Você está na página 1de 9

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI


BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

I. G. B. I. Mahayana, I. M. Wirta, P. Artawan

Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Pendidikan Ganesha

e-mail: indra.mahayana@gmail.com, madewirta51@gmail.com, scientya@yahoo.com

Abstrak

Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk berupa media pembelajaran berbasis
komputer untuk pembelajaran fisika khususnya pada materi listrik dinamis siswa kelas X4 di SMA Negeri
1 Bebandem yang valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran fisika. Model pembelajaran ini dikembangkan dengan desain pengembangan
ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) (Padmo, 2004). Hasil Penelitian ini
menghasilkan produk media pembelajaran berbasis komputer yang telah melalui proses pengembangan
media berdasarkan desain ADDIE. (1) Validitas dari para ahli terhadap media pembelajaran berbasis
komputer berada pada kategori sangat valid dengan rerata skor 4,5. (2) Kepraktisan media pembelajaran
mendapatkan skor 4,5 oleh guru dengan kategori sangat praktis. (3) Berdasarkan data nilai motivasi
belajar dan prestasi belajar siswa maka diperoleh tingkat keefektifan media pembelajaran berbasis
komputer berada pada kategori efektif, dengan total skor rata-rata 4. (4) Produk pengembangan media
pembelajaran berbasis komputer dapat meningkatkan motivasi belajar belajar siswa dengan skor rata-
rata motivasi belajar fisika siswa adalah 117,92 berada pada kategori tinggi. (5) Berdasarkan analisis uji-t
dinyatakan ada perbedaan prestasi belajar siswa antara sebelum dan sesudah diterapkan media
pembelajaran. Nilai rata-rata pretest prestasi belajar siswa kelas X4 adalah 47,40 dengan SD = 13,549
dan nilai rata-rata posttest-nya adalah 81,60 dengan SD = 8,746. Berdasarkan data prestasi belajar yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran berbasis komputer dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata-kata kunci: desain Padmo (ADDIE), media pembelajaran e-learning, motivasi, pengembangan,
prestasi belajar.

Abstract

This development research aimed at developing a computer based media for students learning activity in
class X4 at SMA Negeri 1 Bebandem in which the feasibility and advantages had been tested valid,
practical and effective to improve students motivation and learning achievement in physics. The
research method used was the research and development method. The chosen of the development
design was ADDIE design (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) (Padmo, 2004).
The result of the content is developing a product of computer based media according of ADDIE design.
(1) Contents expert and media expert review responded that media-based e-learning problem very well
qualified with a percentage value of 4,5. (2) The result of individual teacher test showed that teacher
responses were very good, which the overall skor was 4,5. (3) Based on data from the value of learning
motivation and student achievement, obtained degree of effectiveness of computer-based learning media
that are in the category of effective. (4)The depelopment of computer based media can improve student
motivation, average score of students' motivation to learn physics is 117.92 in the high category. (5)
Based on t-test analysis revealed no difference in student achievement between before and after the
media applied. The average value of student achievement in pretest is 47.40 with SD = 13,549 and the
average value of its posttest is 81.60 with SD = 8,746. Based on the data obtained can be concluded that
the application of e-learning based media can improve student learning achievement

Key words: development, e-learning media, learning achievement, motivation, Padmo design (ADDIE).
PENDAHULUAN konsep-konsep saja, melainkan menggunakan
Pendidikan merupakan kegiatan antar metode ilmiah dalam proses pembelajaran.
manusia, oleh manusia, dan untuk manusia. Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk
Oleh karena itu, pembicaraan tentang meningkatkan mutu pendidikan dan sumber
pendidikan tidak pernah lepas dari unsur daya manusia, diantaranya: (1) pengadaan
manusia. Pendidikan itu diberikan atau sarana dan prasarana penunjang pendidikan;
diselenggarakan dalam rangka mengembang (2) peningkatan kualitas tenaga pendidik melalui
kan seluruh potensi manusia ke arah yang penataran, pelatihan, seminar, program
positif. Pada dasarnya Pendidikan adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) tiap
proses komunikasi yang didalamnya bidang studi, dan antar program kemitraan antar
mengandung transformasi pengetahuan, nilai- sekolah dengan lembaga kependidikan dan
nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam tenaga kependidikan; (3) Pengembangan
dan di luar sekolah yang berlangsung kurikulum dari kurikulum tingkat satuan
sepanjang hayat, dari generasi ke generasi. pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Namun, kualitas pendidikan sains Bangsa
(Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 menyatakan Indonesia masih relatif lebih rendah. Hal ini
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah dibuktikan dari data Education for All (EFA)
mengembangkan potensi peserta didik agar Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa UNESCO menunjukkan peringkat pendidikan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berahlak Indonesia menurun dari peringkat 65 pada
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, tahun 2010 menjadi peringkat 69 dari 127
dan menjadi warga yang demokratis serta negara yang disurvei (Napitupulu, 2011).
bertanggung jawab. Pendidikan sebagai gejala Hal yang menyebabkan rendahnya
manusiawi dan sekaligus usaha sadar, kualitas pendidikan di Indonesia adalah proses
didalamnya tidak lepas dari keterbatsan- pembelajaran dan keadaan psikologis siswa.
keterbatasan yang dapat melekat pada peserta Astra et al (2015) menyatakan bahwa
didik, pendidik, interaksi pendidik, serta pada pembelajaran fisika di sekolah masih
lingkungan dan sarana pendidikan. Peningkatan menggunakan pendekatan teacher centered
mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu learning. Metode pembelajaran konvensional
kebutuhan bangsa yang ingin maju. Pendidikan dengan pendekatan teacher centered learning
yang bermutu dapat menunjang pembangunan membuat siswa tumbuh menjadi insan yang
disegala bidang. Kesenjangan yang terjadi tidak bertanggung jawab atas hasil belajarnya di
antara upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam proses pembelajaran (Rasouli & Nasimi,
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan 2015). Pendekatan teacher centered learning
disebabkan oleh beberapa faktor yang mencakup penggunaan contoh abstrak dalam
mengakibatkan menurunnya kualitas penjelasan konsep, kurangnya penggunaan
pendidikan. Faktor yang diduga sebagai media pembelajaran, dan sedikit memberikan
penyebab kesenjangan yang terjadi adalah kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi.
kurangnya motivasi yang dimiliki oleh siswa itu Sumarli dan Murdani (2015) menyatakan bahwa
sendiri dan keyakinan pada kemampuannya masih sering ditemukan sistem pembelajaran
sendiri. yang tidak melibatkan peserta didik secara aktif
Seiring dengan perkembangan dalam proses pembelajaran. Informasi sering
masyarakat dan kebutuhan yang meningkat, kali disampaikan hanya dalam satu arah dan
pemerintah berupaya meningkatkan kualitas tidak ada interaksi antar siswa dalam
pendidikan agar tidak terbelakang dari dunia pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh guru
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta yang jarang mengkondisikan pembelajaran
mempersiapkan sumber daya manusia yang dalam bentuk kelompok sehingga siswa menjadi
kreatif dalam memecahkan persoalan-persoalan pasif dan motivasi belajarnya berkurang.
aktual kehidupan. Fisika sebagai mata pelajaran Sejalan dengan perubahan paradigma
dalam sains mempunyai peranan yang sangat pendidikan dewasa ini, sebuah kurikulum
penting dalam pengembangan teknologi masa menuntut seorang guru untuk tidak hanya
depan, sehingga teknologi tidak akan memiliki kemampuan dalam menguasai
berkembang tanpa fisika. Guna memacu ilmu pengetahuan dibidangnya, melainkan juga
pengetahuan dan teknologi, proses mampu merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran fisika perlu mendapat perhatian pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dan menyenangkan (PAIKEM). Harapannya,
perguruan tinggi. Fisika adalah ilmu guru dapat membantu siswa mengembangkan
pengetahuan yang tidak hanya memahami kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis
dan berpikir kreatif (critical and creative
thinking). Alternatif yang bisa digunakan oleh Pengambilan keputusan tentang strategi mana
guru adalah dengan mengintegrasikan media yang dilakukan. (5) Melakukan evaluasi. Baik
dalam pembelajaran di kelas. Media yang evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Model
dimaksud dapat berupa media gambar, video, pembelajaran yang melibatkan siswa ini
grafik, bahan cetak, model, alat-alat peraga, dan mempunyai peranan penting dalam
alat-alat praktikum yang tidak lain bertujuan meningkatkan hasil belajar serta kemampuan
untuk memantapkan pemahaman pembelajaran berpikir kritis siswa. Dipilihnya model
siswa terhadap fenomena fisika dalam pembelajaran berbasis masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Media yang dapat penelitian ini karena model pembelajaran ini
digunakan dalam mengemas pelajaran fisika pada dasarnya lebih mendorong siswa untuk
menjadi lebih menarik adalah media e-learning aktif dalam memperoleh pengetahuan.
berbasis masalah untuk meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa. METODE
Mengikuti perkembangan teknologi Sugiyono (2009) menyatakan bahwa
pembelajaran termasuk penggunaan e-learning metode penelitian dan pengembanagan atau
adalah sebuah kebutuhan. Untuk negara- dalam bahasa inggris disebut Research and
negara maju, penggunaan e-learning jelas tidak Development (R&D) adalah metode penelitian
masalah. Bagi negara-negara berkembang yang digunakan untuk menghasilkan produk
dengan wilayah yang luas dan lokasi geografis tertentu dan menguji keefektifan produk
yang diisi oleh ribuan pulau dan pegunungan tersebut. Menghasilkan produk pembelajaran
seperti Indonesia, penggunaan e-learning tertentu digunakan penelitian yang bersifat
merupakan masalah tersendiri. Masalah ini analisis kebutuhan dan untuk menguji
terkait dengan kebutuhan untuk memenuhi keefektifan produk tersebut supaya dapat
fasilitas pendidikan seperti jaringan listrik, berfungsi dalam masyarakat luas. Dari
internet, daya beli masyarakat/siswa, dan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kapasitas sumber daya manusia. Selain itu dari pengembangan adalah model penelitian yang
kesiapan sekolah untuk menyediakan semua menghasilkan produk kemudian produk tersebut
sarana dan prasarana di sekolah untuk divalidasi oleh dosen ahli materi, dosen ahli
mendukung pembelajaran e-learning berbasis media, guru fisika dan diujicobakan kepada
masalah. Ketika hasil yang diharapkan dapat siswa kelas X.
memenuhi keinginan masyarakat, maka Brog & Hall (dalam Sugiyono, 2008)
penggunaan e-learning berbasis masalah mengemukakan sebenarnya, Research and
diharapkan dapat mengurangi pro dan kontra Development (R&D) masih sedikit dimainkan
dalam masyarakat Indonesia tentang dalam lingkungan pendidikan. Banyak produk
penggunaan e-learning berbasis masalah dalam tertentu dalam bidang pendidikan yang perlu
kegiatan belajar-mengajar. dikembangkan melalui metode penelitian dan
Pembelajaran berbasis masalah menurut pengembangan atau Research and
Tan (dalam Wardatun, 2015) merupakan inovasi Development (R&D) dengan pendapat ahli
dalam pembelajaran karena dalam tersebut peneliti menggunakan metode
pembelajaran berbasis masalah kemampuan penelitian dan pengembangan dalam
berpikir siswa benar-benar dioptimalkan melalui penyusunan penelitian ini.
kerja kelompok atau tim lain yang sistematis, Pengembangan yang dimaksud adalah
sehingga siswa dapat memberdayakan, pengembangan media pembelajaran ke dalam
mengasah, menguji dan mengembangkan bentuk fisik, yang merupakan proses
kemampuan berpikirnya secara menerjemahkan suatu desain ke dalam CD
berkesinambungan. Menurut Johnson (dalam (Compact Disk). Pengembangan media
Muhson, 2009) memaparkan 5 langkah pembelajaran itu sendiri dilaksanakan dengan
pembelajaran berbasis masalah melalui penelitian yang bertahap. Tahapan dalam
kegiatan kelompok yaitu: (1) Mendefinisikan penelitian tersebut adalah tahap mendesain
masalah dari peristiwa tertentu yang media, memproduksi media dan mengevaluasi
mengandung konflik hingga peserta didik jelas produk.
dengan masalah yang dikaji. Dalam hal ini guru Penelitian ini termasuk dalam jenis
meminta pendapat peserta didik tentang penelitian Research And Development (R&D)
masalah yang sedang dikaji. (2) Mendiagnosis atau metode penelitian dan pengembangan
masalah, yaitu menentukan sebab-sebab yaitu penelitian yang digunakan untuk
terjadinya masalah. (3) Merumuskan alternatif menghasilkan produk tertentu dalam penelitian
strategi. Menguji setiap tindakan yang telah ini produk yang dihasilkan adalah dalam wujud
dirumuskan melalui diskusi kelas. (4) file Flash dan menguji keefektifan produk
Menentukan & menerapkan strategi pilihan. tersebut untuk mengetahui kualitas produk yang
dihasilkan. Untuk mendapatkan sebuah produk 2) Desain Media
digunakan penelitian yang bersifat menganalisis Tahap ini dilakukan penentuan konsep
kebutuhan dan menguji keefektifan produk dari media pembelajaran flash yang akan
tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat dikembangkan. Media pembelajaran ini yaitu
yaitu bagi siswa SMA kelas X dan bisa sebagai alat bantu dalam pembelajaran
digunakan oleh guru untuk membantu dalam sehingga mempermudah siswa untuk
proses belajar mengajar. memahami dan mengingat materi pelajran yang
Penelitian ini menggunakan model disajikan. Media pembelajaran ini juga dapat
deskriptif procedural. Cara procedural digunakan oleh guru pada saat kegiatan belajar-
dilaksanakan dengan menggunakan cara-cara mengajar dengan panduan Rencana
tertentu untuk dapat menghasilkan sebuah Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
produk dan menguji keefektifan produk tersebut.
3) Pembuatan Media
Peneltian yang diharapkan yaitu dengan
Setelah ditetapkan materi yang akan
mengambil data dan informasi sebanyak-
dikemas dalam media pembelajaran berupa
banyaknya untuk media pembelajaran yang
flash, tahap selanjutnya adalah pengkajian
berwujud Flash. Media yang dibuat kemudian
perangkat pembuatan media. Dalam pembuatan
dikonsultasikan dengan ahli materi, ahli media
media pembelajaran flash digunakan perangkat
sehingga media pembelajaran bisa digunakan
lunak (software) Adobe Animate CC 2015.
dalam pembelajaran fisika.
Desain pengembangan yang dipakai pada Pengembangan media pembelajaran e-
penelitian ini adalah desain ADDIE (Padmo, learning berbasis masalah ini sudah
2004) prosedur membuat media dalam dilaksanakan dengan desain pengembangan
penelitian ada tahap-tahap sendiri, antara lain: ADDIE (Analysis, Design, Development,
(1) tahap analisis kebutuhan, (2) tahap Implementation, Evaluation). Penelitian diawali
pembuatan desain media, (3) tahap pembuatan dengan menentukan mata pelajaran yang
media pembelajaran, (4) tahap validasi dan menjadi objek pengembangan dan melakukan
ujicoba media, dan (5) tahap evaluasi. analisis kebutuhan. Setelah menganalisis
kebutuhan, dilanjutkan dengan menganalisis
HASIL DAN PEMBAHASAN tujuan dan karakteristik isi bidang studi.
Proses Pengembangan Media Langkah ini dilakukan untuk mengetahui
Penelitian ini menghasilkan produk media sasaran pembelajaran yang ingin dicapai dan
pembelajaran e-learning berbasis masalah tipe isi bidang studi yang akan dipelajari siswa.
untuk mata pelajaran fisika. Setelah melalui Selanjutnya adalah menganalisis sumber
beberapa tahap pengembangan, maka belajar, bertujuan untuk mengetahui sumber
diperoleh data sebagai berikut: belajar yang telah tersedia dan dapat digunakan
untuk menyampaikan isi pembelajaran. Setelah
1) Analisis Kebutuhan
menganalisis sumber belajar, dilanjutkan
Pada tahap awal penelitian dan
dengan menganalisis karakteristik siswa untuk
pengembangan ini dilakukan penetapan mata
mengetahui kualitas perseorangan yang dapat
pelajaran yang akan dipilih, dalam hal ini mata
dipakai sebagai petunjuk dalam menetapkan
pelajaran yang diambil adalah mata pelajaran
jenis media yang akan dikembangkan.
fisika. Tahap selanjutnya adalah melakukan
Kemudian dilakukan penetapan KD dan
observasi pendahuluan sesuai di sekolah
perumusan indikator yang mengacu pada
bersangkutan. Observasi ini bertujuan untuk
analisis tujuan dan karakteristik isi mata
memperoleh data tentang bagaimana konsep
pelajaran fisika.
media yang akan dibuat. Observasi ini dilakukan
dengan cara mengamati proses belajar
Tanggapan Para Ahli
mengajar di kelas dan melakukan wawancara
Ahli isi dan ahli media yang dilibatkan
dengan guru mata pelajaran fisika. Tahap
untuk melakukan review draft media
berikutnya adalah pemilihan materi yang akan
pembelajaran e-learning berbasis masalah
digunakan. Materi yang dipilih dalam penelitian
adalah dosen di Jurusan Pendidikan Fisika
ini adalah materi listrik dinamis untuk SMA kelas
Universitas Pendidikan Ganesha. Tujuan
X. Materi disesuaikan dengan Peraturan Mentri
penilaian ahli isi dan ahli media terhadap draft
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
media pembelajaran e-learning berbasis
tentang Standar Isi mata pelajaran fisika SMA.
masalah adalah untuk mengkaji ketetapan isi
Hasil analisis standar kompetensi, kompetensi
dan kelayakan media pembelajaran. Ketetapan
dasar dan indikator materi listrik dinamis dapat
isi akan mempengaruhi pengguna. Pengguna
dilihat pada tabel berikut.
yang dimaksud adalah guru mata pelajaran
fisika yang akan menerapkan media
pembelajaran di dalam kelas. Sedangkan Terdapat beberapa faktor yang
kelayakan media yang dikembangkan akan menyebabkan tercapainya kualifikasi sangat
mempengaruhi bagaimana pengaruh baik pada uji coba perorangan adalah sebagai
penggunaan media dalam proses belajar berikut. (1) media pembelajaran e-learning
mengajar. berbasis masalah telah divalidasi oleh ahli isi
Tinjauan dari para ahli merupakan bagian dan ahli media pembelajaran. (2) Pemaparan isi
dari evaluasi yang bertujuan untuk mencari media pembelajaran jelas. (3) Media
informasi guna meningkatkan kualitas media pembelajaran mudah digunakan oleh guru. (4)
pembelajaran e-learning berbasis masalah. Penerapan media pembelajaran ini dapat
Pengujian pada pengembangan media mengkondisikan siswa agar lebih termotivasi
pembelajaran e-learning berbasis masalah ini dan antusias untuk mengikuti proses
diperiksa atau divalidasi kelayakannya oleh ahli pembelajaran yang berlangsung sehingga
isi/materi dan ahli media. Jika media dirasa diharapkan nantinya dapat meningkatkan
belum layak untuk diuji cobakan maka para ahli prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan
akan memberikan saran untuk merevisi ulang pendapat Eggen dan Kauchak (2012) yang
media hingga nantinya layak diuji cobakan di menyatakan bahwa prestasi belajar siswa
lapangan. Instrumen yang digunakan berupa bukan semata-mata karena faktor kecerdasan
angket respon skala 1-5 beserta kolom saran (intelligence) siswa saja, tetapi ada faktor lain
jika misalnya terdapat hal yang perlu untuk yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
direvisi. Berdasarkan penilaian kelayakan para siswa tersebut, yaitu faktor yang terdapat dari
ahli meyatakan bahwa media pembelajaran e- dalam individu itu sendiri, yang salah satunya
learning berbasis masalah ini sudah sesuai atau adalah faktor motivasi.
layak untuk diuji cobakan sehingga tidak terlalu
banyak diperlukan perbaikan atau revisi Uji Coba Lapangan
terhadap media yang dikembangkan. Media pembelajaran e-learning berbasis
Berdasarkan hal tersebut maka media masalah yang telah dinilai oleh guru dalam uji
pembelajaran e-learning berbasis masalah ini coba perorangan, selanjutnya diujicobakan di
sudah siap untuk diuji cobakan. lapangan. Tahap ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kekurangan media
Uji Coba Perorangan pembelajaran apabila digunakan dalam kondisi
Produk pengembangan yang telah direvisi yang sebenarnya. Uji coba lapangan dilakukan
berdasarkan masukan dari ahli isi dan ahli di SMA Negeri 1 Bebandem di kelas X4 dengan
media pembelajaran, selanjutnya dilakukan uji jumlah siswa 25 siswa.
coba perorangan terhadap draft media Kegiatan uji coba lapangan terdiri atas
pembelajaran e-learning berbasis masalah. beberapa tahapan. Pertama, adalah pemberian
Sebagai subjek dari uji coba perorangan ini pretest berupa tes prestasi belajar. Pemberian
adalah satu orang guru mata pelajaran fisika di tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur
SMA Negeri 1 Bebandem. Instrumen yang sejauh mana prestasi belajar awal siswa
digunakan untuk mengambil data pada uji coba Instrumen pretest berupa tes pilihan ganda yang
perorangan adalah angket penilaian untuk guru berjumlah 20 butir. Data hasil pretest disajikan
fisika. pada lampiran.
Uji coba perorangan merupakan bagian Kedua, melaksanakan pembelajaran
dari evaluasi yang bertujuan untuk mencari sesuai dengan rencana pelaksanaan
informasi guna meningkatkan kualitas media pembelajaran (RPP) yang digunakan di SMA
pembelajaran e-learning berbasis masalah Negeri 1 Bebandem untuk kelas X. Kegiatan
pandang guru mata pelajaran fisika. Melalui pembelajaran ini diterapkan sebanyak tiga kali
penilaian oleh guru, dapat diidentifikasi pertemuan untuk satu Standar Kompetensi
kesalahan-kesalahan yang masih ada pada (SK). Siswa diarahkan belajar dalam bentuk
model pembelajaran yang dikembangkan. kelompok, selanjutnya disajikan media
Hasil analisis data kuesioner dalam uji coba pembelajaran yang telah dibuat untuk
perorangan, menunjukkan responden memusatkan perhatiannya. Ketika diberikan
memberikan persentase validasi media permasalahan, mereka akan aktif bereksplorasi
pembelajaran sebesar 90% dengan kualifikasi dan berdiskusi di dalam kelompoknya. Guru
sangat baik, Berdasarkan data angket yang akan membantu siswa ketika permasalahan
diperoleh dari guru tidak ada saran atau tidak dapat dipecahkan setelah berlangsungnya
masukan yang diberikan sehingga tidak perlu kegiatan diskusi. Peran media pembelajaran e-
dilakukan perbaikan atau revisi terhadap media learning berbasis masalah ini adalah untuk
pembelajaran yang dikembangkan. membantu siswa membangun pengetahuannya
dan secara aktif berkomunikasi dengan teman menyenangkan. Hal ini didukung oleh
sejawat maupun dengan gurunya. pernyataan Marini (2012) yang mengungkapkan
Ketiga, pemberian posttest berupa tes bahwa pembelajaran bermedia teknologi dan
prestasi belajar setelah diterapkannya media informasi bersifat inspiratif, menyenangkan,
pembelajaran e-learning berbasis masalah. Tes menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
yang digunakan pada saat posttest adalah tes berpartisipasi aktif.
yang sama yang digunakan ketika pretest. Data
hasil posttest disajikan pada lampiran. Motivasi Belajar Siswa
Keempat, memberikan kuisioner motivasi Berdasarkan hasil analisis, diperoleh skor
belajar untuk mengetahui bagaimana motivasi rata-rata motivasi belajar fisika siswa adalah
siswa untuk belajar fisika di kelas setelah di 117,92. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
terapkannya media pembelajaran e-learning kategori motivasi belajar fisika siswa di kelas X4
berbasis masalah. Terakhir, meminta tanggapan SMA Negeri 1 Bebandem adalah Tinggi.
siswa terhadap pembelajaran dengan Berdasarkan hasil analisis yang telah
menggunakan media pembelajaran yang dilakukan diperoleh nilai rata-rata motivasi
digunakan selama proses pembelajaran. belajar fisika siswa kelas X4 SMA Negeri 1
Pengumpulan informasi ini dilakukan dengan Bebandem semester genap tahun pelajaran
memberikan kuesioner. 2015/2016 sebesar 117,92 berada pada
Uji coba lapangan merupakan tahapan kategori tinggi. Rincian hasil motivasi siswa
implementasi model pembelajaran dalam adalah sebagai berikut. Sebanyak 36% (9 orang
kondisi sebenarnya. Uji lapangan menggunakan siswa) memiliki kualifikasi motivasi belajar
satu kelas yang terdiri dari 25 orang siswa. sangat tinggi, kemudian sebanyak 56% (14
Masa uji coba lapangan dilakukan selama tiga orang siswa) memiliki kualifikasi motivasi belajar
kali pertemuan. Alokasi waktu untuk satu kali tinggi dan sisanya sebanyak 8% (2 orang siswa)
pertemuan adalah 90 menit. Pada saat uji coba memiliki kualifikasi motivasi belajar sedang.
lapangan, perangkat pembelajaran yang Berdasarkan kriteria keberhasilan yang
disiapkan adalah kuesioner motivasi belajar dan ditetapkan peneliti, pengembangan media
tes pretasi belajar untuk pretest dan posttest, pembelajaran ini dikatakan berhasil karena
serta sarana pembelajaran seperti LCD, sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
proyektor, dan laptop. oleh peneliti. Penerapan media pembelajaran e-
Sumber data yang digunakan untuk learning berbasis masalah ini dapat
penilaian media pembelajaran yang memfasilitasi siswa belajar sehingga dapat
dikembangkan adalah penilaian angket dari meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan
siswa. Berdasarkan penilaian siswa, tingkat bantuan media pembelajaran e-learning
persentase pembelajaran menggunakan media berbasis masalah proses kegiatan belajar-
pembelajaran e-learning berbasis masalah mengajar menjadi jauh lebih menyenangkan
sebesar 83% yang berada pada kualifikasi baik. dan tidak membosankan. Guru dapat dengan
Secara lebih rinci 4% responden (1 orang) mudah menarik dan memfokuskan perhatian
memberikan tanggapan sangat baik dan 96% siswa sehingga siswa dapat termotivasi dan
responden (24 orang) memberikan tanggapan menjadi jauh lebih mudah untuk memahami
baik. Berdasarkan hasil wawancara terhadap materi pelajaran yang disampaikan.
perwakilan siswa, diperoleh beberapa catatan
bahwa siswa sangat tertarik mengikuti pelajaran Prestasi Belajar Siswa
karena adanya bantuan dari media Hipotesis 0 (H0) yang diajukan adalah
pembelajaran yang mempermudah siswa untuk tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata prestasi
memahami materi yang disampaikan khususnya belajar siswa kelas X4 SMA Negeri 1 Bebandem
dalam hal ini materi listrik dinamis. Tercapainya antara sebelum dan sesudah diterapkannya
kualifikasi sangat baik oleh siswa disebabkan media pembelajaran e-learning berbasis
oleh hal-hal sebagai berikut. (1) Media masalah.
pembelajaran e-learning berbasis masalah yang Pengambilan keputusan terjadinya
diterapkan dalam uji coba lapangan telah perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest
divalidasi oleh ahli isi dan ahli media pada prestasi belajar siswa dilakukan dengan
pembelajaran, serta satu orang guru mata dua cara, yaitu: (1) membandingkan nilai
pelajaran fisika dalam uji coba perorangan. (2) signifikansi yang diperoleh dengan dengan taraf
Pembelajaran menggunakan media signifikansi yang digunakan yaitu = 0,05; dan
pembelajaran e-learning berbasis masalah (2) membandingkan harga t hitung dengan t
dapat memusatkan perhatian siswa melalui tabel sebesar 2,064. Apabila nilai signifikansi
visualisasi konsep-konsep abstrak serta dapat yang diperoleh 0,05, maka maka H0 diterima.
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih Apabila nilai signifikansi yang diperoleh < 0,05,
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kemudian sudah sesuai dan layak diterapkan dalam
apabila harga t hitung 2,064, maka H0 pembelajaran.
diterima, sebaliknya jika harga t hitung > 2,064,
3. Guru mata pelajaran fisika dalam uji coba
maka H0 ditolak dan H1 diterima.
perorangan memberikan tanggapan bahwa
Berdasarkan hasil uji-t dua sampel
media pembelajaran e-learning berbasis
berpasangan (paired sample t-test)
masalah ini sangat baik.
menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang
diperoleh adalah 0,000 < 0,05, sehingga H0 4. Siswa dalam uji coba lapangan memberikan
ditolak dan H1 diterima. Kemudian Tabel 4.9 tanggapan bahwa proses pembelajaran yang
menunjukkan harga t hitung sebesar -13,709. menerapkan media pembelajaran e-learning
Pada uji-t dua pihak, harga t hitung adalah berbasis masalah adalah baik.
harga mutlak, jadi tidak dilihat tanda negatif (-).
5. Berdasarkan kuesioner motivasi belajar
Harga 13,709 > 2,064, sehingga H0 ditolak dan
sesuai dengan hasil analisis, diperoleh skor
H1 diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat
rata-rata motivasi belajar fisika siswa adalah
perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar siswa
117,92. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
kelas X4 SMA Negeri 1 Bebandem antara
kategori motivasi belajar fisika siswa di kelas X4
sebelum dan sesudah diterapkannya media
SMA Negeri 1 Bebandem adalah Tinggi.
pembelajaran e-learning berbasis masalah.
Melihat nilai rata-rata posttest lebih besar 6. Berdasarkan hasil uji t untuk prestasi belajar
dari nilai rata-rata pretest, dapat dikatakan menunjukkan nilai rata-rata pretest sebesar M=
bahwa media pembelajaran e-learning berbasis 47,40 dengan SD = 13,549, nilai rata-rata
masalah dapat meningkatkan prestasi belajar posttest sebesar M = 81,60 dengan SD = 8,746,
fisika siswa. nilai signifikansi sebesar 0,000, dan nilai t hitung
Penggunaan media pembelajaran sebesar 13,709. Dengan demikian nilai
memberi dampak positif dalam proses belajar- signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung
mengajar di kelas. Media pembelajaran ini 13,709 > 2,064, sehingga H0 ditolak dan H1
bertujuan memberikan pengalaman belajar yang diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat
relevan dan konstektual. Selain itu, perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar siswa
diterapkannya media pembelajaran ini juga kelas X4 SMA Negeri 1 Bebandem antara
dapat menumbuhkan sikap positif siswa sebelum dan sesudah diterapkannya media
terhadap konsep yang dipelajari. Siswa menjadi pembelajaran e-learning berbasis masalah.
sangat tertarik untuk mengikuti pelajaran karena Melihat skor rata-rata motivasi belajar dan nilai
mereka tidak merasa bosan, lain halnya jika rata-rata posttest prestasi belajar lebih besar
guru hanya menjelaskan materi dengan metode dari nilai rata-rata pretest-nya, dapat dikatakan
ceramah yang menyebabkan kebanyakan siswa bahwa media pembelajaran e-learning berbasis
akan cepat merasa bosan sehingga masalah. dapat meningkatkan motivasi belajar
pembelajaran yang berlangsung tidak berjalan dan prestasi belajar siswa.
efektif. Dengan adanya bantuan media
pembelajaran ini maka siswa dapat dengan Saran
mudah mencerna konsep-konsep fisika yang 1. Pada penelitian media pembelajaran e-
abstrak sehingga hasilnya dapat meningkatkan learning berbasis masalah ini perangkat yang
prestasi belajar siswa. digunakan hanya berupa LCD dan Proyektor
yang ada di kelas. Disarankan untuk
SIMPULAN DAN SARAN pengembangan selanjutnya agar pembelajaran
Simpulan menggunakan media pembelajaran e-learning
1. Proses pengembangan media pembelajaran berbasis masalah ini dapat menggunakan
e-learning berbasis masalah sesuai dengan media ICT online.
desain pengembangan menurut Padmo (2004)
ADDIE (Analysis, Design, Development, 2. Berdasarkan data yang didapatkan, penelitian
Implementation, Evaluation), yaitu: (1) tahap ini hanya sampai pada tahap pre-eksperimen
analisis kebutuhan, (2) tahap pembuatan desain dengan hasil uji t yang signifikan. Penelitian ini
media, (3) tahap pembuatan media dapat dilanjutkan dengan tahap quasi
pembelajaran, (4) tahap validasi dan ujicoba eksperimen yang melibatkan kelompok kontrol.
media, dan (5) tahap evaluasi. Kelompok eksperimen diberi perlakuan
pembelajaran dengan menerapkan media
2. Ahli isi dan ahli media pembelajaran pembelajaran e-learning berbasis masalah,
memberikan tanggapan bahwa media sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan
pembelajaran e-learning berbasis masalah dengan menerapkan model pembelajaran
konvensional.
3. Uji efektivitas model pembelajaran ini hanya Hudoyo, H. 1988. Mengajar belajar matematika.
dilakukan pada satu sekolah. Uji selanjutnya Jakarta: Departemen Pendidikan dan
perlu dilakukan pada sekolah yang lain Kebudayaan.
sehingga dapat diketahui efektivitas media
pembelajaran e-learning berbasis masalah pada Muliarta, K. 2014. Pengembangan media
kondisi sekolah dan karakteristik siswa yang pembelajaran berbasis komik yang
berbeda. didukung game fisika untuk
meningkatkan hasil belajar siswa SMP.
DAFTAR RUJUKAN. Skripsi. Universitas Pendidikan
Aderson, L. W., & Krathwohl, D. R. 2001. A Ganesha.
Taxonomy for learning, teaching, and
Munadi, Y. 2008. Media pembelajaran (Sebuah
assessing. New York: Addison Wesley
pendekatan Baru). Ciputat: Gaung
Logman,Inc
Persada (GP) Press.
Arsyad, A. 2007. Media pembelajaran. Jakarta:
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh.
Raja Grafindo Persada.
Bandung: Alfa Beta.
Asyim, M., Ngazizah, N., & Kurniawan, E. S.
Napitupulu, E. L. 2011. Indeks pendidikan
2015. Pengembangan e-learning
Indonesia menurun. Artikel. Kompas.
interaktif fisika berbasis literasi sains
Tersedia pada
guna meningkatkan keterampilan
http://edukasi.kompas.com. Diakses 2
proses dan sikap ilmiah siswa kelas X
Desember 2015.
tahun pelajaran 2014/2015. Radiasi.
7(4): 14-18. Tersedia pada Padmo, D. 2004. Teknologi Pembelajaran:
ejournal.umpwr.ac.id. Diakses 28 Peningkatan Kualitas Belajar Melalui
Nopember 2015. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Pusat
Teknologi Komunikasi dan Informasi
Azeiteiro, U. M., Bacelar-Nicolau, P., Caetano, F.
Pendidikan.
J. P., & Caeiro, S. 2014. Education for
sustainable development through e- Purnomo, T. H., Sugiyanto, & Akhlis, I. 2012.
learning in higher education: Educational computer game materi
experiences from Portugal. Journal of listrik dinamis sebagai media
Cleaner Production. 106: 308-319. pembelajaran fisika untuk siswa SMA.
Tersedia pada: www.elsevier.com. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
Diakses 20 Oktober 2015. 2(7): 121-127. Tersedia pada
journal.unnes.ac.id. Diakses 2
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI Nomor 20
Desember 2015.
Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.
Rahayu, A. H., Santosa, S., & Endarto, D. 2015.
Djamarah, S. B. 1994. Prestasi belajar dan
Upaya meningkatkan motivasi dan hasil
kompetensi guru. Surabaya: Usaha
belajar geografi melalui penerapan
Nasional.
media audio visual dengan metode
Hamdu, G. & Agustina L. 2014. Pengaruh mind map. Jurnal GeoEco. 1(1): 10-17.
motivasi belajar terhadap prestasi Tersedia pada: jurnal.fkip.uns.ac.id.
belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal Diakses 28 Nopember 2015.
Penelitian Pendidikan. 12(1): 81-86.
Rusman. 2009. Pemanfaatan Internet untuk
Tersedia pada http://jurnal.upi.edu/file/8-
Pembelajaran dalam Teknologi
Ghullam_Hamdu1. pdf. Diakses 27
Informasi dan Komunikasi dalam
September 2015.
Pembelajaran. Bandung: Jurusan
Hidayatulah, A. H., Yushardi, & Wahyuni, S. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
2015. Pengembangan bahan ajar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
berbasis web interaktif dengan aplikasi Pendidikan Indonesia.
e-learning moodle pada pokok bahasan
Sadiman. 2009. Media pendidikan. Jakarta:
besaran dan satuan di SMA. Jurnal
Raja Grafindo Persada.
Pendidikan Fisika. 4(2): 111-115.
Tersedia pada jurnal.unej.ac.id. Diakses Santyasa, W. 2009. Metode penelitian
28 Nopember 2015. pengembangan dan teori
pengembangan modul. Makalah.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Tersedia pada
www.santyasa.blogspot.com. Diakses
30 Nopember 2015.

Sardiman, A. 2001. Interaksi dan motivasi


belajar mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Setyosari, P. 2012. Metode Penelitian


Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Sugiani, K. A. 2014. Pengembangan modul


biologi bermuatan perubahan
konseptual untuk siswa kelas X
semester 2 di SMA Negeri 2 Singaraja.
Tesis (tidak diterbitkan). Program Studi
Teknologi Pembelajaran. Program
Pascasarjana. Universitas Pendidikan
Ganesha.

Sugiyono. 2008. Metode penelitian pendidikan


(pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan


(pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2009. Mendesain model pembelajaran


inovatif progresif: konsep, landasan,
dan implementasinya pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana.

Wardatun, T. & Sukroyanti, B. A. 2015.


Pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap hasil belajar fisika
dan kemampuan berpikir kritis siswa
SMPN 1 Kuripan. Jurnal Kependidikan.
14(3): 305-311. Tersedia pada:
jurnal.upi.edu. Diakses 28 Nopember
2015.

Você também pode gostar