Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ARTIKEL
OLEH:
KARINA DWI DAMAYANTI
NIS: 148667
ARTIKEL
OLEH
KARINA DWI DAMAYANTI
NIS: 148667
FEBRUARI 2017
Daftar Isi
Lembaran Persetujuan...................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................1
Bab 2 Pembahasan.......................................................................................2
Faktor-faktor....................................................................................3
Dampak............................................................................................4
Cara mengatasi.................................................................................4
Bab 3 Penutup..............................................................................................6
Daftar Rujukan.............................................................................................7
iii
KATA PENGANTAR
. Dan harapan kami semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan artikel ini.
Penulis
ii
Lembaran Persetujuan
Artikel berjudul Keluarga tak utuh, bukan akhir dari segalanya ini telah diperiksa
dan disetujui pada tanggal.......................................
Pembimbing
2. Pembahasan
Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar.
Karena keluarga yang sudah tidak utuh lagi, akan lahir anak-anak yang
mengalami krisis kepribadian sehingga perilakunya sering tidak sesuai. Mereka
mungkin mengalami beberapa masalah sebagai berikut:
- Masalah emosional:
Selain itu, beberapa anak yang lebih tua mungkin menunjukkan reaksi
emosional yang sangat sedikit terhadap perpisahan orangtua mereka. Rappaport
menjelaskan bahwa hal ini bukanlah tahapan perkembangan yang baik untuk
anak. Beberapa anak yang menunjukkan sedikit respon emosional sebenarnya
memendam perasaan negatif mereka. Penekanan emosional ini justru dapat
membuat orangtua, guru, dan terapis kesulitan untuk membantu anak memproses
perasaannya dengan cara yang tepat.
- Masalah pendidikan:
- Masalah sosial
Perceraian mempengaruhi hubungan sosial anak untuk beberapa hal.
Akibat perceraian, beberapa anak melepaskan kegelisahan mereka dengan
bertindak agresif dan terlibat dalam perilaku bullying, yang keduanya merupakan
hal negatif dan dapat mempengaruhi hubungan teman sebaya mereka. Anak-anak
lain mungkin mengalami kecemasan, yang dapat membuat mereka sulit untuk
mencari interaksi sosial yang positif dan terlibat dalam kegiatan perkembangan
yang bermanfaat seperti olahraga. Remaja broken home mungkin
mengembangkan sikap sinis dan ketidakpercayaan terhadap hubungan, baik
terhadap orangtua dan pasangan potensial mereka, jelas psikolog Carl Pickhardt.
1. Faktor internal
Semua yang terjadi adalah sebuah cobaan. Tidak sedikit orang yang
depresi lalu melakukan hal-hal diluar dugaan karena tidak punya iman yang kuat.
3
Tidak bisa kita pungkiri keuangan dalam rumah tangga menjadi hal yang
sangat vital. Satu keluarga bisa bercerai berai hanya karena system keuangan yang
buruk, misal suami bekerja keras untuk nafkah keluarga sementara istri boros
dalam penggunaan atau penghasilan istri yang lebih tinggi dari suami.
2. Faktor eksternal
Godaan pasangan yang sudah menikah biasanya adalah orang ketiga yang
hadir diantara mereka, bila tidak bisa menghindari masalah ini bisa berakibat
hilangnya kepercayaan karena ketidak setiaan pasangan.
Misal ada kasus orang tua yang ikut ambil bagian dalam kehidupan rumah
tangga anaknya, setiap masalah yang ada bukannya mencari cara mendamaikan
keluarga yang bertengkar tetapi bertambah runyam karena ada pihak yang
terpojokkan.
Broken home bukan hanya terjadi pada keluarga yang bercerai saja tapi
juga bisa terjadi pada keluarga utuh tapi tidak bisa menemukan kecocokan satu
sama lain sehingga berujung pertengkaran. Imbas dari masalah ini pasti anak.
Anak yang berasal dari keluarga broken biasanya rentan terjerumus kedalam hal-
hal yang tidak baik seperti kekurangan kasih sayang, membenci orang tua, rentan
menderita gangguan psikis, permasalahan moral, mudah mendapat pengaruh
buruk lingkungan, tidak mudah bergaul, tidak berprestasi.
-Berpikir positif
4
-Jangan terjebak dengan situasi dan kondisi
-Perbanyak Ibadah
5
Kesimpulan:
Broken home bukanlah akhir dari segalanya bagi kehidupan kita. Jalan
kita masih panjang untuk menjalani hidup kita sendiri. Pergunakanlah situasi ini
sebagai sarana dan media pembelajaran guna menuju kedewasaan. Ingat, kita
tidak sendiri dan bukanlah orang yang gagal. Kita masih bisa berbuat banyak serta
melakukan hal positif. Menjadi manusia yang lebih baik belum tentu kita
dapatkan apabila ini semua tidak terjadi. Mungkin saja ini merupakan sebuah
jalan baru menuju pematangan sikap dan pola berpikir kita.
Saran
2. Tetap berhubungan baik dengan kedua orang tua, meskipun mereka telah
berpisah. Harus tetap menghomati keduanya dengan segala kondisi yang ada,
sekalipun mereka telah gagal dam menjalankan sebuah rumah tangga
3. Harus pandai dan selektif memilih teman atau lingkungan pergaulan. Jangan
terjebak pada hal-hal yang memperburuk kondisi Anda sebagai seorang anak
broken home.
6
Daftar Rujukan:
http://ariefrachamanhakim.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-broken-home.html
https://rahayuismaio.wordpress.com/2011/12/12/faktor-faktor-penyebab-
terjadinya-broken-home/
http://cintalia.com/kehidupan/keluarga/penyebab-broken-home-dalam-keluarga