Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
521 / Linguistik
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN PEMULA
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS
KEARIFAN LOKAL
TIM PENGUSUL
Dewi Murni, M. Hum (Ketua) NIDN 1016067901
Riau Wati, M. Hum (Anggota) NIDN 1024027202
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Maret, 2013 ii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga
penulisan hasil penelitian berjudul Pembelajaran Bahasa
Inggris Berbasis Kearifan Lokal Penulis berharap semoga
semua aktifitas yang dilakukan senantiasa dapat ridho-Nya.
Shalawat dan salam tidak lupa penulis ucapkan pada Baginda
Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabat beliau, serta
semua para umat-Nya yang selalu melakukan kebaikan dimuka
bumi hingga hari ini.
Penulis menyadari untuk menghasilkan tulisan yang baik tidak
mudah, kerana banyak menyita waktu. Berkat keuletan dan
kegigihan penulis, sehingga penulisan proposal ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan hasil penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan metode pengajaran bahasa
Inggris yang dapat dimasukan sebagai muatan lokal dalam
kurikulum pendidikan.
Dalam penulisan ini masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan
dalam bentuk kritikan dan saran yang sangat berari untuk
membangun tulisan proposal ini, sehingga menghasilkan bentuk
hasil penelitian yang baik.
Tanjungpinang, Oktober 2013 iii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
........................................................................ i
KATA PENGANTAR
.................................................................................... ii
DAFTAR ISI
................................................................................................... iii
RINGKASAN ..............................................................................
................... iv
I. PENDAHULUAN
............................................................................... 1
1.1. Latar
Belakang .............................................................................. 1
1.2. Perumusan
Masalah ...................................................................... 3
1.3. Tujuan
Penelitian .......................................................................... 3
1.4.
Luaran ...........................................................................................
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
..................................................................... 5
III. METODE PENELITIAN
................................................................. 9
IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
........................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................... 12
LAMPIRAN .................................................................................
................... 13 iv
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan suatu model
pembelajaran Bahasa Inggris yang berbasis kearifan lokal di
sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk menciptakan model konseptual
tentang pembelajaran Bahasa Inggris berbasis kearifan lokal.
Penelitian ini menggunakan populasi sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Tanjungpinang Timur Provinsi Kepulauan Riau dan
pemilihan sampel dilakukan dengan tehnik multi-stage
sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner,
analisis dokumen dan dilengkapi dengan wawancara. Data yang
dihasilkan merupakan model konseptual pembelajaran Bahasa
Inggris yang berisi tentang standar kompetensi Bahasa Inggris
sekolah dasar, kompetensi dasar, tema/materi yang harus
diajarkan untuk mencapai kompetensi, pendekatan,
metode/strategi, dan assessmen yang digunakan untuk menilai
kompetensi siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Model
konseptual ini akan menjadi dasar pengembangkan modul dan
perangkat pembelajaran Bahasa Inggris sekolah dasar.
Kata kunci: model pembelajaran bahasa Inggris, kompetensi 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
- Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang (penulis)
PERSEMBAHAN :
Ayah, ibu,adik dan keluarga tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan doa.
Dosen-dosen PLS yang telah membimbing saya.
Seluruh keluarga besar FIP Unnes
Almamaterku.
Teman-teman PLS angkatan 2008.
Sahabat saya Erwin, Sistian, Rowdy, Feri dan Faris yang selalu memberi dukungan dan doa. vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
kenikmatan, rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi dengan judul Pembelajaran
Kejar Paket C Yang Terintegrasi Lifeskill Di UPTD SKB Ungaran dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Luar
Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang tahun 2014/2015. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin dan kemudahan administrasi dalam
melaksanakan penelitian.
2. Dr. Sungkowo Edy Mulyono, S.Pd, M.Si Ketua jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas ijin yang diberikan.
3. Dr. Sungkowo Edy Mulyono, S.Pd, M.SiDosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
petunjuk, dan pengarahan kepada penulis.
4. Agus Wibowo, S. Pd, MM selaku Kepala UPTD SKB Ungaran yang telah memberikan ijin untuk
penelitian.
5. Para subjek penelitian yang telah bersedia sebagai informan sehingga skripsi ini berjalan dengan
lancar.
6. Bapak dan Ibu, yang telah membimbing, mengasuh, memberikan kasih sayang, motivasi, dan tidak
lupa selalu memanjatkan doa.
7. Saudari-saudari saya tersayang, Risa dan Isma yang selalu memberi saya dukungan, semangat
danmotivasi.
vii
8. Sahabat-sahabat sayaErwin, Sistian, Rowdy, Faris, Feri yang selalu memberikan semangat dalam
penyelesaian skripsi.
9. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga
skripsi ini terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangatlah penulis harapkan untuk kesempurnaan
skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Semarang, Januari 2015
Penulis,
Wendy Ariyadi Saputra
NIM 1201408047 viii
ABSTRAK
Wendy Ariyadi Saputra. 2015. Pembelajaran Kejar Paket C Yang Terintegrasi Lifeskill Di UPTD
SKB Ungaran. Skripsi, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang. Dosen Pembimbing : Dr. S. Edy Mulyono, M.Si.
Kata Kunci : Pembelajaran, Lifeskill menjahit.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa pendidikan merupakan suatu hal penting bagi
masyarakat.UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ungaran merupakan satu bentuk pendidikan
yang memberikan layanan bagi masyarakat yang meliputi program Kejar Paket C dan keterampilan
menjahit. Permasalahan penelitian ini meliputi :1) pembelajaran kejar paket C yang terintegrasi
lifeskill, 2) Aspek-aspek pembelajaranyang dapat menentukan keberhasilan program, 3)hasil
pembelajaran lifeskill menjahit.
Penelitian pembelajaranlifeskill menjahit menggunakan penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subyek
penelitian 1 orang pamong, informan terdiri dari 1 kepala SKB, 1 instruktur, dan 4 warga belajar.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) Pengumpulan data, (2)
Reduksi data, (3) Penyajian data, dan (4) Penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini : 1) Proses pembelajaran lifeskillmenjahit di UPTD SKB
Ungaran : Tujuan umum pembelajaran adalah menguasai keterampilan menjahit dengan baik dan
benar, sedangkan tujuan khususnya adalah agar dapat bekerja sesuai dengan keterampilan yang sudah
diajarkan. Pembelajaran berlangsung satu kali pertemuan dalam satu minggu mulai pukul 08.00-
10.30 WIB dengan asumsi waktu 80 jam pembelajaran. Materi dasar yang diajarkan adalah membuat
pola, teknik dasar menjahit, dan mengoperasikan mesin jahit. Metode yang digunakan seperti
cermah, tanya jawab, dan praktek langsung. Media yang digunakan meliputi whiteboard, proyektor,
modul dan mesin jahit. Evaluasi pembelajaran menggunakan tugas dan praktek langsung. 2)Aspek-
aspek pembelajaran yang dapat menentukan keberhasilan program: hambatan pembelajaran, kualitas
instruktur, motivasi warga belajar, keadaan lingkungan pembelajaran.
Saran yang disampaikan : Kegiatan pembelajaran sebaiknya waktu lebih diperpanjang agar warga
belajar lebih maksimal dalam mengembangkan potensi yang dimiliki dan metode pembelajaran
dibuat lebih variatif supaya warga belajar dapat menangkap materi yang diajarkan, dikarenakan
adanya perbedaan daya tangkap materi oleh masing-masing warga belajar. ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERSETUJUAN ............................................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... .......1
1.1 Latar Belakang .................................................................... ....1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... ....7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ ....7
1.4Manfaat Penelitian ............................................................... ....8
1.5Penegasan Istilah .................................................................. ....9
1.6 Sistematika Skripsi ............................................................. .. 10
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA.............................................................................. 12
2.1 Pembelajaran ................................................................................. 12 x
2.1.1 Proses Pembelajaran ............................................................ 12
2.1.2 Pendekatan Pembelajaran .................................................... 12
2.1.3 Tujuan Pembelajaran............................................................ 20
2.1.4 Bahan Pembelajaran ............................................................. 21
2.1.5 Metode Pembelajaran ........................................................... 22
2.1.6 Media Pembelajaran ............................................................. 24
2.1.7 Evaluasi Pembelajaran ......................................................... 24
2.2 Kejar Paket C ................................................................................ 25
2.2.1 Tujuan Kejar Paket C ........................................................... 27
2.2.2 Fungsi Kejar Pake C ............................................................ 28
2.2.3 Pelaksanaan Program Kejar Paket C .................................... 28
2.2.4 Lifeskill (kecakapan Hidup) ................................................. 34
2.2.5 Kerangka Berpikir ................................................................ 37
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 39
3.1 Metode Penelitian ......................................................................... 39
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................... 40
3.3 FokusPenelitian ............................................................................. 40
3.4 Subjek Penelitian .......................................................................... 41
3.5 Sumber Data Penelitian ................................................................. 42
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 43 xi
3.7 Teknik Keabsahan Data ................................................................ 46
3.8 Teknik Analisis data ...................................................................... 48
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 53
4.1 GambaranUmum ........................................................................... 53
4.2 HasilPenelitian .............................................................................. 68
4.3 Pembahasan ................................................................................... 86
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 105
5.1. Simpulan ..................................................................................... 105
5.2. Saran ........................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 107
LAMPIRAN ......................................................................................................... 109 xii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
A. DAFTAR TABEL
Pembangunan pada hakekatnya adalah proses perubahan yang terjadi secara terus menerus, yang
merupakan kemajuan dan perbaikan kearah tujuan yang ingin dicapai. Pelaksanaan pembagunan itu
sendiri melibatkan seluruh lapisan masyarakat serta ditujukan untuk kepentingan manusia. Oleh
karena itu sebagai faktor yang dapat menentukan arah keberhasilan pembangunan, pendidikan
mempunyai peranan sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa.
Pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan salah satu bagian dalam pembangunan yang
meliputi pendidikan prasekolah (pendidikan dasar 9 tahun), pendidikan menengah atas (SMA) dan
pendidikan tinggi (universitas).Pendidikan menjadi kunci pembangunan, dengan pendidikan
diharapkan dapat tercapai sumber daya manusia yang berkualitas, serta mampu menghadapi
tantangan dan perubahan pada masa sekarang dan yang akan datang. Dengan tuntutan sumber daya
manusia yang berkualitas, maka pendidkan dasar 6 tahun tidak mencukupi dan perlu ditingkatkan,
menjadi pendidikan dasar 9 tahun.
Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. 2
Sebagaimana disebutkan dalam Bab II, pasal 1 bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Secara konseptual, dasar pendidikan
nasional ini mengandung nilai-nilai yang tidak diragukan lagi kehandalannya, amat ideal dan luhur,
dan secara konsensus seluruh bangsa Indonesia sudah menerimanya. Sedangkan hakekat fungsi
pendidikan nasional yang ditetapkan dalam Pasal 2, yakni mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang dibangun atas tiga pilar. Pertama, memiliki
kemampuan dalam menguasai berbagai aspek kehidupan, baik aspek ekonomi, sosial, politik, hukum,
ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun aspek agama. Kedua, memiliki watak kepribadian yang
luhur dan anggun, patriotis dan nasionalis, serta watak bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan
hidup. Ketiga, memiliki peradaban yang humanis religius, serta kewibawaan yang tinggi, sehingga
bangsa-bangsa lain tidak memperlakukan dan mengintervensi bangsa Indonesia sekehendaknya.
Selanjutnya, tujuan pendidikan yang ditetapkan dalam pasal tersebut adalah untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk merealisasikan tujuan Pendidikan Nasional tersebut pemerintah melalui Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan telah melaksanakan pendidikan dalam tiga jalur yaitu formal, non
formal dan informal, dimana ketiga jalur pendidikan tersebut memiliki peran serta yang sangat
penting dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia untuk mencapai tujuan hidupnya.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan
diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, sedangkan
pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan 3
(Sutarto, 2007:1-2). Antara pendidikan formal dan pendidikan nonformal telah saling melengkapi.
Output pendidikan formal (sekolah) dari berbagai jenjang yang kurang memiliki keterampilan,
sebagian dapat dilengkapi dengan keterampilan untuk dapat bekerja pada instansi negeri dan swasta,
atau mengembangkan usaha mandiri. Siswa yang putus sekolah dan tidak sempat mengikuti
pendidikan formal diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan nonformal (program
pendidikan life skill atau kecakapan hidup) sehingga mampu meningkatkan tarafhidupnya.
Dari ketiga jalur pendidikan tersebut, pendidikan non formal merupakan sarana yang strategis dalam
membantu mengekspresikan keterampilan, bakat dan minat seseorang melalui satuan pendidikan
yang meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, sanggar kegiatan belajar, pusat
kegiatan belajar masyarakat, serta pendidikan sejenis. Sebagaimana yang di nyatakan oleh Dr.
Leonard Efison Munjanganja sebagai berikut :
Ensuring that the learning needs of all young people and adults are met trhough equitable access to
appropriate learning and life skill programmes. And improving all aspect of quality of education,
and ensuring excellence of all so that recognized and measureable learning outcomes are archived
by all, especially in literacy, numeracy, and essential life skills. (International Journal of Skills
Development for Poverty Allevlation, 25-26 January 2008)
Artinya : memastikan bahwa kebutuhan belajar semua anak muda dan pemuda dan orang dewasa
dapat terpenuhi melalui akses yang terpercaya pada program-program pembelajaran dan
ketrampilan kecakapan hidup yang sesuai. Dan meningkatkan semua aspek kualitas pendidikan, dan
memastikan keunggulannya sehingga diakui dan hasil pembelajaran dapat diraih semua terutama
dalam kesusastraan, numerasi dan kecakapan hidup merupakan hal yang penting.
Penelitian sebelumnya oleh Nashokha (2008:1) tentang Pembelajaran Life Skill (kecakapan hidup)
dengan Metode Parents Day di Mts Negeri 1 Malang, mengemukakan bahwa rendahnya kualitas
sumber daya manusia di Indonesia tidak 4
terlepas dari permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan yang tak kunjung teratasi. Secara garis
besar permasalahan-permasalahn tersebut adalah masalah kualitas, pemerataan, relevansi serta efisien
dan efektivitas pendidikan. Tingginya angka pengangguran di Indonesia merupakan salah satu
indikasi rendahnya relevansi pedidikan dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu satu hal yang
diperlukan untuk mengatasi permasalahan pendidikan antara lain dengan pengembangan kurikulum
yang mampu memberikan bekal kepada peserta didik untuk mampu menjalankan kehidupan dengan
nikmat dan bahagia. Salah satunya adalah pengembangan kurikulum berbasis sekolah yang mengarah
pada kecakapan hidup (life skill) dengan metode parents day (www.researchgate.netlifeskill).
Pada intinya pendidikan life skill (kecakapan hidup) ini ditujukan untuk perkembangan pendidikan
yang semakin baik di masa datang. Garis besar tujuan pendidikan life skill (kecakapan hidup) sebagai
berikut : (1) Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat memecahkan permasalahan
yang dihadapi, (2) Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran
yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, (3) Pemanfaatan sumber daya di
lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat,
sesuai dengan prinsip managemen berbasis sekolah, (4) Mengembangkan potensi manusiawi peserta
didik menghadapi perannya di masa datang, (5) Membebankan pembelajaran yang fleksibel dan
pemanfaatan potensi SDM yang ada di masyarakat dengan prinsip Manajemen berbasis Sekolah, (6)
Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup sebagai pribadi yang mandiri. Secara historis,
pendidikan sudah ada sejak manusia ada di muka bumi. Ketika sistem kehidupan masih sederhana,
orang tua mendidik anaknya atau anak belajar dari orang tuanya atau dari lingkungan sekitarnya.
Landasan Yuridis pendidikan Life Skill (kecakapan hidup) mengacu pada Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 1 ayat (1) dijelaskan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan 5
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan-kekuatan spiritual keagamanaan, pengendalian diri (James, 2010: 1. life Skill Program
http://www.scribd.com makalah-life skill)
Salah satu dari sekian banyaknya jenis pendidikan nonformal yang mengajarkan keterampilan
kecakapan hidup (life skill) adalah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB) merupakan unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di bidang pendidikan luar
sekolah (nonformal). SKB secara umum mempunyai tugas membuat percontohan program
pendidikan nonformal, mengembangkan bahan belajar muatan lokal sesuai dengan kebijakan dinas
pendidikan kabupaten/kota dan potensi lokal setiap daerah.
SKB mengemban misi tertentu, khususnya menyangkut pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dalam
hal ini proses pemberdayaan masyarakat melalui proses belajar mengajar yang di maksudkan agar
menghasilkan masyarakat yang berpengetahuan, terampil, dan berpenghasilan. Sejalan dengan itu,
parameter keberhasilan dalam kegiatan pendidikan di SKB intinya yaitu terciptanya lapangan kerja
bagi para pemuda atau masyarakat agar kondisinya lebih baik dan menciptakan masyarakat
berpengetahuan dan bermata pencaharian. Dengan demikian SKB mempunyai peranan dalam rangka
memberdayakan masyarakat.
UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ungaran Kabupaten Semarang adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. UPTD SKB Ungaran
Kabupaten Semarang sebagai salah satu institusi pendidikan non formal, memiliki tugas yang cukup
berat, mengingat daerah kerjanya yang cukup luas yaitu membawahi 9 kecamatan di Kabupaten
Semarang yang berpenduduk sekitar lebih dari 400.000 jiwa di ratusan desa, akan tetapi petugasnya
sangat terbatas dari segi kuantitas dan disiplin keilmuan yang dimiliki. Namun demikian UPTD SKB
Ungaran Kabupaten Semarang memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan warga masyarakat yang pada 6
akhirnya berguna bagi peningkatan kesejahteraan dalam aspek kehidupan. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Pemerinta h Nomor 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah yang menyebutkan
bahwa tujuan pendidikan luar sekolah adalah untuk : (1) Melayani warga belajar supaya dapat
tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan taraf hidupnya,
(2) Membina waga belajar agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang
diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ketingkat atau
jenjang yang lebih tinggi, (3) Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dipenuhi dalam
jalur pendidikan sekolah.
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk pendidikan
nonformal khususnya pada pendidikan kesetaraan Paket A, Pakaet B, dan Paket C harus dilaksanakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi warga belajar untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, dan perkembangan fisik dan psikologis warga belajar (Sudibyo, 2008:781)
UPTD SKB Ungaran memberikan ketrampilan life skill (kecakapan hidup) kepada warga belajar
Kejar Paket C seperti menjahit, membuat kerajinan boneka dari bahan kain flanel, pembuatan tas dan
lain sebagainya. Dikarenakan untuk saat ini, UPTD SKB Ungaran hanya menerima warga belajar
dari program Kejar Paket C. UPTD SKB Ungaran merupakan lembaga yang memberikan berbagai
keterampilan bagi masyarakat umumnya dan khususnya warga belajar Paket C, yang diberdayakan
agar menjadi masyarakat yang maju dan produktif.Proses pembelajaran Program Paket C akan
berhasil dengan baik bila seorang tutor mampu mengorganisasikan pengalaman belajar peserta
didiknya dengan menggunakan prosedur yang sistematis.
Minat warga belajar untuk mengikuti proses pembelajaran di UPTD SKB Ungaran sangatlah tinggi,
hal ini ditunjukkan dengan banyaknya warga belajar yang mengikuti proses belajar mengajar dan
ketrampilan yang diajarkan oleh pihak UPTD SKB Ungaran. 7
Ungaran merupakan ibu kota Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Kota ini terletak tepat di
sebelah selatan Kota Semarang. Wilayah perkotaan Ungaran memiliki banyak sekali pabrik-pabrik
garment. Dengan lokasinya yang strategis itu sehingga banyak sekali pabrik yang berada di
sepanjang jalur Ungaran-Bawen dari pabrik sepatu, makanan/minuman serta yang paling dominan
adalah pabrik garment. Beberapa pabrik garment yang terkenal adalah Batam Textile, Ungaran Sari
Garment, Apac Inti Corpora dan PT. Golden Flower.
Ribuan pekerja yang setiap pagi hingga malam memadati pabrik-pabrik garment yang menandakan
bahwa bisnis garment masih eksis. Dengan banyaknya pabrik yang ada, tentunya dibutuhkan pula
tenaga kerja yang memadai di bidang garment.
UPTD SKB Ungaran selaku lembaga yang memberikan keterampilan life skill menjahit bagi warga
belajar, telah bekerja sama dengan pabrik yang ada di Ungaran, yaitu PT. Golden Flower sebagai
mitra kerja yang menampung warga belajar yang telah lulus kompetensi menjahit di UPTD SKB
Ungaran.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul : Pembelajaran Kejar Paket C Yang Terintegrasi Life Skill di UPTD SKB
Ungaran.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahanyang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah:
1.2.1 Bagaimana pembelajaran kejar paket C yang terintegrasi life skill di UPTD SKB Ungaran
Kabupaten Semarang?
1.2.2 Aspek-aspek pembelajaran apa saja yang dapat menentukan keberhasilan program kejar paket
C yang terintegrasi life skill di UPTD SKB Ungaran Kabupaten Semarang?
8
1.2.3 Bagaimana hasil pembelajaran kejar paket C yang terintegrasi life skill di UPTD SKB Ungaran
Kabupaten Semarang?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal
sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan pembelajaran Kejar Paket C yang terintegrasi life skill di UPTD SKB
Ungaran Kabupaten Semarang.
1.3.2 Mendeskripsikan aspek-aspek pembelajaran apa saja yang dapat menentukan keberhasilan
program Kejar Paket C yang terintegrasi life skill di UPTD SKB Ungaran Kabupaten Semarang.
1.3.3 Mendeskripsikan hasil pembelajaran kejar paket C yang terintegrasi life skill di UPTD SKB
Ungaran Kabupaten Semarang.
1.4.1.2 Memberikan gambaran tentang aspek-aspek pembelajaran apa saja yang dapat menentukan
keberhasilan program Kejar Paket C yang terintegrasi life skill.
1.4.1.3 Memberikan gambaran tentang hasil pembelajaran kejar paket C yang terintegrasi life skill di
UPTD SKB Ungaran Kabupaten Semarang.
9
1.4.2 Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini antara lain meliputi pihak-pihak yaitu:
1.4.2.1 Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan wadah aktualisasi diri dalam mengembangkan potensi dan minat
peneliti, menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai SKB.
1.4.2.2 Pihak SKB
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan layanan pendidikan pada UPTD SKB
Ungaran.
1.4.2.3 Masyarakat
Dapat dijadikan bahan bacaan tentang peranan serta manfaat UPTD SKB Ungaran.
1.5 PENEGASAN ISTILAH
1.5.1 Pembelajaran
Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan
agar terjadi kegiatan interaksi edukatifantara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan
pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan (Sudjana, 2004:28).
Menurut Raharjo (2005:10) pembelajaran merupakan suatu proses aktifitas belajar yang melibatkan
perubahan pada aspek kognitif , psikomotorik,dan afektif sebagai bentuk penyesuaian pribadi dan
sosial individu sehingga dengan pembelajaran individu diharapkan mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan kebutuhan belajarnya terpenuhi dan membawa perubahan yang optimal.
10
1.5.2 Kejar Paket C
Program Paket C dalam buku terbitan Direktorat Kesetaraan Program Paket C adalah program
pendidikan menengah pada jalur nonformal setara SMA/MA bagi siapapun yang terkendala ke
pendidikan formal atau berminat dan memilih Pendidikan Kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan
menengah.Adapun Program Paket C ditujukan bagi warga masyarakat yang karena keterbatasan
sosial, ekonomi, waktu, kesempatan dan geografi tidak dapat mengikuti pendidikan Sekolah
Menengah Atas/ sederajat. Lulusan Paket C berhak mendapatkan ijazah dan diakui setara dengan
ijazah SMA.
1.5.3 Life Skill (kecakapan hidup)
Menurut Dirjen PLSP, Direktorat Tenaga Teknis, 2003, Istilah Kecakapan Hidup (life skills) diartikan
sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan
penghidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta
menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
1.5.4 UPTD SKB Ungaran
UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ungaran Kabupaten Semarang adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang yang beralamat Jl. Rindang
Asih No. 32 A Kelurahan Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang 50511.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Sistematika penulisan ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir
skripsi. 11
1.6.1 Bagian Awal Skripsi
Bagian Pendahuluan terdiri dari halaman judul, pernyataan, persetujuan pembimbing, pengesahan
kelulusan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar
lampiran.
1.6.2 Bagian Isi
Pada masa kini ini kita semua terkesima dengan perkembangan kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia. Pada tataran kehidupan masyarakat
banyak gejala perubahan perilaku dan tatanan dalam masyarakat. Makin
banyak perilaku masyarakat yang menunjukkan pola hidup yang sarat dengan
ketidakpedulian, keputusasaan, mudah menyerah, etos kerja rendah, konflik
atau perselisihan antar warga bahkan antar pelajar. Pada tataran kehidupan
bernegara, makin banyak kita amati gejala penyalahgunaan
kewenangan/kekuasaan, kecurangan, kebohongan, ketidakadilan,
ketidakpercayaan, dan ketidakpedulian. Ini semua menunjukkan makin
lunturnya rasa kebangsaan dan makin tebalnya egoisme pribadi, kelompok,
dan/atau suku. Yang lebih meresahkan lagi adalah gejala bahwa generasi muda
sudah makin jauh dari ajaran agama dan akar budaya leluhurnya, mungkin
karena pengaruh suguhan budaya asing lewat berbagai media 138 Jurnal
PHENOMENON, Volume 1 Nomor 1, Juli 2011 Joko Budi Poernomo
informasi dan komunikasi, baik cetak maupun elektronik. Semua ini telah
menyentak kesadaran pendidik dan tokoh masyarakat yang peduli pada nasib
bangsa, bahkan juga para petinggi Negara. Oleh sebab itu, untuk lima tahun
ke depan pendidikan karakter, budaya, dan kewirausahaan diberi perhatian
besar oleh pengambil kebijakan pendidikan di Pusat dan daerah tentu saja
diharapkan dapat menjabarkan kebijakan ini ke dalam program pendidikan
nyata sampai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Tatanan pembelajaran
karakter tentunya diawali dari perangkat pembelajaran yang mampu
mengangkat karakter siswa dan mahasiswa. Adapun prsayarat yang
bersesuaian dengan pembelajaran yang dapat mewakili nilai-nilai karakter
agar tertampilkan dalam setiap pembelajaran. Tulisan ini akan memberikan
informasi tentang beberapa persiapan pembelajaran yang digunakan dalam
menata kembali agar peserta didik mengaplikasikan nilai-nilai karakter yang
terilhami dalam pembelajaran.
Kata kunci: Perangkat pembelajaran IPA, nilai-nilai karakter 139 Jurnal
PHENOMENON, Volume 1 Nomor 1, Juli 2011 Pengembangan Perangkat Pembelajaran .....
A. Pendahuluan
1. Hakikat IPA
2. Laboratorium Inquiry
Menurut jenisnya inkuiri dibagi menjadi dua, yaitu inkuiri bebas dan inkuiri
terbimbing. Pada inkuiri siswa bebas melakukan kegiatan tanpa petunjuk khusus
dan langkah dari guru. Sehingga pengetahuan awal siswa menjadi sangat
penting. Pada inkuiri bebas kemampuan awal dituntut harus tingggi sehingga
tidak semua sekolah maupun siswa dapat menggunakan metode ini. Sedangkan
pada inkuiri terbimb143 Jurnal PHENOMENON, Volume 1 Nomor 1, Juli 2011 Pengembangan Perangkat
Pembelajaran .....
ing masih memungkinkan guru memberikan arahan yang cukup sehingga
siswa tahu apa yang harus dilakukan.
3. Pendidikan berkarakter
Nilai/Karakter Deskripsi
Religius Sikap mengagumi
akan kebesaran Tuhan
Kepedulian Sikap melindungi
dan menjaga seseorang
atau sesuatu
Kejujuran Perilaku yang
didasarkan pada upaya
menjadikan
dirinya sebagai
orang yang selalu dapat
dipercaya
dalam perkataan,
tindakan, dan pe-
kerjaan.
Kecerdasan Kemampuan untuk
belajar, memahami dan
membuat keputusan
atau mempunyai
pendapat berdasarkan
penalaran
Ketangguhan Memiliki pendapat
atau perasaan yang
kuat dan tidak mungkin
berubah
Demokratis Mempercayai
kebebasan dan kesa-
maan diantara sesama
manusia
ISSN: 2303-288X Vol. 1, No. 2, Oktober 2012 Jurnal Pendidikan Indonesia | 65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BERBASIS LOCAL CONTENT
GURU DAN CALON GURU SEKOLAH DASAR
DI KOTA SINGARAJA
I Nengah Martha1, I Made Tegeh2
1Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
2Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendapatkan informasi tentang guru-guru SD di kota Singaraja memilih atau
menggunakan materi pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting siswa, atau materi pelajaran yang
berbasis local content; 2) mendapatkan informasi pada bidang studi apa saja guru-guru SD di kota Singaraja telah
memilih atau menggunakan materi pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting siswa, atau materi pelajaran
yang berbasis local content; 3) mengetahui bagaimana tingkat kemampuan guru-guru SD di kota Singaraja dalam
memilih, atau menggunakan materi pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting siswa atau materi pelajaran
yang berbasis local content. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian ex post facto, yang bersifat kualitatif.
Data dikumpulkan dengan teknik koleksi dokumen dan dengan cara multistage stratified random sampling.
Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) RPP guru-guru SD di
Kota Singaraja yang mengandung materi pelajaran berbasis local content berjumlah 302 buah (76,46%). RPP guru-
guru SD di Kota Singaraja yang tidak mengandung materi yang berbasis local content adalah 93 buah (23,54%); 2)
bidang studi Bahasa Bali secara keseluruhan menggunakan materi pelajaran yang berbasis local content. Bidang
studi Bahasa Indonesia hanya menggunakan:77,57%, Pendidikan Kewarganegaraan: 72,55%, Ilmu Pengetahuan
Alam: 65,79%, Matematika: 84,09%, Ilmu Pengetahuan Sosial: 77,27%, Seni Budaya dan Keterampilan: 90%, dan
Agama Hindu: 83,33%.; 3) Jumlah RPP yang berada pada kategri sangat cocok adalah 163 buah (53,44%). Jumlah
RPP yang berada pada kategori cukup cocok adalah 142 buah (46,56%). Tak satu pun RPP ada pada tingkat
kategori tidak cocok. Disarankan agar, para guru SD di kota Singaraja memilih dan menggunakan materi pelajaran
berbasis local content untuk mendukung pembelajaran bermakna.
Kata kunci: rencana pembelajaran, local content, sekolah dasar ISSN: 2303-288X Vol. 1, No. 2, Oktober 2012
Jurnal Pendidikan Indonesia | 66
Abstract
This research aims at: 1) finding out of information about teachers elementary school in Singaraja to chose and use
material in accordance with context, environment, setting of students, or material based local content; 2) finding out of
information on the subject matter are the teachers elementary school in Singaraja were chosed and used material
based local content in accordance with context, environment, setting of students, or material based local content; 3)
to know the degree of ability of the teachers elementary school in Singaraja are chosing and using material in
accordance with context, environment, setting of students, or material based local content. This research is designed
in ex post facto research and qualitatively. The data were gathered by means collecting documents and with
multistage stratified random sampling techniques. And then, the data were analyzed descriptively and qualitatively.
The results of this research shows: 1) The unit lessons of teachers elementary school in Singaraja that is contains
material based local content are 302 units (76,46%). The unit lessons of teachers elementary school in Singaraja
that havet contains material based local content are 93 units (23,54%); 2) Balinese subject matter useful material
based local content. Indonesian subject matter only use: 77,57%; Education of Citizenship: 72,55%; Sciences:
65,79%; Matematics: 84,09%; Social Sciences: 77,27%; Art, Culcutural and Skills: 90%; Hinduism: 83,33%.; 3) The
sum of unit lessons categorized very suitable are 163 units (53,44%). The sum of unit lessons categorized suitable
enought are 142 units (46,56%). No one of unit lessons categorized unsuitable. Sugested that, the teachers
elementary school in Singaraja must be chose and use material based local content to supporting meaningful
teaching and learning.
Keywords: unit lessons, local content, elementary school
PENDAHULUAN
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dikembangkan oleh sekolah dan
komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan
kurikulum yang dibuat oleh BSNP (Depdiknas, 2005). Selanjutnya dijelaskan, beberapa prinsip yang
harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum yang akan menjadi pedoman penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran bagi guru, antara lain: 1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut,
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. 2) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
pengembangan diri peserta didik secara terpadu, sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan yang bermakna bagi kehidupannya. 3) Kurikulum dikembangkan relevan
dengan kebutuhan kehidupan siswa. Untuk itu, kurikulum dikembangkan dengan melibatkan pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan
nyata siswa.
Selanjutnya ditentukan bahwa, kurikulum harus dilaksanakan dengan: 1) mendayagunakan kondisi alam,
sosial, dan budaya serta kekayaan lokal/daerah untuk keberhasilan pendidikan. Kondisi alam, sosial, dan
budaya serta kekayaan lokal/daerah menjadi muatan kajian yang harus dimanfaatkan secara optimal. 2)
Pendayagunaan kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan lokal/daerah ISSN: 2303-288X Vol. 1, No.
2, Oktober 2012 Jurnal Pendidikan Indonesia | 67
tersebut haruslah berguna bagi kehidupan diri siswa.
Intinya, dalam pemilihan materi pelajaran, guru dituntut mampu memilih materi yang sesuai dan
bermakna. Istilah sesuai dalam pemilihan materi pelajaran, dikaitkan dengan: 1) materi yang dipilih
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, dan spiritual peserta didik, 2) materi
yang dipilih sesuai dengan umur, lingkungan, kebutuhan, dan jenjang pendidikan peserta didik. Istilah
bermakna (meaningful) dalam pemilihan materi pelajaran dikaitkan dengan: 1) pengetahuan dan
keterampilan yang dipilih bermanfaat bagi kehidupan nyata siswa, 2) materi pelajaran yang dipilih
berguna dalam kehidupan siswa sehari-hari, 3) materi pelajaran yang dipilih berorientasi lingkungan yang
autentik (Depdiknas, 2007).
Dalam rangka mendukung prinsip dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang
disebut di atas, guru diisyaratkan untuk menggunakan pendekatan CTL (contextual teaching and
learning), karena pendekatan pembelajaran kontektual adalah proses pembelajaran yang holistik yang
bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi yang dipelajari dengan cara mengaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan budaya), sehingga
siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat ditransfer dari satu permasalahan/konteks ke
permasalahan/konteks lain.
Apabila dicermati benar mengenai pendekatan CTL ini, dapat dilihat bahwa pendekatan CTL ini amat
concern terhadap pemilihan materi yang berbasis local content, baik dilihat dari segi prinsip, landasan,
maupun ciri/paradigmanya, seperti dipaparkan berikut ini.
1. Prinsip Pendekatan CTL
a) Membuat hubungan yang bermakna (making meaningful connections) antara sekolah dan konteks
kehidupan nyata, sehingga siswa merasakan bahwa belajar itu penting untuk masa depannya. b)
Melakukan pekerjaan yang signifikan (doing significant work). Akivitas yang dilakukan memiliki tujuan,
kepedulian, ikut serta dalam menentukan perilaku, dan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
kehidupan nyata. c) Pembelajaran mandiri (self-regulated learning), membangun minat siswa bekerja
sendiri/kelompok untuk mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan materi ajar dengan konteks
kehidupan sehari-hari. d) Bekerjasama (collaborating) untuk membantu siswa bekerjasama secara efektif,
sehingga siswa dapat mengkomunikasikan dan merasakan hubungan-hubungan masalah, peristiwa, dan
kejadian dalam kehidupan. e) Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking) melalui
pengumpulan data, analisis dan sintesis data, memahami suatu isu/fakta dan memecahkan masalah.
2. Landasan Pendekatan CTL
a) Knoledge based constructivism, menekankan pada pentingnya siswa membangun sendiri
pengetahuannya melalui terlibat aktif dalam proses belajar-mengajar. b) Socialization, belajar adalah
proses sosial, karena itu faktor lingkungan, sosial, dan budaya perlu diperhatikan dalam proses belajar. c)
Situated learning, belajar berlangsung dalam situasi nyata, bukan abstrak. Karena itu, konteks sosial
(masyarakat, rumah, dll.) penting dikemas dalam proses belajar-mengajar. d) Problem ISSN: 2303-288X
Vol. 1, No. 2, Oktober 2012 Jurnal Pendidikan Indonesia | 68
based learning, yakni pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata, sehingga masalah yang
kontekstual penting bagi siswa dalam belajar untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan esensial
dari materi yang dipelajari. e) Authentic instruction, yakni pengajaran yang membawa siswa pada
mempelajari konteks bermakna melalui pengembangan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah
penting dalam konteks kehidupan nyata. f) Inquiry based learning, pembelajaran yang memberi
kesempatan untuk pembelajaran bermakna. g) Project based learning, pembelajaran dengan tugas-tugas
yang memungkinkan siswa belajar mandiri dalam menyusun pengetahuannya. h) Work based learning,
belajar dengan membawa pada pemecahan masalah yang nyata dalam kehidupan, sehingga tidak ada
kesenjangan antara yang dipelajari dengan hal yang dihadapi. i) Service learning, belajar yang
mengantarkan pada kemampuan apa yang dipelajari untuk memenuhi atau melayani kebutuhan hidup.
3. Ciri/ Pendekatan Paradigma CTL
a) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata, b) Pembelajaran dapat terjadi di berbagai tempat,
konteks dan setting, c) Mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang sudah dimiliki, d)
Mengintegrasikan berbagai bidang pengetahuan yang terkait, e) Belajar untuk menemukan, menggali dan
memecahkan masalah, f) Belajar dengan kesadaran diri, g) Keterampilan dikembangkan atas dasar
pemahaman, sehingga maknanya dapat dirasakan.
Paparan-paparan di atas menunjukkan bahwa dari segi kurikulum (KTSP), aktivitas belajar-mengajar
semestinya diarahkan pada pembelajaran yang bermakna dengan menggunakan atau memilih materi
pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting siswa atau materi pelajaran yang berbasis local
content. Dari segi cara pembelajaran, untuk mencapai pembelajaran yang bermakna, sudah ditunjukkan
cara/pendekatan yang dapat digunakan, yakni pembelajaran kontekstual (CTL). Menggunakan atau
memilih materi pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting siswa atau materi pelajaran yang
berbasis local content, merupakan tantangan dan tidak mudah bagi guru. Hal ini perlu diungkap dalam
sebuah penelitian.
Atas dasar latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka yang menjadi masalah pokok yang mau
diungkapkan dalam penelitian ini adalah Dalam upaya mencapai pembelajaran yang bermakna, apakah
guru-guru SD di kota Singaraja telah memilih atau menggunakan materi pelajaran sesuai dengan
konteks, lingkungan, setting siswa atau materi pelajaran yang berbasis local content?
Sejalan dengan masalah pokok tersebut, lebih rinci masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Apakah guru-guru SD di kota Singaraja telah memilih atau menggunakan materi pelajaran sesuai
dengan konteks, lingkungan, setting siswa atau materi pelajaran yang berbasis local content?
2. Pada bidang studi/mata pelajaran apa sajakah guru-guru SD di kota Singaraja telah memilih atau
menggunakan materi pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting siswa atau materi pelajaran
yang berbasis local content?
3. Bagaimanakah tingkat kemampuan guru-guru SD di kota Singaraja ISSN: 2303-288X Vol. 1, No. 2,
Oktober 2012 Jurnal Pendidikan Indonesia | 69
dalam memilih atau menggunakan materi pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting siswa
atau materi pelajaran yang berbasis local content?
Sejalan dengan masalah yang ingin diungkap, tujuan pokok penelitian ini adalah untuk memperoleh
informasi tentang apakah guru-guru SD di kota Singaraja telah memilih atau menggunakan materi
pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting siswa atau materi pelajaran yang berbasis local
content dalam upaya mencapai pembelajaran yang bermakna.
Secara lebih rinci, tujuan penelitian ini adalah:
1. untuk mendapatkan informasi apakah guru-guru SD di kota Singaraja telah memilih atau menggunakan
materi pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting siswa atau materi pelajaran yang berbasis
local content;
2. untuk mendapatkan informasi pada bidang studi/mata pelajaran apa saja guru-guru SD di kota
Singaraja telah memilih atau menggunakan materi pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting
siswa atau materi pelajaran yang berbasis local content;
3. untuk mengetahui bagaimana tingkat kemampuan guru-guru SD di kota Singaraja dalam memilih atau
menggunakan materi pelajaran sesuai dengan konteks, lingkungan, setting siswa atau materi pelajaran
yang berbasis local content.
METODE
Jika dilihat dari sumber data, penelitian ini termasuk penelitian expost facto, karena data yang
dikumpulkan telah ada dan terjadi apa adanya. Jika dilihat dari jenis datanya, penelitian ini termasuk
penelitian kualitatif, karena data yang dikumpulkan dalam bentuk pernyataan verbal. Jika dilihat dari segi
penyajian data, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, karena data digambarkan secara deskriptif
dan naratif. Jika dilihat dari segi tujuan, penelitian ini termasuk penelitian survey, karena ingin memetakan
gejala atau variabel dalam suatu wilayah dengan cara reduksi (dalam mengambil sampel), dan
generalisasi (dalam membuat kesimpulan).
Seperti dikatakan oleh Fraenkel dan Wallen (1993), the mayor purpose of surveys is to describe the
characteristics of population. In essence, what researchers want to find out is how the members of a
population distribute themselves on one or more variables (tujuan utama survei adalah untuk
menggambarkan ciri/sifat (kondisi variabel) dari populasi. Jadi, apa yang peneliti ingin dapatkan tidak lain
adalah bagaimana anggota populasi mendistribusikan dirinya dalam satu atau beberapa variabel). Sesuai
dengan pernyataan itu penelitian ini ingin mendapatkan gambaran tentang kemampuan para guru SD
memilih materi pelajaran yang berbasis local content.
Survei dapat dilakukan pada seluruh anggota populasi, tetapi dapat juga dilakukan pada beberapa
anggota populasi (sampel). Jadi survei bisa bersifat the whole or the part. Dalam hal ini peneliti
menggunakan pendekatan the part, yakni akan digunakan pendekatan reduksi dan generalisasi, dengan
menggunakan teknik sampling.
Objek penelitian ini adalah LOCAL CONTENT yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), yang mencakupi:
1. Apakah guru-guru SD di kota Singaraja telah memilih atau menggunakan materi pelajaran yang
berbasis local content. ISSN: 2303-288X Vol. 1, No. 2, Oktober 2012 Jurnal Pendidikan Indonesia | 70
2. Pada bidang studi/mata pelajaran apa saja guru-guru SD di kota Singaraja telah memilih atau
menggunakan materi pelajaran yang berbasis local content.
3. Tingkat kemampuan guru-guru SD di kota Singaraja dalam memilih atau menggunakan materi
pelajaran yang berbasis local content.
Subjek penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dan calon
guru SD di kota Singaraja. Rencana pelaksanaan pembelajaran itu dapat berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran berbagai bidang studi yang diajarkan di SD, dan semua jenjang kelas di SD. Jadi populasi
penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru pada semua bidang studi
yang diajarkan dan pada semua jenjang kelas di SD.
Karena populasi cukup banyak, maka penelitian ini menggunakan pendekatan reduksi dan generalisasi
(perampatan). Untuk itu digunakan teknik sampling. Dalam hal ini, sampel diambil dengan menggunakan
teknik: stratified random sampling. Teknik stratified diterapkan berhubung ada guru swasta dan guru
negeri; ada guru kelas 1, 2. 3, 4, 5, dan 6. Teknik random digunakan karena semua guru dari berbagai
status sekolah, berbagai bidang studi, dan berbagai kelas diberi kesempatan menjadi sampel dengan
cara diacak. Jumlah sampel yang diambil didasarkan pada pertimbangan apakah jumlah sampel itu
sudah dapat mewakili populasi atau dengan kata lain, apakah sampel itu sudah dianggap representatif.
Data dikumpulkan dengan menghimpun rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh para guru
SD yang mengajar berbagai bidang studi, pada sekolah negeri maupun swasta, serta yang mengajar di
kelas 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Dengan demikian, data dikumpulkan dengan cara/metode koleksi dokumen.
Untuk menjawab masalah pertama, data dianalisis dengan teknik kategorisasi, yang dilanjutkan dengan
analisis distribusi frekuensi. Untuk menjawab masalah kedua, data dianalisis dengan teknik pemilahan,
yang dilanjutkan dengan analisis tendensi sentral dan penghitungan persentase. Untuk menjawab
masalah ketiga, data dianalisis dengan teknik kecocokan bergradasi dengan memakai deskriptor,
sehingga menghasilkan indeks yang dapat digunakan untuk membuat skala penilaian untuk menilai
jenjang kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan materi pelajaran yang berbasis local content.
Terakhir, semua hasil analisis data tersebut disajikan secara deskriptif dan naratif. Analisis ini dilakukan
oleh dua orang untuk menjaga kesahihan hasil penelitian.
HASIL
1. Pemilihan atau Penggunaan Materi Pelajaran yang Berbasis Local Content oleh Guru SD di Kota
Singaraja
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. RPP guru-guru SD di Kota
Singaraja yang mengandung materi pelajaran yang berbasis local content berjumlah 302 buah. RPP
guru-guru SD di Kota Singaraja yang tidak mengandung materi yang berbasis local content adalah 93
buah. Persentase RPP yang mengandung materi pelajaran yang berbasis local content = (302: 395) x
100% = 76,46%. Persentase RPP yang tidak mengandung materi pelajaran yang berbasis local content =
(93: 395) x 100% = 23,54%. ISSN: 2303-288X Vol. 1, No. 2, Oktober 2012 Jurnal Pendidikan Indonesia | 71
2. Bidang Studi yang Menggunakan Materi Pelajaran Berbasis Local Content
Tabel 1 menyajikan data tentang bidang studi yang menggunakan dan tidak menggunakan materi
pelajaran yang berbasis local content.
Tabel 1: Bidang Studi yang Menggunakan dan Tidak Menggunakan
Local Bidang Jumlah Jumlah Persen- Jumlah Persentase
Content Studi RPP yang tase yang Tidak (%)
No. Menggu- (%) Menggu-
nakan nakan
Local Local
Content Content