NIM : 11141010000006 Tugas Telaah Artikel Jurnal Penelitian
No. Bagian Artikel Analisis
1 Abstrak Pada bagian abstrak, sudah dijelaskan dengan rinci dari akar masalah, kemudian tempat yang akan diambil untuk penelitian, tujuannya, sasaran, dan sedikit hasil dari penelitian tersebut. Ini sudah sangat jelas dan Bahasa yang digunakan juga mudah untuk dipahami. 2 Pendahuluan Sudah dijelaskan maksud dan factor apa saja yang memungkinkan kemampuan otak seorang anak. Bahasa yang digunakan juga mudah untuk dipahami. Tetapi, ada satu kata singkatan yang tidak dijelaskan kepanjangannya, yaitu WISC-R untuk mengukur IQ seseorang. 3 Metode Pada bagian metode juga dijelaskan cara pengambilan tempat yang akan digunakan untuk penelitian dan gambaran tempat tersebut. Begitu juga dengan metode yang akan digunakan sudah jelas, karakteristik sasaran berdasarkan kriteria, dll. Namun, ada yang janggal pada kriteria yang diambil oleh peneliti, yaitu sampel yang diambil adalah anak yang sedang mengalami kondisi sakit dan sakit kronis, dan ini memungkinkan untuk adanya penurunan IQ pada anak tersebut. 4 Hasil Pada hasil lebih banyak menampilkan gambar/table. Tetapi tabel yang pertama dan kedua mendeskripsikan hasilnya terlebih dahulu, tidak dibarengi dengan tampilan tabel dari hasil tersebut, sehingga membaca hasil tersebut agak sulit, Karena tabelnya tidak dibarengi dengan pendeskripsian hasil dari tabel tersebut. Yang benar adalah seperti :
Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa__________
dan seterusnya. 5 Bahasan 1. Hubungan antar tinggi badan dengan nilai IQ anak. Anak-anak yang bengalami malnutrisi memiliki rata-rata nilai IQ 22,6 poin lebih rendah daripada anak yang memiliki gizi baik. Anak yang kekurangan makanan memiliki skor aritmatik 0,4 poin lebih rendah dan memiliki 1,44 kali lebih besar untuk tinggal kelas.
2. Hubungan pola asuh ibu dengan kemampuan kognitif anak.
Dalam data ini , menghasilkan hasil yang tidak signifikan, hasil dari penelitian mengatakan bahwa pola asuh ibu kepada anak baik-baik saja. Tetapi setelah dilakukan observasi, ternyata apa yang di laporkan ibu dalam wawancara berbeda dengan pola asuh yang mereka jalankan sehari-hari. Dan penelitian ini mengatakan bahwa pola asuh campuran anatara ayah dan ibu, memiliki risiko 1,9 kali lebih besar untuk mengalami hambatan perkembangan dibandingkan anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis saja. Selain itu juga kemmapuan orangtua untuk memgorganisasi lingkungan rumah, materi bermain, keterlibatan orangtua, variasi stimulasi, penerimaan orangtua terhadap kreatifitas anak , rasa frustasi selama pengasuhan, tingkat pengontrolan orangtua terhadap anak dan kemampuan orangtua untuk memfasilitasi kegiatan belajar mengajar.
3. Hubungan anatara lama Pendidikan orangtua dengan
kemmapuan kognitif anak. Menyatakan bahwa anak yang diasuh oleh orangtua yang menyelesaikan Pendidikan hingga ke tahan skunder atau lebih akan memiliki nilai IQ yang lebih tinggi. Anak yang diasuh oleh ibu yang hanya mengenyam Pendidikan hingga sekolah dasar akan memiliki risiki 3 kali lebih besar untuk mengalami hambatan pertumbuhan dibandingkan anak yang diasuh ibu berpendidikan lebih tinggi. Semakin tinggi Pendidikan orang dewasa yang tinggal bersama anak, maka akan semakin tinggi pula kemmapuan kognitif anak tersebut di segala aspek (verbal, non-verbal maupun total).
4. Hubungan antara struktur keluarga denga kemampuan
kognitif anak. Anak yang tinggal dikeluarga yang berada tidak berpengarung banyak kepada tingkat kognitif. Contohnya konsumsi barang di tingkat keluarga lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan keluarga tersebutdibandingkan oleh factor bentuk keluarga.
5. Hubungan anatar jumlah anak dengan kemampuan kognitif
anak. Tidak terdapat hubungan yang signifikan anatar jumlah anak dan kemampuan kognitif anak. Bertambahnya jumlah anak akan memiliki efek negative kepada pencapaian Pendidikan anak afrika selatan jika mereka tinggal di dalam keluarga nuclear (miskin).