Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KONSEP DASAR
6. Tahap-tahap Audit
Tahap Tujuan
BAB II
LANGKAH-LANGKAH AUDIT MANAJEMEN
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini
lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara
lain:
1. Pemahaman auditor terhadap Objek Audit
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh
perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Dalam pemahaman terhadap objek
audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya (kapasitas aktivitas) yang
dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Dalam pembahasan dengan manajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran,
standar operasi, serta risiko bawaannya. Dalam kebanyakan audit, informasi penting dapat
diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen:
a) perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan control.
b) Pengamatan dalam arti umum, terus dilakukan selama audit pendahuluan.
c) Melalui pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas,
Auditor membuat kesimpulan sementara secara umum atas pemahamannya terhadap
objek audit termasuk indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki menjadi dasar
dalam membuat kesimpulan tersebut berbagai temuan yang diperoleh pada tahap ini terutama
indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki, digunakan sebagai dasar sementara
untuk menentukan tujuan, ruang lingkup, tujuan audit dan penentuan kriteria serta bukti-bukti
yang diperlukan.
Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas
audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari
terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara tertulis, dengan
meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut:
a) Informasi yang mendukung tujuan audit.
b) Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit.
c) Informasi yang mengarah pada tujuan audit
2. Penentuan Tujuan Audit
Auditor harus merumuskan tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang
mendasari diperlukannya audit manajemen termasuk di antaranya:
a) Terjadinya pemborosan dan ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan.
b) Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai.
c) Adanya alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d) Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
e) Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan.
f) Sistem informasi dan pelaporan kurang baik.
Dalam merumuskan tujuan ini, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:
a. Mengindentifikasi tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas.
b. Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
c. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.
Jika auditor memiliki wewenang yang besar harus memperhatikan dengan cermat tentang
arti penting dan risiko dalam audit tersebut. Kedua hal ini dapat memberikan petunjuk/indikasi
tentang bidang-bidang yang harus diuji dalam audit. Dalam penentuan tujuan audit, auditor harus
memperkirakan dan mengukur dengan cermat apakah:
a. Sasaran dapat memungkinkan untuk diaudit.
b. Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit.
c. Waktu pelaksanaan yang tersedia cukup untuk audit.
Faktor-faktor ini memberikan gambaran kepada auditor tentang apakah audit dapat
dilaksanakan dan dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Auditor harus membedakan
tujuan, sasaran dan standar. Dalam menentukan tujuan audit, auditor harus lebih menekankan
pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.
Beberapa hal berikut ini mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan audit yang harus diperhatikan auditor:
a. Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten.
b. Tujuan objek audit yang kurang jelas.
c. Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
d. Pengendalian yang lemah
e. Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
f. Perubahan lingkungan objek audit.
Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi
penentuan tujuan audit, harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk
mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit.
4. Penelaahan terhadap Peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit
Penelaahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang
berhubungaan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus dengan
berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit, sehingga auditor dapat
memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang dilaksanakan dalam
mencapai tujuannya
2. Rencana Perusahaan
Rencana harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun
jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan strategi untuk
mengimplementasikannya.
5. Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh keyakinan bahwa
kebijakan dan praktik yang sehat telah dilaksanakan dengan baik.
Sistem review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang berwenang melakukan review
terhadap berbagai aktivitas/kegiatan yang dilakukan. Elemen sistem review yang baik,
pelaksanaan supervisi harus dilaksanakan secarai memadai.
AUDIT LANJUTAN
Dari temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan pengelompokan
terhadap temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi, kriteria, penyebab dan akibat. Auditor
harus mampu mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan dengan
tujuan audit, dan akhirnya dapat disusun suatu simpulan audit dan dibuat rekomendasi yang
dapat diterima oleh objek audit.
Langkah langkah audit pada tahap ini meliputi:
1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit
2. Memperoleh bukti bukti yang relevan, material, dan komponen
Bukti harus mempunyai hubungan dengan criteria audit : Relevan, Material, Kompeten,
Cukup
3. Membuat ringkasan dalam pengelompokan bukti
Bukti-bukti yang telah diperoleh dalam audit kemudian diringkas dan dikelompokkan sesuai
dengan elemen tujuan audit meliputi: criteria, penyebab, dan akibat.
4. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan mengidentifikasi
bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara kondisi dan kritera cukup penting
dan material.
PELAPORAN
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua cara
penyajian laporan audit manajemen, yaitu :
1. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit.
2. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada
kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini.
Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan rekomendasi
yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta rencana tindak lanjut
dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut. Tindak Lanjut Implementasi tindak lanjut atas
rekomendasi yang diberikan auditor merupakan bentuk komitmen manajemen dalam
meningkatkan proses dan kinerja perusahaan atas beberapa kelemahan/kekurangan yang masih
terjadi. Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen untuk
melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, tetapi lebih
menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana, pelaksanaan, dan pengendalian tindak lanjut
yang dilakukan. Rekomendasi seharusnya merupakan hasil diskusi dan rumusan bersama antara
manajemen dan auditor, dan juga harus menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh
perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan, serta kerugian yang mungkin terjadi jika
rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.
BAB III
KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT
Setiap program kerja audit biasanya mengandung empat hal pokok yaitu :
a. Informasi Pendahuluan
b. Pernyataan tujuan audit
c. Instruksi-instruksi khusus
d. Langkah-langkah kerja
Tujuan
Memahami DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Langkah-langkah
1. Wawancara dengan manajemen dan staf kunci.
2. Review kebijakan-kebijakan, pengarahan-pengarahan, dan dokumen-dokumen.
3. Review laporaan kinerja entitas serta laporan mengenai rencana kerja dan prioritasnya.
4. Review peninjauan fisik terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh entitas.
5. Telusuri sistem dan prosedur pengendalian.
6. Analisis hubungan antara pemanfaatan sumber daya dan hasilnya.
7. Identifikasi risiko entitas.
8. Review laporan-laporan audit dan studi yang telah dilakukan sebelumnya, termasuk laporan
audit yang dilakukan oleh auditor lainnya.
Hasil
1. Gambaran Umum Entitas
2. Pemahaman atas Input, Proses, dan Output Entitas
3. Informasi Lainnya
BAB IV
PELAPORAN AUDIT MANAJEMEN
Pelaporan adalah bagian akhir dari proses audit manajemen. Pelaporan merupakan
pengomunikasian temuan dan rekomendasi auditor untuk meyakinkan manajemen mengenai
keabsahan hasil audit melalui suatu laporan komprehensif yang memuat temuan penting yang
mendukung kesimpulan dan disajikan dalam bahasa operasioan yang mudah dimengerti.
Perbedaan dan Persamaan antara Pelaporan Audit Keuangan dengan Audit Manajemen
Secara umum, perbedaan antara laporan pada audit laporan keuangan dengan audit manajemen
adalah:
1. Penyusun laporan audit manajemen tidak melaporkan hasilnya dalam bentuk standard
seperti pada laporan audit keuangan.
2. Tiap laporan berbeda dan terpisah dengan laporan lain. Sehingga tidak ada keseragaman
penyajian, begitu juga dalam standard bahasa.
3. Pengguna laporan audit manajemen secara umum tidak memiliki pemahaman secara
menyeluruh mengenai program atau aktivitas manajemen yang dilaporkan oleh auditor.
Sehingga, auditor harus mendeskripsikan dan menjelaskan secara detail program atau
aktivitas yang telah diperiksa dalam audit kinerja yang dilakukannya.
Sedangkan beberapa hal kesamaan antara pelaporan audit keuangan dengan audit manajemen
adalah:
1. Kedua tipe audit mengikuti pendekatan yang logis dalam penulisan laporan, yakni
laporan dibuat berdasarkan pada tahapan-tahapan audit yang logis secara spesifik.
1. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh dalam setiap tahapan audit.
2. Cara penyajian yang arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada kepentingan
para pembaca (pengguna) laporan.
Umumnya para pengguna laporan lebih berkepentingan terhadap temuan auditnya daripada
bagaimana auditor melakukan audit. Dengan demikian dibutuhkan penyajian laporan yang dapat
menjawab pertanyaan pengguna laporan dengan cepat, biasanya berupa berupa kesimpulan atas
audit. Dalam penyajian ini, auditor mengikuti format sebagai berikut:
2. Kesimpulan audit disertai dengan bukti-bukti yang cukup untuk mendukung kesimpulan
audit.
3. Rumusan rekomendasi.
Informasi latar belakang merupakan informasi umum tentang perusahaan dan program/aktivitas
yang diaudit. Pada bagian ini auditor harus mampu memberikan gambaran umum tentang tujuan
dan karakteristik perusahaan serta program/aktivitas yang diaudit, sifat, ukuran program, serta
organisasi manajemennya. Pada bagian ini juga disajikan apa alasan yang mendasari
dilakukannya audit manajemen.
Untuk meyakinkan pengguna laporan audit, auditor harus menyajikan temuan-temuan yang
diperoleh sebagai pendukung setiap kesimpulan yang dibuat. Kesimpulan dalam audit
manajemen selalu dibuat berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh saat melakukan audit, baik
itu temuan yang berkaitan dengan kriteria, penyebab, maupun akibat. Dalam menyajikan temuan
audit, auditor harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Judul bab harus mengidentifikasi pokok persoalan dan sedapat mungkin juga arah dari
temuan.
2. Pokok-pokok setiap temuan harus diikhtisarkan secara singkat dan harus mengungkapkan
kepada pengguna akan adanya uraian yang mendukung dan menjelaskan pokok-pokok
temuan tersebut.
3. Auditor harus menggambarkan kepada pengguna laporan tentang hal-hal yang ditemukan
baik bersifat negatif maupun positif, apa penyebab dan akibat dari temuan tersebut.
4. Dalam penyajian temuan ini auditor juga harus mempertimbangkan dan mengevaluasi
komentar para pihak yang berkaitan dengan progam/aktivitas yang diaudit.
5. Semua penyajian temuan harus diakhiri dengan suatu pernyataan yang menjelaskan sikap
akhir auditor atas dasar pertimbangan yang matang terhadap informasi yang diperoleh.
Rumusan Rekomendasi
Ruang lingkup audit menunjukkan berbagai aspek dari program/aktivitas yang diaudit dan
periode waktu dari program/aktivitas yang diaudit oleh auditor. Pada bagian ini juga harus
disajikan seberapa mendalam audit tersebut dilakukan. Untuk hal-hal yang tidak masuk dalam
ruang lingkup audit ini, sebaiknya tidak disajikan di dalam laporan yang dibuat supaya tidak
mengaburkan pemahaman pengguna laporan terhadap hasil audit yang disajikan auditor.
Laporan untuk Manajemen
Laporan kepada manajemen senior dan dewan melalui komite audit memiliki dua tujuan.
Pertama adalah untuk mengomunikasikan hal-hal yang telah dicapai oleh auditor. Sedangkan
yang lainnya adalah untuk menjelaskan apa-apa yang telah diamati oleh auditor. Laporan
aktivitas menjelaskan sampai sejauh mana auditor mampu memenuhi sasarannya. Laporan ini
menguraikan ruang lingkup dan kedalaman usaha auditor. Laporan ini meringkas tindakan
perbaikan yang dianggap sebagai hasil dari auditor. Mereka menunjukkan bagaimana audit telah
membantu melindungi perusahaan melalui pengawasan atas kecukupan dan efektivitas berbagai
sistem kontrol yang ada. Laporan evaluasi memberikan informasi tentang perusahaan yang tidak
tersedia di tempat lain kepada manajemen dan dewan. Laporan operasional mernguraikan operasi
dari sudut pandang manajer operasional, yang mungkin dapat dapat atau tidak sepenuhnya
objektif. Sedangkan laporan evaluasi dari auditor memberikan informasi yang objektif akan
kesehatan operasional perusahaan dan membantu mendukung laporan auditor dan surat
manajemen. Laporan aktivitas dan laporan evaluasi telah cukup lama digunakan oleh banyak
aktivitas auditor, namun jarang sekali diperintahkan untuk dibuat. Pada umumnya, laporan
tersebut merupakan layanan yang diberikan kepada manajemen dan dewan atas keinginan dari
auditor sendiri. Akan tetapi, Internal Auditing (standar).Practice Advisory 2060-1, Reporting to
the Board and Senior Management (Pelaporan kepada Dewan dan Manajemen Senior),
menyebutkan kewajiban dari direktur audit untuk menerbitkan laporan tersebut sebagai berikut: :
1. Direktur audit hendaknya memberikan laporan aktivitas kepada manajemen senior dan
dewan setiap tahun atau lebih banyak frekuensinya jika dibutuhkan. Laporan aktivitas
hendaknya menyoroti observasi dan rekomendasi penting dari penugasan dan hendaknya
menginformasikan kepada manajemen senior dan dewan setiap penyimpangan signifikan
yang terjadi dari jadwal kerja penugasan yang telah disetujui, perencanaan staf, dan
anggaran keuangan, serta alasan terjadinya penyimpangan tersebut.
Anggota dewan sangat jauh terpisah dari operasi perusahaan, namun mereka tetap dianggap
bertanggung jawab untuk apa pun yang terjadi di sini. Jalur ketua dewan untuk memperoleh
informasi tentang operasi yang akurat, objektif, dan tidak bias adalah kontak dengan dan
informasi dari auditor. Para anggota dewan mungkin tidak akan dapat membaca seluruh laporan
pemeriksaan audit, tetapi mereka akan sangat tertarik dengan laporan ringkasan dari seluruh
kontrol perusahaan secara keseluruhan dan kinerjanya:
Sehingga laporan berkala mengenai apa yang telah di capai auditor dan apa yang telah mereka
temuan, sekaligus laporan evaluasi auditor atas kesehatan operasional dan administrative dari
perusahaan, dapat menjadi perhatian penting bagi audit komite dari dewan komisaris.
Dalam laporan tentang kesehatan operasional perusahaan dapat menarik perhatian manajemen.
Manajemen akan melihatnya sebagai sebuah indicator kelancaran administrasi atau kekurangan
organisasional. Oleh karena itu, laporan tersebut harus memiliki dasar yang kuat dan logis.
Terdapat beberapa unit pengukuran untuk laporan seperti ini. Dua diantaranya adalah opini audit
dan temuan audit.
Meringkas Temuan
Ringkasan dari temuan-temuan yang menyebabkan dikeluarkannya opini yang tidak memuaskan
akan menunjukkan di mana tindakan perbaikan sebaiknya dilakukan. Temuan dapat dibagi
menjadi dua klasifikasi: berat dan ringan. Sebaiknya dibuat panduan untuk membedakan dua
klasifikasi tersebut. Di bawah ini adalah beberapa definisi yang dapat digunakan. Temuan yang
berat adalah temuan yang mempengaruhi kinerja atau kontrol, menghalangi suatu aktivitas,
fungsi, atau unit utuk mencapai bagian yang substantial dari sasaran atau tujuannya yang
signifikan. Temuan yang ringan adalah temuan yang perlu untuk dilaporkan dan meminta
dilakukannya tindakan perbaikan, tetapi hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai suatu halangan
tercapainya sasaran atau tujuan yang penting. Temuan membutuhkan satu uraian lebih lanjut jika
pelaporannya ingin dapat digunakan secara efektif. Secara sederhana, manajemen memiliki dua
tanggung jawab dasar dalam melaksanakan operasinya: Pertama adalah menjelaskan kepada para
karyawannya mengenai apa-apa yang perlu dilakukan. Kedua adalah meminta mereka
melakukannya dan meyakinkan bahwa mereka telah melakukannya dengan benar. Arti tidak
langsung dari tanggung jawab pertama adalah memberikan kriteria: sistem, standar, perintah,
prosedur, instruksi jabatan, dan cara-cara lain yang berada di bawah arti umum dari kontrol.
Beberapa contoh dari masing-masing kondisi :
Kontrol/berat
Prosedur mensyaratkan dilakukannya penawaran yang kompetitif. Namun tetap saja 5 persen
dari 200 pesanan pembelian yang diperiksa, jumlah yang mencerminkan bagian yang cukup
besar dari komitmen pembelian bahan baku, tidak dilaksanakan melalui penawaran secara
kompetitif. Kegagalan untuk memperoleh penawaran tidak diberikan justifikasinya atau pun
didokumentasi. Hal ini merupakan kekurangan dari kinerja karena aktivitas tidak dilaksanakan
sesuai dengan instruksi-instruksi yang ada. Mungkin terdapat kekurangan kontrol yang
berhubungan dengan kejadian ini jika instruksi pengadaan tidak mensyaratkan dilakukannya
penelaahan pengawasan atas pemeriksaan yang ditempatkan, namun pada dasarnya yang kita
hadapi di sini adalah kekurangan dalam pelaksanaan yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
pengadaan yang penting.
Kontrol/ringan
Instruksi mengenai pembuatan sebuah laporan statistic kepada manajemen senior tentang
komitmen pengadaan tidak menunjukkan adanya suatu verifikasi independen atas angka-angka
yang disajikan. Karenanya diasumsikan bahwa penelaahan pengawasan atas laporan akan
mencegah dilaporkannya kesalahan besar kepada manajemen, tetapi tidak adanya kontrol telah
melanggar ajaran dari pelaksaan administrasi yang baik dan seharusnya diperbaiki.
Kinerja/ringan
Umumnya temuan-temuan berat dilaporkan di dalam laporan audit. Temuan-temuan ringan akan
diringkas dalam laporan audit atau dimasukkan sebagai bagian dari surat manajemen dari auditor
kepada manajer klien. Surat manajemen ini tidak membebaskan klien dari kewajiban
memberikan respons atas temuan-temuan ringan. Surat manajemen biasanya ditelaah pada audit
berikutnya, dan jika masih belum terpecahkan, kondisi ini dapat menjadi sebuah temuan yang
berat di dalam laporan audit berikutnya. Jadi, persentase dari temuan-temuan penyimpangan
yang dilaporkan akan dianggap sebagai persentase dari masalah, opini, atau kinerja yang utama.
Tidak semua auditor menyajikan opini secara keseluruhan dari masing-masing audit yang
mereka lakukan. Beberapa orang cukup puas dengan hanya melaporkan temuan dan
rekomendasinya saja; di beberapa kasus bahkan hanya temuan saja yang dilaporkan.
Namun, beberapa yang lainnya, memiliki argument bahwa sebuah opini professional atas
kecukupan, efisiensi, dan efektivitas sistem kontrol, keuangan dan operasional, dari aktivitas
yang diaudit, akan memberikan informasi yang dibutuhkan dan berguna bagi manajemen. Para
auditor percaya bahwa opini atas operasi tidak kalah penting jika dibandingkan dengan opini
yang diberikan atas laporan keuangan.
Opini auditor atas aktivitas operasional sepesifik yang diaudit pada dasarnya akan menjadi
memuaskan atau tidak memuaskan. Tentu saja gradasi di dalamnya; sangat memuaskan,
memuaskan, dengan pengecualian buruk, tidak memuaskan. Tetapi perbedaan ini sendiri
mungkin hanya berupa perbedaan penampilan saja. Dari sudut pandang manajemen, operasi
tersebut hanya diukur apakah telah memenuhi standar atau tidak. Apakah pekerjaan telah
dilaksanakan dengan baik atau tidak-dan jika tidak, mengapa. Temuan-temuan spesifik akan
mendukung opini-opini ini.
Pemetaan Tren
Tren dalam opini dan temuan-temuan penyimpangan hendaknya dipetakan sehingga dapat
memberikan sebuah indikasi yang bermanfaat tentang kesehatan administratif perusahaan. Grafik
dapat menggambarkan sejarah dari catatan opini-opini berat yang tidak memuaskan. Opini ini
disajikan terpisah untuk kontrol dan kinerja. Sebuah grafik final akan menunjukkan kombinasi
dari keduanya. Grafik ini menunjukkan penurunan administrative secara bertahap atau adanya
inisiasi atau perubahan di banyak aspek operasional organisasi. Grafik tersebut menunjukkan
kebutuhan untuk mencari penyebab-penyebab mendasarnya dan untuk meminta manajemen
melakukan tindakan yang diperlukan untuk membalik tren yang tidak memuaskan. Akan tetapi
penggunaan persentase sendiri adalah praktik yang berbahaya tanpa adanya informasi memenuhi
persyaratan dari tingkat kepentingan dan risiko serta jumlah dari sumber daya yang
dipertanyakan. Penggunaan angka-angka dari segmen-segmen audit memberikan beberapa
informasi ini. Tambahan informasi akan membuat angka-angka statistiknya menjadi lebih
bermakna.
Meringkas Penyebab
Di bawah ini adalah beberapa kumpulan penyebab yang dapat dikaitkan dengan hierarki kontrol
manajemen:
2. Sumber daya manusia dan bahan baku yang sesuai tidak diberikan
9. Sistem pencatatan dan pelaporan yang memadai tidak dibuat atau dipelihara
10. Tidak ada tindakan yang dilakukan oleh manajemen saat menerima laporan
11. Tidak ada tindak lanjut atas implementasi tindakan berkenaan dengan kekurangan-
kekurangan sebelumnya.
Selain itu, ada juga kumpulan penyebab lainnya yang meliputi usaha-usaha yang telah dilakukan
oleh organisasi, manajer dan masyarakat. Penyebab-penyebab ini dicantumkan menurut empat
fungsi manajemen:
9. Sikap karyawan
Di samping menentukan penyebab, juga diperlukan penetapan sifat kekurangan itu sendiri.
Benar, penyebabnya mungkin misalnya, kegagalan untuk mengambil tindakan perbaikan dengan
segera. Tetapi kekurangan ini dapat terjadi di setiap waktu atau sebagian waktu. Tindakan yang
dilaksanakan bisa saja tidak tepat pada waktunya atau tidak akurat. Pada akhirnya, tindakan itu
bisa tidak konsisten. Jadi bersama-sama dengan penyebabnya, menarik untuk diketahui apakah
kontrol atau kinerja yang terjadi adalah :
1. Tidak lengkap
2. Kurang
3. Tidak tepat waktu
4. Tidak akurat
5. Tidak konsisten
6. Salah
DAFTAR PUSTAKA
http://kikimartha25.blogspot.com/2011/07/laporan-audit-manajemen-letter-dan.html
http://learnourworld.wordpress.com/category/kuliahku/audit-manajemen/
http://kuliahbandoro.wordpress.com/tag/standar-pelaporan-audit-manajemen/
http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/12/kertas-kerja-audit-dan-program-audit.html
http://asnamaulida.wordpress.com/2013/04/01/contoh-kertas-kerja-audit/
http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/07/langkah-langkah-audit-manajemen.html