Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH :
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2017
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan paper yang mengulas tentang Tujuan
Pembangunan Ekonomi Indonesia dan Strategi Pencapaiannya,dengan lancar dan tepat pada
waktunya. Penulisan dan penyusunan paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perekonomian Indonesia.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam memberikan referensi guna menyelesaikan paper ini. Penulis berharap, dengan membaca
paper ini dapat memberi manfaat baik bagi penulis maupun pembaca untuk menambah wawasan
kita mengenai Tujuan Pembangunan Ekonomi Indonesia dan Strategi Pencapaiannya. Penulis
memohon maaf karena penulisan paper ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan sumbangsih berupa kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang lebih baik.
Penulis
Daftar Isi
1. Distribusi Pendapatan
Jika diantara tetangga kita terdapat seorang kepala rumah tangga dengan
lima anak dan semua anaknya (laki/perempuan) disekolahkan dan semuanya
diberi warisan tanah yang kurang lebih sama, mungkin kita mengatakan bahwa
kepala rumah tangga tersebut adil kepada semua anaknya. Tetapi dilain pihak,
satu keluarga juga mempunyai lima anak, hanya menyekolahkan anaknya yang
laki-laki sedangkan anak perempuannya tidak sekolah. Tentu kita dapat
mengatakan bahwa keluarga ini kurang adil dibandingkan dengan keluarga yang
disebutkan yang pertama. Kalau demikian halnya, maka kita dapat mengatakan
bahwa keadilan diukur melalui bagaiman kekayaan (pendapatan) didistribusikan
diantara yang berhak. Makin merata pembagiannya makin adil dan sebaliknya
makin timpang pembagiannya makin kurang adil.
Tabel 2.2: Persentase Pendapatan yang Diterima Oleh Berbagai Kelompok penduduk di
Indonesia, 2002-2007
Kelompok Penduduk 2002 2003 2004 2005 2006 2007
(1).40%Termiskin 20,92
(2).4o%Menengah 38,89
(3).20%Terkaya 42,19
Rasio Kuznets(3):(1) 2,07 2.06 2,03 2,38 2,13 2,35
(1):(3) 0,45 0,49 0,49 0,42 0,47 0,43
Sumber: BPS seperti pada BI LPI 2007
1. Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi pada umumnya adalah agar
pendapatan nasional tumbuh untuk memperoleh tingkat kemakmuran yang lebih
tinggi. Kalau demikian halnya, ukuran mengenai kemakmuran dapat dikatakan
sebagai tingkat pertumbuhan ekonomi.
2. Elemen Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari
setiap bangsa. Ketiga faktor tersebut adalah:
1) Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk investasi baru yang
ditambahkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya
manusia. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan di
tabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output
dan pendapatan di kemudian hari.
2) Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah
angkatan kerja.
Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja (yang terjadi beberapa
tahun kemudian setelah pertumbuhan penduduk). Secara tradisonal
dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan
ekonomi .Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah
jumlah tenaga produktif, sedangakan pertumbuhan penduduk yang lebih
besar berarti meningkatkan pasar domestiknya. Meskipun demikian kita
masih mempertanyakan apakah begitu cepatnya pertumbuhan penawaran
angkatan kerja sehingga terjadi kelebihan tenaga kerja benar-benar akan
memberikan dampak positif atau justru negatif terhadap pembangunan
ekonominya. Sebenarnya hal tersebut (positif atau negatifnya
pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi). Sepenuhnya
tergantung pada kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan
untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan angkatan
kerja tersebut.
3) Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi bagi kebanyakan ekonomi dan kemajuan
teknologi (technological progress) merupakan sumber pertumbuhan
ekonomi yang paling penting. Dalam pengertiannya yang paling
sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara baru
dalam menangani pekerjaan-pekerjaan tradisonal. Ada tiga jenis kemajuan
teknologi yang bersifat netral (neutral technologi progress), Kemajuan
teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological progress),
dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-technological
progress).
Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological
progress) terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai
tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan
kombinasi faktor input yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti
pembagian kerja (semacam spesialisasi) yang mendorong peningkatan
output dan kenaikan konsumsi masyarakat
Kemajuan teknologi dapat menghemat pemakaian modal atau
tenaga kerja. Sedangkan kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-
saving technological progress) merupakan fenomena relative langka. Hal
ini dikarenakan hampir semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan
dan teknologi dilakukan di negara-negara maju dengan tujuan utama
menghemat tenaga kerja,dan bukan untuk menghemat modal. Modal
merupakan sesuatu yang paling diperlukan. Kemajuan teknologi ini akan
menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih.
Kemajuan teknologi dapat juga meningkatkan modal atau tenaga
kerja. Kemajuan teknologi yang meningkat kan pekerja (labor-augmenting
technological progress) terjadi apabila penerapan teknologi tersebut
mampu meningkatkan mutu atau keterampilan angkatan kerja secara
umum. Misalnya, dengan menggunakan videotape, televisi, dan media
komunikasi elektronik lainnya di dalam kelas, proses belajar bisa lebih
lancar sehingga tingkat penyerapan bahan pelajaran juga lebih baik.
Demikian pula halnya dengan kemajuan teknologi yang meningkatkan
modal (capital-augmenting technological progress). Jenis kemajuan ini
terjadi jika penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita
memanfaatkan barang modal yang secara lebih produktif. Misalnya
penggantian bajak kayu dengan bajak baja dalam produksi pertanian.
Cara pencapaian ini dikenal dengan istilah tujuan makmur dengan adil (growth
with equity objectives). Dasar logika dari pendekatan ini adalah bahwa pembangunan
ekonomi terdiri dari serangkaian proyek pembangunan. Dalam mengimplementasikan
setiap proyek mestinya tidak hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi, melainkan
sekaligus mempertimbangkan pembagian keuntungan dari proyek tersebut. Pendekatan
ini disponsori oleh lembaga-lembaga internasional seperti The World Bank, Organisasi
Pembangunan Industri PBB, Organisasi Negara-negara Maju, dll.
Cara pencapaian yang kedua ini telah banyak diperdebatkan di Indonesia pada
tahun 1976. Banyak menteri kabinet waktu itu lebih menghendaki cara pencapaian yang
pertama (pertumbuhan dan pemerataan). Namun, barang kali sebagian disebabkan oleh
tekanan luar negeri, terutama Bank Dunia, pendekatan kedua terpaksa disetujui dan
diterapkan mulai pada Pelita III melalui delapan jalur pemerataan. Sejak Pelita III (1979)
tujuan pemerataan ditempatkan diatas tujuan pertumbuhan. Demikianlah tujuan
pembangunan diimplementasikan pada waktu itu, namun tampaknya tidak begitu lama
setelah itu sampai sekarang, tidak lagi terdengar istilah delapan jalur pemerataan tersebut.
Disamping itu, juga tidak jelas bagaimana ukuran keberhasilan tujuan pembangunan itu
diperoleh, apakah dibiarkan begitu saja terpisah antara tingkat pertumbuhan ekonomi
dengan tingkat ketimpangan pembagian pendapatan. Setelah tahun 1979 tingkat
pertumbuhan pendapatan nasional tidak secara nyata berbeda dari periode sebelumnya.
Demikian juga halnya dengan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan nasional.
Daftar Pustaka