Você está na página 1de 14

METODE TRANSPORTASI

Masalah transportasi berkaitan dengan keterbatasan sumber daya atau kapasitas


perusahaan yang harus didistribusikan ke berbagai tujuan, kebutuhan atau aktivitas.
Dengan demikian manfaat utama dari mempelajari masalah transportasi ini adalah
mengoptimalkan distribusi sumberdaya tersebut sehingga mendapatkan hasil atau biaya
yang optimal.
Pada metode ini, diperlukan data-data mengenai : kapasitas suplai dari lokasi
penyuplai (sumber), kebutuhan akan bahan baku dari setiap lokasi yang membutuhkan
bahan baku (tujuan), serta biaya distribusi pada setiap lokasi sumber dan tujuan.
Untuk mempermudah mencatat informasi untuk setiap iterasi pada masalah
transportasi, digunakan matriks tabel transportasi berikut ini:

Tujuan Kapa
1 2 n sitas
1 c11 c12 c1n s1

2 c21 c22 c2n s2


Sumber
. . . . .
. . . . .
m cm1 cm2 cmn sm

Kebutuhan d1 d2 dn Jumlah

Contoh :
Sebuah Perusahaan berkepentingan mengangkut pupuk dari tiga pabrik ke tiga gudang.
Kapasitas supply ketiga pabrik, permintaan ketiga gudang dan biaya transport per unit
adalah sebagai berikut:

Tujuan Kapasitas suplai


(ton/mg)
SBY SDA MLG
CRB 8 5 6 120

Sumber CLCP 15 10 12 80

JKT 3 9 10 80

Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
transportasi.

1
A. SOLUSI AWAL
Dalam solusi awal, sel matriks yang terisi harus sebanyak m + n 1 dimana m adalah
banyaknya baris dan n adalah banyaknya kolom. Metode yang digunakan untuk mencari
solusi awal adalah metode biaya minimum (least cost), north west corner, metode Vogell.

METODE BIAYA MINIMUM


Pada metode ini, alokasi bahan baku dimulai dari sel matriks yang memiliki biaya
distribusi terkecil dan isilah sel matriks dengan nilai paling kecil diantara baris (kebutuhan)
dan kolom (kapasitas) yang bersesuaian dengan sel matriks tersebut:

Iterasi 1
Tujuan Kapasitas suplai
(ton/mg)
SBY SDA MLG
CRB 8 5 6 120

Sumber CLCP 15 10 12 80

JKT 3 9 10 80
80
Kebutuhan bahan
150 (70) 70 60 280
bakar (ton/mg)

Biaya terkecil terletak pada sel Jakarta-Surabaya sebesar 3. Kebutuhan di Surabaya


sebesar 150 dan kapasitas di Jakarta sebesar 80. Alokasikan nilai yang paling kecil yaitu
sebesar 80 ke sel Jkt-Sby. Kapasitas di Jakarta sudah habis terdistribusi sehingga baris Jkt
dapat diabaikan. Kebutuhan di Surabaya masih kurang 70

Iterasi 2

Tujuan Kapasitas suplai


(ton/mg)
SBY SDA MLG
CRB 8 5 6 120
70 (50)
Sumber CLCP 15 10 12 80

JKT 3 9 10 80
80
Kebutuhan bahan
150 (70) 70 60 280
bakar (ton/mg)

Sel dengan biaya terkecil selanjutnya adalah Cirebon-Sidoarjo sebesar 5. Kebutuhan di


Sidoarjo sebesar 70, kapasitas di Cirebon sebesar 120. Pilihlah nilai yang paling kecil.
Alokasikan pupuk sebesar 70 ke sel crb-sda. Akibatnya kapasitas di Cirebon masih tersisa
50 sedangkan kebutuhan di Sidoarjo sudah terpenuhi sehingga kolom Sda dapat diabaikan

2
Iterasi 3
Tujuan Kapasitas suplai
(ton/mg)
SBY SDA MLG
CRB 8 5 6 120
70 50 (50)
Sumber CLCP 15 10 12 80

JKT 3 9 10 80
80
Kebutuhan bahan
150 (70) 70 60 (10) 280
bakar (ton/mg)

Sel dengan biaya terkecil selanjutnya adalah Cirebon-Malang sebesar 6. Kebutuhan di


Malang sebesar 60 dan kapasitas di Cirebon sisa 50. Alokasikan nilai yang paling kecil
yaitu sebesar 50 ke sel crb-mlg. Akibatnya kapasitas di Cirebon habis terdistribusi
sedangkan kebutuhan di Malang masih kurang 10. Untuk selanjutnya baris Cirebon dapat
diabaikan.

Iterasi 4

Tujuan Kapasitas suplai


(ton/mg)
SBY SDA MLG
CRB 8 5 6 120
70 50 (50)
Sumber CLCP 15 10 12 80
70 10
JKT 3 9 10 80
80
Kebutuhan bahan
150 (70) 70 60 (10) 280
bakar (ton/mg)

Karena masih ada sisa 2 sel yang perlu terisi, Surabaya masih mempunyai sisa kebutuhan
sebesar 70 dan Malang sebesar 10. Maka sisa pupuk yang belum terdistribusi bisa langsung
dialokasikan ke sel yang sesuai. Sel Slcp-Sby mendapat alokasi sebesar 70 dan sel Clcp-
Mlg mendapat alokasi sebesar 10. Hasil akhir adalah sebagai berikut:

Tujuan Kapasitas suplai


(ton/mg)
SBY SDA MLG
CRB 8 5 6 120
70 50
Sumber CLCP 15 10 12 80
70 10
JKT 3 9 10 80
80
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

3
Sel matriks yang terisi harus sebanyak m + n 1, dimana m = jumlah baris, n = jumlah
kolom, sehingga jumlah sel yang terisi = 3+3-1 = 5 berarti telah sesuai.

Total biaya transportasinya adalah :


Z = 70 (5) + 50 (6) + 70 (15) + 10 (12) + 80 (3) = 2.060

METODE NORTH WEST CORNER

Langkah-langkahnya :
Penempatan alokasi dimulai dari Pojok Kiri Atas (North West Corner), dan berjalan
secara horizontal -vertikal :

Tujuan Kapasitas suplai


SBY SDA MLG (ton/mg)
CRB 8 5 6 120
120
Sumber CLCP 15 10 12 80
30 50
JKT 3 9 10 80
20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

Sel yang pertama harus diisi adalah Crb-Sby, alokasinya sebesar 120.
Kapasitas di Cirebon sudah habis dan kebutuhan di Surabaya masih kurang 30
(=150-120).
Karena kapasitas di Cirebon sudah habis maka sel yang harus mendapat
alokasi selanjutnya adalah Clcp-Sby sebesar 30. Kebutuhan di Surabaya
sudah terpenuhi, kapasitas di Cilacap masih sisa 50 (=80-30)
Selanjutnya sel Clcp-Sda mendapat alokasi sebesar 50 (sisa dari Surabaya)
sehingga kapasitas di Cilacap sudah habis terdistribusi. Kebutuhan di Sidoarjo
kurang 20 (=70-50)
Karena kapasitas di Cilacap sudah habis maka sel yang harus mendapat
alokasi selanjutnya adalah Jkt-Sda sebesar 20. Kebutuhan di Sidoarjo sudah
terpenuhi, kapasitas di Jakarta masih sisa 60 (=80-20)
Sel terakhir yaitu Jkt-Mlg mendapat alokasi sebesar 60

Biaya distribusi yang dikeluarkan perusahaan adalah:


Z = 120 (8) + 30 (15) + 50 (10) + 20 (9) + 60 (10)
= 2.690

METODE VOGEL
Tahapan dalam metode ini adalah:
1. Hitung selisih antara dua biaya distribusi terkecil dalam setiap baris/kolom
2. Tentukan baris/kolom yang mempunyai beda biaya terbesar (jika ada lebih dari satu,
pilihlah salah satu).
3. Mengalokasikan bahan baku ke dalam sel matriks yang memiliki biaya distribusi
terkecil pada baris/kolom yang mempunyai beda biaya terbesar. Isilah sel tersebut
tersebut dengan nilai yang lebih kecil diantara nilai pada baris kapasitas/kolom
permintaan yang bersesuaian dengan kotak itu.
4
4. Jika pengurangan itu menghasilkan nilai baris kapasitas (atau kolom permintaan) sama
dengan nol, hilangkan baris (atau kolom) tersebut dari tabel dan hitung angka perbedaan
baru pada tiap kolomnya.
5. Ulangi langkah 1 sampai 4 hingga semua kapasitas/permintaan diisikan ke dalam kotak
dan kaidah m+n-1 terpenuhi

Iterasi 1
Tujuan Kapasitas
SBY SDA MLG suplai (ton/mg) Beda biaya
CRB 8 5 6 120 1

Sumber CLCP 15 10 12 80 2

JKT 3 9 10 80 6
80
Kebutuhan bahan Alokasikan suplai sebesar 80 ke
150 (70) 70 60
bakar (ton/mg) sel jkt-sby, dan hilangkan baris
Beda biaya 5 4 4 jkt

Iterasi 2
Tujuan Kapasitas
SBY SDA MLG suplai (ton/mg) Beda biaya
CRB 8 5 6 120 1
70 (50)
Sumber CLCP 15 10 12 80 2

JKT 3 9 10 80
80
Kebutuhan bahan Alokasikan suplai sebesar 70 ke
150 (70) 70 60
bakar (ton/mg) sel crb-sby, dan hilangkan
Beda biaya 7 5 6 kolom sby

Iterasi 3
Tujuan Kapasitas
SBY SDA MLG suplai (ton/mg) Beda biaya
CRB 8 5 6 120 1
70 50 (50)
Sumber CLCP 15 10 12 80 2

JKT 3 9 10 80
80
Kebutuhan bahan Alokasikan suplai sebesar 50 ke
150 (70) 70 60(10)
bakar (ton/mg) sel crb-mlg, dan hilangkan
Beda biaya 5 6 baris crb

5
Iterasi 4
Tujuan Kapasitas suplai (ton/mg)
SBY SDA MLG
CRB 8 5 6 120
70 50 (50)
Sumber CLCP 15 10 12 80
70 10
JKT 3 9 10 80
80
Alokasikan suplai sebesar
Kebutuhan bahan 70 ke sel clcp-sda, dan
150 (70) 70 60(10)
bakar (ton/mg) suplai sebesar 10 ke sel
clcp-mlg

Hasil:
Tujuan Kapasitas suplai
SBY SDA MLG (ton/mg)
CRB 8 5 6 120
70 50
Sumber CLCP 15 10 12 80
70 10
JKT 3 9 10 80
80
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

Total biaya transportasinya adalah :


Z = 70 (8) + 50 (6) + 70 (10) + 10 (12) + 80 (3)
= 1.920

Dari ketiga perhitungan (metode biaya minimum, vogel, dan north-west corner), ternyata
yang paling kecil biaya transportasinya adalah metode vogel dengan total biaya
transportasi = Rp 1.920,

B. MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM


Setelah solusi awal diperoleh, kemudian dilakukan untuk mencapai solusi optimum.
Metode yang digunakan adalah metode stepping stone dan modified distribution

METODE BATU LONCATAN (Stepping Stone)

Stepping stone digunakan untuk mengetahui apakah solusi yang diperoleh sudah optimum
atau belum dengan menganalisis sel-sel yang masih kosong. Metode ini membuat suatu
jalur tertutup untuk setiap sel kosong dimana sel-sel yang terisi di dalam jalur tersebut
dipandang sebagai batu untuk berpijak guna melangkah ke batu berikutnya. Tujuan
pembuatan jalur tertutup untuk mengetahui perubahan biaya yang akan terjadi bila
dilakukan relokasi barang ke sel-sel tertentu. Jika sel tersebut memiliki nilai (-) berarti,
relokasi barang ke sel tersebut mampu mereduksi biaya distribusi. Oleh karena itu pilih
yang mempunyai nilai paling negatif.
6
a. Menganalisis sel matrix yang kosong, dengan cara membuat loop tertutup

1. CRB-SDA :

Tujuan Kapasitas suplai


SBY SDA MLG (ton/mg)
CRB (-) 8 (+) 5 6 120
120
Sumber CLCP (+) 15 (-) 10 12 80
30 50
JKT 3 9 10 80
20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

Loop: (crb,sda) (crb,sby) (clcp,sby) (clcp,sda)


Hasil = 5 8 + 15 10 = 2 berarti tidak ikut dipertimbangkan

2. JKT-SBY :

Tujuan Kapasitas suplai


SBY SDA MLG (ton/mg)
CRB 8 5 6 120
120
Sumber CLCP (-) 15 (+) 10 12 80
30 50
JKT (+) 3 (-) 9 10 80
20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

Loop: (jkt,sby) (clcp,sby) (clcp,sda) (jkt,sda)


Hasil = 10 15 + 3 9 = -11 dipertimbangkan

3. CLCP-MLG
Tujuan Kapasitas suplai
SBY SDA MLG (ton/mg)
CRB 8 5 6 120
120
Sumber CLCP 15 (-) 10 (+) 12 80
30 50
JKT 3 (+) 9 (-) 10 80
20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

Loop: (clcp,mlg) (jkt,mlg) (jkt,sda) (clcp,sda)


Hasil: 12 10 + 9 10 = 1 tidak dipertimbangkan

7
4. CRB-MLG
Tujuan Kapasitas suplai
SBY SDA MLG (ton/mg)
CRB (-) 8 5 (+) 6 120
120
Sumber CLCP (+) 15 (-) 10 12 80
30 50
JKT 3 (+) 9 (-) 10 80
20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

Loop: (crb,mlg) (crb,sby) (clcp,sby) (clcp,sda) (jkt,sda) (jkt,mlg)


Hasil: 6 8 + 15 10 + 9 10 = 2 tidak dipertimbangkan

Sehingga yang terpilih adalah sel yang mampu mereduksi paling tinggi, yaitu JKT-SBY
sebesar (-11).

b. Memindahkan kapasitas terkecil ke dalam sel yang memiliki reduksi paling


tinggi, dan lakukan penyesuaikan untuk kapasitas yang lain :

Tujuan Kapasitas suplai


SBY SDA MLG (ton/mg)
CRB 8 5 6 120
120
Sumber CLCP 15 10 12 80
10 70
JKT 3 9 10 80
20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

c. Biaya Transportasi :

Z = 120 (8) + 10 (15) + 70 (10) + 20 (3) + 60 (10)


= 2.470

METODE MODI (Modified Distribution)


Metode ini dikembangkan oleh George B. Dantzig dan dapat digunakan untuk mencari
penyelesaian yang optimal. Dalam metode ini perubahan alokasi yang dilakukan sudah
mempunyai dasar yang jelas.
Langkah-langkah yang digunakan:
a. Mencari tabel penyelesaian awal menggunakan metode biaya minimum, metode
north west corner atau metode Vogel.
Sebagai gambaran, kita gunakan hasil penyelesaian awal dari metode north west
corner sebagai berikut:

8
Tujuan Kapasitas suplai
SBY SDA MLG (ton/mg)
CRB 8 5 6 120
120
Sumber CLCP 15 10 12 80
30 50
JKT 3 9 10 80
20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

b. Mencari nilai baris dan kolom.


Metode MODI mensyaratkan untuk mencari nilai ui untuk setiap baris dan nilai vj
untuk setiap kolom. Nilai baris dan kolom tersebut dapat dihitung dengan melihat
biaya transportasi dari setiap sel yang sudah terisi sehingga memenuhi persamaan
berikut:
ui + vj = cij
dimana: ui adalah nilai baris ke-i
vj adalah nilai kolom ke-j
cij adalah biaya distribusi dari i ke j
dengan ketentuan bahwa baris pertama selalu bernilai 0 (ui =0)

Iterasi 1
Nilai baris dan kolom tabel di atas dapat dicari dengan cara sbb:
Crb-Sby u1 + v1 =8 Jkt-Sda u3 + v2 =9
Karena u1 = 0, maka v1 =8 Karena v2 = 3, maka u3 =6
Clcp-Sby u2 + v1 = 15 Jkt-Mlg u3 + v3 = 10
Karena v1 = 8, maka u2 =7 Karena u3 = 6, maka v3 =4
Clcp-Sda u2 + v2 = 10
Karena u2 = 7, maka v2 =3

Tujuan Kapasitas suplai


SBY=8 SDA=3 MLG=4 (ton/mg)
CRB=0 8 5 6 120
120
Sumber CLCP 15 10 12 80
=7 30 50
JKT 3 9 10 80
=6 20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)
c. mencari indeks perbaikan
Untuk menentukan titik awal perubahan maka terlebih dulu mencari indeks perbaikan
untuk sel yang belum terisi. Sel yang memiliki indeks paling negatif dipilih sebagai
titik tolak perbaikan. Persamaan yang digunakan untuk mencari indeks perbaikan
adalah:
Iij = cij - ui - vj
9
maka diperoleh:
Crb-Sda: I12 = 5 - 0 - 3 = 2 Clcp-Mlg: I23 = 12 - 7 - 4 = 1
Crb-Mlg: I13 = 6 - 0 - 4 = 2 Jkt-Sby: I31 = 3 6 - 8 = - 11

dalam bentuk tabel:

Tujuan Kapasitas suplai


SBY=8 SDA=3 MLG=4 (ton/mg)
CRB=0 8 5 6 120
120 (2) (2
)
Sumber CLCP 15 10 12 80
=7 30 50 (1)
JKT 3 9 10 80
=6 (-11) 20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)
Ternyata sel Jkt-Sby memiliki nilai negatif terbesar, yaitu 11 sehingga menjadi titik tolak
perbaikan.

d. Memperbaiki alokasi

Dengan dipilihnya sel Jkt-Sby sebagai sel yang akan diisi, maka rantai reaksinya seperti
ditunjukkan dalam tabel berikut dimana tanda - menunjukkan sel donor dan tanda
+ menunjukkan sel penerima. Pemindahan dilakukan sebanyak isian terkecil dari sel
donor terdekat.
Tujuan Kapasitas suplai
SBY SDA MLG (ton/mg)
CRB 8 5 6 120
120
Sumber CLCP (-) 15 (+) 10 12 80
30 50
JKT (+) 3 (-) 9 10 80
20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)
Karena sel Jkt-Sda memiliki nilai alokasi lebih kecil dibandingkan Clcp-Sby maka sel Jkt-
Sby mendapat isian sebesar 20 sedangkan sel lainnya menyesuaikan sesuai dengan rantai
reaksi. Hasil selengkapnya adalah sbb:

Tujuan Kapasitas suplai


SBY SDA MLG (ton/mg)
CRB 8 5 6 120
120
Sumber CLCP 15 10 12 80
10 70
JKT 3 9 10 80
20 60
Kebutuhan bahan
150 70 60 280
bakar (ton/mg)

10
Jumlah total biaya untuk perubahan pertama adalah:
Z = 120 (8) + 10 (15) + 70 (10) + 20 (3) + 60 (10)
= 2.470

d. Melanjutkan proses perbaikan alokasi


Selanjutnya kembali pada langkah b-d sampai indeks perbaikan tidak ada lagi yang
bernilai negatif.

SOAL

1. Sanrio Corporation memproduksi tiga macam boneka : Kitty,Melody dan Keroppi.


Kuantitas produksi masing-masing boneka secara berturut-turut 120, 80 dan 80 per
minggu. Boneka-boneka ini dipasarkan melalui tiga departement store : Maruzen,
Harajuku dan Ginza. Atas dasar kontrak, perusahaan harus mengirim sejumlah 150
boneka per minggu ke Maruzen,70 boneka ke Harajuku dan 60 ke Ginza. Biaya
transpor per boneka adalah sebagai berikut

Maruzen Harajuku Ginza


Kitty 5 8 6
Melody 10 15 12
Keroppi 9 3 10
a. Gunakan prosedur penyelesaian Least-cost untuk menemukan penyelesaian
optimal.
b. Gunakan prosedur penyelesaian North West Corner untuk menemukan
penyelesaian optimal.
c. Gunakan prosedur penyelesaian Vogels Approximation untuk menemukan
penyelesaian optimal.
d. Gunakan prosedur penyelesaian Modified Distribution (MODI) untuk
menemukan penyelesaian optimal

2. Suatu perusahaan menjual barang hasil produksinya di 3 daerah penjualan, yaitu di


Yogyakarta, Semarang dan Bandung. Perusahaan itu mendatangkan barang produksi
dari pabrik yang berada di Magelang, Pati dan Kediri dengan kebutuhan barang di tiap-
tiap gudang penjualan sbb:
Yogyakarta = 60 ton
Semarang = 40 ton
Bandung= 20 ton
Kapasitas produksi tiap-tiap pabrik adalah:
Magelang = 30 ton
Pati = 40 ton
Kediri = 50 ton

Sedangkan biaya pengangkutan dari tiap-tiap pabrik ke gudang penjualan adalah sbb:
Gudang
Yogyakarta Semarang Bandung
Pabrik
Magelang 15 3 18
Pati 17 8 30
Kediri 18 10 24
Tentukan cara alokasi barang hasil produksi tersebut ke gudang-gudang penjualan
menggunakan metode biaya minimum dan metode north west corner

11
3. Sistem distribusi Nakashima Corporation mempunyai ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :

Kapasitas Pabrik Kebutuhan Gudang


Fukuoka 100 Miyazaki 150
Saga 150 Okinawa 200
Nagasaki 300 Kagoshima 200

Dengan biaya pengiriman per unit :


Dari \ Ke Miyazaki Okinawa Kagoshima
Fukuoka 10 7 8
Saga 15 12 9
Nagasaki 7 8 12
Buatlah penyelesaian optimal dengan menggunakan metode Vogels Approximation

BEBERAPA MASALAH DAN PENYIMPANGAN


DALAM METODE TRANSPORTASI
a. Jumlah kapasitas melebihi kebutuhan

Gudang
Kapasitas (ton)
A B C
K 10 15 12 60
Pabrik L 15 11 17 50
M 8 20 16 40
150
Permintaan (ton) 30 40 50
120

Perlu dilakukan penambahan kolom dummy seperti tabel berikut:

Gudang Kapa-
A B C Dummy sitas (ton)
K 10 15 12 0 60

Pabrik L 15 11 17 0 50

M 8 20 16 0 40

Permintaan
30 40 50 30 150
(ton)

Setelah menambah kolom dummy maka untuk menyelesaian masalah transportasi di atas
dapat dilakukan seperti biasa menggunakan metode biaya minimum, north west corner
atau vogel

12
Contoh penyelesaian dengan metode North west Corner
Gudang Kapa-
A B C Dummy sitas (ton)
K 10 15 12 0 60
30 30
Pabrik L 15 11 17 0 50
10 40
M 8 20 16 0 40
10 30
Permintaan (ton) 30 40 50 30 150
Terlihat bahwa pabrik M memiliki sisa bahan baku yang tidak terdistribusi sebesar 30 ton.
Biaya distribusi yang dikeluarkan sebesar:
Z = 30 (10) + 30 (15) + 10 (11) + 40 (17) +10 (16) +30 (0) = 1700

b. Jumlah kebutuhan melebihi kapasitas

Gudang
Kapasitas (ton)
A B C
K 10 15 12 40
Pabrik L 15 11 17 50
M 8 20 16 40
130
Permintaan (ton) 60 40 50
150

Perlu dilakukan penambahan baris dummy seperti tabel berikut:

Gudang Kapa-
A B C sitas (ton)
K 10 15 12 40

Pabrik L 15 11 17 50

M 8 20 16 40

Dummy 0 0 0 20

Permintaan
60 40 50 150
(ton)

Setelah menambah baris dummy maka untuk menyelesaian masalah transportasi di atas
dapat dilakukan seperti biasa menggunakan metode biaya minimum, north west corner
atau vogel seperti berikut ini:

13
Gudang Kapa-
A B C sitas (ton)
K 10 15 12 40
20 20
Pabrik L 15 11 17 50
20 30
M 8 20 16 40
40
Dummy 0 0 0 20
20
Permintaan
60 40 50 150
(ton)
Terlihat bahwa gudang B kekurangan bahan baku sebesar 20 ton

Sedangkan biaya distribusi yang dikeluarkan sebesar:


Z = 20 (10) + 20 (12) + 20 (11) + 30 (17) + 40 (8) + 20 (0) = 1490

SOAL:
1. Suatu Perusahaan yang memproduksi boneka mempunyai 4 pabrik, yaitu: A, B, C
dan D. Sedangkan daerah pemasarannya adalah K, L, dan M. Data kapasitas
produksi, dan kebutuhan gudang adalah sbb:

Gudang Kapasitas
K L M pabrik
A 10 7 8 100
B 15 12 9 150
Pabrik
C 7 8 12 300
D 8 8 8 200
750
Kebutuha gudang 150 200 200 550

a. Buatlah penyelesaian transportasi tersebut dengan metode biaya minimum dan


metode Vogell
b. Carilah alokasi yang optimal dari kedua metode tersebut dengan metode MODI

14

Você também pode gostar