Você está na página 1de 6

Analisa potensi endapan mineral emas epithermal dengan eksplorasi

geofisika tepat guna serta analisis perhitungan biaya produksi di desa


Aek Pinang, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan,
Provinsi Sumatera Utara.

Tujuan dan Sasaran :


Tujuan
1. Membuat kajian potensi sumber daya mineral dengan analisa geologi di
daerah Tapanuli Selatan (MARTABE).
2. Menganalisa hasil eksplorasi geofisika untuk mencari persebaran
endapan epitermal mineral emas
3. Membuat evaluasi eksplorasi dan perhitungan cadangan berdasarkan
data geofisika dan geologi guna studi keekonomian tambang.
4. Membuat perhitungan biaya operasional dan produksi tambang guna
studi keekonomian tambang.
Sasaran
1. Mendapatkan hasil keuntungan berdasarkan perhitungan hasil
penjualan barang tambang yang didapat dikurangi biaya-biaya yang
telah dikeluarkan (biaya eksplorasi, biaya operasional dan biaya
produksi tambang ).

Analisis situasi daerah : ( Potensi Geologi Sumber daya mineral emas )


Saat ini Wilayah Izin Usaha Pertambangan PTAR (MARTABE) yang berlokasi di
desa Aek Pinang, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi
Sumatera Utara sedang beroperasi dalam kegiatan eksplorasi maupun
penambangan. Secara astronomis berada pada daerah yang terletak pada 12517
LU - 13217LS dan 990340BT - 991500 BT. Untuk bisa sampai di
lokasi G-Resources (MARTABE) dapat ditempuh melalui jalur darat dan udara.
Dari kota Padang menuju daerah Batang Toru dapat di tempuh dengan
menggunakan bus melalui lintas Sumatera dengan waktu tempuh 12 jam. Jika
melalui jalur udara dari kota Padang dapat ditempuh dengan jalur udara, dan
transit terlebih dahulu di Medan menggunakan pesawat perintis dan
menghabiskan waktu 2 jam.
1. Keadaan Topografi
Secara umum di daerah penambangan mempunyai topografi berupa daerah
pegunungan yang menjajaki pegunungan bukit barisan dengan ketinggian 500
meter dpal, sedangkan puncaknya di bagian utara dengan elevasi tertinggi 750
meter dpal.
2. Iklim dan Curah Hujan

Kecamatan Batang Toru memiliki iklim dan curah hujan yang tidak berbeda
dengan daerah iklim tropis lainnya. Hanya memiliki dua musim yaitu, hujan dan
kemarau.
3. Keadaan Geologi
a. Geologi Regional
Proyek Martabe terletak didalam Busur Vulkanik Cainozioc Sumatera, yang
memanjang dari barat laut Jawa-Sunda-Banda, yang panjangnya lebih dari 1.600
km. Subduksi dari lempeng Samudera Hindia terjadi sepanjang busur Sunda-
Banda. Sistem Sesar Sumatera bejalan di sepanjang pulau, dan melewati 10
kilometer di sebelah timur Martabe Gerakan Dextral Strike Slip diperkirakan
hingga 400 km. SFS sangat tersegmentasi dengan banyak offset umum melebihi
10 km. Aktifitas hidrotermal yang berhubungan dengan sistem ini ditafsirkan
sebagai mekanisme utama bagi pembentukan deposit emas Martabe.

b. Geologi Lokal
Kondisi geologi di daerah Martabe didominasi oleh Miocenedome Complex,
terdiri dari dasit yang dikelilingi oleh lava fragmmentalis dan underline oleh tufa,
sedimen, aglomerat, lava andesit dan basaltic. Geologi dan mineralisasi utama
dikontrol oleh fault yang merupakan bagian dari SFS. Batuan tertua di daerah
tersebut merupakan masa dari Palezoikum meta-sedimen batuan dari Grup
Tapanuli. Batuan ini mendasari Vulkanik Tersier dan unit sedimen. Bagian Timur
daerah ini didominasi oleh granit, intrusi magma dan kontak fault dengan batuan
yang lebih tua. Formasi Barus, sebagian besar konglomerat dan batupasir dengan
siltstones dan serpih kecil, dari pemboran dan pemetaan terlihat bahwa formasi ini
banyak mendominasi di daerah Martabe.
Cadangan Emas
Jumlah cadangan emas yang terdapat di lokasi WIUP G-RESOURCES pada bulan
Juni 2008 sebesar 2,9 MT untuk cadangan terukur, 1,7 MT untuk cadangan
terunjuk dan 86,6 MT untuk cadangan tereka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada table berikut:
Tabel 1 Cadangan Emas G-RESOURCES (Juni 2008)

Sepanjang tahun 2016, Tambang Emas Martabe mencatat produksi 310.550 ounce
emas dan 2.424.537 ounce perak. Produksi naik 2,6% dibandingkan tahun 2015.
Pada 2015 Tambang Emas Martabe memproduksi 302.449 ounce emas dan
2.534.486 ounce perak.
Metodologi :
Metode eksplorasi geofisika tepat guna emas epitermal
Lingkungan endapan bijih epitermal low sulfidation masih menjadi studi yang
menarik untuk diteliti lebih jauh. Kedalaman pembentukan pada umumnya
terbilang cukup dangkal sekitar 100-600 meter namun yang menjadi kesulitan
utama adalah sedikitnya singkapan yang terdeteksi di permukaan. Secara teoritik
penyebaran urat-urat yang menjari juga menjadi penyebab sulitnya interpretasi
body anomaly. Pada eksplorasi di daerah Martabe zona mineralisasi dapat
terdeteksi oleh metode IP yang dicerminkan oleh nilai chargeability. Metode IP
mendapatkan hasil yang baik karena pada lingkungan low sulfidation yang
merupakan endapan dekat permukaan dapat memiliki alterasi lempung sehingga
respon IP dapat maksimal. Metode resistivitas juga dapat memberikan informasi
mengenai anomali yang diduga zona intrusi dengan resistivitas yang tinggi dan
zona batuan ubahan dengan resistivitas yang rendah.
Selanjutnya metode magnetik digunakan untuk melokalisasi zona mineralisasi
logam yang berasosiasi dengan kuarsa sebagai mineral gangue dengan nilai
anomali yang menurun. Dengan hasil interpretasi terpadu dari ketiga metode
tersebut diharapkan dapat menentukan zona mineralisasi emas yang ditunjukkan
oleh nilai anomali tinggi pada ketiga metode sehingga kesuksesan rasio pemboran
dalam eksplorasi mineral emas dapat ditingkatkan.
Metode Penambangan
Pada umumnya metode penambangan dibagi menjadi dua yaitu tambang
terbuka (Surface Mining) dan tambang bawah tanah (Underground Mining).
Tambang terbuka yaitu pekerja dapat berhubungan langsung dengan udara luar,
sedangkan tambang bawah tanah dengan membuat jalan udara (ventilasi). Di G-
Resources diterapkan metode penambangan terbuka
Kegiatan Penambangan
Saat ini kegiatan penambangan yang sedang berlangsung adalah pada tahapan
eksplorasi pemboran dan pengupasan overburden. Rencana selanjutnya dilakukan
dengan kombinasi excavator dan dump truck. Bahan galian yang diangkut di
preparasi kemudian dilakukan kosentrasi dan dewatering mineral yang pada
akhirnya menjadi produk berupa emas batangan.
Analisis biaya :
Sepanjang tahun 2016, Tambang Emas Martabe mencatat produksi 310.550 ounce
emas dan 2.424.537 ounce perak. Produksi naik 2,6% dibandingkan tahun 2015.
Pada 2015 Tambang Emas Martabe memproduksi 302.449 ounce emas dan
2.534.486 ounce perak.
Di kuartal keempat tahun 2016, produksi emas mencapai 82.831 ounce dan perak
mencapai 633.229 ounce. Lebih tinggi dari kuartal ketiga 2016 dengan emas yang
mencapai 80.755 ounce dan perak mencapai 648.009 ounce.
Kegiatan penambangan dan pabrik pengolahan biji selama 2016 berjalan lancar
dengan hasil melebihi target. Ini merupakan hasil peningkatan produktivitas dan
efisiensi serta sebagai bagian dari perbaikan terus menerus yang dijalankan sesuai
Martabe Improvement Program. Kegiatan penambangan saat ini dilakukan di dua
lokasi pit setelah pengembangan Pit Barani yang menambah penambangan awal
di Pit Purnama.
Modal yang dibelanjakan hingga kuartal keempat 2016 mencapai USD 43,3 juta,
sementara pengeluaran biaya eksplorasi mencapai USD 12,3 juta. Sebelumnya
panduan 2016 diperkirakan bahwa belanja modal mencapai USD 67 juta dan
biaya eksplorasi USD 12 juta.
Acuan produksi untuk tahun 2017 berada pada kisaran 250.000 300.000 ounces
untuk emas dan 2 2,5 juta ounces untuk perak. Angka acuan produksi ini tidak
berbeda dengan tahun sebelumnya dengan tantangan tambahan adanya
pengelolaan biji mineral berkadar rendah.

Referensi :

Anonim.2012.Laporan ekskursi lapangan PT Agincourt


Resource.
<http://pustakatambang.blogspot.co.id/2012/06/laporan-
ekskursi-lapangan-pt agincourt.html>, diakses pada 12 Mei 2017
Redaksi. 2017. Produksi Tambang Emas Martabe Naik 2,6%
<http://www.samosirgreen.com/index.php/2017/01/28/produksi-tambang-emas-
martabe-naik-26/>, diakses pada 12 Mei 2017

Você também pode gostar