Você está na página 1de 3

A.

Analisis

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam kegiatan penyuluhan yang kami


lakukan dengan tema Posisi duduk yang ergonomis di SDN
Sungai Besar 3 adalah sebagai berikut:

a. Materi penyuluhan
Materi yang disampaikan oleh pemateri kepada
sesuai sesuai dengan tema yang telah direncanakan.
Materi yang disampaikan dapat menarik perhatian siswa
yang menjadi sasaran primer penyuluhan karena
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
ditambahkan dengan adanya gambar-gambar dan video
tentang posisi duduk yang ergonomis.
b. Media yang digunakan
Materi penyuluhan disampaikan dengan metode
ceramah yang mana bahasa yang digunakan sesuai
kemampuan pemahaman siswa. Selain itu, diadakan pula
ice breaking yang berupa permainan yang berupa quiz
tentang ergonomi duduk untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa memahami materi yang telah
disampaikan .
c. Penyuluh dan peserta
Siswa yang menjadi sasaran dalam penyuluhan ini
menerima dengan baik kehadiran penyuluh, menunjukkan
respon positif terhadap materi yang disampaikan dengan
menyimak penyampaian materi dengan kondusif dari awal
penyampaian sampai akhir. Penyuluh yang berperan
sebagai pemateri menyampaikan dengan efektif dan
efisien materi yang ingin disampaikan. Pemateri juga dapat
memberikan situasi yang santai terhadap siswa-siswi
sehingga ada keakraban antara penyuluh dengan siswa
untuk mengantisipasi terjadinya kesenjangan antara
penyuluh dan siswa.

2. Faktor Penghambat
Dalam melakukan proses penyuluhan selain adanya faktor
pendukung juga terdapat faktor penghambat sebagaimana
berikut:
a. Kurangnya fasilitas

Kurangnya fasilitas media penyuluhan yang tersedia


seperti tidak ada LCD/proyektor membuat siswa bosan
mendengarkan pemateri menyampaikan materi dengan
metode ceramah. Jika tersedia LCD/proyektor penyuluh
dapat menyediakan gambar yang lebih banyak ataupun
video mengenai Ergonomi duduk.

b. Sifat siswa yang lebih tertarik dengan permainan

Sifat siswa yang lebih tertarik dengan permainan


membuat pemahaman mereka dengan materi yang
disampaikan kurang maksimal, karena hanya sebagian dari
materi yang dijadikan bahan permainan, sedangkan pada
pre-post test pun ada yang tidak termasuk ke dalam bahan
permainan.

c. Tingkat kesulitan pre-post test

Soal yang diberikan oleh penyuluh belum mampu untuk


dipahami siswa, karena menggunakan bahasa yang kurang
sesuai dengan usia mereka, sehingga soal yang diberikan
dianggap sulit dan membuat siswa tidak dapat menjawab
dengan benar dan tepat.

Você também pode gostar