Você está na página 1de 18

ASESMEN GERIATRI

PASIEN TN. N 76 TAHUN DENGAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH

Elza Desmita 030.11.171

Linda Setyowati 030.11.168

Nabila Ramadhini 030.11.204

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS KELURAHAN MENTENG DALAM

PERIODE 3 April 2017 10 Juni 2017

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari
peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup
(AHH). Namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi
epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan
karena penyakit degeneratif. Perubahan struktur demografi ini diakibatkan oleh
peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan menurunnya angka kematian serta
penurunan jumlah kelahiran.1
Indonesia termasuk negara berstruktur tua, hal ini terlihat dari persentase
penduduk lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di atas 7% dari
keseluruhan penduduk. Struktur penduduk yang menua tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pencapaian pembangunan manusia secara global dan nasional.
Keadaan ini berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial
masyarakat yang meningkat.1
Situasi global pada saat ini di antaranya setengah jumlah lansia di dunia (400
juta jiwa) berada di Asia, pertumbuhan lansia pada negara sedang berkembang lebih
tinggi dari negara yang sudah berkembang, masalah terbesar lansia adalah penyakit
degenerative, diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit
degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).1
Perubahan struktur penduduk mempengaruhi angka beban ketergantungan,
terutama bagi penduduk lansia. Perubahan ini menyebabkan angka ketergantungan
lansia menjadi meningkat. Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio)
adalah angka yang menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap
penduduk usia produktif. Angka tersebut merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk tua (60 tahun ke atas) dengan jumlah penduduk produktif (15-59 tahun).
Angka ini mencerminkan besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung
penduduk produktif untuk membiayai penduduk tua. Peningkatan jumlah penduduk
lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai
tantangan dalam pembangunan.1
Geriatri adalah bagian ilmu penyakit dalam yang melakukan penatalaksanaan
individu berusia 60 tahun ke atas dengan multi-patologi penyakit kronis seperti
hipertensi, diabetes, jantung, stroke, osteoartritis, demensia.1
Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat
proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada
usia lanjut. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga
rentan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit tidak menular pada lansia di
antaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau rematik.
Sedangkan penyakit menular yang diderita adalah tuberkulosis, diare, pneumonia dan
hepatitis.1
Penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan dewasa muda, karena
penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat
penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap penyakit (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.1
Pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya
guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan
Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive, preventive,
curative, dan rehabilitative. Prioritas yang harus dikembangkan oleh Puskesmas harus
diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care service) yang lebih
mengedepankan upaya promosi dan preventif (public health service).2
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada
lansia adalah kunjungan rumah atau home visit geriatry. Pada home visit geriatry
dilakukan asesmen geriatri yang akan mengevaluasi kesehatan secara komprehensif
pada lansia dengan harapan dapat meningkatkan kualitas kesehatan lansia yang
dikunjungi. Dari home visit geriatri dapat ditemui berbagai permasalahan
pada lansia.2
Pada penulisan ini akan dibahas hasil home visit geriatri seorang lelaki berusia
74 tahun dengan nyeri lutut serta riwayat hipertensi.
BAB II
ASESMEN GERIATRI

2.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Tn. N
Gender : Laki-laki
Tanggal lahir / umur : Jakarta, 2 Maret 1943
Alamat : Jalan J gang perintis No 45 RT 010 RW 010, Kelurahan
Kebon Baru
Riwayat Pekerjaan : Guru Aliyah
Nama Orang terdekat : Ny. M
Jumlah Anak : 11 Pria :5 Wanita : 6
Jumlah Cucu : 21
Jumlah Cicit :2
Pembiayaan kesehatan: BPJS

2.2 RIWAYAT MEDIS / EVALUASI FISIK


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 8 Mei 2017 pukul 14.00
15.30 WIB di rumah pasien.
3.2.1 Riwayat Medis :

a. Keluhan utama
Nyeri pada kedua lutut sejak 1 minggu

b. Riwayat penyakit sekarang


Seorang pria, 74 tahun, mengeluh nyeri pada kedua lutut sejak 1 minggu yang
lalu. Nyeri dirasakan saat bangun pagi hari saat ingin beranjak dari tempat tidur,
terutama saat dari posisi duduk ke berdiri, terasa kaku dan nyeri di kedua lutut saat
berdiri menopang tubuh, kaku dirasakan selama 10 hingga 15 menit. Akibatnya pasien
tidak lagi dapat sujud saat ibadah, saat ini pasien shalat dengan posisi duduk.
Sebetulnya keluhan nyeri pada lutut sudah dirasakan sekitar 1 tahun yang lalu namun
semakin memberat hingga membuat pasien datang berobat. Keluhan ini juga
dirasakan apabila pasien berdiri setelah duduk lama dan akan berkurang nyerinya saat
sendi yang sakit diistirahatkan kembali.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan berobat rutin.

Riwayat penyakit lainnya :


Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat alergi makanan/obat-obatan : disangkal

d. Riwayat pembedahan
-
e. Riwayat opname di Rumah Sakit
-
f. Riwayat kesehatan lain
Melakukan pemeriksaan kesehatan pada :
Poli PTM di Puskesmas Kelurahan Kebon Baru.
Pemeriksaan gigi / gigi palsu :
Oral hygiene tidak baik, tidak ada pemakaian gigi palsu

g. Riwayat alergi
Tidak ada alergi makanan dan obat-obatan.

h. Riwayat Kebiasan
Merokok
Apakah anda merokok? Tidak
Apakah orang terdekat atau di sekitar anda merokok? Ya, anak merokok di
teras rumah.
Minum Alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak.
Olah raga
Apakah anda melakukan olah raga? Tidak
Bila YA, apa jenis olah raga yang biasa anda lakukan? -
Berapa kali dalam seminggu? -
Berapa lama intensitas waktu anda melakukan olahraga tersebut?

Konsumsi Kopi
Apakah anda minum kopi? Ya. Satu kali sehari.

Kesimpulan : Pasien tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol,


Pasien tidak berolahraga. Pasien mengkonsumsi kopi 1x sehari.

i. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini


Obat-obatan yang dikonsumsi dengan dan tanpa resep dokter akan dijabarkan pada
tabel berikut:

Tabel 4. Obat yang dikonsumsi dengan resep dokter

Dengan resep dokter Dosis dan pemakaian


Amlodipine 5 mg 1x1

j. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu?

Tabel 6. Penapisan depresi


Setia
Serin Kadan Jaran Tidak
p
g g g perna
wakt
sekali kadang sekali h
u
a. Berapa seringkah bulan yang lalu
masalah kesehatan anda
menghalangi kegiatan anda, (mis.
pergi mengunjungi teman, aktivitas
sosial)?
b. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa gugup?
c. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa tenang dan damai?

d. Berapa seringkah bulan lalu anda


merasa sedih sekali?

e. Berapa seringkah bulan lalu anda


merasa bahagia?

Setia
Serin Kadan Jaran Tidak
p
g g g perna
wakt
sekali kadang sekali h
u
f. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa begitu sedih sampai serasa

tak ada sesuatupun yang mungkin
menghiburnya?
g. Selama bulan lalu, berapa
seringnya perasaan depresi anda

mengganggu kerja anda sehari-
hari?
h. Selama bulan lalu, berapa sering
anda merasa tak ada lagi sesuatu
yang anda harapkan lagi?
i. Selama bulan lalu, berapa sering
anda merasa tak diperhatikan
keluarga?
j. Berapa sering selama bulan lalu

anda merasa ingin menangis saja?
k. Selama bulan lalu, berapa sering
anda merasa bahwa hidup ini sudah
tak ada gunanya lagi?
Kesimpulan : Tidak terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada pasien dalam 1
bulan terakhir.
k. Status Fungsional
a) ADL dasar dan Instrumental
Tabel 7. ADL dasar dan Instrumental

Bisa sendiri Perlu Tergantung


sepenuhnya bantuan orang lain
seseorang sepenuhnya
Mandi
Ambulansi
Tranfer
Berpakaian
Berdandan
BAB / BAK
Makan
Sediakan makan
Atur keuangan
Atur minum obat-obatan
Bertelepon
Kesimpulan : Pasien tergolong mandiri, karena seluruh aktivitasnya bisa dilakukan tanpa
bantuan orang lain
b) Keterbatasan Fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi kegiatan anda
berikut ini?
Tabel 8. Keterbatasan Fungsional

>3 bulan < 3 bulan Tak


terbatasi
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat
barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser
meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa
dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / sehari-
hari)
Naik bukit / naik tangga
Membungkuk, berlutut, sujud
Berjalan kl.100 meter
Makan, mandi, berpakaian, ke WC
Kesimpulan : Pada pasien didapatkan keterbatasan fungsional dalam melakukan pekerjaan
berat dan pekerjaan sedang, naik bukit/ tangga, membungkuk, berlutut, dan sujud.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK (Dilakukan pada 22 Mei 2017)


1. Tanda Vital

Tabel 9. Pemeriksaan Tanda Vital


Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah (mmHg) 120/80 120/80 120/80
Nadi/ menit 80 80 84
Laju respirasi/menit 20 20 20
2 minggu yl 1 minggu yl Saat ini
Berat badan (kg) 62 kg 62 kg 62 kg
Tinggi badan (cm) 165 165 165
BMI (kg/m2) 22,77 22,77 22,77

2. Keadaan Kulit
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada
3. Pendengaran

Tabel 10. Pemeriksaan pendengaran


Ya Tidak
Dengar suara normal
Pakai alat bantu dengar
Serumen impaksi

4. Penglihatan

Tabel 11. Pemeriksaan penglihatan


Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar
- Tanpa kaca mata
- Dengan kaca mata
Terdapat katarak/tidak
- Kanan
- Kiri

5. Mulut

Tabel 12. Pemeriksan mulu


Buruk Baik
Higiene mulut
Ada Tidak
Gigi palsu
Terpasang
Lecet di bawah gigi palsu
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan)

6. Leher

Tabel 13. Pemeriksan leher


Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak
Kel. Tiroid
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak teraba membesar

7. Dada
Massa teraba / tidak : Tidak teraba massa
Kelainan lain : Tidak ada
8. Paru-paru
Tabel 14. Pemeriksan paru-paru
Kiri Kanan
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi :
- suara dasar Vesikuler Vesikuler
- suara tambahan Rhonkhi (-), wheezing (-) Rhonkhi (-), wheezing (-)

9. Kardiovaskuler
Tabel 15. Pemeriksan kardiovaskuler
a. Jantung
- Irama Regular Ireguler

- Bising Ya Tidak

- Gallop Ada Tidak

Lain-lain (jelaskan)
b. Bising Ada Tidak
- Karotis : Kiri
Kanan
- Femoralis : Kiri
Kanan
c. Denyut nadi perifer Ada Tidak
- A. dorsalis pedis
Kiri (regular)
Kanan (regular)
- A. tibialis posterior
Kiri (regular)
Kanan (regular)
Tak ada +1 +2 +3 +4
d. Edema
- Pedal
- Tibial
- Sakral

10. Abdomen
Hati membesar/ tidak : Tidak
Massa abdomen lain : Tidak ada
Bising/ bruit : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Cairan asites : Tidak ada
Limpa membesar/ tidak : Tidak
11. Rektum/ anus
Tabel 16. Pemeriksan rectum/anus
Ada Tidak
Tonus sphincter ani
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada TIDAK DIPERIKSA
Massa di rectum
Impaksi fekal

12. Genital/ pelvis :


Tabel 17. Pemeriksan genital
Ya Tidak
Atrofi vaginal
Massa
Vaginitis atroficans TIDAK DIPERIKSA
Nyeri tekan
Prolaps pelvis
Lain-lain : -
Tes pap: Tidak dikerjakan

13. Muskuloskeletal
Tabel 18. Pemeriksan muskuloskeletal
Tak Tl. Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
ada Blkg
Deformitas
Gerak terbatas
Nyeri
Benjolan/
peradangan
Krepitasi

1. Neurologik / Psikologik
a. Status Mentalis :
Tabel 19. Pemeriksan neurologis
Baik Terganggu
Orientasi
Orang
Waktu
Tempat
Situasi
Baik Terganggu
Daya ingat
Sangat lampau
Baru terjadi
Ingat obyek stlh 5 menit
segera (mengulang)

Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :

Tabel 21. Status mental


Betul Salah
Tanggal berapakah hari ini ?
Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapakah nomor telpon rumah anda ?
Berapakah usia anda ?
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ?
Siapa nama gubernur sekarang ?
Nama gubernur sebelum ini ?
Nama ibumu sebelum menikah ?
20 dikurang 3 dan seterusnya

Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat

Kesimpulan : Tidak terdapat kesalahan dalam menjawab kuesioner, maka


disimpulkan status mentalis baik.

b. Perasaan hati / afeksi : baik

c. Umum
Tabel 22. Pemeriksan umum
Normal Abnormal (jelaskan)
Syarat otak
Motorik : - Kekuatan (menurun)
- Tonus
Sensorik : - Tajam
- Raba
- Getaran

Normal Abnormal (jelaskan)


Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung
- Tumit ke ujung
kaki
- Romberg
Gerak langkah
Kesimpulan : terdapat kelemahan minimal pada ekstremitas inferior dimana
kekuatan motoriknya 4 | 4 (Di samping dapat melawan gaya berat, ia dapat pula
mengatasi sedikit tahanan yang diberikan).
d. Tanda-tanda lain
Tabel 23. Tanda-tanda lain
Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat
Rigiditas cog-wheel
Bradikinesia
Tremor intense
Gerakan tak sadar
Refleks patologis
Kesimpulan : status neurologis pasien baik.

2.4 PEMERIKSAAN TAMBAHAN


- Lab darah, EKG, echocardiography, dan pemeriksaan lainnya tidak dilakukan.

2.5 DAFTAR MASALAH DAN RENCANA PENANGANAN


Tabel 24. Daftar masalah dan rencana penanganan
Tanggal Problem Rencana
8 Mei 2017 Nyeri lutut - Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyebab nyeri lututnya
- Menjelaskan apa yang dapat diberikan oleh dokter untuk
mengurangi rasa nyeri pada kedua lututnya
- Menjelaskan apa saja yang dapat pasien lakukan dan
hindari untuk mengurangi rasa nyeri pada kedua lututnya
- Memberikan motivasi kepada pasien agar tetap
memeriksakan penyakitnya secara rutin dan patuh minum
obat
- Meminta pasien memberitahukan kepada dokter apabila
terjadi efek samping dari terapi yang diberikan

- Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang


penyakit hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan bila
Hipertensi tekanan darah tidak terkontrol
- Memberikan terapi sesuai diagnosis dan penjelasan
tentang perlunya keteraturan dalam minum obat
antihipertensi
- Memotivasi penderita untuk kontrol hipertensi ke
Puskesmas secara rutin
Edukasi mengenai pola makan pasien agar mengurangi
makanan tinggi garam, makanan yang mengandung
banyak lemak. Serta lebih banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein, vitamin, dan serat
seperti buah-buahan dan sayuran.

2.6 LAPORAN LANJUTAN


Tabel 25. Laporan lanjutan
Tanggal Problem diagnostik Kegiatan
8 Mei 2017 - Nyeri lutut - Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
- Hipertensi
menyeluruh dan edukasi kepada pasien
mengenai masalah kesehatan yang dialaminya
- Menganjurkan pasien untuk minum obat dengan
benar sesuai anjuran dokter, baik dosis maupun
waktu minum serta kepatuhan minum obat.
- Nyeri lutut
- Hipertensi - Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
15 Mei 2017 lanjutan
- Anamnesis : nyeri di kedua lutut berkurang,
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 120/80 mmHg
- Edukasi kepada keluarga untuk membawa pasien
berobat rutin ke Puskesmas agar penyakitnya
dapat dievaluasi dan diberikan obat serta dapat
dirujuk jika diperlukan

22 Mei2017 - Nyeri lutut - Anamnesis : nyeri lutut sudah berkurang,


- Hipertensi - Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 120/80 mmHg
- Mengevaluasi kondisi kesehatan pasien
- Mengevaluasi hasil edukasi dan instruksi yang
telah dilakukan oleh pasien.

Pada asesmen geriatrik (Summary)


Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosis pada pasien ini adalah
osteoarthritis genu bilateral, dengan hipertensi terkontrol.

Rencana Perawatan Terpadu / Comprehensive Care


Komunikasi
- Membina komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga seperti
menjelaskan maksud kedatangan dan menjelaskan apa yang akan
dilakukan.
- Mengajak pasien berkomunikasi dan diskusi tentang keluhannya dan
bertanya bila ada yang ingin ditanyakan
Informasi
- Menginformasikan tentang masalah yang dialami pasien kepada pasien
dan keluarganya
- Menjelaskan terapi yang diberikan kepada pasien
- Menjelaskan kepada pasien agar pasien datang ke Puskemas untuk
melakukan pemeriksaan tekanan darah setiap kali kontrol.
Edukasi
- Mengedukasi pasien untuk mengkonsumsi obat antihipertensi secara
teratur agar tekanan darah tetap terkontrol
- Kontrol tekanan darah setiap kali kunjungan di Puskesmas dan
mengkonsumsi obat secara rutin dan benar
- Mengedukasi pasien untuk mengurangi makan makanan yang tinggi garam
dan lemak dan gula berlebih, serta memperbanyak konsumsi susu tinggi
kalsium, makanan yang tinggi protein, serat dan vitamin seperti buah-
buahan dan sayuran.
- Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik yang tidak menumpu beban
seperti berenang
- Sholat dalam posisi duduk
- WC dalam posisi duduk
- Meminta pasien untuk banyak beraktivitas dalam kegiatan sosial,
melakukan kegiatan positif yang digemari dan tetap melakukan ibadah
kepada Allah.
Terapi Farmakologik
- Obat anti nyeri berupa Natrium Diklofenak 2 x 50 mg
- Vitamin saraf berupa vitamin B kompleks 1x1
- Obat anti nyeri topikal berupa gel Natrium Diklofenak 1%
- Obat antihipertensi berupa Amlodipine 10 mg 1x1
Terapi Non-farmakologik
- Menggunakan knee brace
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 74 tahun dengan nyeri
lutut dan hipertensi. Nyeri lutut yang dialami pasien membutuhkan
pemeriksaan lanjutan agar dapat ditangani dengan tepat sehingga dapat
mengurangi keterbatasan aktivitas pasien sehari-hari. Penyakit hipertensi, yang
dialami pasien juga harus dikontrol agar tidak timbul komplikasi lanjut. Dari
asesmen geriatri yang dilakukan dapat disimpulkan pasien memiliki hendaya
fisik berupa keterbatasan fungsional dalam melakukan pekerjaan berat dan
pekerjaan sedang, naik tangga/bukit, membungkuk, berlutut, dan sujud.
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara
lengkap untuk mencari masalah yang ada pada pasien. Selanjutnya diberikan
tatalaksana nonmedikamentosa dengan cara pemberian informasi dan edukasi
terhadap masalah yang ditemukan pada pasien. Dari kunjungan kedua dan
ketiga dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lanjutan dan didapatkan
masih terdapat beberapa masalah yang kemudian dilakukan edukasi ulang
seperti pada kunjungan pertama. Dari ketiga kunjungan tersebut dilakukan
perencanaan perawatan pasien secara komprehensif. Namun dari semua hal
tersebut, perhatian dan motivasi dari keluarga terdekat adalah hal yang sangat
dibutuhkan pasien agar tetap dapat hidup produktif di usianya meski dengan
penyakit yang dideritanya.

3.2 SARAN
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya,
peneliti dapat memberikan penyuluhan yang lebih bersifat menyeluruh dan
lebih detail kepada pasien dan keluarganya mengenai masalah nyeri lutut dan
riwayat hipertensi yang dialami oleh pasien. Dan juga menjelaskan pentingnya
kesehatan lingkungan tempat tinggal, pola makan dan pola hidup yang sehat,
serta pentingnya peran serta keluarga dalam memberikan dukungan pada para
lansia sehingga status kesehatan lansia baik dan tetap produktif diusianya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2013; ISSN 2088-
270X: 2-17.
2. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al.
The Seventh Report of the Joint National Comitte on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA. 2003; 289(19): 2560-
72.

Você também pode gostar