Você está na página 1de 6

BAB 5

DISKUSI

TEORI DISKUSI
Definisi Pasien datang dengan
Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi keluhan sulit buang air
lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau besar lebih dari 1
anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan minggu sebelum masuk
kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus rumah sakit.
yang menekan, atau kelainan vaskularisasi pada suatu
segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus
tersebut

Etiologi Pada kasus ini


Pada 75% pasien, obstruksi usus akut hasil dari kemungkinan
operasi abdomen sebelumnya yang etiologinya adalah
menyebabkan perlengketan sekunder atau hernia obstruksi usus akut hasil
internal maupun eksternal dari operasi abdomen
sebelumnya yang
Obstruksi usus diklasifikasikan dalam dua jenis, menyebabkan
yaitu : perlengketan sekunder
1. Dinamik, dimana peristaltik bekerja melawan
obstruksi mekanik, dapat dalam bentuk akut
maupun kronik
Intraluminal :
- Impaction
- Foreign bodies
- Bezoars
- Gallstones

Intramural
- Stricture
Malignancy

Extramural
- Bands/adhesions
- Hernia
- Volvulus
- Intussusception
2. Adinamik, dimana tidak dijumpai peristaltik
(misalnya ileus paralitik) ataupun peristaltik
masih dijumpai dalam bentuk non-propulsif
(oklusi pembuluh darah mesenterika atau
pseudoobstruksi)
- Paralytic ileus
- Mesenteric vascular occlusion
- Pseudo-obstruct

Klasifikasi

Obstruksi usus dibagi menjadi dua yaitu


1. Mekanis (Ileus Obstruktif)
Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak
dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini
dapat akut seperti pada hernia stragulata atau
kronis akibat karsinoma yang melingkari.
Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan
neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu,
striktura, perlengketan, hernia dan abses.
2. Neurogonik/fungsional (Ileus Paralitik)
Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf
otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus
terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi
usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot,
gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau
gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson.

Diagnosis - Mual dan muntah


dijumpai sejak 3
1. Anamnesis hari sebelum
- Nyeri abdomen masuk rumah
- Nyeri obstruksi usus berupa nyeri kolik yang sakit, muntah
terjadi setiap OS
dirasakan disekitar umbilicus makan dan berisi
- Nyeri obstruksi kolon berupa nyeri kolik yang apa yang di
dirasakan disekitar suprapubik. makan oleh OS.
- Muntah, perut kembung (distensi), konstipasi, - Nyeri perut juga
dirasakan OS dan
tidak ada defekasi, tidak ada flatus, adanya perut didapati
benjolan di perut, inguinal, dan femoral yang menggembung.
- Buang angin
tidak dapat kembali menandakan adanya hernia
tidak ada
inkarserata. dijumpai
- Invaginasi dapat didahului oleh riwayat buang - Riwayat operasi
sebelumnya
air besar berupa lendir dan darah.
dijumpai yaitu
- Riwayat operasi sebelumnya dapat menjurus
operasi
pada adanya adhesi usus. persalinan
- Onset keluhan yang berlangsung cepat dapat operasi cesar
sebanyak 2 kali
dicurigai sebagai ileus letak tinggi dan
- Onset yang lambat dapat menjurus kepada ileus
letak rendah. Inspeksi

- Perut distensi
- Bekas Luka
2. Pemeriksaan Fisik operasi (+)
Inspeksi
- perut distensi, dapat ditemukan Palpasi
- Tense, nyeri
kontur dan steifung. tekan (+)
- Benjolan pada regio inguinal,
femoral dan skrotum Auskultasi
- Peristaltik (-)
menunjukkan suatu hernia
inkarserata. Perkusi
- Pada Intussusepsi dapat terlihat - Beda
massa abdomen berbentuk sosis.
- Adanya adhesi dapat dicurigai
bila ada bekas luka operasi
sebelumnya.
Palpasi
- tanda-tanda rangsang peritoneal
seperti nyeri lepas dandefans
muskuler.
- Kadang teraba massa seperti pada
tumor, invaginasi, hernia.
Auskultasi
- hiperperistaltik, bising usus
bernada tinggi, borborygmi.
- Pada fase lanjut bising usus dan
peristaltik melemah sampai
hilang.
Perkusi
- hipertimpani.
Pemeriksaan colok dubur (Rectal toucher)
- Menilai total atau tidaknya suatu obstruksi
dengan menilai kolaps tidaknya ampulla rekti
Feces negatif dicurigai obstruksi usus letak
tinggi.

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
- Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium
yang normal.
- Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi,
leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal Rectal touche :
(hipokalemia). - Perineum : Baik
- Peningkatan serum amilase sering didapatkan. - Spinchter anii: Ketat
- Mukosa :Licin,
Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau
massa (-)
strangulasi, tetapi hanya terjadi pada 38% - 50% -Sarung tangan :
obstruksi strangulasi dibandingkan 27% - 44% Darah (-) Lendir(-)Feses
pada obstruksi non strangulata. (+)
- Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada
dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya
gangguan elektrolit.
- Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan Hasil Lab (18/5/17)
alkalosis metabolik bila muntah berat, dan
metabolik asidosis bila ada tanda tanda shock, Hb/Leukosit/Ht :
8,8 g/dL/ 9.120/27%
dehidrasi dan ketosis
b. Radiologi
Na/K/Cl :
Dilakukan foto abdomen 3 posisi 141 mEq/L /3,6 mEq/L /
1. Ileus obstruksi letak tinggi : 102 mEq/L
- Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan
paling distal di ileocecal junction) dan kolaps
usus di bagian distal sumbatan.
- Coil spring appearance
- Herring bone appearance
- Air fluid level yang pendek-pendek dan
banyak (stepladder sign)
2. Ileus obstruksi letak rendah :
- Gambaran sama seperti ileus obstruksi letak
tinggi
- Gambaran penebalan usus besar yang juga
distensi tampak pada tepi abdomen
- Air fluid level yang panjang-panjang di
kolon
Sedangkan pada ileus paralitik gambaran radiologi
ditemukan dilatasi usus yang menyeluruh dari gaster sampai
rectum
Penatalaksanaan Terapi
- Dekompresi bagian yang mengalami obstruksi :
untuk mencegah perforasi. Aktivitas :
- Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh Tirah baring
dengan sendirinya tanpa pengobatan, terutama Diet :
Puasa
jika disebabkan oleh perlengketan.
1. Persiapan IVFD NaCl
0,9% 30 gtt/i
Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi
mikro
muntah, mencegah aspirasi dan mengurangi distensi Pasang NGT
abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian Inj. Ceftriaxone 1
dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk gr/ 12 jam
Inj. Ranitidin 50
perbaikan keadaan umum. Setelah keadaan optimum
mg / 12 jam
tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksi Inj. Ketorolac 30
parsial atau karsinomatosis abdomen dengan mg/ 8 jam
pemantauan dan konservatif. Dulcolax Supp
1x2
2. Operasi
Transfusi PRC
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai 612 cc (2
rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi secara kantong)
memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah
pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah
dilakukan bila :
- Strangulasi
- Obstruksi lengkap
- Hernia inkarserata
- Tidak ada perbaikan dengan pengobatan
konservatif (dengan pemasangan NGT,
infus, oksigen dan kateter).
3. Pasca Bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama
dalam hal cairan dan elektrolit. Kita harus mencegah
terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan kalori
yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah usus
pasien masih dalam keadaan paralitik.

Você também pode gostar