Você está na página 1de 38

Studio Proses Perencanaan

Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

BAB IV
ANALISA REGIONAL
KECAMATAN GONDANGLEGI

Analisa regional kecamatan berguna dalam mengidentifikasi permasalahan dari desa-desa di dalam
kecamatan tersebut yang dinilai dari berbagai aspek. Selain itu berguna untuk mengetahui desa yang
dapat menajdi pusat pengembangan. Begitu juga analisa regional yang di lakukan di Kecamatan
Gondanglegi sehingga nantinya dapat diidentifikasi desa-desa yang perlu untuk dikembangkan lagi dan
desa-desa yang sudah memenuhi standar dan tidak perlu dikembangkan lagi (sudah sangat maju apabila
dibandingkan dengan desa-desa lain dalam kecamatan tersebut). Aspek-aspek yang dinilai dalam analisa
regiional, yaitu kependudukan, fasilitas dan infrastruktur.

4.1 Kependudukan
4.1.1 Indeks Berdasarkan Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan luas wilayah. Ciri-ciri wilayah yang
berkembang yaitu memiliki tingkat kepadatan tertinggi. Klasifikasi penduduk menurut kepadatan
dilakukan dengan cara mencari kepadatan penduduk tiap-tiap desa. Kepadatan penduduk diperoleh
dengan cara sebagai berikut :

Jumlah Penduduk
Kepadatan =
Luas Wilayah

Kemudian untuk mencari indeks menurut kepadatan penduduk maka dapat dilakukan dengan cara
memberi indeks 100 untuk desa yang tertinggi kepadatannya dan untuk indeks desa yang lain
menggunakan rumus sebagai berikut

Jumlah Kepadatan Penduduk yang Indeksnya Dicari


Indeks = x 100%
Jumlah Kepadatan Penduduk yang Indeksnya Tertinggi

Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap 14 Desa maka desa yang memiliki indeks tertinggi
adalah Desa Gondang Wetan dengan nilai 100 dan indeks yang terendah adalah Desa Putukrejo dengan
nilai 28,79. Desa Sumberjaya sendiri berada pada urutan urutan ke delapan dengan indeks sebesar
37,25.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 dan grafik 4.1

Jurusan Teknik Planologi


IV - 1 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Tabel 4.1
Indeks Kepadatan Penduduk
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

Grafik 4.1
Indeks Kepadatan Penduduk
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

4.1.2 Indeks Berdasarkan Jumlah Penduduk Migrasi

Migrasi menentukan daya tarik suatu desa, dimana semakin tinggi jumlah penduduk yang masuk
maka dapat digolongkan bahwa desa tersebut merupakan desa yang maju dan sebaliknya. Untuk
Menentukan rasio masuk, dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Penduduk Masuk


Rasio Penduduk Masuk =
Jumlah Penduduk Total Desa

Untuk Rasio keluar, dilakukan perbandingan terbalik yakni dengan menggunakan rumus:

Rasio tertinggi Rasio yang ingin


dicari Jurusan Teknik Planologi
IV - 2 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Untuk mencari dicari indeks masing-masing untuk jumlah penduduk masuk dan keluar dapat terlebih
dahulu memberikan indeks 100 untuk rasio tertinggi, setelah itu untuk mencari indeks untuk desa lainnya
dapat menggunakan rumus :

Rasio jumlah penduduk masuk/keluar


Indeks = x 100%
Rasio tertinggi jumlah penduduk masuk/keluar

Untuk menentukan indeks dari jumlah penduduk migrasi, terlebih dahulu mengalikan indeks penduduk
masuk/keluar dengan bobotnya masing-masing. Setelah itu dicari total indeksnya dengan menjumlahkan
indeks masing-masing yang sudah dikalikan dengan bobotnya. Indeks akhir dapat dicari dengan terlebig
dahulu memberikan indeks 100 pada desa dengan total indeks tertinggi, indeks akhir untuk desa lainnya
dapat menggunakan rumus :

Total Indeks desa yang indeksnya dicari


Indeks = x 100%
Total Indeks tertinggi

Dari hasil analisa, didapatkan Desa Bulupitu memiliki indeks tertinggi yaitu 100 sedangkan Desa
Gondanglegi Wetan memiliki indeks terendah yaitu 19,96. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.2 dan grafik 4.2
Tabel 4.2
Indeks Penduduk Menurut Migrasi
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Grafik 4.2
Indeks Penduduk Menurut Migrasi
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 3 ITN Malang
Sumber : hasil analisa
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

4.1.3 Indeks Berdasarkan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Analisa penduduk menurut tingkat pendididkan diperlukan untuk mengetahui besarnya jumlah
penduduk yang telah mengenyam pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan yang ada. Lebih
jauh lagi ditujukan untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia yang terdapat dalam lingkup
wilayah Kecamatan Gondanglegi. Pembobotan didasarkan pada tingkatan pendidikannya.
Untuk menentukan rasio tingkat pendidikan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah penduduk tingkat pendidikan


Rasio =
Jumlah Penduduk Total

Untuk yang tidak sekolah, belum sekolah dan tidak tamat SD, setelah memperoleh rasio maka dilakukan
perbandingan terbalik dengan rumus:

Rasio tertinggi Rasio

Sebelum mencari indeksnya, terlebih dahulu mencari jumlah rasio yang dikalikan dengan bobot masing-
masing. Desa dengan jumlah rasio tertinggi indeksnya 100. Untuk menentukan indeks masing-masing
desa dapat menggunakan rumus yaitu :

Jumlah Rasio
Indeks = x 100%
Jumlah Rasio Tertinggi

Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap 14 desa maka desa yang memiliki indeks tertinggi
adalah Desa Gondanglegi Kulon dengan nilai 100 dan indeks yang terendah adalah Desa Panggungrejo
dengan nilai 49,91.

Jurusan Teknik Planologi


IV - 4 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3-4.4 dan grafik 4.3
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

Tabel 4.4
Indeks Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Grafik 4.3
Indeks Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Sumber : Hasil Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008
Analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 5 ITN Malang
Sumber : Hasil
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

4.1.4 Berdasarkan Penduduk menurut Mata Pencaharian


Analisa komposisi penduduk menurut mata pencaharian berguna untuk mengetahui seberapa besar
jumlah tenaga dari sektor agraris maupun sektor non agraris. Sehingga diketahui tingkat perekonomian
penduduk Kecamatan Gondanglegi. Penduduk yang bergerak di sektor agraris adalah mereka yang
mempunyai mata pencaharian sebagai petani.Sedangkan sektor non agraris adalah mereka yang bekerja
sebagai bidan, PNS, pedangang, buruh industri, dan lain-lainnya.
Untuk mencari indeks menurut mata pencaharian, harus terlebih dahulu diketahui ratio dari masing-
masing desa yang terdapat di Kecamatan Gondanglegi. Ratio adalah perbandingan jumlah penduduk non
agraris dengan jumlah penduduk agraris. Ratio dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah Penduduk Non Agraris


Rasio =
Jumlah Penduduk Agraris

Berdasarkan ratio yang telah diperoleh maka ditentukan indeks masing-masing desa dengan rumus :

Rasio
Indeks = x 100%
Rasio Tertinggi

Dari hasil analisa tersebut maka didapatkan desa dengan indeks tertinggi 100 adalah Desa
Gondanglegi Wetan sedangkan yang terendah adalah Desa Bulupitu dengan nilai 8,94.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.5 dan grafik 4.4

Jurusan Teknik Planologi


IV - 6 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Tabel 4.5
Indeks Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa
Grafik 4.4
Indeks Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa

4.1.5Indeks Berdasarkan Penduduk menurut Tingkat Ketergantungan

Analisa komposisi penduduk menurut tingkat ketergantungan digunakan untuk mengetahui


seberapa besar jumlah penduduk usia produktif dan usia non produktif. Sehingga diketahui seberapa
besar jumlah penduduk yang hidupnya bergantung kepada orang lain di Kecamatan Gondanglegi.

Jurusan Teknik Planologi


IV - 7 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Ratio adalah perbandingan jumlah penduduk non produktif dengan jumlah penduduk produktif. Ratio
dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah Penduduk Produktif


Ratio =
Jumlah Penduduk Non Produktif

Berdasarkan ratio yang telah diperoleh maka ditentukan indeks masing-masing desa dengan rumus :

Ratio
Indeks = x 100%
Ratio Tertinggi

Dari hasil analisa tersebut maka didapatkan desa dengan indeks tertinggi 100 adalah Desa Putat
Kidul sedangkan yang terendah adalah Desa Putat Lor dengan nilai 38.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6 dan grafik 4.5

Grafik 4.6
Indeks Penduduk Menurut Tingkat Ketergantungan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Grafik 4.5
Indeks Penduduk Menurut Angka Ketergantungan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 8 ITN Malang
Sumber : hasil analisa
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Dari hasil penentuan indeks dari 5 variabel kependudukan maka selanjutnya adalah penentuan
hierarki berdasarkan fasilitas dari 14 desa. Caranya adalah dengan menjumlah kelima indeks yang sudah
dikalikan bobotnya dari masing-masing desa sehingga memperoleh total indeks, kemudian dari total
indeks ditentukan indeks akhir dengan cara mencari nilai total indeks yang tertinggi kemudian diberi
indeks 100 dan selanjutnya untuk indeks desa lain adalah menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai indeks yang dicari


Indeks = x 100%
Nilai indeks Tertinggi

Kemudian indeks akhir tersebut digunakan untuk menentukan hierarki setiap desa. Penentuan
hierarki ditentukan dengan cara menetapkan klasifikasi yakni:
1. T = Tinggi
2. S = Sedang
3. R = Rendah
Pengklasifikasian dilakukan dengan terlebih dahulu mencari kelas untuk setiap klasifikasi, lalu
menentukan interval kelasnya. Adapun interval kelas dicari dengan cara sebagai berikut :

Indeks Tertinggi Indeks Terendah


Interval =
Tabel
Macam 4.7 (3 macam)
Klasifikasi
Hirarki Kependudukan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008
Untuk menentukan klasifikasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah Indeks Tertinggi Jumlah Indeks Terendah


Klasifikasi =
Jumlah Klasifikasi (3)
Hasil pengklasifikasian tersebut sekaligus menunjukkan hierarki dari 14 desa wilayah studi yang
ada di Kecamatan Gondanglegi berdasarkan kependudukan dapat dilihat dari tabel 4.7 dan grafik 4.6

Jurusan Teknik Planologi


IV - 9 ITN Malang
Sumber : hasil analisa
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Grafik 4.6
Indeks Kependudukan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa

4.2 Fasilitas
4.2.1 Indeks Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Gondanglegi meliputi Tk, SD, SMP/MTS, SMA/MA. Untuk
menganalisa fasilitas pendidikan dapat dilakukan dengan beberapa rumus yaitu :
Untuk Menentukan rasio tingkat pelayanan dapat dihitung dengan rumus :

Jurusan Teknik Planologi


IV - 10 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Jumlah Fasilitas
Rasio Tingkat Pelayanan =
Jumlah Penduduk

Setelah memperoleh Rasio maka langkah berikut yang harus dilakukan adalah mencari selisih dengan
menggunakan rumus :

Selisih= Standar Penduduk (PU/SNI)


- Rasio
Untuk mencari Indeks dapat di tentukan dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah Indeks yang Dicari


Indeks = x 100%
Jumlah Indeks Tertinggi

Bobot diberikan ketika memperoleh indeks awal, dimana indeks tersebut dikalikan dengan bobot
yang telah ditentukan. Setelah memperoleh total indeks, maka dapat ditentukan indeks akhirnya.

Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap 14 desa studi maka desa yang memiliki indeks tertinggi
adalah Desa Putat Lor dengan nilai 100 dan indeks yang terendah adalah Desa Panggungrejo dengan nilai
38,79. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 4.8

Tabel 4.8
Indeks Fasilitas Pendidikan
Kecamatan Gondanglegi
Tahun 2008

Jurusan Teknik Planologi


IV - 11 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Lanjutan tabel 4.8... Sambungan tabel pada halaman berikut

Sumber : hasil analisa

Grafik 4.7
Indeks Fasilitas Pendidikan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa
4.2.2 Indeks Berdasarkan Fasilitas Perumahan

Jurusan Teknik Planologi


IV - 12 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Untuk fasilitas perumahan, pembobotan didasarkan pada kualitas bangunan. Fasilitas Perumahan
yang terdapat di Kecamatan Gondanglegi antara lain:
Perumahan Permanen
Perumahan Non Permanen

Untuk Menentukan rasio tingkat pelayanan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Fasilitas
Rasio Tingkat Pelayanan =
Jumlah Penduduk

Untuk perumahan non permanen, setelah memperoleh nilai rasio maka dilakukan perbandingan terbalik
dimana rasio tertinggi dikurangi rasio yang dicari.

Jumlah Indeks yang Dicari


Indeks = x 100%
Jumlah Indeks Tertinggi

Indeks dapat diperoleh dengan menngunakan rumus diatas. Bobot diberikan ketika memperoleh
indeks awal, dimana indeks tersebut dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan. Setelah nilai
diperoleh maka indeks akhir dapat ditentukan.
Dari hasil analisa, Desa Sumberjaya memiliki indeks tertinggi yaitu 100 dan Desa Gondang Wetan
memiliki indeks terendah yaitu 36,78. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9 dan grafik 4.8

Tabel 4.9
Indeks Fasilitas Perumahan
Kecamatan Gondanglegi
Tahun 2008

Grafik 4.8
Indeks Fasilitas Perumahan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 13 ITN Malang
Sumber : Hasil
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

4.2.3 Indeks Berdasarkan Fasilitas Kesehatan


Pembobotan pada fasilitas kesehatan didasarkan pada tingkat intensitas, tingkat kebutuhan, tingkat
pelayanan dan tingkat kelengkapan fasilitas. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Gondanglegi
antara lain:
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Poliklinik
Praktek Dokter
Rumah Sakit

Untuk Menentukan rasio tingkat pelayanan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Fasilitas
Rasio Tingkat Pelayanan =
Jumlah Penduduk

Setelah memperoleh Rasio maka langkah berikut yang harus dilakukan adalah mencari selisih
dengan menggunakan rumus :

Selisih= Standar Penduduk (PU/SNI)


- Rasio
Untuk menentukan indeks dari fasilitas kesehatan dapat menggunakan rumus yaitu :

Jumlah Indeks yang Dicari


Indeks = x 100%
Jumlah Indeks Tertinggi

Bobot diberikan ketika memperoleh indeks awal, dimana indeks tersebut dikalikan dengan bobot
yang telah ditentukan. Setelah memperoleh total indeks, maka dapat ditentukan indeks akhirnya.

Dari hasil analisa, didapatkan Desa Gondanglegi Kulon memiliki indeks tertinggi yaitu 100
sedangkan Desa Sukorejo, Panggungrejo, Putat Kidul, Putat Lor, Urek-urek, Ganjaran dan Putukrejo
memiliki indeks terendah yaitu 8,23. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 dan grafik 4.9

Jurusan Teknik Planologi


IV - 14 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Tabel 4.10
Indeks Fasilitas Kesehatan
Kecamatan Gondanglegi
Tahun 2008

Sambungan tabel dibawah....


Sambungan tabel 4.10

Grafik 4.9
Sumber : hasil analisa Indeks Fasilitas Kesehatan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Jurusan Teknik Planologi


IV - 15 ITN Malang
Sumber : Hasil
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

4.2.4 Indeks Berdasarkan Fasilitas Peribadatan


Pembobotan pada fasilitas peribadatan didasarkan pada tingkat kemampuan penampungan dan
intensitas fasilitas. Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kecamatan Gondanglegi berupa Masjid dan
Musolah/ Langgar.
Untuk Menentukan rasio tingkat pelayanan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Fasilitas
Rasio Tingkat Pelayanan =
Jumlah Penduduk

Setelah memperoleh Rasio maka langkah berikut yang harus dilakukan adalah mencari selisih dengan
menggunakan rumus :

Selisih= Standar Penduduk (PU/SNI)


- Rasio
Untuk menentukan indeks dari fasilitas kesehatan dapat menggunakan rumus yaitu :

Jumlah Indeks yang Dicari


Indeks = x 100%
Jumlah Indeks Tertinggi

Bobot diberikan ketika memperoleh indeks awal, dimana indeks tersebut dikalikan dengan bobot
yang telah ditentukan. Setelah memperoleh total indeks, maka dapat ditentukan indeks akhirnya.

Dari hasil analisa, didapatkan Desa Gondanglegi Wetan memiliki indeks tertinggi yaitu 100
sedangkan Desa Panggungrejo memiliki indeks terendah yaitu 10,65. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.11 dan grafik 4.10

Tabel 4.11
Indeks Fasilitas Peribadatan
Kecamatan Gondanglegi
Tahun 2008

Jurusan Teknik Planologi


IV - 16 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Sumber : hasil analisa

Grafik 4.10
Indeks Fasilitas Peribadatan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 17 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

4.2.5 Indeks Berdasarkan Fasilitas Perdagangan Dan Jasa

Untuk fasilitas jasa, pembobotan didasarkan pada tingkat kebutuhan masyarakat dan tingkat pelayanan.
Fasilitas jasa yang terdapat di Kecamatan Gondanglegi antara lain:
Bengkel
Toko Elektronik
Fotocopy
Pangkas Rambut
Salon
Bengkel Las
Persewaan
Wartel
Toko/Warung/Kios
Untuk Menentukan rasio tingkat pelayanan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Fasilitas
Rasio Tingkat Pelayanan =
Jumlah Penduduk

Bobot diberikan ketika memperoleh rasio. Untuk menentukan indeks dari fasilitas kesehatan dapat
menggunakan rumus yaitu :

Jumlah Indeks yang Dicari


Indeks = x 100%
Jumlah Indeks Tertinggi

Dari hasil analisa, didapatkan Desa Sepanjang memiliki indeks tertinggi yaitu 100 sedangkan Desa
Panggungrejo memiliki indeks terendah yaitu 16. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.12 dan
grafik4.11

Jurusan Teknik Planologi


IV - 18 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Tabel 4.12
Indeks Fasilitas Perdagangan dan jasa
Kecamatan Gondanglegi
Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 19 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Grafik 4.11
Indeks Fasilitas Perdagangan dan jasa
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa

4.2.6 Indeks Berdasarkan Fasilitas Rekreasi dan Olahraga


Untuk fasilitas rekreasi dan olah raga, pembobotannya menggunkan kriteria kapasitas
penampungan dan intensitas fasilitas. Fasilitas rekreasi dan olah raga yang terdapat di Kecamatan
Gondanglegi adalah:
Lapangan Sepak Bola
Lapangan Volly
Lapangan Bulu Tangkis
Untuk Menentukan rasio tingkat pelayanan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Fasilitas
Rasio Tingkat Pelayanan =
Jumlah Penduduk

Bobot diberikan ketika memperoleh rasio. Untuk menentukan indeks dari fasilitas kesehatan dapat
menggunakan rumus yaitu :

Jumlah Indeks yang Dicari


Indeks = x 100%
Jumlah Indeks Tertinggi

Dari hasil analisa, desa yang memiliki indeks paling tinggi adalah Desa Gondanglegi Wetan dengan
nilai indeks 100 dan Desa Sukosari, Panggungrejo dan Ganjaran memiliki indeks paling rendah dengan
nilai 0. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.13 dan grafik 4.12

Jurusan Teknik Planologi


IV - 20 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Tabel 4.13
Indeks Fasilitas Rekreasi dan Olahraga
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa Grafik 4.12
Indeks Fasilitas Rekreasi dan Olahraga
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

4.2.7 Indeks Berdasarkan Fasilitas Umum

Jurusan Teknik Planologi


IV - 21 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Kriteria pembobotan pada fasilitas umum dilihat dari intensitas dan tingkat kebutuuhan masyarakat.
Fasilitas umum yang terdapat pada Kecamatan Gondanglegi antara lain:
Pos Hansip
Pos Polisi
Untuk Menentukan rasio tingkat pelayanan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Fasilitas
Rasio Tingkat Pelayanan =
Jumlah Penduduk

Bobot diberikan ketika memperoleh rasio.

Untuk menentukan indeks dari fasilitas kesehatan dapat menggunakan rumus yaitu :

Jumlah Indeks yang Dicari


Indeks = x 100%
Jumlah Indeks Tertinggi

Dari hasil analisa, desa yang memiliki indeks paling tinggi adalah Desa Gondanglegi Wetan dengan
nilai indeks 100 dan Desa Sumberjaya memiliki indeks paling rendah dengan nilai 0,89. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.14 dan grafik 4.13

Tabel 4.14
Indeks Fasilitas Umum
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Jenis Fasilitas Ratio


Jmlh Pos
No Desa
Penduduk
Total Indeks
Pos Hansip Pos Polisi Hansip Pos Polisi
(3) (7)
1 Sukorejo 4 0 3398 2550 0 2550 2.83
2 Bulupitu 7 0 3209 1374 0 1374 1.53
3 Sukosari 3 0 2316 2316 0 2316 2.57
4 Panggungrejo 4 0 1823 1368 0 1368 1.52
5 Gondang Kulon 11 0 9773 2664 0 2664 2.96
6 Gondang Wetan 6 1 12001 6000 84007 90007 100.00
7 Sepanjang 12 0 11644 2910 0 2910 3.23
8 Putat Kidul 4 0 3959 2970 0 2970 3.30
9 Putat Lor 6 0 5765 2883 0 2883 3.20
10 Urek Urek 5 0 6063 3639 0 3639 4.04
11 Ketawang 4 0 4271 3204 0 3204 3.56
12 Ganjaran 6 0 8335 4167 0 4167 4.63
13 Putukrejo 4 0 3563 2673 0 2673 2.97
14 Sumberjaya 9 0 2413 804 0 804 0.89
Sumber : hasil analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 22 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Grafik 4.13
Indeks Fasilitas Umum
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa
Dari hasil penentuan indeks dari 7 variabel fasilitas maka selanjutnya adalah penentuan hierarki
berdasarkan fasilitas dari 14 desa. Caranya adalah dengan menjumlah ketujuh indeks yang sudah
dikalikan dengan bobot masing-masing sehingga memperoleh total indeks untuk tiap desa, kemudian dari
total indeks ditentukan indeks akhir dengan cara mencari nilai total indeks yang tertinggi kemudian diberi
indeks 100 dan selanjutnya untuk indeks desa lain adalah menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai indeks yang dicari


Indeks = x 100%
Nilai indeks Tertinggi

Kemudian indeks akhir tersebut digunakan untuk menentukan hierarki setiap desa. Penentuan hierarki
ditentukan dengan cara menetapkan klasifikasi yakni:
1. T = Tinggi
2. S = Sedang
3. R = Rendah

Pengklasifikasian dilakukan dengan terlebih dahulu mencari kelas untuk setiap klasifikasi, lalu
menentukan interval kelasnya. Adapun interval kelas dicari dengan cara sebagai berikut :

Indeks Tertinggi Indeks Terendah


Interval =
Macam Klasifikasi (3 macam)

Untuk menentukan klasifikasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah Indeks Tertinggi Jumlah Indeks Terendah


Klasifikasi =
Jumlah Klasifikasi (3)

Jurusan Teknik Planologi


IV - 23 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Hasil pengklasifikasian tersebut sekaligus menunjukkan hierarki dari 14 desa yang ada di
Kecamatan Gondanglegi berdasarkan fasilitas dapat dilihat dari tabel 4.15 dan grafik 4.14
Tabel 4.15
Hirarki Fasilitas
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Pendidikan
Perumahan Kesehatan
Peribadatan Perjas Umum Rekreasi
(5) (6) (4) (3) (9) &olahraga (7) (2) Jumlah
NO Nama Desa Indeks Klasifikasi
(A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (A+B+C+D+E+F+G)

xB xB x B xB xB xB x B
1 Sukorejo 40.7 203. 55.2 331. 8.2 32.9 82.0 246. 37.0 333. 21.2 148. 2.8 5.6 1301. 52.7 Rend
2 Bulupitu 2
53.7 58
268. 4
72.0 41
432. 3
20.8 4
83.2 1
67.2 03
201. 0 00
38.0 342. 4 65
20.0 140. 3
1.5 7
3.0 28
1471. 6
59.6 ah
Seda
3 Sukosari 4
69.7 68
348. 9
75.3 57
452. 0
17.2 0
69.0 4 71
64.6 193. 0
27.0 00
243. 50.0 380.0 3
2.5 5
5.1 59
1311. 7
53.2 ng
Rend
4 Panggungrejo 5
38.7 77
193. 4
64.0 07
384. 78.2 7
32.9 210.6 87
31.9 0
16.0 00
144. 0
0.0 0
0.0 7
1.5 5
3.0 92
790. 0
32.0 ah
Rend
5 Gondang Kulon 9
92.4 96
462. 8
38.7 46
232. 3
100. 4
399. 5
79.9 6
239. 0
50.0 00
450. 0
45.8 0
320. 2
2.9 4
5.9 36
2111. 5
85.6 ah
Ting
6 Gondang Wetan 8
50.1 42
250. 3
36.7 38
220. 00 98
81.7 326. 0
100. 70
300. 0
52.0 00
468. 1
100. 65 6
700. 100. 2
200. 05
2466. 0
100. gi
Ting
7 Sepanjang 10.0 560.0 8
36.8 66
220. 4
53.6 98
214. 0088.7 00
0
266.
100. 00
900. 00
72.7 00
509. 003.2 006.4 19
2117. 00
85.8 gi
Ting
8 Putat Kidul 0
0.0 0
0.0 1
49.1 85
294. 58.2 59
4
53.1 159. 37.0 00
32.9 23 00 333. 7
32.9 38
230. 3
3.3 7
6.6 53
1057. 6
42.9 gi
Rend
9 Putat Lor 0
100. 0
500. 5
66.8 92
401. 3
8.2 4
7
72.3 50
32.9 0
217. 61.0 00
549. 9
33.0 92
231. 0
3.2 0
6.4 88
1937. 0
78.5 ah
Ting
1 Urek Urek 00 00
53.2 266. 8
60.5 30
363. 3
8.2 64
32.9
77.8 09
233. 0 00
65.0 585. 3 18
22.1 154. 0
4.0 1
8.0 91
1643. 8
66.6 gi
Seda
0
1 Ketawang 00.0 000.0 88.8
0 03
533. 3
36.0 4
144. 9
67.4 67
202.31 0
57.00 00
513.00 0 72
15.57108.99 4
3.56 9
7.12 44
1508.77 4
61.18 ng
Sedang
1 Ganjaran
12 0
0.00 0
0.00 8 27
79.28475.66 28.23 08 4
32.94 80.40241.21 85.00 765.00 0.00 0.00 4.63 9.26 1524.07 61.80 Sedang
13 Putukrejo 0.00 0.00 70.50423.02 8.23 32.94 58.99176.98 38.00 342.00 12.99 90.92 2.97 5.94 1071.80 43.46 Rendah
14 Sumberjaya 0.00 0.00100.00599.98 18.17 72.66 63.22189.65 31.00 279.00 8.80 61.58 0.89 1.79 1204.65 48.85 Rendah
Sumber : hasil analisa

Grafik 4.14
Indeks Fasilitas
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 24 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

4.3 Hirarki Berdasarkan Infrastruktur


4.3.1 Aksesibilitas
4.3.1.1 Indeks Berdasarkan Orbitasi dan Jumlah Akses Keluar masuk Desa
Kedudukan suatu desa apabila banyak dikelilingi oleh desa lain maka desa tersebut memiliki
tingkat kekotaan yang bagus. Di Kecamatan Gondanglegi terdapat 14 desa yang cukup berdekatan antara
desa satu dengan yang lainnya.
Untuk Menentukan tingkat kekotaan suatu desa dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah Desa Mengelilingi Terbanyak Jumlah Desa Mengelilingi PalingSedikit


Orbitasi =
Jumlah Klasifikasi

Di Kecamatan Gondanglegi terdiri dari 14 desa dimana yang banyak dikelilingi oleh desa yang lain
adalah Desa Ganjaran dengan jumlah desa yang mengelilingi sebanyak 7 desa, sedangkan paling sedikit
adalah Desa Sukorejo dengan jumlah 1 desa.
Dengan demikian, desa yang ada di Kecamatan Gondanglegi termasuk dalam klasifikasi kekotaan
yang tinggi adalah desa Ganjaran. Desa yang termasuk dalam klasifikasi sedang adalah desa Putat Lor
dan Gondanglegi Kulon. Sedangkan desa yang masuk dalam klasifikasi rendah yaitu desa Sukorejo. Ada
juga desa yang tidak hanya dikelilingi desa di Kecamatan Gondanglegi saja tetapi dikelilingi oleh desa di
Kecamatan lain seperti Kecamatan Bulupitu.
Selain jumlah desa yang mengelilingi, akses juga mempengaruhi seberapa besar kekotaan suatu
desa. Semakin banyak jumlah akses jalan maka unsur kekotaan terhadap desa tersebut semakin besar.
Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel 4.16- 4.17 dan grafik 4.15

Tabel 4.16
Orbitasi Desa Kecamatan Gondanglegi
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Tabel 4.17
Indeks Orbitasi Desa
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Jurusan Teknik Planologi


IV - 25 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Sumber : hasil analisa

Grafik 4.15
Indeks Orbitasi
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa

4.3.1.2 Indeks berdasarkan Prasaranan Jalan (Jenis perkerasan)


Kriteria pembobotan pada prasarana jalan di lihat pada jenis perkerasan jalannya. Jenis
perkerasan jalan yang dinilai adalah Hotmix, aspal, makadam dan jalan tanah. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4.18 dan grafik 4.16

Jurusan Teknik Planologi


IV - 26 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Tabel 4.18
Indeks Prasarana Jalan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Jurusan Teknik Planologi


IV - 27 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Grafik 4.16
Indeks Prasarana Jalan
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa

Keterkaitan antara orbitasi dan akses serta prasarana jalan dapat dipadukan dalam bentuk indeks
dimana ditentukan pembobotannya terlebih dahulu, kemudian menentukan indeks totalnya sehingga dapat
diketahui indeks akhir. Hal ini diperlukan agar dapat mengetahui seberapa besar pengaruh perkerasan
jalan terhadap akses dan orbitasi. Karena apabila kondisi prasarana jalan suatu desa baik, maka
memungkinkan unsur kekotaan desa tersebut semakin besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.19 dan grafik 4.17
Tabel 4.19
Indeks Aksesibilitas
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 28 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Grafik 4.17
Indeks Aksesibilitas
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

4.3.2Hirarki Berdasarkan Utilitas


4.3.2.1 Indeks Berdasarkan Telepon
Jaringan telepon di Kecamatan Gondanglegi yakni jaringan telepon pribadi. Untuk mencari
analisa tingkat pelayanan jaringan telpon dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Untuk Menentukan rasio tingkat pelayanan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Fasilitas
Rasio Tingkat Pelayanan =
Jumlah Penduduk

Untuk mencari Indeks dapat di tentukan dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah Indeks yang Dicari


Indeks = x 100%
Jumlah Indeks Tertinggi

Setelah melakukan perhitungan dengan rumus diatas maka didapatkan rasio tingkat pelayanan dan
indeks jaringan telepon rumah tertinggi terdapat pada Desa Sukosari dengan rasio tingkat pelayanan
0.001727 dan indeks 100, sedangkan rasio tingkat pelayanan dan indeks terendah terdapat pada desa
Urek-urek dengan rasio tingkat pelayanan 0,000330 dan indeks 19,11.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.20

Jurusan Teknik Planologi


IV - 29 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Tabel 4.20
Indeks Utilitas Telepon
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Grafik 4.18
Indeks Utilitas Telepon
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 30 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

4.3.2.2 Indeks Berdasarkan Listrik


Jaringan listrik di Kecamatan Gondanglegi berupa listrik tegangan tinggi, menengah, dan rendah.
Sedangkan listrik yang digunakan oleh masyarakat adalah listrik yang bertegangan rendah. Perbandingan
jumlah rumah dan pelanggan listrik di Kecamatan Gondanglegi mendekati seimbang, dimana hampir 100
% penduduk di Kecamatan Gondanglegi menggunakan jaringan listrik sebagai penerangan.
Untuk Menentukan rasio tingkat pelayanan dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Fasilitas
Rasio Tingkat Pelayanan =
Jumlah Penduduk

Untuk mencari Indeks dapat di tentukan dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah Indeks yang Dicari


Indeks = x 100%
Jumlah Indeks Tertinggi

Setelah melakukan perhitungan dengan rumus diatas maka didapatkan rasio tingkat pelayanan dan
indeks jaringan listrik tertinggi terdapat pada Desa Gondanglegi Kulon dengan rasio tingkat pelayanan
1,026 dan indeks 100, sedangkan rasio tingkat pelayanan dan indeks terendah terdapat pada desa Putat
Lor dengan rasio tingkat pelayanan 0,821.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.21 dan grafik 4.19
Tabel 4.21
Indeks Utilitas Listrik
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

N Desa/Kelurahan Pengguna Jumlah Rasio Indeks


o. Listrik KK Pelayanan
(Unit)
1 Sukorejo 998 1094 0.912 88.89
2 Bulupitu 942 1127 0.836 81.48
3 Sukosari 613 659 0.930 90.64
4 Panggungrejo 511 546 0.936 91.23
5 Gondanglegi Kulon 2726 2658 1.026 100.00
6 Gondanglegi Wetan 2774 3092 0.897 87.43
7 Sepanjang 2763 3279 0.843 82.16
8 Putat Kidul 1023 1182 0.865 84.31
9 Putat Lor 1319 1607 0.821 80.02
10 Urek-Urek 1400 1690 0.828 80.70
11 Ketawang 1020 1143 0.892 86.94
12 Ganjaran 1819 2011 0.905 88.21
13 Putukrejo 899 1032 0.871 84.89
14 Sumberjaya 593 693 0.856 83.43
Sumber : hasil analisa

Jurusan Teknik Planologi


IV - 31 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Grafik 4.19
Indeks Utilitas Listrik
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Analisa
Dari hasil penentuan indeks dari 2 variabel utilitas maka selanjutnya adalah penentuan hierarki
berdasarkan utilitas dari 14 desa. Caranya adalah dengan menjumlah ketujuh indeks dari masing-masing
desa yang telah ditentukan sehingga memperoleh total indeks, kemudian dari total indeks ditentukan
indeks akhir dengan cara mencari nilai total indeks yang tertinggi kemudian diberi indeks 100 dan
selanjutnya untuk indeks desa lain adalah menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai indeks yang dicari


Indeks = x 100%
Nilai indeks Tertinggi

Kemudian indeks akhir tersebut digunakan untuk menentukan hierarki setiap desa. Penentuan
hierarki ditentukan dengan cara menetapkan klasifikasi yakni:
1. T = Tinggi
2. S = Sedang
3. R = Rendah
Pengklasifikasian dilakukan dengan terlebih dahulu mencari kelas untuk setiap klasifikasi, lalu
menentukan interval kelasnya. Adapun interval kelas dicari dengan cara sebagai berikut :
Indeks Tertinggi Indeks Terendah
Interval =
Macam Klasifikasi (3 macam)

Untuk menentukan klasifikasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah Indeks Tertinggi Jumlah Indeks Terendah


Klasifikasi =
Jumlah Klasifikasi (3)

Jurusan Teknik Planologi


IV - 32 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Hasil pengklasifikasian tersebut sekaligus menunjukkan hierarki dari 14 desa yang ada di
Kecamatan Gondanglegi berdasarkan utilitas dapat dilihat dari tabel 4.22 dan grafik 4.20
Tabel 4.22
Hirarki Utilitas
Kecamatan Gondanglegi
Tahun 2008
No. Desa/Kelurahan Indeks Utilitas Nilai Indeks
Utilitas Lstrik Utilitas
X9 Telepon x5
1 Sukorejo 88.89 800.01 51.13 255.65 1055.66 80.23
2 Bulupitu 81.48 733.32 51.01 255.05 988.37 75.12
3 Sukosari 90.64 815.76 100 500.00 1315.76 100.00
4 Panggungrejo 91.23 821.07 31.79 158.95 980.02 74.48
5 Gondanglegi
Kulon 100 900.00 77.01 385.05 1285.05 97.67
6 Gondanglegi
Wetan 87.43 786.87 77.19 385.95 1172.82 89.14
7 Sepanjang 82.16 739.44 24.84 124.20 863.64 65.64
8 Putat Kidul 84.31 758.79 43.89 219.45 978.24 74.35
9 Putat Lor 80.02 720.18 60.28 301.40 1021.58 77.64
10 Urek-Urek 80.7 726.30 19.11 95.55 821.85 62.46
11 Ketawang 86.94 782.46 40.65 203.25 985.71 74.92
12 Ganjaran 88.21 793.89 20.85 104.25 898.14 68.26
13 Putukrejo 84.89 764.01 48.76 243.80 1007.81 76.60
14 Sumberjaya 83.43 750.87 26.17 130.85 881.72 67.01
Sumber : hasil analisa

Grafik 4.20
Indeks Utilitas
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : Hasil
Dari hasil penentuan
Analisa indeks dari 2 variabel utilitas maka selanjutnya adalah penentuan hierarki
berdasarkan infrastruktur dari 14 desa. Caranya adalah dengan menjumlah ketujuh indeks dari masing-
masing desa yang telah ditentukan sehingga memperoleh total indeks, kemudian dari total indeks

Jurusan Teknik Planologi


IV - 33 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

ditentukan indeks akhir dengan cara mencari nilai total indeks yang tertinggi kemudian diberi indeks 100
dan selanjutnya untuk indeks desa lain adalah menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai indeks yang dicari


Indeks = x 100%
Nilai indeks Tertinggi

Kemudian indeks akhir tersebut digunakan untuk menentukan hierarki setiap desa. Penentuan
hierarki ditentukan dengan cara menetapkan klasifikasi yakni:
1. T = Tinggi
2. S = Sedang
3. R = Rendah
Pengklasifikasian dilakukan dengan terlebih dahulu mencari kelas untuk setiap klasifikasi, lalu
menentukan interval kelasnya. Adapun interval kelas dicari dengan cara sebagai berikut :

Indeks Tertinggi Indeks Terendah


Interval =
Macam Klasifikasi (3 macam)

Untuk menentukan klasifikasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah Indeks Tertinggi Jumlah Indeks Terendah


Klasifikasi =
Jumlah Klasifikasi (3)

Hasil pengklasifikasian tersebut sekaligus menunjukkan hierarki dari 14 desa yang ada di
Kecamatan Gondanglegi berdasarkan infrastruktur dapat dilihat dari tabel 4.23 dan grafik 4.21

Tabel 4.23
Indeks Infrastruktur
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Jurusan Teknik Planologi


IV - 34 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Indeks
Total
Aksesibilitas (9) Utilitas (7)
No Desa Indeks IndeksKlasifikasi
(A) (B) (A+B)

xB xB
1 Sukorejo 47.82 430.38 80.23 561.61 991.99 69.84 Sedang
2 Bulupitu 52.26 470.34 75.12 525.84 996.18 70.13 Sedang
3 Sukosari 75.14 676.26 100 700.00 1376.26 96.89 Tinggi
4 Panggungrejo 61.4 552.60 74.48 521.36 1073.96 75.61 Sedang
5Gondanglegi Kulon 77.14 694.26 97.67 683.69 1377.95 97.01 Tinggi
6Gondanglegi Wetan 66.99 602.91 89.14 623.98 1226.89 86.37 Tinggi
7 Sepanjang 51.81 466.29 65.64 459.48 925.77 65.17 Rendah
8 Putat Kidul 100 900.00 74.35 520.45 1420.45 100 Tinggi
9 Putat Lor 92.04 828.36 77.64 543.48 1371.84 96.58 Tinggi
10 Urek Urek 37.51 337.59 62.46 437.22 774.81 54.55 Rendah
11Ketawang 61.08 549.72 74.92 524.44 1074.16 75.62 Sedang
12 Ganjaran 67.14 604.26 68.26 477.82 1082.08 76.18 Sedang
13 Putukrejo 53.63 482.67 76.6 536.20 1018.87 71.73 Sedang
14Sumberjaya 59.13 532.17 67.01 469.07 1001.24 70.49 Sedang
Sumber : hasil analisa
Grafik 4.21
Indeks Infrastruktur
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

4.4 Hierarki Kecamatan Gondanglegi


Untuk menentukan orde dapat dilakukan dengan pembobotan dan penjumlahan nilai yang telah
ditentukan. Kemudian dicari interval untuk menentukan klasikasinya sehingga dapat menentukan desa
mana yang masuk orde I, II, dan III. Untuk menentukannya dapat digunakan rumus sebagai berikut.
Untuk menentukan klasifikasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Jurusan Teknik Planologi


IV - 35 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Jumlah Indeks Tertinggi Jumlah Indeks Terendah


Klasifikasi =
Jumlah Klasifikasi (3)

Pertama-tama pembobotan dilakukan terhadap ketiga parameter yaitu analisa fasilitas/utilitas,


analisa orbitasi/transportasi, dan analisa kependudukan (sosial). Untuk fasilitas/utilitas diberikan bobot
tertinggi yaitu 9, karena kelengkapan fasilitas/utilitas yang ada disuatu wilayah dan orientasi pelayanan
yang luas menandakan bahwa wilayah tersebut mempunyai ciri kekotaan. Bobot yang diberikan pada
orbitas/transportasi adalah 8, karena tersedianya orbitasi/tranportasi yang ada disuatu wilayah mempunyai
ciri kekotaan. Kependudukan (sosial) diberikan bobot yang paling kecil yaitu 6, penduduk merupakan
subjek dan objek dari suatu perencanan. Suatu wilayah dapat dikatakan kota apabila mempunyai jumlah
penduduk yang banyak dengan tingkat kepadatan tinggi..
Hasil pengklasifikasian tersebut sekaligus menunjukkan hierarki dari 14 desa Kecamatan
Gondanglegi berdasarkan fasilitas/utilitas, orbitasi/transportasi dan kependudukan (sosial). Hasil analisa
yang menunjukkan data yang selengkapnya dapat dilihat dari tabel 4.24 dan grafik 4.22

Tabel 4.24
Hirarki Kecamatan Gondanglegi
Tahun 2008

Fasilitas (9) Infrastruktur (8)


Kependudukan (6) Total
No. Desa/Kelurahan
(A) (B) (C) IndeksKlasifikasi
(A+B+C)
xB xB xB
1 Gondanglegi Wetan 100.00 900.00 86.37 690.96 100.00 600.00 2190.96 100.00 Tinggi
2 Gondanglegi Kulon 85.60 770.40 97.01 776.08 83.33 499.98 2046.46 93.40 Tinggi
3 Putat Lor 78.58 707.22 96.58 772.64 56.30 337.80 1817.66 82.96 Sedang
4 Putat Kidul 42.90 386.10 100 800.00 98.78 592.68 1778.78 81.19 Sedang
5 Sepanjang 85.86 772.74 65.17 521.36 80.07 480.42 1774.52 80.99 Sedang
6 Ketawang 61.18 550.62 75.62 604.96 80.89 485.34 1640.92 74.90 Sedang
7 Sukosari 53.20 478.80 96.89 775.12 60.74 364.44 1618.36 73.87 Sedang
8 Bulupitu 59.67 537.03 70.13 561.04 81.23 487.38 1585.45 72.36 Sedang
9 Ganjaran 61.80 556.20 76.18 609.44 61.74 370.44 1536.08 70.11 Rendah
10 Urek-Urek 66.64 599.76 54.55 436.40 71.31 427.86 1464.02 66.82 Rendah
11 Sumberjaya 48.85 439.65 70.49 563.92 71.08 426.48 1430.05 65.27 Rendah
12 Sukorejo 52.76 474.84 69.84 558.72 65.04 390.24 1423.80 64.99 Rendah
13 Putukrejo 43.46 391.14 71.73 573.84 74.27 445.62 1410.60 64.38 Rendah
Grafik 4.22
14 Panggungrejo 32.05 288.45 75.61 604.88 59.13 354.78 1248.11 56.97 Rendah
Sumber : hasil analisa
Indeks Skalogram
Kecamatan Gondanglegi Tahun 2008

Jurusan Teknik Planologi


IV - 36 ITN Malang
Sumber : hasil analisa
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

4.5 Skalogram
Dari penentuan hierarki orbitasi/transportasi, kependudukan (sosial), dan fasilitas/utilitas
Kecamatan Gondanglegi, maka dapat dibuat suatu skalogram. Skalogram tersebut berfungsi untuk
menentukan tingkat kekotaan dimana skalogram disini diperoleh dari indeks orbitasi/transportasi,
fasilitas/utilitas, dan kependudukan (social). Ketiga indeks tersebut dijumlahkan dan akan didapatkan
total indeks. Total indeks kemudian diindekskan lagi yang hasilnya dibuat interval dengan tiga
kriteria/kelas yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Skalogram merupakan alat ukur terhadap kebenaran analisa, baik analisa orbitasi/transportasi,
analisa fasilitas/utilitas, dan analisa kependudukan (sosial). Semakin besar prosentasenya ( 50% ), maka
analisa dianggap mendekati kebenaran. Selain itu dapat juga diketahui orde atau tingkatan yang
menunjukkan kemajuan suatu daerah yang ditinjau dari beberapa aspek.
Untuk mengetahui keakuratan hasil analisa dapat digunakan rumus:

Jumlah Silang Dalam Jumlah Silang Luar


Skalogram = x 100%
Jumlah Silang Dalam

Hasil skalogram tersebut sekaligus menunjukkan orde dari 174 desa yang ada di Kecamatan
Gondanglegi berdasarkan hierarki kecamatan dimana Desa Gondanglegi Wetan, Gondanglegi Kulon,
Putat Lor dan Putat Kidul berada pada orde I, Desa Ketawang, Bulupitu, Ganjaran, Urek-urek,
Sumberjaya, dan Putukrejo pada orde II, dan yang berada pada orde III adalah Desa Sukosari, Sukorejo
dan Panggungrejo. Untuk Desa Sepanjang tidak masuk pada orde karena tidak dapat dianalisa lebih
lanjut. Hasil analisa yang menunjukkan data yang selengkapnya dapat dilihat dari tabel 4.25

Tabel 4.25

Jurusan Teknik Planologi


IV - 37 ITN Malang
Studio Proses Perencanaan
Desa Sumberjaya
Kecamatan Gondanglegi

Skalogram
Kecamatan Gondanglegi
Tahun 2008

Sumber : hasil analisa

Jumlah Silang Dalam Jumlah Silang Luar


Skalogram = x 100%
Jumlah Silang Dalam
29 13
= x 100%
29

= 55,17%

Dari hasil perhitungan, Desa Sepanjang tidak dapat dianalisa lebih lanjut karena termasuk dalam
orde atau variabel yang telah ditentukan. Hasil perhitungan menunjukan skalogram Kecamatan
Gondanglegi mencapai 55,17 %.

Jurusan Teknik Planologi


IV - 38 ITN Malang

Você também pode gostar