Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Bertingkat!
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu faktor yang menyebabkan DKI Jakarta nyaris tenggelam
karena dilanda banjir, adalah hampir punahnya daerah resapan. Agar Jakarta tak benar-benar 'kelelep', Wakil
Ketua DPD RI La Ode Ida menyarankan Gubernur DKI Joko Widodo tidak lagi mengizinkan pembangunan
gedung bertingkat di wilayah ibu kota. Menurut La Ode, Jakarta sudah sangat padat dan lahannya sudah tidak
mendukung lagi pembangunan gedung-gedung bertingkat. Namun realitasnya, gedung-gedung bertingkat yang
menjadi pusat bisnis terus dibangun di Jakarta. Walhasil ruang terbuka hijau semakin menyempit.
"Bahkan, kawasan di tepi pantai di Jakarta Barat dan Jakarta Utara yang seharusnya merupakan ruang terbuka
juga dibangun perumahan mewah sehingga rawan banjir," katanya ketika menerima Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo (Jokowi) di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (21/1).
Jokowi Didesak Setop Izin Pembangunan Gedung
Selasa, 22 Januari 2013 08:48 WIB | Dibaca 25 kali
JAKARTA-Ketua DPR Marzuki Alie mengusulkan beberapa cara mengatasi banjir di Jakarta
untuk jangka pendek maupun panjang. Dia pun mengatakan, untuk mengatasi banjir Jakarta
harus ada sinergitas antara pemerintah daerah dan pusat. Salah satunya, Marzuki mengusulkan,
Gubernur DKI harus memoratorium izin-izin pembangunan gedung.
Hal itu diungkapkan Marzuki saat menerima kunjungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo,
Senin (21/1) di gedung parlemen, di Jakarta. "Moratorium perizinan. Kalau izin jalan terus, ini
berbahaya," kata Marzuki didampingi Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Pramono Anung dan
Taufik Kurniawan itu.
Nah, kata dia, kalau ada dam, ketika air laut datang kemudian di pompa, maka akan terlindungi
dam. "Maka kita hanya keluarkan air curahan dari atas," ujarnya.
Marzuki mengatakan, gubernur harus memikirkan penuntasan jangka panjang untuk masalah
Jakarta. Karena, lanjut dia, masalah DKI bukan hanya banjir, tapi juga macet. (boy/jpnn)
Berita Kota Bandung
Wisatawan Keluhkan Debu Proyek Pembangunan Gedung
DPRD Jabar
Jum'at, 25 Januari 2013 16:28 WIB | Dibaca 375 kali
TEMPO.CO, Depok - Pemerintah Kota Depok mengajukan rancangan peraturan daerah tentang
rencana tata ruang wilayah yang akan mengakomodasi pembangunan gedung-gedung pencakar
langit di kota itu.
"Luas Depok 20 ribu hektar, dan 33 persen di antaranya akan dipertahankan sebagai ruang
terbuka hijau," kata Kepala Dinas Tata Kota dan Permukiman, Nunu Heryana, Senin, 22 Oktober
2012. Untuk menjaga luas wilayah hijau sembari tetap memberi ruang untuk pertumbuhan
penduduk, maka pembangunan gedung tinggi jadi tak terelakkan. Nunu memastikan tidak ada
aturan batas ketinggian yang menghambat pembangunan pencakar langit di Depok. "Depok jauh
dari bandara, jadi tidak kena aturan itu," katanya. Sayangnya, niat Pemerintah Kota Depok ini
masih belum disetujui oleh DPRD Depok. Ketua Panitia Khusus Raperda Rencana Tata Ruang
Wilayah, Muttaqin, meminta pemda mencantumkan batas ketinggian gedung di Depok dalam
rancangan peraturan. Kalau tidak ada pembatasan, Muttaqin khawatir akan ada lonjakan jumlah
penduduk yang bermukim di sana.
"Kalau tidak dibatasi, maka akan ada gedung 35 lantai di sini. Beban kota Depok akan
bertambah dengan makin banyaknya penghuni di sini," katanya khawatir. Untuk menyelesaikan
kebuntuan ini, DPRD Depok akan mengundang konsultan pembangunan Kota Depok dalam
rapat kerja berikutnya. "Kami ingin tahu apa bisa pembangunan gedung tinggi di Depok dibatasi
di wilayah tertentu saja," kata Muttaqin.
LAPORAN IPA
Artikel Media Massa tentang AMDAL
Disusun Oleh :
1. Bambang N.S
2. Damai Andhika.A
3. Miftakhul Azis
4. M. Mahfud Latif
SEMARANG