Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Latar Belakang
Loyalitas Merek ( Brand Loyalty ) merupakan ukuran keterkaitan pelanggan
kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk baru, terutama bila pada merek
tersebut didapati adanya perubahan baik menyangkut keragaman atau atribut lain.
Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan dengan
mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain apapun yang terjadi dengan merek
tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek mmeningkat, kerentanan
kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat
dikurangi. Dengan demikian brand loyalty merupakan salah satu indicator inti dari brand
equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan
laba perusahaan di masa yang akan datang.
Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut
walaupun dihadapkan pada banyak alternatif merek produk pesaing yang menawarkan
karakteristik produk yang lebih unggul dilihat dari berbagai sudut atributnya.
Permasalahan
Agar suatu merek produk dapat bertahan dalam persaingan dan keluar sebagai
pemenang dibutuhkan konsumen yang memiliki loyalitas merek ( brand loyalty) yang tinggi.
Dalam hal ini perlu diketahui oleh pihak manajemen perusahaan :
Bagaimana tingkat loyalitas konsumen terhadap handphone merek nokia Di
Samarinda?
Tinjauan Pustaka
A.Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan manifestasi perilaku manusia yang sangat kompleks dan
cukup sulit untuk dipelajari, disebabkan oleh banyaknya variabel yang saling
berpengaruh dan saling berinteraksi.
Perilaku konsumen oleh Angel dkk (1994 : 123 ) didefinisikan sebagai tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan itu.
Menurut Schefman dan Kanuk (1994 : 25 ) Perilaku konsumen berkaitan dengan
perilaku yang dimainkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan menghabiskan produk-produk dan jasa-jasa yang mereka harapkan
dapat memuaskan kebutuhan mereka.
B.Kepuasan Pelanggan
Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan telah
semakin besar. Persaingan yang semakin ketat, dimana semakin banyak produsen yang
terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap
perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan
utama.
Schnaars (1991) pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para
pelanggan yang puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa
manfaat, diantaranyahubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis,
memberikan dasar yang baik untuk pembelian ulang dan terciptanya loyallitas
pelanggan, dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut ( Word of mouth) yang
menguntungkan bagi perusahaan. (Tjiptono; 1997)
Engel Et. Al (1990) Menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi
purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui
harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil ( outcome ) tidak
memenuhi harapan.
Expectation
Customer Satisfaction
Perceived
Performance
Switching Barrier Loyality
Voice
(Tjiptono ; 1997 )
Committed buyer
Liking the brand
Satisfied buyer
Habitual buyer
Swither
Committed buyer
Liking the brand
Satisfied buyer
Habitual buyer
Swither
METODOLOGI
1. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan gambaran dan pengertian tentang penelitian ini maka perlu
dijelaskan secara operasional tentang beberapa hal
1. Perilaku konsumen yaitu tindakan konsumen dalam memilih dan mendapatkan
produk dan jasa yang diinginkan konsumen, termasuk proses yang mendahului dan
mengikuti tindakan tersebut. Perilaku konsumen berbeda-beda berdasarkan faktor
yang mendasari tindakan yang dilakukan konsumen tersebut.
2. Loyalitas merek adalah sikap menyenangi terhadap suatu merek yang
dipresentasikan dalam pembelian yang konsisten yang ditunjukkan dengan
tingkatan loyalitas yang paling rendah yaitu switcher hingga paling tinggi yaitu
commited buyer
2. Populasi dan sample
Populasi dalam penelitian ini adalah para pemakai handphone. Berhubung
pemakainya tidak teridentifikasi jumlahnya maka digunakan tehnik pengambilan
sample non probability sampling yaitu convenience sampling atau sample yang
diambil dari convenience, maksudnya yang paling mudah dihubungi, dikenal dan
mau bekerja sama (Simamora; 2004 )
Penelitian dilakukan selama 3 ( tiga minggu ) pada bulan april 2005, dan
diperoleh responden yang bersedia mengisi kuisioner yang telah disiapkan
sebanyak 108 orang.
SD = (f.x 2 ) ( fx) 2 / n
n-1
keterangan :
f : Frekwensi
x : Skor
n : Jumlah sample
Nilai masing-masing responden dikelompokkan dalam kelas interval dengan jumlah
nilai kelas 5 ( lima ), untuk memberikan interpretasi :
4. Perpindahan Merk
Untuk mengetahui kemungkinan perpindahan merek satu ke merek lain
digunakan rumus Pro T (Possibility Rate Of Transition atau kemungkinan
berpindah merek )
1 ALx
Pro T = - ln x 100% x t
t Atx
Keterangan :
Pro T : Kemungkinan perpindahan suatu merek
Alx : Konsumen yang tetap setia ( loyal ) terhadap merek X
Atx : Total konsumen yang diteliti dari merek x
t : Banyaknya penelitian
Merek yang mempunyai Brand Equity yang kuat, tingkatan dalam brand
loyalitynya membentuk segitiga terbalik.
Commited Buyer
Liking the brand
Satisfied buyer
Habital buyer
Switcher
134 5
Rata-rata = = 1,74 Swither = x 100% = 6,5%
77 77
Rata-rata responden jarang berpindah merek karena harga. Yang sensitive terhadap harga
dari 77 responden adalah 5 orang atau 6,5 %. Rata-rata responden switcher berada pada
rentang skala sangat jelek yaitu sebesar 1,74 berada diantara rentang 1,00 1,79. Dengan
memanfaatkan standart deviasi memetakan responden switcher dari posisi sangat jelek ke
posisi cukup. Dengan demikian informasi yang tergali memberikan harapan yang lebih
baik bagi nokia.
194 23
Rata-rata = = 1,74 Swither = x100% = 29,87%
77 77
Rata-rata responden merasa tidak setuju atau ragu-ragu bahwa keputusan pembelian
handphone nokia adalah karena kebiasaan. Sedangkkan yang betul-betul membeli karena
kebiasaan adalah 23 orang atau 29,87%. Nilai rata-rata responden yang masuk kategori
habitual buyer tersebut adalah 2,519 berada pada kategori jelek yaitu pada rentang 1-80
2,59. Dengan memanfaatkan informasi nilai standard deviasinya, toleransi satu kali
standard deviasi memetakan responden habitual buyer dari nokia ke posisi sangat jelek
hingga baik.
287 51
Rata-rata = = 3,727 Satisfied buyer = x100%= 66,23%
77 77
Kebanyakan responden meresa puas terhadap merek nokia, ini dapat dilihat dari rata-rata
jawaban responden yang menjawab puas sebanyak 51 0rang atau 66,2%.
Nilai rata-rata responden yang satisfied (3,727) tersebut masuk dalam kategoori baik atau
padarentang antara 3,4 4,19. Dengan memanfaatkan informasi standard deviasi dengan
satu kali toleransi dapat memetakan pesponden yang satisfied dari nokia ke posisi baik
hingga sangat baik. Dengan demikian informasi yang tergali mampu menunjukkan
dukungan brand loyalty yang kuat terhadap brand equity dari nokia.
Informasi yang diperoleh dikuatkan oleh hasil analisis brand switcher matrix atau matrik
perpindahan merek yang didapat dari tabulasi kuisioner.
Dari 77 responden nokia, didapatkan 71 orang akan tetap memakai nokia, 5 orang akan
berpindah ke ericson dan 1 orang pindah ke Samsung. Dari hasil yang didapat diperoleh
tingkat kemungkinan perpindahan pada merek nokia paling kecil yaitu sebesar 8,11%,
disusul oleh kemungkinan berpindah merek lain yaitu Ericson sebesar 51,08%. Lain-lain
53,06% dan Samsung 109,86%
315 65
Rata-rata = = 4,09 Liking the brand = x100%= 84,41%
77 77
Rata-rata responden setuju bahwa mereka menyukai merek nokia, terbukti dari jawaban
rata-rata responden. Responden yang benar-benar menyukai nokia adalah 65 orang atau
84,41%.
Nilai rata-rata responden yang berada pada tingkat loyalitas liking the brand adalah 4,09,
masuk dalam kategori baik ( rentang 3,4 4,20 ). Dengan memanfaatkan informasi nilai
standard deviasi toleransi satu kali, memetakan responden yang berada pada tingkat
liking the brand dari nokia ke posisi cukup hingga sangat baik.
216 22
Rata-rata = = 2,805 Committed Buyer = x100%= 28,57%
77 77
Dari perhitungan elemen brand loyalty di atas dapat dibuat model brand loyalty sebagai
berikut
28,57%
84,41%
66,23%
29,87%
6,5%
Dari gambar diatas terlihat bahwa merek nokia sudah cukup baik pada tingkat
loyalitasnya, karena bentuk piramioda makin ke atas makin melebar. Tetapi pada tingkat
commited buyer terlihat mengecil. Hal ini merupakan masalah yang harus di pecahkan
oleh manajemen nokia.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang brand loyalty , diperoleh hasil bahwa pemakai
handphone merek nokia mempunyai loyalitas yang cukup bagus, hal ini dibuktikan dari
hasil perhitungan untuk tiap-tiap level grafik piramida mulai dari bawah yaitu switcher
6,5 %, habitual buyer 29,87%, Satisfied buyer 66,23%, liking the brand 84,41% dan
commited buyer 28,57%, menunjukkan kecenderungan semakin tinggi levelnya semakin
banyak konsumennya, tetapi untuk level commited buyer terlihat menurun anggotanya.
Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa kemungkinan perpindahan pada handphone
merek nokia adalah sebesar 8,11% yang berarti bahwa bahwa dari responden yang tidak
berpindah merek saat ini, untuk yang akan dating mungkin berpindah 6 orang.
Daftar Pustaka