Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
MAHFUD
NIM: 10/297477/PN/11918
Disusun oleh:
Nama : Mahfud
NIM : 10/297477/PN/11918
Makalah seminar umum ini telah disahkan dan diterima sebagai kelengkapan
mata kuliah Seminar Umum (PNB 4085).
Mengetahui:
Komisi Seminar
Jurusan Budidaya Pertanian
Mengetahui:
Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
INTISARI
Benih akan mengalami kemunduran selama penyimpanan. Kemunduran benih dapat
ditengarai secara fisologis dan biokimiawi. Salah satu parameter yang bisa
digunakan untuk melihat kemunduran benih adalah viabilitas benih. Kemunduran
benih akan meningkat seiring dengan lamanya masa simpan benih, yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, diantaranya adalah kadar air awal benih dan kelembaban
relatif udara. Dengan melihat nilai viabilitas benih selama penyimpanan pada
kondisi ruang simpan yang berbeda, maka bisa dihitung lama pasti suatu benih bisa
disimpan. Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk melakukan pendugaan umur
simpan benih dengan daya kecambah (viabilitas) benih sebagai parameter penduga
umur simpan benih cabai merah pada tingkat kadar air yang aman untuk
penyimpanan benih cabai merah. Analisis dilakukan dengan menggunakan
modifikasi rumus matematis Asni (1994) dengan menambahkan parameter viabilitas
konstan (Ti), karena selama waktu pengujian, terdapat viabilitas benih yang konstan
pada beberapa perlakuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa benih cabe merah
yang disimpan pada suhu kamar (2728oC) dan kadar air 3.0 dan 5.2 %
diperkirakan umur simpannya lebih dari 26 bulan, antara 6.510.6 % umur
simpannya 526 bulan, sedangkan pada kadar air 14.3 % ke atas hanya berumur 1
bulan atau kurang.
Kata kunci: Benih, Cabai Merah, Kemunduran Benih, Viabilitas, Kadar Air,
Kelembaban Relatif, Analisis Matematis.
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran
penting yang bernilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah
tropika seperti di Indonesia. Cabai sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah
tangga dan sebagiannya untuk ekspor dalam bentuk kering, saus, tepung dan lainnya
(BBPPTP, 2008). Dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan produksi cabai merah
yang lebih kompetitif, diperlukan upaya peningkatan produksi yang mengacu pada
peningkatan efisiensi baik ekonomi, mutu, maupun produktivitas, salah satunya
melalui penanganan benih yang baik.
Untuk menghasilkan benih bermutu tinggi diperlukan penanganan pascapanen
yang tepat, antara lain prosesing, pengeringan, dan penyimpanan (Ardi et al., 2012).
Dari beberapa hal tersebut, penyimpanan merupakan hal yang sangat berpengaruh
terhadap kualitas benih. Dengan penyimpanan yang tepat diharapkan daya kecambah
benih masih bertahan hingga benih tersebut ditanam oleh petani.
Oleh karena itu, perlu teknologi penyimpanan yang baik agar benih tidak
mengalami kemunduran kualitas. Copeland dan Mc.Donald (1985) menyatakan
bahwa kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara berangsur-
angsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisiologis
yang disebabkan oleh faktor dalam. Proses penuaan atau kemunduran benih salah
satunya ditandai dengan penurunan viabilitas dari waktu ke waktu.
Daya kecambah benih merupakan salah satu parameter yang bersifat langsung
menggambarkan viabilitas benih. Oleh karena itu, daya kecambah benih dapat
digunakan sebagai parameter untuk menetapkan umur simpan suatu benih.
Pendugaan umur simpan sangat penting dilakukan untuk memperkirakan masa
berlaku benih tersebut sebelum digunakan oleh petani. Dengan mengetahui umur
simpan suatu benih dengan metode penyimpanan tertentu, maka bisa dilakukan
perencanaan terkait waktu simpan, distribusi, dan waktu penggunaannya.
Dalam pengujian umur simpan, parameter penting yang harus diperhatikan
salah satunya adalah kadar air awal benih dan kelembaban relatif (RH) ruang simpan
(Julianti et al., 2003). Kedua faktor tersebut akan mempengaruhi kecepatan reaksi
metabolisme benih selama penyimpanan, terutama respirasi benih. Pada kondisi kadar
air yang tinggi dan RH tinggi, respirasi akan berjalan lebih cepat, sehingga benih
akan lebih cepat mengalami kemunduran. Untuk itu, dalam hal ini akan diketahui
kadar air awal benih dan RH yang tepat untuk memperlama masa simpan benih cabai
merah.
Pendugaan umur simpan benih secara analitik pernah dilakukan dengan
pendekatan hubungan linier antara periode simpan dan viabilitas benih, sampai pada
batas mutu viabilitas yang ditentukan (pada tingkat kemunduran benih 50 %), yang
masih menunjukkan hubungan yang linier. Sebenarnya, hubungan antara umur
simpan dan nilai viabilitas tidak dapat didekati dengan persamaan linier. Penurunan
viabilitas benih pada dasarnya adalah penurunan mutu produk yang jika disimpan
lama akan memperlihatkan hubungan sigmoidal dengan lama simpan. Asni (1994)
telah melakukan pendekatan hubungan sigmoidal dengan menggunakan model
matematik dalam memprediksi umur simpan benih jagung, kedele dan kacang tanah.
Model matematis yang digunakan Asni (1994) untuk menduga umur simpan benih
adalah sebagai berikut:
................ (1)
............................. (2)
Jika umur simpan (Ts) didasarkan pada kriteria viabilitas benih pada daya
kecambah standar (minimal 80%, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih), maka
rumus umur simpan menjadi:
............................ (3)
Keterangan:
V = Viabilitas benih pada masa simpan t (%)
Vo = Viabilitas awal benih (%)
Vc = Viabilitas standar mutu benih (%), minimal 80%
Kb = Konstanta kecepatan penurunan viabilitas benih
Tb = Umur simpan benih (bulan).
Berdasarkan hal-hal di atas, maka dilakukan pendugaan umur simpan benih
cabai merah dengan menggunakan modifikasi metode kinetika yang digunakan oleh
Asni dengan menjadikan kadar air awal benih dan kelembaban relatif sebagai faktor
penyimpanan dan penurunan viabilitas benih sebagai parameter pengujian.
B. Tujuan
Melakukan pendugaan umur simpan benih dengan daya kecambah (viabilitas)
benih sebagai parameter penduga umur simpan benih cabai merah pada tingkat kadar
air yang aman untuk penyimpanan benih cabai merah.
II. ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN
BENIH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
Tabel 1. Hasil pengujian daya tumbuh benih cabai merah pada beberapa
kondisi ruang simpan selama periode simpan 6 bulan.
Modifikasi rumus Asni persamaan (1) (2) dan (3) berdasarkan grafik model
penurunan viabilitas benih pada gambar 2, menjadi rumus (4) dan (5):
................ (1)
............................. (2)
............................ (3)
............................. (4)
..................................... (5)
Keterangan:
Vo = Viabilitas awal benih, 100 %
Vc = Viabilitas benih batas mutu, 80%, (viabilitas minimal BPSB)
Ti = Periode viabilitas konstan, pada viabilitas tetap Vo, di sini 100 %, bulan.
Tg = Waktu simpan setelah Ti, sampai viabilitas turun mencapai Vc, bulan.
Ts = Prediksi umur simpan benih cabai merah, bulan.
Perhitungan umur simpan benih dilakukan berdasarkan data pengamatan
viabilitas benih selama 6 bulan penyimpanan dari 9 tingkat kadar air benih cabai
merah seperti yang ditampilkan dalam Tabel 1. Dengan analisa regresi diperoleh nilai
konstanta yang bisa digunakan untuk memperoleh prediksi umur simpan untuk
masing-masing tingkat kadar air benih seperti terlihat pada Tabel 2. Contoh
perhitungan umur simpan benih dilakukan pada kadar air benih 7.6 % yang
equilibrium dengan RH 58 %.
Penyimpanan benih cabe merah pada kadar air 7.6 % periode viabilitas
konstan adalah 4 bulan, yaitu dengan viabilitas awal 100%, (Ti = 4 bulan dan Vo =
100 %). Dari hasil analisis regresi antara nilai waktu simpan (t) dan log V, diperoleh
nilai kb = 0.0045, maka umur simpan benih cabai yang disimpan pada kadar air 7.6 %
adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Modifikasi model matematik Asni (1994), dengan menambah parameter
periode viabilitas konstan (Ti), telah berhasil baik digunakan untuk analisis
prediksi umur simpan benih cabe merah sebagai model. Hasilnya
menunjukkan bahwa umur simpan benih sangat dipengaruhi kadar air benih
selama penyimpanan.
2. Benih cabe merah yang disimpan pada suhu kamar (2728oC) dan kadar air
3.0 dan 5.2 % diperkirakan umur simpannya lebih dari 26 bulan, antara 6.5
10.6 % umur simpannya 526 bulan, sedangkan pada kadar air 14.3 % ke atas
hanya berumur 1 bulan atau kurang.
B. Saran
Perlu adanya pengujian lebih lama (> 6 bulan) pada benih-benih yang
disimpan dalam kadar air di bawah 6.5%, sehingga bisa diperoleh umur simpan
yang pasti dari benih-benih tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adri, Yardha, dan Hery Nugroho. 2012. Penyimpanan Benih Spesifik Lokasi untuk
Menjamin Ketersediaan Benih Dalam Mendukung Swasembada Kedelai
2014. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi, Jambi.
Asni, N. 1994. Pengaruh tingkat air ikatan selama penyimpanan terhadap viabilitas
dan keru-sakan benih jagung, kedele dan kacang tanah. IPB, Bogor.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Seri Buku
Inovasi: Teknologi Budidaya Cabai Merah. Badan Penelian dan
Pengembangan Pertanian, Jakarta.
Copeland. L.O. dan M.B. Mc. Donald. 1985. Principles of Seed Science and
Technology. Burgess Publishing Company, New York.
Julianti, E., S.T. Soekarto, P. Hariyadi, dan A.M. Syarief. 2003. Analisis Kinetika
Pendugaan Umur Simpan Benih Cabai Merah. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian 15: 34-39.