Você está na página 1de 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk pilar-pilar dari agam Islam ?
2. Bagaimana faktor yang menyebabkan terjadinya perpecahan dalam Islam ?
3. Bagaimana konsep ajaran Islam dari masing-masing kelompok tersebut ?
4. Apakah macam kelompok torekot dalam Islam ?
5. Bagaimana menyikapi perbedaan-perbedaan kelompok dalam Islam ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pilar-pilar yang ada di agama Islam.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perpecahan dalam Islam.
3. Untuk mengetahui konsep ajaran Islam dari masing-masing kelompok.
4. Untuk mengetahui macam-macam kelompok torekot dalam Islam.
5. Untuk bisa menyikapi perbedaan-perbedaan kelompok dalam Islam.

BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah Timbulnya Kelompok-Kelompok Dalam Islam dan Penyebabnya


Sesungguhnya Nabi saw. dahulu telah mengabarkan kepada kita tentang akan berpecahnya
ummat ini sebagaimana berpecahnya ummat-ummat sebelumnya seperti yang dijelaskan
dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: telah berkata Rasulullah
saw. : "Yahudi telah berpecah belah kedalam 71 atau 72 golongan. Nasrani pun telah berpecah
belah ke dalam 71 atau 72 golongan dan umatku akan berpecah menjadi 73 golongan." . Dari
Auf bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Yahudi telah berpecah menjadi
71 golongan satu golongan di surga dan 70 golongan di neraka.

Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72 golongan, 71 golongan di neraka dan satu di
surga. Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya ummatku ini pasti akan
berpecah belah menjadi 73 golongan satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka." Lalu
beliau ditanya: "Wahai Rasulullah siapakah mereka ? Beliau menjawab: "Al Jamaah." . Dan
yang dimaksud dengan Al Jamaah adalah jalan hidup yang telah ditelusuri oleh Nabi saw.
dan para sahabatnya dalam hal aqidah dan amal.

1. Jenis Penyimpangan dan Penyebabnya

Di antara golongan yang menisbatkan dirinya kepada Islam ada ada kesesatannya yang
terletak pada permasalahan:

tauhidullah, asma serta sifat-Nya.

Iman

Pendapat bahwa pelaku dosa besar dari Islam (dianggap kafir-pent.) dan memvonisnya
sebagai orang yang kekal di dalam neraka.

Qadha' dan qadar

Al-Quran apakah qadim atau hadits (baru)

Sahabat Nabi .

Demikianlah semua golongan yang menyimpang dari Islam dan mengada-ada kebid'ahan
dalam dienullah semuanya merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka, mereka telah
menelusuri jalan syetan yang menyimpang dari firman Allah:




"Dan sesungguhnya inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah jalan ini dan janganlah kalian
mengikuti jalan-jalan lain lalu kalian akan berpisah dari jalan-nya. Yang demikian itu Allah
telah mewasiatkan kepadamu agar kalian bertaqwa." (Al-An'am :153).
Penyebab:
Terdapat penyebab yang beragam berkenaan dengan kemunculan pelbagai aliran dan mazhab
dalam Islam, diantaranya adalah:

Ketidakpedulian sekelompok umat Islam terhadap wasiat-wasiat dan ucapan


Rasulullah (s.a.w) berkenaan dengan masalah khilafah dan keimamahan Imam Ali
(a.s).

Masuknya para pemeluk agama lain di kalangan umat Islam.

Percampuran dan pertukaran budaya .

Adanya jarak masa yang jauh antara umat Islam dengan ajaran Islam yang sebenar dan
pengetahuan terhadap peranan Ahlubait (a.s).

Adanya pelarangan atas penulisan hadis-hadis Nabi (s.a.w) hingga berlangsung satu
abad lamanya, campur tangan-tangan jahil para khalifah Bani Umayyah dalam
membuat hadis-hadis palsu untuk memuji sebahagian sahabat yang munafik.

Adanya campur tangan para khalifah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah dengan
menciptakan perselisihan mazhab di antara kaum muslimin dengan tujuan untuk
menangkap ikan di air keruh agar mereka tetap boleh mempertahankan kekuasaan
mereka.

Kebodohan umat dan terpengaruhnya mereka dengan berbagai propaganda busuk.

2. Awal Mula Timbulnya Perpecahan

Aliran dalam Islam mulai tampak pada saat perang Siffin (37 H) khalifah 'Ali bin Abi
Thalib dengan Mu'awiyah. Pada saat tentara 'Ali dapat mendesak tentara Mu'awiyah
maka Mu'awiyah meminta diadakan perdamaian. Sebagian tentara 'Ali menyetujui
perdamaian ini, dan sebagian lagi menolaknya.
Kelompok yang tidak setuju ini akhirnya memisahkan diri dari 'Ali dan membentuk
kelompok sendiri yang akhirnya terkenal dengan nama Khawarij.
Mereka menganggap Ali, Mu'awiyah dan orang-orang yang menerima perdamaian ini
telah berbuat salah (dosa besar) karenanya mereka bukan mukmin lagi dan boleh
dibunuh. Masalah dosa besar ini kemudian menimbulkan 3 aliran teologi dalam Islam
yaitu : Khawarij, Murji'ah dan Mu'tazilah.1Masalah kepemimpinan ini kemudian
menyebabkan munculnya kelompok yang menganggap yang berhak adalah 'Ali dan
keturunannya (Syi'ah) dan kelompok yang berseberangan dengannya (Ahlus Sunnah
wal Jama'ah).

Dan akibat pengaruh agama lain dan filsasat pada umat Islam maka muncullah
kelompok yang menyatakan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkendak
dan perbuatannya (Qadariyyah) dan kelompok yang berpendapat sebaliknya
(Jabariyyah). Setelah itu banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam agama Islam.

Nahdlatul Ulama (NU)


Latar Belakang Lahirnya Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam),
disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada
31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi. Sebab jauh sebelum
NU lahir dalam bentuk jamiyyah (organisasi), ia terlebih dahulu mewujud dalam bentuk
jamaah (community) yang terikat kuat oleh aktivitas sosial keagamaan yang mempunyai
karakter tersendiri (Ridwan, 2004: hal.169).
Dalam Anggaran Dasar hasil Muktamarnya yang ketiga pada tahun 1928 M, secara
tegas dinyatakan bahwa kehadiran NU bertujuan membentengi artikulasi fiqh empat madzhab
di tanah air. Sebagaimana tercantum pada pasal 2 Qanun Asasi li Jamiyat Nahdhatul al-
Ulama (Anggaran Dasar NU), yaitu :
a. Memegang teguh pada salah satu dari madzhab empat (yaitu madzhabnya Imam
Muhammad bin Idris Al-SyafiI, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah an-Numan, dan
Imam Ahmad bin Hanbal);
b. Menyelenggarakan apa saja yang menjadikan kemaslahatan agama Islam.

Manhaj Fikrah Nahdliyah (Metode berpikir ke-NU-an)


Dalam merespon persoalan, baik yang berkenaan dengan persoalan keagamaan maupun
kemasyarakatan, Nahdlatul Ulama memiliki manhaj Ahlis Sunnah Wal-Jamaah sebagai
berikut :
1. Dalam bidang Aqidah/teologi, Nahdlatul Ulama mengikuti Manhaj dan pemikiran Abu
Hasan Al-Asyari dan Abu Mansur Al-Maturidi.
2. Dalam bidang Fiqih/Hukum Islam, Nahdlatul Ulama bermadzhab secara qauli dan manhaji
kepada salah satu al-Madzahib al-Arbaah (Hanafi, Maliki, Syafii, Hanbali)
3. Dalam Bidang Tasawuf, Nahdlatul Ulama mengikuti Imam al-Junaid al-Baghdadi (w.297H)
dan Abu Hamid al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M). (Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa
Timur, 2012: 161-169).

Muhammadiyah (MD)
Berdirinya Muhammadiyah (MD)
Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi Islam modern yang berdiri di Yogyakarta
pada 18 November 1912. Organisasi ini terbentuk karena masyarakat islam yang
berpandangan maju menginginkan terbentuknya sebuah organisasi yang menampung aspirasi
mereka dan menjadi sarana bagi kemajuan umat islam. Keberadaan tokoh-tokoh Islam yang
berpandangan maju tersebut terbentuk karena pendidikan serta pergaulan dengan kalangan
Islam di seluruh dunia melalui ibadah haji. Salah seorang tokoh tersebut ialah KH. Ahmad
Dahlan yang kemudian mendirikan organisasi ini.
Muhammadiyah didirikan atas dasar agama dan bertujuan untuk melepaskan agama
Islam dari adat kebiasaan yang jelek yang tidak berdasarkan Al-Quran dan sunnah Rasul
(Nana Supriatna, Jil.2, 2008: 171-172).

Macam Paham Muhammadiyah


Hal-hal yang berkaitan dengan paham agama dalam Muhammadiyah secara garis besar
dan pokok-pokoknya ialah sebagai berikut:
a) Aqidah; untuk menegakkan aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala
kemusyrikan, bidah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam;
b) Akhlaq; untuk menegakkan nilai-nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-
ajaran Alquran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia;
c) Ibadah; untuk menegakkan ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah S.A.W. tanpa
tambahan dan perubahan dari manusia;
d) Muamalah dunyawiyat; untuk terlaksananya muamalah dunyawiyat (pengolahan dunia
dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua
kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT. (MKCH, butir ke-4). (Sumber:
www.blog.umy.ac.id).

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)


Awal Mula Berdirinya LDII
Penggagas dan penghimpun tertinggi pertama LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia)
adalah Al-Imam NurHasan Ubaidah Lubis Amir (nama kebesaran dalam jamaahnya). Nama
kecilnya ialah Madekal/Madigol atau Muhammad Madigol, keturunan asli pribumi Jawa
Timur.
Faham yang dianut oleh LDII telah dilarang oleh Jaksa Agung Republik Indonesia pada
tahun 1971. Setelah aliran tersebut dilarang, kemudian berganti nama dengan Lembaga
Karyawan Islam (LEMKARI) pada tahun 1972. Lalu pada tahun 1981 berganti nama dengan
Lembaga Karyawan Dakwah Islam yang juga di singkat dengan LEMKARI.
Kemudian LEMKARI berganti nama lagi sesuai keputusan kongres/muktamar tahun
1990 dengan nama Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Perubahan nama tersebut
dengan maksud menghilangkan citra lama LEMKARI yang tidak baik dimata masyarakat.
(M. Amin Djamaluddin, 2008: 1-2).

Ajaran-Ajaran LDII
Sebagian ajaran-ajaran dan konsepsi LDII :
1. Kalau disuatu wilayah (negara) minimal ada 3 orang dan salah satunya tidak mau
mengangkat imam, maka dikatakan bahwa hidupnya tidak halal (nafasnya haram, shalatnya
haram, hajinya haram, dan bahkan jimanya haram), dan kemudian statusnya disamakan
dengan orang-orang kafir.
2. Dikatakan bahwa presiden bukanlah seorang imam, karena presiden hanya mengurusi
masalah dunia saja, tidak pernah mengajak rakyatnya, meramut rakyatnya untuk mengaji Al-
Quran dan al-Hadits yang hal itu berbeda dengan imam-imam mereka.
3. Mengharamkan taqlid dalam fiqh.
4. Mengharamkan budaya-budaya seperti yasinan, tahlilan, maulid Nabi Muhammad dan lain-
lain.
5. Mereka hanya mau mendengar pengajian isi kandungan/arti Al-Quran dan Al-Hadits hanya
dari orang-orang yang mengaji dengan guru/imam mereka. Bagi mereka arti yang
disampaikan oleh imamnya adalah bak wahyu yang tidak boleh dibantah. Keluar dari
pemahaman yang diartikan oleh imamnya adalah sesat (Nur Hidayat Muhammad, 2012: hal.
15).
Wahabi Salafi
Mengenal Wahabi Salafi
Kata Salafi adalah sebuah bentuk penisbatan kepada as-salaf. Kata as-salaf sendiri
secara bahasa bermakna orang-orang yang mendahului atau hidup sebelum zaman kita.
Adapun makna teminologis As-Salaf adalah generasi yang dibatasi oleh sebuah
penjelasan Rasulullah SAW. Dalam haditsnya, Sebaik-baik manusia adalah (yang hidup) di
masaku, kemudian yang mengikuti mereka (tabiin), kemudian yang mengikuti mereka
(tabiat-tabiin). (HR. Bukhari dan Muslim)
Kelompok yang sekarang mengaku-aku sebagai Salafi ini, dahulu dikenal dengan nama
Wahabi. Tidak ada perbedaan antara Salafi yang ini dengan Wahabi. Mereka lebih tepat jika
disebut Salafi Wahabi, yakni pengikut Muhammad ibnu Abdul Wahab yang lahir di Uyainah,
Najd, Saudi Arabia tahun 1115 H (1703 M) dan wafat tahun 1206 H (1792 M). Pendiri
Wahabi ini sangat mengagumi Ibnu Taimiyah, seorang ulama kontroversial yang hidup di
abad ke-8 H dan banyak mempengaruhi cara berpikirnya (Syaikh Idahram, 2011:23-28).

Ajaran-Ajaran Salafi
1. Mengkafirkan sufi seperti Ibnu Arabi, Ibnu Sabin, Ibnu Faridh, Abu Yazid al-Busthami,
Maruf al-Karkhi dan lain-lain.
2. Mengkafirkan dan menganggap sesat pengikut madzab Asyariyah dan Maturidiyyah.
3. Sebagian dari mereka ada yang anti qiyas.
4. Menolak segala bentuk bidah meskipun yang kategori baik (hasanah), karena menurut
mereka, semua bidah adalah sesat.
5. Menolak sholat qabliyah jumat, yang menurut mereka tidak ada dalil dan hadistnya.
6. Mereka menilai acara yasinan dan tahlilan adalah ritual bidah.
7. Mereka juga ada yang menolak ziarah kubur,
8. Mereka menolak qunut subuh, dengan alas an hadist tentang qunut adalah dhaif semua.
9. Mereka memvonis syirik akbar terhadap pengamal tawassul dengan lewat manusia (Nur
Hidayat Muhammad, 2012: 24-27).

Majelis Tafsir Al-Quran (MTA)


Awal Mula Munculnya MTA
Majelis Tafsir Al-quran adalah kelompok islam yang berpusat di kota Solo yang
didirikan oleh Abdullah Thufail Saputra pada tanggal 19 September 1972. Karena tidak ada
kecocokan dengan ajaran Muhammadiyah, ia mendirikan sekolah organisasi MTA. Dan
Abdullah Thufail pun menjabat sebagai ketuanya. Dan ajaran NU, seperti yasinan, membaca
maulid Nabi, adalah objek utama mereka dalam berdakwah.
Dalam menyampaikan dakwahnya, mereka memang tidak pernah mengkritik NU secara
langsung, amaliyyah Nahdhiyyin yang sudah mengakar erat di masyarakat lah yang mereka
kritik dan cela dengan ungkapan yang sangat menyakiti pengamalnya.

Faham-Faham MTA
Berikut beberapa faham MTA :
1. Menolak semua hadist dhaif secara mutlak.
2. Mengharamkan maulidan, yasdinan dan tahlilan.
3. Mengharamkan walimah kematian 7 hari, 40 hari, 100 hari, dll.
4. Memahami hadist dan Al-qurandengan pemahaman pribadinya sehingga banyak sekali
hukum yang dicetuskan secara ngawur.
5. Tidak percaya adanya ilmu santet dan tenung (sihir).
6. Menghalalkan anjing dan memperbolehkan memakannya, meski akhir-akhir lebih melunak
karena mendapat kritikan hebat.
7. Memperbolehkan zakat diberikan orang kafir.
8. Mengharamkan adzan dan iqamah saat bayi dilahirkan (Nur Hidayat Muhammad, 2012: 16-
18).

Persatuan Islam (Persis)


Sejarah Singkat Persis (Persatuan Islam)
Persatuan Islam (Persis) berdiri pada permulaan tahun 1920-an, tepatnya tanggal 12
September 1923 di Bandung. Idenya bermula dari seorang alumnus Dr al-Ulm Mekkah
bernama H. Zamzam yang sejak tahun 1910-1912 menjadi guru agama di sekolah agama Dr
al-Muta'alimn.
Persatuan Islam menghendaki apa yang seharusnya disakralkan dan apa yang tidak
seharusnya disakralkan oleh umat Islam. Karena penilaian terhadap sesuatu yang bersifat
sakral itu berkaitan erat dengan kualitas ketauhidan dan bahkan pula berkaitan dengan
wawasan keislaman yang dimiliki. Jika setiap berbahasa Arab identik dengan Islam, disitu
wawasan keislaman yang dimiliki seseorang adalah tergolong awam.

Metode Ijtihad Persis


1. Mendahulukan zhahr ayat al-Quran daripada tawl dan memilih cara-cara tafwdl dalam
hal-hal yang menyangkut masalah itiqdiyah.
2. Menerima dan meyakini isi kandungan al-Quran sekalipun tampaknya bertentangan
dengan aqli dan ady, seperti masalah Isra dan Miraj.
3. Mendahulukan makna haqqi daripada makna majzi kecuali jika ada alasan (qarnah),
seperti kalimat: Aw lamastumun nisa dengan pengertian bersetubuh.
4. Apabila ayat al-Quran bertentangan dengan al-Hadits, maka didahulukan ayat al-Quran
sekalipun Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muttafaq Alaih, seperti dalam hal menghajikan
orang lain.
5. Menerima adanya naskh dalam al-Quran dan tidak menerima adanya ayat-ayat yang
manskh (naskh al-kulli).
6. Menerima tafsr dari para sahabat dalam memahami ayat-ayat al-Quran (tidak hanya
penafsiran ahl al-bait), dan mengambil penafsiran sahabat yang lebih ahli jika terjadi
perbedaan penafsiran di kalangan para sahabat.
7. Mengutamakan tafsr bi al-Matsr dari pada bi al-Rayi.
8. Menerima Hadits-hadits sebagai bayan terhadap al-Quran, kecuali ayat yang telah
diungkapkan dengan shighat hasr, seperti ayat tentang makanan yang diharamkan (Sumber:
www.persatuanislam.or.id).

Ahmadiyah
Ahmadiyah termasuk salah satu "Jamaah Muslim" yang didirikan oleh Mirza
Guhulam Ahmad ( lahir tahun1835 wafat 1908 ), lahir di sebuah desa Qadian Punyab, India.
Dia ini mengaku sebagai Mujaddid, al Masih, dan al Mahdi. Menurut Mirza Guhulam Ahmad,
misi dia adalah untuk menghidupkan kembali Islam dan menegakkan Syariah Islam. Tujuan
didirikan Jemaat Ahmadiyah menurut pendirinya tersebut adalah untuk meremajakan moral
Islam dan nilai-nilai kerohanian. Ahmadiyah bukanlah sebuah agama baru namun merupakan
bagian dari Islam. Para pengikut Ahmadiyah mengamalkan Rukun Iman* yang enam dan
Rukun Islam** yang lima. Gerakan Ahmadiyah mendorong dialog antar agama dan
senantiasa membela Islam serta berusaha untuk memperbaiki kesalah-pahaman mengenai
Islam di dunia Barat. Gerakan ini menganjurkan perdamaian, toleransi, kasih dan saling
pengertian diantara para pengikut agama yang berbeda; dan sebenar-benarnya percaya dan
bertindak berdasarkan ajaran al Quran : "Tidak ada paksaan dalam agama" (2:257) serta
menolak kekerasan dan teror dalam bentuk apapun untuk alasan apapun.

( * Rukun Iman (pilar keyakinan) ini adalah menurut aliran Islam Sunni terdiri dari:

- Iman kepada Allah : Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya

- Iman kepada Malaikat-malaikat Allah : Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan
dan kebesaran Allah di alam semesta

- Iman kepada Kitab-kitab Allah : Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya


secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah Al-Qur'an Al-Qur'an memuat tiga kitab
Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab Zabur, Taurat, dan Injil

Iman kepada Rasul-rasul Allah Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam
menyebarkan dan menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran

- Iman kepada hari Kiamat Faham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan

- Iman kepada Qada dan Qadar Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan
Allah pada alam semesta

*Rukun Iman ini adalah menurut aliran Islam Syiah terdiri dari:

- at-tauhid

- an-nubuwah

- al-imamah

- al-adhl

** Rukun Islam terdiri daripada lima hal:

- Mengucap dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah itu tunggal dan Nabi
Muhammad s.a.w itu rasul Allah.

- Menunaikan salat lima kali sehari. - Mengeluarkan zakat. - Berpuasa pada bulan
Ramadhan.
- Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu. )

Ahmadiyah terpecah menjadi dua kelompok. Keduanya sama-sama mempercayai bahwa


Mirza Ghulam Ahmad adalah Isa al Masih yang telah dijanjikan Nabi Muhammad SAW.
Akan tetapi dua kelompok tersebut memiliki perbedaan prinsip:

1. Ahmadiyah Qadian, di Indonesia dikenal dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (berpusat di


Bogor), yakni kelompok yang mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang
mujaddid (pembaharu) dan seorang nabi yang tidak membawa syariat baru.
2. Ahmadiyah Lahore, di Indonesia dikenal dengan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (berpusat di
Yogyakarta). Secara umum kelompok ini tidak menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai
nabi, melainkan hanya sekedar mujaddid dari ajaran islam.
3.

Syi'ah
Sy'iah menurut bahasa berarti pengikut dan penolong,dan diucapkan untuk sekelompok
manusia yang bersatu/berkumpul dalam satu masalah, dan kepada setiap orang yang
menolong seseorang dan berhimpun membentuk suatu kelompok padanya. Kemudian kata ini
dipergunakan untuk kelompok yang menolong dan membantu khalifah 'Ali dan
keluarganya, lalu menjadi nama khusus bagi kelompok ini. Menurut Asy-
Syihristaniy Syi'ah adalah kelompok yang mengikuti Khalifah 'Ali dan
menyatakan kepemimpinannya baik secara nash ataupun wasiat yang adakalanya secara jelas
ataupun samar, dan mereka berkeyakinan bahwa kepemimpinan (Imamah) tidak keluar dari
anak-anaknya, dan jika keluar darinya maka itu terjadi secara dzalim atau
sebab taqiyah darinya.
Para sejarawan berbeda pendapat akan awal munculnya Syi'ah, diantaranya :

Muncul sejak zaman Nabi Muhammad saw. (pendapat ulama Syi'ah)

Muncul bersamaan setelah wafatnya Rasulullah (Ahmad Amin).

Muncul pada akhir pemerintahan Utsman bin Affan( Muhammad Abu Zahrah)

Muncul setelah terbunuhnya Utsman pada tahun 36 H (pendapat Orientalis Yulius W)

Muncul setelah terbunuhnya Al-Husein (Dr. Samiy An-Nasysyar)

Muncul di akhir abad pertama hijriyyah ( Dr. 'Irfan Abdul Humaid)


Menurut sebagian ahli sejarah madzhab ini disebarkan pertama kali oleh Abdullah bin Saba
yaitu seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam, dan hampir dibunuh oleh Ali Dr. Fuad
Mohammad Fachruddin membagi Syi'ah menjadi 4 macam aliran :

1. Ekstrimis (al-Ghulatiyyah),sekarang sudah tidak ada lagi.

2. Ismailiyah dan cabang-cabangnya,.Tersebar di India, Pakistan, Afrika Utara , Eropa


dan Amerika.

3. Zaidiyyah,Tersebar di Yaman dan sekitarnya.

4. 12 Imam (Itsna 'Asyariyyah/Imamiyyah), Syi'ah yang paling banyak mempunyai


pengikut di dunia tersebar di Iran, Irak, Lebanon, India, Pakistan dan bahkan di Arab
Saudi serta negara-negara Teluk. Diperkirakan pengikutnya sekitar 120 juta orang.

Pendapat-pendapat mereka :

Mengkafirkan sahabat Nabi yang tidak mendukung Ali (kecuali Syiah Zaidiyah
sekarang-pen)

Kepemimpinan (Imamah) merupakan satu dari beberapa pokok keimanan.

Memandang Imam Itu ma'shum (orang suci)

Wajib adanya Imam yang tersembunyi (Al-Imam Al-Mastur)

Al-Quran yang sekarang mengalami perubahan dan pengurangan, sedangkan yang asli
berada di tangan Al-Imam Al-Mastur (Syi'ah Imamiyah)

Tidak mengamalkan hadits kecuali dari jalur keluarga Nabi Muhammad (Ahli Bait),
(kecuali madzhab Zaidiyyah-pen)

Memperbolehkan taqiyah

Tidak menerima ijma dan qiyas (kecuali madzhab Zaidiyyah-pen)

Wajib sujud di atas tanah atau batu (Syi'ahImamiyah)

Memperbolehkan nikah mut'ah (Syi'ah Imamiyah)


Tidak melakukan shalat Jum'at karena Imam yang asli tidak ada (Syi'ah Imamiyah)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Djamaluddin, M. Amin. Kupas Tuntas Kesesatan & Kebohongan LDII. Jakarta: Gema
Insani, 2008.
Idahram, Syaikh. Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi Mereka Membunuh
Semuanya, Termasuk Para Ulama. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2011.
Majelis Diktilitbang dan LPI PP Muhammadiyah. 1 Abad Muhammadiyah Gagasan
Pembaruan Sosial Keagamaan. Jakarta: Buku Kompas, 2010.
Muhammad, Nur Hidayat. Benteng Ahlussunah wal Jamaah Menolak Faham
Salafi, Wahabi, MTA, Hizbut Tahrir dan LDII. Kediri: Nasyrul `ILMI Publishing,
2012.
Navis, KH. Abdurrahman, Muhammad Idrus Ramli, Faris Khoirul Anam. Risalah
Ahlussunnah Wal-Jamaah dari Pembiasaan Menuju Pemahaman dan Pembelaan
Akidah-Amaliah NU. Surabaya: Khalista, 2012.
Paham Muhammadiyah. www.blog.umy.ac.id (akses 16 Maret 2013)
Rahmat, M. Imdadun. Arus Baru Islam Radikal Transmisi Revivalisme Islam Timur
Tengah ke Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2007.
Ramli, Muhammad Idrus. Pengantar Sejarah Ahlussunnah Wal-Jamaah. Surabaya:
Khalista, 2011.
Ridwan. Paradigma Politik NU Relasi Sunni-NU dalam Pemikiran Politik.
Purwokerto: STAIN Purwokerto Press, 2004.
http://www.ahmadiyya.or.id/
(HR Abu Dawud di dalam Sunannya, bab As-Sunnah, Bab Syarhussunnah).
(Sunan Ibnu Majah Soal 3982).Al-Milal wan Nihal, hal 114/Juz 1 Aliran-
aliran dalam Islam: 2
Nasy-atusy Syi'ah, Prof. Dr. Maghfur Utsman, hal : 5
Al-Milal wan Nihal, hal : 146/juz 1
asy-atusy Syi'ah, Prof. Dr. Maghfur Utsman, hal : 14
[7]. Mengapa Kita Menolak Syiah, LPPI, hal 5
[8]. Sejarah perkembangan pemikiran dalam Islam, hal : 57 Aliran-aliran dalam
Islam: 5
[9]. I'tiqod Ahlus Sunnah wal Jama'ah, KH Sirojuddin Abbas hal 180-181Aliran-
aliran dalam Islam:6
[10]. Tarikh Madzhabil Islamiyyah, Abu Zahrah, hal 103/juz I
[11]. I'tiqod Ahlus Sunnah wal Jama'ah, KH Sirojuddin Abbas hal 268-272.
[12]. Teologi Islam, Harun Nasution, hal: 40.
[13]. Sejarah Perkembangan Pemikiran dalam Islam, Dr. Fuad. MF hal :105.
[14]. Fiqih Tradisionalis, KH. Muhyiddin Abdushshomad, hal 14

Você também pode gostar