain itu, adalah sistem naik dan turun penumpang. Untuk menjaga keamanan,
penumpang harus naik dan turun hanya pada halte dan terminal yang telah
ditetapkan, dan penumpang tidak dapat naik dan turun pada tempat selain halte
dan terminal resmi. Dengan demikian, sistem tertutup ini dapat memberikan rasa
ketentuan terpenuhinya waktu sampai ke tempat tujuan dengan cepat dan atau
tepat.
Angkutan umum yaitu angkutan yang bisa di gunakan untuk umum dengan
keseluruhan. Hal ini menyebabkan terganggunya sistem kota, baik ditinjau dari
kehidupan.
pola pergerakan memusat (radial) akan berakumulasi di kawasan pusat kota dan
jika tidak di barengi dengan sistem jaringan dan dilengkapi dengan terminal alih
muat yang baik, maka hal ini menjadi penyebab kemacetan yang sangat kronis
dan dapat merugikan semua pihak. Baik yang terlibat langsung maupun tidak
diarahkan :
sistem transportasi nasional secara terpadu, tertib, lancar, serta efektif dalam
tuntutan masyarakat.
kegiatan pembangunan atau kegiatan unit-unit ekonomi baik industri atau pabrik,
lokasi suatu industri atau unit pada umumnya dikaitkan dengan lokasi sumber
bahan mentah dan wilayah pasarnya. Kriteria yang digunakan dapat bermacam-
macam misalnya biaya transportasi yang terendah tersedianya sumber tenaga
kerja dalam jumlah yang relatif banyak dan murah tersedianya daya tarik berupa
lokasi yang mempunyai biaya produksi terendah yang berarti orientasi transportasi
wilayah pengaruh atau wilayah pelayanan (pemasaran) antara kota dan wilayah
pedesaan terdapat keterkaitan yang makin erat satu sama lainya saling melengkapi
analisis ekonomi (klasik atau liberal) yang berkisar pada komoditas apa yang di
untuk siapa komoditas tersebut di produsir (from whom to produce) dan masih
to produce). Hal tersebut berarti dimensi tata ruang wilayah telah meberi warna
Gejala-gejala ekonomi akan menjadi lebih jelas dan nyata apabila faktor
tata ruang wilayah diterapkan dalam kerangka analisis dan teori ekonomi. Secara
kegiatan ekonomi pada tata ruang wilayah. Dalam hubungan ini beberapa
kegiatan produksi pertanian di letakan pada suatu hamparan yang luas ? Apa ciri-
ciri wilayah pedesaan dan wilayah perkotaan ? terdapat kegiatan yang erat antara
yang tepat. Jika pemilihan lokasinya tidak tepat, maka kesalahan ini dapat
diperbaiki dengan melakukan relokasi tetapi hal ini di butuhkan wilayah besar dan
dalam analisis teoretik. Wilayah dalam hal ini diartikan sebagai sub sistem spasial
dari sistem ekonomi nasional. Dengan konsep wilayah tersebut telah mendorong
bukan merupakan hal yang gampang. Untuk mudahnya penentuan batas wilayah
dua bentuk interaksi antar wilayah yaitu (i) arus pergerakan faktor produksi dan
kegiatan ekonomi wilayah itu dianggap merupakan titik sentral dalam studi
optimal dan pertukaran komoditas dilakukan pula secara optimal antar wilayah-
lingkungan spasial.
pabrik pada lokasi tepat yaitu yang mempunyai biaya terendah (least cost)
efisien. Sasaran teori tersebut teori lokasi dan ekonomi wilayah) meskipun tidak
sama tetapi menunjukan kesamaan arah, seringkali dikatakan sebagai anak tiri
dalam keluarga Ilmu ekonomi, artinya mempunyai hubungan yang sangat erat
stabilitas ekonomi Nasional. Lagipula masalah wilayah tata ruang banyak yang
dapat di tangani dalam kerangka analisis tradisional. Bila biaya pemindahan
produksi.
implisit. Pertama suatu tipe analisis yang berasumsi bahwa lokasi penduduk,
industri dan sumber daya adalah tertentu atau pergeseran terhadap arus komoditas
antara titik-titik yang dianggap sudah tertentu. Pada khususnya model atau
keterkaitan antar ruang wilayah di ukur oleh biaya transportasi dan interaksi antar
seperti volume berat barang dan kepadatan lalu lintas. Namun, biaya tranportasi
mencerminkan pengaruh variabel lain seperti volume dan berat barang dan
kepadatan lalu lintas, namun biaya transportasi itu berubah secara langsung
lokasi untuk bersaing dengan barang yang di produksi pada lokasi lain maka
terdapat kecendrungan bahwa arus barang mengalami penurunan untuk jarak yang
makin jauh.
Pusat pelayanan adalah kota yang mengemban peran sebagai pusat
pusat pelayanan yang telah ditentukan. Kota Kendari memiliki tata jenjang
sebagai kota administratif, pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan. Untuk lebih
sosial, tidak selamanya mengacu kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh
Pusat perbelanjaan pada awalnya adalah suatu tempat yang befungsi sebagai
transaksi) dibidang barang maupun jasa yang bersifat kegiatannya untuk melayani
umum dan lingkungan sekitarnya atau dapat juga diartikan sebagai tempat
perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau
mendekati kepada konsumen, hal ini ditandai dengan semakin banyak dibangun
pusat-pusat perbelanjaan di pusat-pusat permukiman yang tersebar di pinggiran
Kota, salah satu prinsip pemilihan lokasi bagi pengembangan pusat perbelanjaan
oleh aksesibilitas yang memadai. Pendapat ini didukung pula oleh Richard Nelson
(1958) dalam kumpulan teori-teori pengembangan wilayah kota, ada empat faktor
yang relatif jauh, dengan adanya kemacetan di pusat-pusat kota maka timbul
berekreasi;
Salah satu faktor yang dikemukakan oleh Bromley dan Thomas bahwa
perbelanjaan maka perlu adanya daya tarik yang dimiliki oleh pusat perbelanjaan
yang telah direncanakan untuk membeli suatu barang tertentu. Adapun beberapa
Keragaman merek dagang, jumlah outlet, Jumlah toko dalam pusat belanja,
Jumlah toko/pusat belanja di sekitarnya. Pertimbangan nilai dan harga dari suatu
produk yang sejenis terhadap para pesaing, potongan harga, kebijaksanaan dalam
pengambilan
1) Lokasi, dengan peubah: jumlah trayek dan jumlah armada yang melintas,
sekitarnya.
2) Produk barang dan jasa yang ditawarkan, dengan peubah: komposisi barang
rekreatif yang sekaligus sebagai daya tarik (Sumarsono, 1994), hal ini menuntut
tetapi perlu dilengkapi dengan jenis lainnya untuk menarik konsumen yang hanya
bertujuan shopping berubah menjadi pembeli barang yang tidak direncanakan
definisi pusat perbelanjaan adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa
toko eceran, yang umumnya dengan satu atau lebih toko serba ada, toko grosir dan
tempat parkir. Bloch, Ridgway dan Nelson (1991) mengatakan bahwa pusat
tidak hanya sebagai tempat untuk membeli produk atau jasa tetapi juga sebagai
membeli, dan bersosialisasi dengan tujuan untuk tempat bersantai juga dapat
terjadi.
aksesbilitas adalah model yang dikembangkan oleh W.G Hansen (dikutip Hansen
1959 oleh Collin Lee,1973) Model Hansen berkaitan dengan memprediksi lokasi
aksesibilitas, dan adanya lahan kosong, akan menarik penduduk untuk berlokasi
bahwa model Gravitasi Hansen tidak persis sama dengan metode gravitasi karena
tidak didasarkan atas saling interaksi antar subwilayah (zona), melainkan tiap
subwilayah tujuan (destination) dianggap memiliki daya tarik tersendiri dan
bagaimana suatu kegiatan dari keseluruhan wilayah bereaksi terhadap daya tarik
= ................................................................................................ (2.1)
Keterangan:
dengan demikian model ini merupakan model lokasi. Model ini didasarkan pada
suatu asumsi bahwa aksesibilitas kesempatan kerja merupakan faktor utama yang
di antara populasi lokasi dan kesempatan kerja dapat dinyatakan dalam bentuk
......................................................................................................................
= (2.2)
Selain indeks aksesibilitas, adanya lahan kosong (lahan yang cocok untuk lokasi
permukiman) dan tersedianya fasilitas lain merupakan unsur daya tarik lain yang
Lahan kosong ini oleh Hansen di namakan Holding Capasity perlu diingat
adalah lahan yang cocok untuk pemukiman penduduk. Lahan yang kosong dari
yang memiliki kemiringan di atas 30o, daerah rawa, daerah yang sering terkena
banjir, sawah beririgasi teknis, badan jalan, drainase dan lahan yang sudah di
= . .......................................................................................................... (2.3)
Keterangan:
Ai = Accessibility Index
Hi = Holding Capacity
Untuk mengetahui daya tarik subwilayah tersebut, potensi pengembangan
.
= .
............................................................................................ (2.4)
adalah Gt, maka tambahan penduduk yang akan berlokasi di subwilayah i adalah:
.
= .
.................................................................................................... (2.5)
atau
=
....................................................................................................... (2.6)
Keterangan :
Di = Ai.Hi
Dalam model Hansen ini, daerah asal (origin) dianggap satu kesatuan, artinya
tidak dilihat dari subwilayah mana asalnya tambahan penduduk itu, dan tambahan
kelancaran pelayanan umum yang sangat penting, tersedianya prasarana jalan baik
kualitas maupun kuantitas sangat menentukan mudah dan tidaknya suatu daerah di
jangkau (tingkat aksesibilitas). Apabila aksesibilitas di suatu daerah tinggi maka
kendaraan (darat, udara, dan laut), terminal, pelabuhan, dan lain-lain memberikan
jaringan jalan dan jasa pelayanan dalam dengan melibatkan peran pemerintah
peranan penting dalam upaya perkembangan wilayah sebab tanpa didukung oleh
C. Penelitian Relevan
penelitian ini adalah faktor daya tarik lembaga pendidikan yang terpusat di
b) Penelitian yang dilakukan oleh dengan Muh. Irwan (2012) dengan judul Pola
merataan antara berbagai pemukiman hal ini dilihat dari fungsi pelayanan yang
atau ketimpangan dilihat dari jumlah sarana prasarana yang tersedia diberbagai
c) Penelitian yang dilakukan oleh Sanusi Fattah dan Abdul Rahman (2011)
yang tinggi dan berpenghasilan tinggi daerah. Luwu dan Palopo milik
ekonomi.
D. Kerangka Pikir
Kerangka pikir yang akan dilaksanakan pada penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan
AKSESIBILITAS HANSEN
(Ai)
POTENSI PENGEMBANGAN
Di = Ai.Hi
TAMBAHAN PENDDUK
(Gi)
SIMPULAN
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kuantitatif atau biasa disebut metode positivistik dan sudah cukup lama untuk
digunakan sehingga sudah menjadi tradisi dalam proses penelitian. Metode ini
sebagai berikut :
Data penelitian ini berupa data sekunder dan data primer, data sekunder
oleh peneliti secara langsung kepada obyek penelitian. Pengumpulan data primer
yang dilakukan ada cara observasi. Observasi adalah teknik pengumpulan data
pusat kota kawasan CBD (Central Bussines District) melalui RTRW (Rencana
langsung dari sumber/ obyek. Data-data diperoleh dari tulisan seperti buku buku
teori, buku laporan, peraturan-peraturan, dan dokumen baik yang berasal dari
instansi terkait maupun hasil kajian literatur. Sebagian besar analisis kuantitatif
yang dilakukan dalam penelitian ini akan menggunakan data sekunder, sehingga
dan datanya dapat dirujuk pada sumber-sumber literatur yang akan dirujuk.
D. Metode Analisis data
pelayanan wilayah dan jaringan transportasi serta jaringan sarana dan prasarana
suatu sistem terpadu yang mampu memanfaatkan potensi Kota, yang pada
E. Sampel penelitian
Sampel penelitian yang di gunakan dalam penelitian kali ini adalah ke-10
kecamatan dalam Kota Kendari (Sampel wilayah). Adapun data data yang
dilihat langsung pada aplikasi google earth atau Google Maps versi2016.
yang ada.
F. Variabel penelitian
yang tertuang di dalam RTRW Kota Kendari 2015-2030. Jarak antar wilayah
lapangan kerja di daerah j) dan nilai dij (jarak antara i dengan j).
yang mana adanya lahan kosong dan tersedianya fasilitas lain adalah
merupakan unsur daya tarik lain yang harus diperhatikan, untuk berlokasi di
sub wilayah tersebut. Lahan kosong ini oleh Hansen dinamakan Holding
dalam perhitungan ini, misalnya lahan yang memiliki kemiringan di atas 30o,
badan jalan, daerah rawa-rawa daerah yang sering terkena banjir, sawah
beririgasi teknis, badan jalan, sungai, drainase, dan lahan yang sudah di
industri, lapangan olaraga, dan parawisata (Tarigan, 2005: 156 -157). Potensi
Keterangan :
Ai = Accesibility index
Hi = Holding capasity
AH
j 1
i i Di
j 1
Keterangan :
Di = Ai Hi
Gt = Tambahan penduduk di seluruh wilayah
Gi = Tambahan penduduk di daerah i
hubungan antara variabel variabel dua atau lebih dan apabila ada hubungan,
bagaimana arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Biasanya dalam
hubungan analisis regresi disamping dicari analisis regresi juga dihitung koifisien
r=
( X X ) (Y Y ) ,1 r 1.
2 2
( X X ) (Y Y )
yang telah dikembangkan seperti yang di kemukakan oleh Sugiyono (2013 : 182 -
rxy
xy
x y
2 2
Arti dari r adalah :
linier terbalik sempurna, artinya makin besar nilai X maka makin kecil
nilai Y.
sempurna, artinya makin besar nilai X maka makin besar pula nilai Y.
diperoleh diambil dari data statistik Kota Kendari dalam angka 2014 dan untuk
lebih lengkapnya dapat juga menggunakan kendari Dalam Angka tahun 2015.
Pada era abad milenium sekarang ini, pekerjaan statistika sudah tidak mungkin
dilakukan hanya dengan cara manual atau mengandalkan kecepatan dan ketelitian
tangan (Santoso, 2001). Perkembangan tekonogi dewasa ini dengan pesatnya dan
hal ini diikuti dgan perkembangan software statistika. Selain itu juga
perkembangan excel software dimulai dari yang sederhana seperti excel, microstat
sampai software pemprograman seperti S-Plus dan lain-lain. Untuk itulah maka
pengolahan data. Menurut Tukiran & Hidayanti (2012 : 63-64) SPSS singkatan
dari Statistical Package for social science dimana penggunaan aplikasi ini untuk