Você está na página 1de 11

PENGARUH PENGELOLAAN UKM DI INDONESIA

DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI


ASEAN (MEA) 2015

Tugas Individu

Untuk Memenuhi tugas Materi Khusus Ekonomi OSMARU

Program Studi atau Jurusan : Strata I Akuntansi

Disusun oleh :

Nella Kartika N

Nim : 2144407905

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014
HALAMAN PERSYARATAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Nella Kartika N
NIM : 2144407905
Jurusan : Akuntansi
Judul Karya Ilmiah : PENGARUH PENGELOLAAN UKM DI
INDONESIA DALAM MENGHADAPI
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015
Menyatakan bahwa karya ilmiah ini disusun berdasarkan pemikiran dan
pemaparan saya sendiri dalam rangka memenuhi tugas Orientasi Mahasiswa Baru
FEB UNS 2014. Jika terdapat pemikiran atau hasil karya orang lain dalam karya
ilmiah ini, maka saya akan mencantumkannya di Daftar Pustaka.

Demikian Pernyataan yang saya buat, apabila terdapat penyimpangan dan


ketidakbenaran dalam karya ilmiah ini, saya bersedia bertanggung jawab.

Surakarta, 20 Agustus 2014


Yang membuat pernyataan

Nella Kartika N
2144407905
HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah yang berjudul ( PENGARUH PENGELOLAAN UKM DI


INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN )
ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas ospek mahasiswa baru
(OSMARU) fakultas Ekonomi dan Bisnis ( FEB )

Surakarta, 20 Agustus 2014

Disetujui,
Pembantu Dekan III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lukman Hakim, S.E, M.si,Ph.D.


NIP 196805182003121002
DAFTAR ISI

Halaman
Judul................................................................................................................ i

Halaman Persyaratan...................................................................................... ii

Halaman Pengesahan..................................................................................... iii

Kata Pengantar............................................................................................... iv

Daftar Isi.......................................................................................................... v

Pendahuluan................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 2

BAB II

Pembahasan....................................................................................................... 3

2.1 Manfaat yang di Peroleh Indonesia dari MEA................................................ 4

2.2 Kerugian adanya MEA bagi Indonesia............................................................ 5

2.3 Pengelolaan UKM dalam Menghadapi MEA.................................................. 5

BAB III

Penutup.................................................................................................................. 6

3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 6

3.2 Saran................................................................................................................. 6

Daftar Pustaka................................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tantangan ekonomi yang akan dihadapi bangsa dan negara Indonesia ke


depan tidaklah mudah. Pada tahun 2015, Indonesia sebagai salah satu negara
anggota ASEAN akan mulai memasuki babak baru yaitu kerjasama ekonomi
kawasan dalam bentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dimana dalam babak ini
perdagangan di seluruh kawasan ASEAN akan terintegrasi satu dengan lainnya.
Dengan kondisi yang seperti ini secara langsung akan memunculkan yang
namanya persaingan diantara negara-negara ASEAN untuk memperoleh dari
manfaat adanya kebijakan tersebut.
Terdapat empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang
dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia. Pertama, MEA akan
diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Kedua, MEA akan
dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi. Ketiga,
MEA pun akan dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi
yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM).
Keempat, negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah
wilayah kesatuan pasar dan basis produksi.
Keuntungan yang didapatkan Indonesia adalah para UKM (Usaha Kecil
dan Menengah) akan lebih mudah menjual barang-barang produksinya ke negara-
negara di ASEAN. Liberalisasi perdangangan barang di ASEAN ini juga
menyebabkan berkurangnya biaya transportasi dan biaya telekomunikasi para
UKM dengan konsumen serta meningkatkan investasi asing ke dalam negeri.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa manfaat yang diperoleh Indonesia dari adanya MEA 2015?
2. Apa kerugian yang diperoleh Indonesia dari adanya MEA 2015?
3. Apa pengaruh pengelolaan ukm di Indonesia dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh Indonesia dari adanya MEA 2015?
2. Untuk mengetahui kerugian yang diperoleh Indonesia dari adanya MEA 2015?
3. Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan ukm di Indonesia dalam Menghadapi
Ekonomi ASEAN?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Untuk meningkatkan serta mendukung Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai
salah satu kunci untuk menghadapi tantangan-tantangan yang dihasilkan dari
adanya Masyarakat Ekonomi 2015.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manfaat yang di Peroleh Indonesia dari MEA


Dalam latar belakang penulisan di atas di sebutkan bahwa terdapat
empat fokus utama dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang dapat
dimanfaatkan oleh Indonesia sendiri sebagai salah satu anggota dari negara
ASEAN. Pertama, MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian
global. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara
anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia
Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan
teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal
tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas
sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional
namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global. Kedua, MEA
akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi.
Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil; terdapat
perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen;
mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta; menciptakan jaringan transportasi
yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan;
meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online. Ketiga,
negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah
kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis
produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah
yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke
negara lainnya di kawasan Asia Tenggara. Keempat, MEA pun akan dijadikan
sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan
memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing
dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka
terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia
dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. Dengan kata lain
UKM (Usaha Kecil dan Menengah) akan lebih mudah menjual barang-barang
produksinya ke negara-negara di ASEAN. Liberalisasi perdangangan barang di
ASEAN ini juga menyebabkan berkurangnya biaya transportasi dan biaya
telekomunikasi para UKM dengan konsumen.

2.2 Kerugian adanya MEA bagi Indonesia


Dengan diimplementasikannya MEA 2015, Indonesia mempunyai 2
pilihan dalam drama ini, menjadi aktor utama atau malah menjadi penonton di
negeri sendiri. Ibarat mata uang yang memiliki 2 sisi, MEA 2015 juga
menghadapkan Indonesia dengan kerugian-kerugian jika persiapan menghadapi
pasar bebas ini tidak matang. Hal yang paling ditakutkan adalah kesamaan produk
Indonesia dengan negara lain. Kurangnya standardisasi dan seritifikasi produk di
dalam negeri akan menciptakan peluang bagi produk impor untuk menggempur
perdagangan di Indonesia. Standardisasi dan sertifikasi produk merupakan hal
yang penting guna mencegah kesamaan produk Indonesia dengan negara lain.
Dalam MEA 2015 mendatang, tempe orek makanan asli Indonesia terancam akan
diambil alih negara lain seperti Thailand atau yang lainnya. Pasalnya dalam
pembuatan tempe belum mendapat sertifikasi dan stadardisasi.

2.3 Pengelolaan UKM dalam Menghadapi MEA


Pengelolaan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang baik merupakan salah
satu kunci keberhasilan dalam rangka menghadapi tantangan-tantangan yang akan
di hadapi Indonesia terhadap kebijakan de facto tentang MEA ASEAN yang
dicanangkan pada tahun 2015 besuk. Saat ini yang perlu dibangun oleh
pemerintah dalam menghadapi MEA 2015 adalah etos kerja khususnya di tingkat
Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain itu, hal terpenting berikutnya yakni
investasi.
Dalam babak baru untuk menghadapi MEA dimana perdagangan-
perdagangan bebas tanpa ada batas serta persaingan dengan produk asing tidak
dapat di hindarkan lagi, maka di perlukan dukungan dari pemerintah untuk dapat
mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM) agar tidak kalah bersaingan
dengan produk yang berasal dari luar negeri. Hal tersebut dapat dicegah apabila
Usaha Kecil Menengah (UKM) dikelola baik. Contoh pengelolaan yang baik
terhadap Usaha Menengah Kecil (UKM) yaitu meningkatkan mutu atau kualitas
produk dalam negeri, pengadaan alat-alat produksi yang tepat guna serta berbasis
internasioal, penetapan kebijakan mengenai standarisasi produk, peningkatan
mutu tenga kerja, serta para pelaku UKM dibekali dengan ilmu pemasaran yang
baik, sehingga dapat menguasai pasar dengan baik, dll.
Tetapi apabila Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak di kelola dengan baik,
maka jangan berharap Indonesia menjadi negara yang maju dan mandiri.
Melainkan sebaliknya, Indonesia akan menjadi negara yang ada di dalam
tempurung saja yang bisanya hanya tergantung denngan negara lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa MEA 2015 bisa mendatangkan keuntungan bagi
Indonesia. Namun, jika tidak disiapkan dengan matang, MEA 2015 akan menjadi
boomerang bagi Indonesia. Keuntungan atau kerugiankah yang akan dialami oleh
Indonesia akan ditentukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri.
Pemerintah harus segera berbenah diri dalam menghadapi MEA 2015 ini agar
Indonesia tidak hanya menjadi penonton di negeri sendiri. Kebijakan pemerintah
dalam standardisasi dan sertifikasi produk, peningkatakan mutu tenaga kerja
merupakan persiapan-persiapan yang harus dilakukan agar Indonesia tidak
mengalami kerugian yang besar di MEA 2015 mendatang

3.2 Saran
Untuk pemerintah harus segera membenahi diri untuk menyongsong MEA
2015 agar tidak menjadi negara yang dikuasai negara lain.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/06/12/mea-2015-menguntungkan-
atau-merugikan-perekonomian-indonesia-665606.html
2. http://manajemenppm.wordpress.com/2013/11/15/menghadapi-masyarakat-
ekonomi-asean-mea-2015/
3. http://surabaya.bisnis.com/m/read/20140602/4/71876/pelaku-ukm-di-sidoarjo-
dilatih-hadapi-mea-2015
4. http://www.crmsindonesia.org/node/624

Você também pode gostar