Você está na página 1de 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam


pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti
daging, susu dan telur semakin meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk, tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat akan gizi dan peranan zatzat
makanan khususnya protein bagi kehidupan, serta meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memanfaatkan hasil ternak, sehingga perkembangan sektor peternakan memberikan
dampak positif bagi masyarakat untuk peningkatan perbaikan gizi dan dampak positif bagi
pelaku ternak yaitu meningkatnya kesejahteraan.Ayam petelur merupakan salah satu jenis
ternak unggas yang cukup berkembang di Jawa Timur. Menurut data statistik peternakan
dan kesehatan hewan (2011), populasi ayam ras petelur di Jawa Timur sekitar 30% dari
total keseluruhan populasi ayam ras petelur di Indonesia. Data dinas peternakan provinsi
Jawa Timur (2012) menyatakan bahwa populasi ayam ras petelur di jawa timur mulai
tahun 2008 sampai 2011 terus mengalami kenaikan dengan jumlah ternak ayam ras petelur
berturut-turut 20.886.094 ekor, 21.396.786 ekor, 21.959.505 ekor dan 37.035.241 ekor.
Usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha yang dapat menghasilkan perputaran
modal yang cepat dan harga telurnya yang relatif murah sehingga mudah terjangkau oleh
lapisan masyarakat. Namun demikian usaha peternakan ayam petelur tersebut masih
sangat fluktuatif harganya. Sehingga usaha peternakan ayam petelur sangat rentan dalam
perkembangannya, karena itu peluang untuk mendapat keuntungan ataupun kerugian juga
sangat besar kemungkinannya dan tidak sedikit usaha peternakan yang mengalami
kerugian tersebut dan pada akhirnya menutup usahanya. Upaya memperoleh keuntungan
yang besar dan berkelanjutan merupakan sasaran utama bagi semua kegiatan usaha
termasuk di dalamnya usaha peternakan ayam petelur, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku usaha peternakan ayam petelur tersebut.

1.2 Tujuan

Hal ini bertujuan untuk mengetahui cara menganalisa suatu perencanaan suatu usaha
yang bergerak dibidang layer.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Modal

Modal dapat diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik berupa uang maupun
barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam suatu proses produksi. Sumber modal yang dipakai berasal dari pinjaman
bank yakni sebesar Rp 3,470,458,235,00 dengan bunga 6% per tahun.

2.2 Investasi Awal

Investasi awal yang kita butuhkan adalah sewa kandang, peralatan kandang, pullet,
pakan, obat vaksin kimia (OVK) dan biaya operasional (BOP) dengan rincian sebagai
berikut :

Macam Investasi Nominal Keterangan

Sewa Bangunan 15,000,000 disewa 2 tahun, bayar depan


Peralatan Kandang 5,000,000 disusutkan 5 tahun
Pullet 626,590,000 bayar di depan
Pakan 2,668,235,294
OVK 7,680,000
BOP 76,800,000
3,450,458,235
Biaya lain-lain 71,152,941

Total 3,470,458,235

2.3 Biaya Pemeliharaan Layer

Rincian dari biaya pemeliharaan Layer dengan populasi pullet sebesar 19.200 ekor
adalah :

UNIT
ITEMS QUANTITY UNIT PRICE TOTAL
(Rp)
Produksi s/d usia 80 mgg 315 butir 6,048,000

Total berat telur (kg) 17 butir/kg 355,765

Ongkos kirim telur 355,765 kg 200 71,152,941


FCR 2.50
3,00
Total Pakan (kg)/hrg pakan(Rp) 889,412 kg 0 2,668,235,294
ekor/oran
Jumlah Tenaga Kerja (orang) 3,500 g 5.49
1,000,0
Biaya Tenaga Kerja (rp/bulan) 5.49 orang/bln 00 5,485,714

Biaya OVK 1.00 dosis 400 400

Jumlah Ayam Afkir 75% ekor 14,400

Total berat ayam afkir (kg) 1.9 kg/ekor 27,360


15,
Harga Ayam Afkir 27,360 kg 000 410,400,000

2.4 Harga Jual Produksi Telur

Harga pokok produksi telur per kilogram senilai Rp 8.545,00 yang didapat dari:

QUANTIT UNIT
ITEMS Y UNIT PRICE TOTAL COST
(Rup) (Rup)

Pakan 889,412 kg 3,000 2,668,235,294

Tenaga kerja (14bln) 14 bulan 5,485,714 76,800,000

Biaya OVK 19,200 ekor 400 7,680,000

Ongkos kirim 355,765 kg 200 71,152,941

Jumlah 2,823,868,235
Investasi awal s/d 20 20 minggu
minggu 626,590,000

Jumlah 3,450,458,235

Penjualan ayam afkir 27,360 kg 15,000 410,400,000

Total Biaya Produksi 3,040,058,235


Total berat telur 355,765 kg
Biaya Produksi / kg Telur -----------------> HPP TELUR
8,545

Sehingga harga jual produksi telur per kilogram dapat diperoleh yakni:

Harga Jual Produk = Rp. 8.545,00 = Rp. 14.000,00

100% - 36,16%

2.5 Perhitungan Laba Rugi

Tabel berikut menunjukkan laba rugi yang didapat per periode yakni sebagai berikut:

URAIAN JUMLAH HARGA JUMLAH

Pendapatan
Penjualan Telur 355,765 14,000 4,980,705,882
Pendapatan lain-lain -
T O TAL 4,980,705,882

Pengeluaran
Pullet 19,200 32,635 626,590,000
Pakan 889,412 3,000 2,668,235,294
OVK 19,200 400 7,680,000
BOP 5.49 1,000,000 5,485,714
Biaya lain-lain 355,765 200 71,152,941
3,379,143,950

Laba Operasional 1,601,561,933

Penyusutan Sewa kandang 3,750,000


Penyusutan Peralatan 500,000
Bunga Bank -

1,597,311,933
Laba Bersih (Per Periode)

Sedangkan laba bersih yang didapat dalam 1 tahun yakni:

Laba Bersih 1 tahun : Rp. 1.597.311.933,00 x 2 = Rp. 3.194.623.866,00

2.6 Break Event Point (BEP)

Break event point dapat diartikan suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan,
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Tapi analisa break event
point tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break event
saja, akan tetapi analisa break event point mampu memberikan informasi mengenai
berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan
memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. Perhitungan break event
point yakni:

BEP = Rp 3,470,458,235 = 636,124 kg

Rp 14.000,00-Rp 8.545,00

2.7 Retune Of Investment (ROI)

ROI didapat dari berapa banyak hasil/profit yang didapat, dibandingkan dengan
banyaknya modal yang digunakan untuk bisnis tersebut. Laba bersih 1 tahun yang kami
peroleh adalah Rp 3,194,623,866,00 sehingga dapat diperoleh :
ROI = Rp. 3,194,623,866,00 x 100% = 92 %

Rp 3,470,458,235,00

2.8 Pay Back Period (PBP)

Waktu yang diperlukan agar modal dapat kembali adalah sebagai berikut:

PBP = Rp 3,470,458,235,00 = 1,09 Tahun

Rp 3,194,623,866,00

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hasil analisa usaha peternakan ayam layer dari perincian diatas didapat dari total
ayam sebanyak 19.200 ekor dengan total produksi per bulan mencapai 355.765 kg telur
dengan BEP yaitu 636.214 kg, ROI yaitu 92% dan PBP sebesar 1,09 tahun. Dengan
perincian tersebut, perusahaan kami mendapatkan keuntungan yang signifikan.
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

ANALISA USAHA LAYER

Di susun Oleh :

Kelas B
Wahyu Edi Sudrajat 115130100111029

Fahmi Arief 115130100111033

Ricko Ardya Pradana 115130101111032

Redika Yudha Kurniadi 115130107111020

Sherly Nur Hermeithasari 115130101111042

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Você também pode gostar