Você está na página 1de 28

DESTILASI SINGGLE STAGE

I. TUJUAN PERCOBAAN
Memisahkan komponen-komponen dari campuran etanol-air sebaik mungkin
dengan menggunakan dsetilasi sederhana
Menghitung komposisiumpan, destilat, dan rsidu

II. PERINCIAN KERJA


Membuat larutan standar etanol-air
Mengukur densitas larutan standar
Membuat kurva kalibrasi
Mengukur densitas umpan, destilat, dan residu
Menghitung fraksi mol umpan (Xf) dan fraksi molresidu (Xb)

III. ALAT YANG DIGUNAKAN


Alat destilasi Single (system batch)\
Piknometer
Labu semprot
Gelas kimia 100 ml, 600 ml, dan 1000 ml
Gelas ukur plastic 2000 ml
Gelas ukur
Erlenmeyer 50 ml
Pipet ukur 25 ml
Bola isap
Timbangan analitik
Baskom

IV. BAHAN YANG DIGUNAKAN


Aquades
Larutan etanol murni

V. DASAR TEORI
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dimana zat yang mempunyai titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu,kemudian uap tadi akan mengalami proses
pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi proses perubahan fasa,
uap akan berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai distilat. Titik
didih air murni adalah 100 C
Pada proses destilasi terjadi perubahan wujud dari cair ke uap hasil pemanasan
berdasarkan titik didihnya. Kemudian uap tersebut di dinginkan dan terjadi proses
pengembunan sehingga memperoleh cairan murni ( destilat ). Metode ini merupakan
termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini
didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum Raoult
dan Hukum Dalton.
Pada operasi destilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa bila
campuran cair ada dalam keadaan setimbang dengan uapnya,komposisi uap dan
cairan berbeda. Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang lebih mudah
menguap, sedangkan cairan akan mengandung lebih sedikit komponen yang mudah
menguap. Bila uap dipisahkan dari cairan, maka uap tersebut dikondensasikan,
selanjutnya akan didapatkan cairan yang berbeda dari cairan yang pertama,dengan
lebih banyak komponen yang mudah menguap dibandingkan dengan cairan yang
tidak teruapkan. Bila kemudian cairan dari kondensasi uap tersebut diuapkan lagi
sebagian,akan didapatkan uap dengan kadar komponen yang lebih mudah menguap
lebih tinggi.
Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan
terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu
diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan
menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair
ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan
sisanya disebut residu.(Murni,2012)
Destilasi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Destilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua,yaitu:
Distilasi kontinyub
Distilasi batch
2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu:
Distilasi atmosferis
Distilasi vakum
Distilasi tekanan
3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu:
Destilasi system biner
Destilasi system multi komponen
4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu:
Single-stage Distillation
Multi stage Distillation

Selain pembagian macam destilasi, dalam referensi lain menyebutkan macam-


macam destilasi, yaitu:
1. Destilasi sederhana
Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik
didih nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak. Proses
ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu
hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni
atau bias dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang
titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar
oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat
pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk
memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang
digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas,
termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor,
penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.
Pada destilasi sederhana, yang paling sering dilakukan adalah destilasi tak
kontinyu. Dalam hal ini campuran akan dipisahkan dimasukkan kedalam alat
penguap (umumnya alat penguap labu) dan didihkan. Pendidihan terus dilakukan
hingga sejumlah komponen yang mudah menguap terpisahkan, fraksi komponen
yang sukar menguap dalam cairan bertambah besar, sehingga komposisi destilat
yang dihasilkan juga bertambah besar sehingga komponen, sehingga komponen
destilat yang dihasilkan bertambah terus. Seringkali destilat dibagi dalam
beberapa fraksi karena berasal dari daerah titik didih yang berbeda dan di
tampung dalam beberapa bejana terbuka. Hal khusus dari destilasi sederhana
adalah destilasi kukus, destilasi molecular dan destilasi refluks.
Pada destilasi kukus, kukus dimasukkan kedalam campuran yang akan
dipisahkan agar bahan yang sukar menguap (tekanan uapnya sangat kecil)
atau bahan yang peka terhadp suhu dapat diuapkan. Disamping sebagai
sumber panas untuk penguapan kukus juga brfungsi sebagai media
pengangkut (kukus pembawa). Dari bahan yang akan dipisahkan. Syarat
pada destilasi kukus adalah campuran yang akan dipisahkan tidak larut
dalam air. Karena itu titik didih campuran pada destilasi ini lebih rendah
daripada titik didih air. Agar volume cairan yang peroleh pada kondensasi
tidak terlalu besar, biasanya alat ini juga dipanaskan dari luar. Setelah
kondensasi air dan bahan yang teruapkan dapat dipisahkan dengan cara
sederhana misalnya dalam suatu decanter.

Bahan yang berat molekulnya tinggi hanya dapat didestilasi dalam vakum
sedang atau vakum tinggi. Tetapi mutlak tekanan yang serendah itu dapat
dicapai apabila tidak terdapat kerugian tekanan uap pada transportasi uap
kekondensor. Hal ini dimungkinkan pada destilasi molekuler dalam alat
penguap molekuler.
Pada destilasi refluks (reflux destilation) destialt tidak terpisahkan,
melainkan sesuai dengan tujuan proses panas atau dingin, dibiarkan
kembali kedalam campuran yang mendidih. Destilai refluks juga digunakn
misalnya untuk tujuan-tujuan berikut :

Mempertahankan suhu reaksi pada harga tertentu atau memperoleh


kelarutan atau konsentrasi yang tinggi.
Mengeluarkan panas yang timbul dari suatu reaksi eksotermis
Mengaduk isi tangki reaksi (dengan bantuan gelembung-gelembung uap
yang timbul).

Cara untuk memisahkan sairan misibel dengan menggunakan destilasi


dikenal dengan destilasi fraksionasi. Destilasi fraksionasi dapat dilakukan karena
kenyataannya komposisi uap pada titik didih campuran berbeda dengan komposisi
campuran cairan itu sendiri.
Distilasi adalah operasi atau metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen dari larutan yang tergantung pada distribusi berbagai
komponen-komponen tersebut antara fase cair dan fase uap (kesetimbangan),
dimana seluruh komponen ada dalam kedua phase tersebut. Fase baru tersebut
dihasilkan dengan penguapan atau pendinginan larutan awal.
Ada dua beberpa metode distilasi untuk pemisahan, yang sering digunakan
dalam industri. Metode yang pertama, berdasarkan pada pembentukan uap dan
dikondensasi tanpa diberikan kesempatan adanya kontak antar destilat dan uap
yang baru terbentuk, atau dengan kata lain tanpa adanya rekluks. Metode seperti
dikenal sebagai pemisahan hanya dengan satu tahap kesetimbangan (single stage
equibrilium operation). Yang termasuk dalam metode ni adalah :
a) Distilasi kilat (Flash distillation) & Kondensasi parsial.
b) Distilasi sederhana (Simple distillation).
c) Distilasi uap (Steam distillation)
Distilasi sederhana atau biasa dikenal sebagai distilasi batch adalah proses
yang digunakan untuk memisahkan campuran larutan binar ataupun
multikomponen. Contoh operasi destilasi sederhana adalah peralatan distilasi di
laboratorium. Larutan diisikan ke dalam labu distilasi, dipanaskan untuk menjaga
cairan tetap mendidih dan uap yang terbentuk diambil secara kontinyu dan
kemudian diembunkan.
Pembahasan distilasi sederhana untuk sistem biner dapat dijelaskan dengan
diagram kesetimbangan x-y. Apabila x dan y menyatakan komposisi komponen
yang lebih volatil dalam campuran. Seiring dengan waktu berlangsungnya distilasi,
x(t) dan y*(t) akan semakin menurun. Distilasi sederhana (batch) biasanya sebagai
suatu proses isobaris. Dengan semakin meningkatnya komponen yang kurang
volatil dalam ketel distilasi, suhu dalam ketel akan naik .
Di dalam industri hasil dari suatu distilasi batch sering diambil dalam
bentuk fraksi-fraksi yang terpisah, sehingga ketel distilasi atau kondenser totalnya
seringkali dilengkapi dengan lebih dari satu tangki pengumpul distilat. Dewasa ini
banyak unit-unit distilasi
Batch di industri menggunakan suhu atau indeks bias sebagai indikator
pemindahan fraksi dari tangki penampung satu ke tangki lainnya.

Persamaan Rayleigh
Persamaan ini menjelaskan hubungan antara jumlah yang terdestilasi dan
yang tertinggal di ketel. Apabila kita tinjau suatu ketel distilasi batch sederhana,
pada setiap t, mengandung sejumlah cairan L. Misalkan jumlah mol cairan dalam
bejana pada suatu saat adalah L dengan komposisi x dan sejumlah cairan yang
diuapkan sejumlah dL, dengan komposisi y, maka konsentrasi yang tinggal dalam
ketel berubah menjadi (x dx ) dan jumlah molnya (L dL).
Persamaan rayleigh :
ZiW
F dxi
Ln W = ( yixi)
Xiw

2. Destilasi bertingkat (fraksional)


Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian
dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-
bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan
proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa
cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa
yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk
memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-
komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan
untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll.
Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada
labu destilasi.

3. Destilasi azeotrop
Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop
(campuran campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya
dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop
tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2
atau lebih komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak
bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop dididihkan,
fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa cairnya.
Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena
komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan.

4. Destilasi vakum
Destilasi ini digunakan untu zat yang tak tahan suhu tinggi atau bias rusak
pada pemansan yang tinggi. Sehingga dengan menurunan tekanan maka titik didih
juga akan menurun, maka destilasi yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi
tetap dapat dilakukan pada suhu rendah dengan menurunkan tekanan.

5. Refluks / destruksi
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macammacam destilasi walau
pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi
dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada.
Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah lambat maka
campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan
penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut
reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya
dilakukan secara refluks.

6. Destilasi keing
Memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan
cairnya.Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau
batu bata.

VI. PROSEDUR KERJA


1. Membuat kurva kesetimbangan
a. Membuat larutan etanol 10%, 20%, 30%, 40%, dan seterusnya hingga 100%
dengan volume larutan 30 ml
b. Mengukur densitas masing-masing larutan etanol
c. Membuat kurva kalibrasi antara fraksi volume etanol vs densitas larutan
etanol
2. Memasukkan 5000 ml larutan etanol yang tidak diketahui konsentrasi nya ke
dalam alat destilasi single stage
3. Mengaktifkan serangkaian alat destilasi
4. Menghitung komposisi umpan
a. Mengambil cuplikan umpan untuk diukur densitasnya.
b. Densitas yang diperoleh dipergunakan untuk mendapatkan fraksi volume
etanol umpan pada grafik, dan komposisi etanol diperoleh dari perhitungan
5. Menghitung komposisi destilat
a. Mengambil destilat setiap 100 ml hingga 10 kali pengambilan
b. Mengitung densitas masing-masing sampel destilat setiap 100 ml sebanyak 10
kali
c. Menghitung rata-rata densitas sampel destilat yang telah diukur masing-
masing densitasnya
d. Densitas yang diperoleh dipergunakan untuk mendapatkan fraksi volume
etanol destilat pada grafik, dan komposisi etanol diperoleh dari perhitungan
6. Menghitung kompsisi residu
a. Mengambil cuplikan residu untuk diukur densitasnya.
b. Densitas yang diperoleh dipergunakan untuk mendapatkan fraksi volume
etanol residu pada grafik, dan komposisi etanol diperoleh dari perhitungan.

VII. DATA HASIL PENGAMATAN


Berat piknometer kosong = 22,71 g
Temperatur aquades = 29C

Volume Volume %Volume Berat Etanol + air +


Air (ml) Etanol (ml) Etanol (%) piknometer (g)
30 0 0 47,64
27 3 10 47,28
24 6 20 46,97
21 9 30 46,64
18 12 40 46,22
15 15 50 45,70
12 18 60 45,16
9 21 70 44,59
6 24 80 43,92
3 27 90 43,42
0 30 100 43,18

Destilat :

Volume Berat Destilat + Suhu Pengambilan


destilat (ml) pikno (g) (C)
100 43,55 78
100 43,60 78
100 43,61 78
100 43,62 78
100 43,63 78
100 43,64 78
100 43,68 78
100 43,68 78
100 43,70 78
100 43,72 78
Volume destilat = 1000 ml + 225 ml = 1225 ml

Umpan
- Volume umpan + pikno = 45,33 ml
- Volume umpan = 5000 ml

Residu
- Volume residu = 3550 ml
- Berat residu + pikno = 46,77 ml

VIII. PERHITUNGAN
Penentuan Data untuk Kurva Kalibrasi :
1. Penentuan Volume piknometer
Dik :
Berat piknometer kosong = 22,71 g
Berat piknometer + air = 47,64 g
Densitas air pada suhu 29C = 0,99597 g/ml

Berat air = (Berat piknometer + air) (Berat piknometer kosong)


= 47,64 g 22,71 g
= 24,93 g

Berat air
Volume air = 0
Densitas air (29 C)
24,93 g
= 0,99597 g /ml

= 25,03 ml

Volume piknometer = volume air


Volume piknometer = 25,03 ml

2. Penentuan Fraksi Volume Sampel dan Densitas Sampel


a. Fraksi Volume Sampel
Volume etanol
Fraksi Volume Sampel = Volume total

0
Fraksi Volume Sampel 0% = 30

=0
3
Fraksi Volume Sampel 10% = 30

= 0,1

b. Densitas sampel
Berat sampel :
Berat sampel = (Berat sampel + pikno) (Berat piknometer kosong)

Berat sampel 0% = 47,64 g 22,71 g


= 24,93 g

Berat sampel 10% = 47,28 g 22,71 g


= 24,57g

Densitas sampel :
Berat sampel
Densitas sampel = Volume sampel

24,93 g
Densitas sampel 0% = 25,03 ml
= 0,99600 g/ml

24,57 g
Densitas sampel 10% = 25,03 ml

= 0,98162 g/ml

Tabel 1.1 untuk data kurva kalibrasi

Volum Volume %Volume Berat Etanol + Densitas


e Air Etanol Etanol air + Fraksi sampel
(ml) (ml) (%) piknometer (g) Volume (g/ml)
30 0 0 47.64 0 0.99600
27 3 10 47.28 0.1 0.98162
24 6 20 46.97 0.2 0.96924
21 9 30 46.64 0.3 0.95605
18 12 40 46.22 0.4 0.93927
15 15 50 45.7 0.5 0.91850
12 18 60 45.16 0.6 0.89692
9 21 70 44.59 0.7 0.87415
6 24 80 43.92 0.8 0.84738
3 27 90 43.42 0.9 0.82741
0 30 100 43.18 1 0.81782

Grafik 1.1 kurva kalibrasi densitas etanol terhadap fraksi volume etanol

1.00000
0.98000
0.96000
0.94000
0.92000
0.90000
Densitas etanol (g/ml)
0.88000
0.86000
0.84000
0.82000
0.80000
0 0.10.20.30.40.50.60.70.80.9 1

Fraksi volume etanol

Umpan :

1. Penentuan Densitas Umpan


Berat umpan = (Berat piknometer + umpan) (Berat piknometer kosong)
= 45,33 g 22,71 g
= 22,62 g

Berat umpan
Densitas umpan = Volume umpan
22,62 g
= 25,03 ml

= 0,90371 g/ml

2. Penentuan Fraksi Volume Umpan


Berdasarkan densitas umpan sebesar 0,90371 g/ml jika diplotkan pada grafik 1.1
maka diperoleh fraksi volume umpan, yaitu :
1.00000
0.98000
0.96000
0.94000
0.92000
0.90000
Densitas etanol (g/ml)
0.88000
0.86000
0.84000
0.82000
0.80000
0 0.10.20.30.40.50.60.70.80.9 1

Fraksi volume etanol

Berdasarkan grafik di atas, maka diperoleh fraksi volumeumpan adalah 0,575

3. Penentuan Mol
Fraksi volume etanol volume umpan densitas etanol
Mol etanol = BM etanol
0,575 5000 ml 0,90371 g /ml
= 46 g /mol

= 56,48187 mol

Fraksi volume air volume umpan densitas air


Mol air = BM air
0,425 5000 ml 0,99597 g/ml
= 18 g /mol

= 117,57979 mol

Mol total = mol etanol + mol air


= 56,48187 mol + 117,57979 mol
= 174,06166 mol

4. Penentuan Fraksi Mol


Mol etanol
Fraksi mol etanol = Mol total
56,48187 mol
= 174,06166 mol
= 0,32449

Mol airl
Fraksi mol ai = Mol total
117,57979 mol
= 174,06166 mol

= 0,67551

Destilat

1. Penentuan Densitas Destilat


Destilat 100 ml I :
Berat destilat = (Berat piknometer + destilat) (Berat piknometer kosong)
= 43,55g 22,71 g
= 20,84 g

Berat destilat
Densitas destilat = Volume destilat
20,84 g
= 25,03 ml

= 0,83260 g/ml

Destilat 100 ml II :
Berat destilat = (Berat piknometer + destilat) (Berat piknometer kosong)
= 43,60g 22,71 g
= 20,89 g

Berat destilat
Densitas destilat = Volume destilat
20,89 g
= 25,03 ml

= 0,83460 g/ml

Volume Berat Destilat Suhu Pengambilan Densitas Destilat


destilat (ml) + pikno (g) (C) (g/ml)
100 43.55 78 0.83260
100 43.6 78 0.83460
100 43.61 78 0.83500
100 43.62 78 0.83540
100 43.63 78 0.83580
100 43.64 78 0.83620
100 43.68 78 0.83779
100 43.68 78 0.83779
100 43.7 78 0.83859
100 43.72 78 0.83939

Dari data densitas yang diperoleh di atas, maka densitas rata rata yang diperoleh
adalah :
0.83632 g/ml

2. Penentuan Fraksi Volume Destilat


Berdasarkan densitas rata rata destilat sebesar 0,83632 g/ml jika diplotkan pada
grafik 1.1 maka diperoleh fraksi volume umpan, yaitu :

1.00000
0.98000
0.96000
0.94000
0.92000
0.90000
Densitas etanol (g/ml) 0.88000
0.86000
0.84000
0.82000
0.80000
0.1 0.3 0.5 0.7 0.9
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

Fraksi volume etanol


0,8

Berdasarkan grafik di atas, maka diperoleh fraksi volumeumpan adalah 0,84

3. Penentuan Mol
Fraksi volume etanol volume destilat densitas etanol
Mol etanol = BM etanol
0,84 1225 ml 0,83632 g/ml
= 46 g/ mol

= 18,70 mol

Fraksi volume air volume destilat densitas air


Mol air = BM air
0,16 1225 ml 0,99597 g/ml
= 18 g / mol

= 10,84 mol

Mol total = mol etanol + mol air


= 18,70 mol + 10,84 mol
= 29,548115 mol

4. Penentuan Fraksi Mol


Mol etanol
Fraksi mol etanol = Mol total
18,70 mol
= 29,548115 mol

= 0,63287

Mol airl
Fraksi mol ai = Mol total
10,84 mol
= 29,548115 mol

= 0,36686

Residu

1. Penentuan Densitas Residu


Berat residu = (Berat piknometer + residu) (Berat piknometer kosong)
= 46,77 g 22,71 g
= 24,06 g

Berat residu
Densitas residu = Volume residu
24,06 g
= 25,03 ml
= 0,96125 g/ml

2. Penentuan Fraksi Volume Umpan


Berdasarkan densitas umpan sebesar 0,96125 g/ml jika diplotkan pada grafik 1.1
maka diperoleh fraksi volume umpan, yaitu :

1.00000
0.98000
0.96000
0.94000
0.92000
0.90000
Densitas etanol (g/ml) 0.88000
0.86000
0.84000
0.82000
0.80000
0.1 0.3 0.5 0.7 0.9
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

Fraksi volume etanol

Berdasarkan grafik di atas, maka diperoleh fraksi volume umpan adalah 0,26

3. Penentuan Mol
Fraksi volume etanol volume residu densitas etanol
Mol etanol = BM etanol
0,26 3550 ml 0,96125 g/ml
= 46 g/ mol

= 19,28769 mol

Fraksi volume air volume residu densitas air


Mol air = BM air
0,74 3550 ml 0,99597 g /ml
= 18 g/ mol

= 145,35629 mol

Mol total = mol etanol + mol air


= 19,28769 mol + 145,35629 mol
= 164,64398 mol

4. Penentuan Fraksi Mol


Mol etanol
Fraksi mol etanol = Mol total
19,28769 mol
= 164,64398 mol

= 0,11715

Mol air
Fraksi mol air = Mol total
145,35629 mol
= 164,64398 mol

= 0,88285

Persamaan Raylight
xf
F dx
ln =
B xb ybx

xf
174,06166 mol dx
ln =
164,64398mol xb ybx

Penyelesaian integral di atas dilakukan dengan metode trapezoidal


xf
dx y 1+ y 2
ybx = 2
x
xb

Untuk menyelesaikan persamaan-persamaan di atas maka kita dapat memperolehnya


dari grafik kesetimbangan. Berikut table data serta grafik kesetimbangan :

Tabel 1.2 data kesetimbangan :

Komponen Fraksi Mol


Temperatur
A B Liquid Vapor
Etanol Water 95.5 0.019 0.17
89 0.0721 0.3891
86.7 0.0966 0.4375
85.3 0.1238 0.4704
84.1 0.1661 0.5089
82.7 0.2337 0.5445
82.3 0.2608 0.558
81.5 0.3273 0.5826
80.7 0.3965 0.6122
79.8 0.5079 0.6564
79.7 0.5198 0.6599
79.3 0.5732 0.6841
78.74 0.6763 0.7385
78.41 0.7472 0.7815
78.15 0.8943 0.8943

Dari table 1.2 di atas, diperoleh grafik kesetimbangan:

Grafik 1.2

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
Fraksi Uap (y)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Fraksi Cair (x)

xf
174,06166 mol dx
ln =
164,64398mol xb ybx

xf
dx
ln 1,05720=
xb ybx
xf
dx
0,05562 = ybx
xb

Untuk metode trial dan error, nilai Xb coba coba dimasukkan dalam kurva
kesetimbangan etanol-air :

1. Trial I :
1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
Fraksi Uap (y)
0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Fraksi Cair (x)

Dari trial I, diperoleh


X1 = 0,27889
X2 = 0,32449
Y1 = 0,56
Y2 = 0,58
xf
dx y 1+ y 2
ybx = 2
x
xb

xf
dx 0,56+0,58
ybx = 2
(0,324490,27889)
xb

xf
dx
ybx = 0,57 x 0,0456
xb

xf
dx
ybx = 0,02599
xb

xf
F dx
ln =
B xb ybx

0,05562 0,02599

2. Trial II :
1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
Fraksi Uap (y)
0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Fraksi Cair (x)

Dari trial II, diperoleh


X1 = 0,2
X2 = 0,32449
Y1 = 0,525
Y2 = 0,58
xf
dx y 1+ y 2
ybx = 2
x
xb

xf
dx 0,525+ 0,58
ybx = 2
(0,324490,2)
xb

xf
dx
ybx = 0,5525 x 0,12449
xb

xf
dx
ybx = 0,06878
xb

xf
F dx
ln =
B xb ybx

0,05562 0,06878
3. Trial III :

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
Fraksi Uap (y)
0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Fraksi Cair (x)

Dari trial III, diperoleh


X1 = 0,215
X2 = 0,32449
Y1 = 0,538
Y2 = 0,58
xf
dx y 1+ y 2
ybx = 2
x
xb

xf
dx 0,538+ 0,58
ybx = 2
(0,324490,215)
xb

xf
dx
ybx = 0,559 x 0,10949
xb

xf
dx
ybx = 0,06120
xb
xf
F dx
ln =
B xb ybx

0,05562 0,06120

4. Trial IV :

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
Fraksi Uap (y)
0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Fraksi Cair (x)

Dari trial IV, diperoleh


X1 = 0,24
X2 = 0,32449
Y1 = 0,55
Y2 = 0,58
xf
dx y 1+ y 2
ybx = 2
x
xb

xf
dx 0,55+ 0,58
ybx = 2
(0,324490,24 )
xb
xf
dx
ybx = 0,565 x 0,08449
xb

xf
dx
ybx = 0,04774
xb

xf
F dx
ln =
B xb ybx

0,05562 0,04774

5. Trial V :

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
Fraksi Uap (y)
0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Fraksi Cair (x)

Dari trial V, diperoleh


X1 = 0,232
X2 = 0,32449
Y1 = 0,54
Y2 = 0,58
xf
dx y 1+ y 2
ybx = 2
x
xb

xf
dx 0,54+0,58
ybx = 2
(0,324490,232)
xb

xf
dx
ybx = 0,56 x 0,09249
xb

xf
dx
ybx = 0,05179
xb

xf
F dx
ln =
B xb ybx

0,05562 = 0,05179

Maka dari grafik,diperoleh nilai Xb adalah 0,232


xf
dx
Trial Ln F/B ybx Xb
xb

I 0,05562 0,02559 0,27889


II 0,05562 0,06878 0,2
III 0,05562 0,06120 0,215
IV 0,05562 0,04774 0,24
V 0,05562 0,05179 0,232

Grafik dari metode trial dengan trial V sebagai hasil akhir:


1

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5
Fraksi Uap (y)
0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Fraksi Cair (x)

Neraca Massa

D yd
Xb
F Xf = ) + (B

5000 ml x 0,32449 = (1225 ml x 0,63287) + (3550 ml x Xb)

1622,45 ml = 775,26575 ml + 3550 Xb ml

1622,45 ml - 775,26575 ml = 3550 Xb ml

847,18425 ml = 3550 Xb ml

3550 Xb ml = 847,18425 ml

847,18425ml
Xb = 3550 ml

Xb = 0,23864

Dari metode trial serta neraca massa yang telah diperoleh maka nilai antara keduanya
tidak beda jauh.

Xb yang diperoleh dari metode trial and error = 0,232


Xb yang diperoleh dari neraca massa = 0,23864

IX. PEMBAHASAN
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia
jenis perpindahan massa.

Pada prinsipnya pemisahan dalam suatu proses destilasi terjadi karena


penguapan salah satu komponen dari campuran. Dengan demikian persyaratannya
adalah kemudahan menguap( volatilitas ) dari komponen yang akan dipisahkan
berbeda satu dengan yang lainnya. Pada campuran bahan padat dalam cairan,
persyaratan tersebut praktis selalu terpenuhi. Sebaliknya, pada larutan cairan dalam
cairan biasanya tidak mungkin dicapai sempurna, karena semua komponen pada titik
didih campuran akan mempunyai tekanan uap yang besar. Destilat yang murni praktis
hanya dapat diperoleh jika cairan yang sukar menguap mempunyai tekanan uap yang
kecil sekali sehingga dapat diabaikan.
Penguapan dan destilasi umumnya merupakan proses pemisahan satu tahap.
Proses ini dapat dilakukan secara tak kontinu atau kontinu, pada tekanan normal
ataupun vakum. Pada destilasi sederhana, yang paling sering dilakukan adalah operasi
tak kontinu. Dalam hal ini campuran yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam alat
penguap dan dididihkan. Pendidihan terus dilangsungkan hingga sejumlah tertentu
komponen yang mudah menguap terpisahkan.
Seperti yang telah dibahas pada pembahasan di atas sebelumnya bahwa dalam
proses ini terjadi pemisahan larutan etanol-air. Dalam praktikum kali ini, kelompok
saya melakukan pemisahan larutan campuran etanol dan air sebanyak 5000 ml.
langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan kurva kalibrasi yang diperoleh
dari pengambilan data pada saat praktikum. Data untuk kurva kalibrasi ini diperoleh
dari pembuatan larutan eatnol 10% sampai dengan 100% kemudian masing-masing
larutan dihitung densitasnya. Persen volume tersebut diubah ke dalam bentuk fraksi
volume. Kemudian dibuatlah kurva kalibrasi antara densitas etanol terhadap fraksi
volemu etanol.
Kurva kalibrasi yang telah dibuat ini akan sangat membantu untuk
menentukan komposisi etanol yang terdapat pada umpan, destilat, dan residu. Dan
untuk penentuan komposisi pada masing-masing umpan, destilat, dan residu itu
dilakukan dengan cara yang sama. Masing-masing umpan, dsetilat, dan residu
diambil cuplikannya untuk dihitung densitasnya. Namun terkhusus pada destilat,
karena perhitungan densitas dilakukan setiap 100 ml destilat sebanyak 10 kali, oleh
karena itu 10 densitas destilat yang diperoleh dirata-ratakan untuk mendapatkan
densitas rata-rata dari destilat. Densitas yang diperoleh dari masing-masing umpan,
destilat, dan residu akan diplotkan pada kurva kalibrasi untuk dapat mengetahui
berapa fraksi volume yang diperoleh dari umpan, destilat, dan residu. Untuk itu, pada
praktikum kali ini, kelompok saya memperoleh densitas dari umpan adalah 0,90371
g/ml sehingga diperoleh fraksi volume nya dari kurva kalibrasi adalah 0,575. Densitas
rata-rata dari destilat yang diperoleh sebesar 0.83632 g/ml sehingga diperoleh fraksi
volume nya dari kurva kalibrasi adalah 0,84. Dan untuk residu, densitas yang
diperoleh dari praktikum adalah sebesar 0,96125 g/ml sehingga diperoleh fraksi
volume nya dari kurva kalibrasi adalah 0,26. Dari fraksi volume yang diperoleh
inilah, mol etanol maupun air dapat ditentukan begitu pula dengan fraksi molnya
masing-masing pada umpan dan destilat, sehingga konsentrasi dapat diketahui.

Dan untuk konsentrasi pada residu, di dalam perhitungan praktikum kali ini,
kelompok saya melakukan pembuktian perhitungan terhadap fraksi mol residu
dengan dua cara untuk memperoleh nilai dari fraksi mol residu ini (Xb). Cara
pertama yang kelompok saya lakukan adalah dengan metode Trial and Error. Pada
xf
F dx
metode ini, digunakan persamaa Raylight ( ln B = untuk dapat
xb ybx

menyelesaikannya. Fraksi mol etanol umpan yang diperoleh pada perhitungan


diplotkan pada kurva kesetimbangan yang data table kesetimbangannya diperoleh
F
ln
dari sumber buku Verry yaitu sebesar 0,32449. Nilai dari B harus sama dengan

xf
dx
nilai ybx . untuk itu dilakukan trial. Dan pada perhitungan yang saya
xb

lakukan, saya melakukan trial sebanyak 5 kali. Berikut data trial yang telah dilakukan
:

xf
dx
Trial Ln F/B ybx Xb
xb

I 0,05562 0,02559 0,27889


II 0,05562 0,06878 0,2
III 0,05562 0,06120 0,215
IV 0,05562 0,04774 0,24
V 0,05562 0,05179 0,232

Dapat dilihat pada table di atas, trial yang saya lakukan ada yang kekurangan ada
pula yang kelebihan. Trial yang 5 kalinya barulah diperoleh angka dengan selisih
0,00383, dengan nilai Xb sebesar 0,232.
Kemudian cara kedua yang dilakukan untuk memperoleh nilai Xb adalah adalah
dengan cara perhitungan neraca massa. Pada perhitungan neraca massa ini, diperoleh
nilai Xb adalah sebesar 0,23864. Dari nilai Xb yang diperoleh secara teori Trial and
Error serta dari perhitungan neraca massa, maka hanya terdapat selisih sebesar
0,00664. Perbedaan ini mungkin saja dikarenakan adanya perbedaan tingkat ketelitian
dalam pembacaan grafik seseorang. Sehingga hasil yang diperoleh tidak begitu sama
persis.

X. KESIMPULAN
- Pemisahan larutan campuran etanol-air dengan menggunakan metode destilasi
single stage yaitu dengan menguapkan larutan yang lebih volatil dengan
memanfaatkan perbedaan titik didih masing-masing larutan etanol dan air.
- Hasil pehitungan yang diperoleh:

Densitas Volume Fraksi Volume Fraksi mol etanol


Sampel
(g/mL) (mL) etanol (Xf, Xd, Xb)
Feed 0,90371 5000 0,575 0,32449
Destilat 0.83632 1225 0,84 0,63287
Residu 0,96125 3550 0,26 0,11715

XI. DAFTAR USTAKA


http://bukukecilria.blogspot.co.id/2015/01/laporan-praktikum-destilasi-
sederhana.html
http://evlynzmanggala.blogspot.co.id/2013/01/laporan-
destilasi_5639.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi
http://triwahyuib.blogspot.co.id/2013/06/laporan-praktikum-
destilasi.html

Você também pode gostar