Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
id
SKRIPSI
DISUSUN OLEH
REVY SAFITRI
NIM I0109083
PERSEMBAHAN
Allah S WT, karena dengan izin-Nya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Mama, Papa, Yuk Put, Dek Kiki yang selalu memberikan dukungan dan
limpahan doa.
Mr. Syafii dan Mr. Legowo yang telah bersedia membimbing dan membantu
dalam penulisan skripsi ini.
Sipil 2009 yang suuppeeeer dan sangat berjasa dalam proses perjalanan
panjang menempuh pendidikan di Kota Solo. Terima kasih wahai calon orang
orang hebat
Tim survey: Alty, Nissa, Tyo, Nadya, Dea, Wati, Torra, Fido, Aam, Fajar,
Lutfi, Dhiky, Bahresi, Eko S, Indra, Ferry, Afaza, Juwanto, Mahardika, Eko
D, Galih, Jisung, Sadu, Andi, Hana, Salman, dan Ryan. Thanks a lot sob atas
bantuannya
Tim badminton: Liza, Raras, Petrich, Bagus, Ade, Adhe, Febri, Adit Korti,
Fido, dll yang selalu semangat walau hujan menghadang, salam sehat selalu
untuk kita
Tim sukses: Liza, Ayu, Eir, Tyo, Nadya, Paska, Tutut, Nissa, Festy, Alty, Raras,
semoga benar benar menjadi orang sukses *Amiiiin*
Panitia kontrak: Liza, Ayu, Bagus, dan Fido (tambahan Ade + Eir + Tyo),
thanks so much sudah menjalankan tanggung jawab sesuai kontrak, semoga
kontraknya bisa segera saya lunasi yaaa masbro dan mbakbro
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Hartono Lifestyle Mall merupakan mall yang dibangun di kawasan Solo Baru
dimana memiliki luas + 90.425 m2 . Sesuai dengan Pedoman Teknis Analisis
Dampak Lalu Lintas Pembangunan Pusat Kegiatan pada Ruas Jalan Nasional di
Wilayah Perkotaan (2009) yang menyatakan bahwa pusat pertokoan dengan luas
minimal 500 m 2 wajib dilakukan andalalin. Analisis dampak lalu lintas
(Andalalin) adalah kajian yang menilai efek efek yang ditimbulkan akibat
pengembangan tata guna lahan terhadap sistem pergerakan lalu lintas pada suatu
ruas jalan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya.
Penelitian ini dilakukan di kawasan sekitar Hartono Lifestyle Mall Solo Baru,
Kabupaten Sukoharjo. Daerah survey meliputi simpang bersinyal Carrefour Solo
Baru, simpang tak bersinyal Solo Baki, dan ruas Jalan Solo Permai. Analisis
data meliputi analisis bangkitan dan tarikan, analisis kinerja ruas jalan dan
persimpangan, analisis kebutuhan parkir, analisis penanganan dampak lalu lintas,
dan analisis penataan eksternal Hartono Lifestyle Mall. Dimana, analisis
perhitungan ruas jalan dan persimpangan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997 (MKJI 1997) dan nilai VCR (Volume Capacity Ratio) atau DS
(Degree of Saturation) sebagai parameter dalam kinerja lalu lintas.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT dan syukur atas limpahan rahmat serta karunia-Nya
sehingga skripsi dengan judul Analisis Dampak Lalu Lintas Akibat
Pembangungan Hartono Lifestyle Mall di Solo Baru ini dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Tekn ik Sip il pada Jurusan Tekn ik Sip il Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada:
1. Ir. Bambang Santoso, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sip il Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Eng. Ir. Syafii, MT dan Slamet Jauhari Legowo, ST, MT selaku dosen
pembimbing dalam penulisan skripsi ini.
3. Ir. Supardi, MT selaku dosen pembimbing akademik.
4. Kedua orang tua, kakak, dan adik penulis yang selalu memberikan dukungan.
5. Dosen penguji yang bersedia menguji dan membimbing dalam penyelesaian
skripsi ini.
6. Semua staff pengajar maupun tata usaha pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Un iversitas Sebelas Maret.
7. Teman teman angkatan 2009 Teknik Sipil UNS.
8. Seluruh civitas akademika Teknik Sipil UNS.
9. Dan semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca karena penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Dengan kritik dan
saran tersebut, dapat memberikan pembelajaran bagi penulis dalam penelitian
berikutnya.
Penulis
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
PERSEMBAHAN.............................................................................................. iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
ABSTRACT...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR....................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL.................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah.......................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian......................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan.......................................................... 6
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Ukuran Minimal Peruntukan Lahan yang Wajib Melakukan
Andalalin..................................................................................... 13
Tabel 2.2 Besar Tarikan dan Luas Perdagangan Pusat Perbelanjaan.......... 22
Tabel 2.3 Kapasitas Dasar (Co) Jalan Perkotaan........................................ 24
Tabel 2.4 Faktor Penyesuaian Kapasitas (FCw) Untuk Pengaruh Lebar
Jalur Lalu Lintas Jalan Perkotaan... 25
Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisahan Arah
(FCsp)........................................................................................... 26
Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kapsitas (FCsf) Untuk Pengaruh Hambatan
Samping dan Lebar Bahu............................................................ 27
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kapsitas (FCsf) Untuk Pengaruh Hambatan
Samping dan Jarak Kereb-Penghalang (FCsf)... 28
Tabel 2.8 Penentuan Kelas Hambatan Samping......................................... 29
Tabel 2.9 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs) pada
Jalan Perkotaan........................................................................... 30
Tabel 2.10 Pengkategorian Nilai VCR. 32
Tabel 2.11 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan.. 35
Tabel 2.12 Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang... 35
Tabel 2.13 Dimensi SRP untuk Kendaraan Bus/ Truk. 37
Tabel 2.14 Kebutuhan Ruang Parkir Pada Pusat Perdagangan. 38
Tabel 4.1 Volume Lalu Lintas Simpang Bersinyal Carrefour Solo Baru... 55
Tabel 4.2 Volume Lalu Lintas Simpang Tak Bersinyal Solo-Baki 57
Tabel 4.3 Kinerja Simpang Bersinyal Carrefour Solo Baru Eksisting
(Tahun 2012)... 60
Tabel 4.4 Pengaturan Lampu Lalu Lintas Simpang Bersinyal Carrefour
Solo Baru 60
Tabel 4.5 Pengaturan Simpang Bersinyal Carrefour Solo Baru. 60
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6 Kinerja Simpang Tak Bersinyal Solo Baki Eksisting (Tahun
2012) 61
Tabel 4.7 Kinerja Ruas Jalan So lo Permai Eksisting (Tahun 2012)... 62
Tabel 4.8 Kecepatan Ruas (Hasil pengukuran dengan metode floating
car ). 62
Tabel 4.9 Proporsi Arah Pergerakan Kendaraan yang Masuk dan Keluar
Hartono Lifestyle Mall. 63
Tabel 4.10 Jumlah Penambahan Tarikan Kendaraan Per-jam Masuk dan
Keluar Akibat Pembangunan Hartono Lifestyle
Mall. 64
Tabel 4.11 Kinerja Simpang Bersinyal Carrefour Solo Baru (Tahun 2013)
Do Nothing. 64
Tabel 4.12 Kinerja Simpang Tak Bersinyal Solo-Baki (Tahun 2013)
Do Nothing. 65
Tabel 4.13 Kinerja Ruas Jalan So lo Permai (Tahun 2013) Do Nothing 66
Tabel 4.14 Pengaturan Ulang Green Time Simpang Bersinyal Carrefour
Solo Baru. 67
Tabel 4.15 Kinerja Simpang Bersinyal Carrefour Solo Baru (Tahun 2013)
Do Something. 67
Tabel 4.16 Kinerja Simpang Bersinyal Solo-Baki (Tahun 2013) Do
Something. 68
Tabel 4.17 Pengaturan Lampu Lalu Lintas Simpang Bersinyal Solo Baki 68
Tabel 4.18 Pengaturan Simpang Bersinyal Solo-Baki. 68
Tabel 4.19 Kebutuhan Ruang Parkir Hartono Lifestyle Mall. 69
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Hal
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C = waktu siklus
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Solo Baru, sebuah kawasan mandiri yang terletak di perbatasan antara Kabupaten
Sukoharjo dan Kotamadya Surakarta, namun secara administrasi termasuk dalam
bagian Kabupaten Sukoharjo. Solo Baru itu sendiri merupakan hasil pemekaran
Kota Surakarta yang juga merupakan kawasan pemukiman yang memiliki banyak
perumahan sedang dan mewah. Sehingga disebut sebagai kawasan permukiman
elit.
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
Rumusan masalah studi ini sesuai dengan latar belakang di atas adalah sebagai
berikut:
1. Berapa besar estimasi bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas akibat
pembangunan Hartono Lifestyle Mall dengan pemodelan bangkitan dan
tarikan didasarkan bangunan yang diasumsikan sama dengan Hartono
Lifestyle Mall ?
2. Bagaimana kinerja lalu lintas di sekitar lokasi Hartono Lifestyle Mall pada
kondisi eksisting?
3. Berapa besar dampak lalu lintas yang ditimbulkan akibat pembangunan
Hartono Lifestyle Mall ?
4. Bagaimana strategi penanganan untuk mengatasi pengaruh dampak lalu lintas
akibat pembangunan Hartono Lifestyle Mall ?
5. Bagaimana daya tampung parkir terhadap kebutuhan ruang parkir di Hartono
Lifestyle Mall?
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
HARTONO
LIFESTYLE
MALL
SIMPANG BERSINYAL
CARREFOUR SOLO BARU
Penyusunan tugas akhir ini akan diuraikan menjadi lima bab dengan gambaran
umum masing-masing bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang pokok-pokok yang melatarbelakangi permasalahan
yang akan menjadi objek studi, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Analisis dampak lalu lintas (Andall) pada dasarnya merupakan analisis pengaruh
pengembangan tata guna lahan terhadap sistem pergerakan arus lalu lintas di
sekitarnya. Pengaruh pergerakan lalu lintas ini dapat diakibatkan oleh bangkitan
lalu lintas yang baru, lalu lintas yang beralih, dan oleh kendaraan keluar-masuk
dari/ ke lahan tersebut. (Tamin, 2000).
Analisis dampak lalu lintas (andalalin) adalah suatu hasil kajian yang menilai
tentang efek - efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu
pembangunan pusat kegiatan dan/atau pengembangan kawasan baru pada suatu
ruas jalan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya. Studi andalalin adalah studi
yang meliputi kajian terhadap jaringan jalan di bagian dalam kawasan sampai
dengan jalan di sekitar kawasan pusat kegiatan dan atau pengembangan kawasan
baru yang terpengaruh dan merupakan akses jalan dari dan menuju kawasan
tersebut. (UU No. 22 tahun 2009)
Analisis dampak lalu lintas adalah serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak
lalu lintas dari pembangunan pusat kegitan, permukiman, dan infrastruktur yang
hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil dampak lalu lintas. (PP No.32
tahun 2011)
A Traffic Impact Analysis (TIA) is an important tool that identifies the need for
any improvements to a transportation system to reduce congestion, improve
safety, provide adequate access, and mitigate the impact associated with the
project. (City of McAllen Traffic Operations, 2008)
7
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
A Traffic I mpact Analysis (TI A) identifies existing traffic volumes and conditions,
development traffic volumes and conditions and their combined impacts on the
existing and future roadway system. The TI A is a useful tool for early
identification of potential traffic problems and can play an important part in the
success of a development. (City of Avondale Engineering Department, 2008)
Tujuan dari studi analisis dampak lalu lintas adalah untuk dapat mengantisipasi
dampak yang ditimbulkan oleh suatu kawasan pengembangan terhadap lalu lintas
di sekitarnya dan memprediksi dampak yang ditimbulkan suatu pembangunan
kawasan, beberapa penelitian yang berkaitan dengan analisis dampak lalu lintas:
Herman, 2000, melakukan analisis mengenai dampak lalu lintas dengan studi
kasus Itenas. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui akibat adanya kegiatan
Itenas pada ruas jalan dan persimpangan di sekitarnya ditinjau dari beberapa aspek
parameter dan kinerja. Untuk ruas jalan parameter dan kinerja yang ditinjau
adalah volume, kecepatan, kapasitas, rasio volume dan kapasitas, sedangkan
untuk persimpangan adalah arus total, tundaan total, tundaan simpang rata -rata,
kendaraan terhenti rata rata dan panjang antrian maksimum. Perubahan yang
terjadi akibat adanya sistem kegiatan Itenas rata rata untuk seluruh parameter dan
kinerja ruas jalan dan persimpangan adalah relatif kecil atau perubahan rata-rata di
bawah 10%. Ini menunjukkan bahwa sistem kegiatan Itenas memberikan
kontribusi yang relatif kecil dibandingkan dengan sistem kegiatan lainnya pada
masalah -masalah lalu lintas di ruas jalan dan persimpangan tersebut.
Mayjen Sutoyo pada tahun 2006 derajat kejenuhannya adalah 0,78 dengan volume
lalu lintas sebesar 3661,67 smp/jam, dengan adanya Pacific Mall maka jalan
Mayjen Sutoyo pada tahun 2008 derajat kejenuhan sudah mencapai titik kritis
yaitu sebesar 0,84 dengan volume lalu lintas sebesar 3945,24 smp/jam. Pada ruas
jalan Kapten Sudibyo pada tahun 2006 derajat kejenuhannya adalah 0,42 dengan
volume lalu lintas sebesar 1038,93 smp/jam, dengan adanya Pacific Mall pada
tahun 2016 derajat kejenuhannya mencapai 0,61 dengan volume lalu lintas
sebesar 1508,55 smp/jam.
Permani, 2010, melakukan penelitian tentang analisis dampak lalu lintas akibat
pembangunan Solo Paragon dengan mempertimbangkan matriks asal tujuan kota
Surakarta dan dengan menggunakan bantuan program EMME-3. Dari hasil
penelitian diperoleh estimasi total bangkitan akibat pembangunan Solo Paragon
sebesar 17 smp/jam, total tarikan sebesar 287 smp/jam, nilai NVK di wilayah
kajian pada kondisi existing dan kondisi setelah pembukaan Solo Paragon nilai
terbesar 0,32 yaitu pada ruas jalan Dr.Muwardi (node 189-188) yang berarti
jaringan jalan dalam kondisi stabil. Peningkatan volume lalu lintas tertinggi
terjadi pada ruas jalan Yosodipuro (node 191-299) sebesar 254 smp/jam. Ruas
jalan yang mengalami peningkatan volume dan nilai NVK ada 61 %, maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Widodo, 2010, melakukan studi dampak lalu lintas akibat pembangunan Solo
Center Point. Dari hasil perhitungan dengan bantuan EMME-3, diperoleh estimasi
total bangkitan akibat pembangunan Solo Center Point sebesar 36 smp/ jam, total
tarikan sebesar 218 smp/ jam, nilai NVK di wilayah kajian pada kondisi existing
dan kondisi setelah pembukaan Solo Center Point berkisar antara 0,1 sampai 0,7
yang berarti jaringan jalan dalam kondisi stabil. Pada ruas Jalan Slamet Riyadi
(node 6-5) terjadi nilai NVK tertinggi sebesar 0,7. Perubahan volume lalu lintas
tertinggi terjadi pada ruas Jalan KH. Agus Salim (node 6-108) sebesar 19,89%.
Strategi penanganan secara do nothing yang dilakukan adalah pelarangan on street
parking di sepanjang ruas Slamet Riyadi (node 6-7).
Rahman, 2010, menganalisis dampak lalu lintas dengan studi kasus berupa studi
kemacetan di Jalan Ngagel Madya Surabaya. Dari analisa lalu lintas didapatkan
hasil tingkat pelayanan jalan : untuk ruas jalan (kondisi lalu lintas pukul 06.00
07.00 WIB didapat DS = 0.320, kondisi lalu lintas pukul 13.00 14.00 WIB
didapat DS = 0.355), sedangkan untuk tingkat pelayanan simpang (kondisi lalu
lintas pukul 06.00 07.00 WIB didapat DS = 0.413, kondisi lalu lintas pukul
13.00 14.00 WIB didapat DS = 0.471). Dengan kondisi tingkat pelayanan (DS)
ruas dan simpang kurang dari 0.85, disimpulkan jalan Ngagel Madya tidak terjadi
kurang dari tingkat pelayanan (), kondisi ini menjelaskan kondisi antrian Jl.
Ngagel Madya masih baik atau tidak terjadi antrian yang berarti. Untuk
memperbaiki kondisi lalu lintas di masa mendatang disarankan kepada pihak
Santa Clara untuk menyediakan dan mengelolah sarana antar jemput siswa,
sehingga penutupan jalan Ngagel Madya dari arah Selatan ke Utara pada pukul
06.00 07.30 tidak perlu dilakukan lagi.
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Syafii, 2012, dalam Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas Pengembangan Solo Square
memodelkan tarikan dan bangkitan dengan persamaan Y = 0,0072X + 94,790 dimana
Y= tarikan pergerakan (smp/jam) dan X = luas perdagangan (m 2 ). Dari persamaan
tersebut dengan pembangunan tambahan Solo Square didapatkan penambahan
tarikan pergerakan sebesar 113 kendaraan ringan/ jam dan 132 sepeda motor/ jam.
Studi analisis dampak lalu lintas ini juga erat kaitannya dengan tarikan dan
bangkitan suatu kawasan. Beberapa penlitian terdahulu yang berkaitan dengan
tarikan dan bangkitan:
areal parkir mobil. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa persamaan tersebut
memenuhi persyaratan statistic yang ditetapkan. Dan hasil dari prediksi dampak
lalu lintas yang mengasumsikan Ciputra Sun Mall (diprediksi akan dibangun)
beroperasi, diperoleh hasil nilai derajat kejenuhan yang meningkat pada simpang
disekitar Kusumo dari 0,64 menjadi 0,76, sedangakan pada simpang Jl. Dr,
Muwardi-Jl.Yosodipuro pendekat Utara dari 0,73 menjadi 0,76, pendekat Timur
dan dari 0,61 menjadi 0,64, pendekat Selatan dari 0,81 menjadi 0,83.
pergerakan arus lalu lintas pada suatu ruas jalan terhadap jaringan transportasi di
sekitarnya.
Beberapa jenis tata guna lahan atau kawasan yang dalam proses pembangunannya
perlu terlebih dahulu dilakukan studi andalalin d isajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Ukuran Minimal Peruntukan Lahan yang Wajib Melakukan Andalalin
Peruntukan Lahan Ukuran minimal kawasan yang
wajib Andalalin
Permukiman 50 unit
Apartemen 50 unit
Tempat pertemuan/ Tempat hiburan/ pusat Kapasitas 100 tamu / 100 tempat
olah raga duduk
Terminal/ pool kendaraan/ gedung parkir Wajib
Pelabuhan/Bandara Wajib
Dilihat dari Tabel 2.1, maka pembangunan Hartono Lifestyle Mall perlu
dilakukan analisis dampak lalu lintas.
Analisis dampak lalu lintas juga mempunyai banyak ragam tergantung pada
kondisi setempat dan kebijakan yang diikuti. Andalalin dapat bersifat mikroskopik
apabila yang menjadi perhatian utamanya dalah unsur makronya (land use
transport system). Tetapi dapat pula bersifat rinci (mikroskopik) apabila yang
menjadi perhatian utamanya adalah kinerja manajemen system lalu lintasnya.
Kebijakan pemerintah dampak lalu lintas dapat berupa minimalisasi dampak yang
terjadi, sampai penyesuaian prasarana jalan agar dampak lalu lintas yang
diperkirakan terjadi dapat diimbangi.
Fenomena dampak lalu lintas dapat diakibatkan oleh adanya pembangunan dan
pengoperasian pusat kegiatan yang menimbulkan bangkitan lalu lintas yang cukup
besar, seperti pusat perkantoran, pusat perbelanjaan, terminal dan lain lain.
Lebih lanjut dikatakan bahwa dampak lalu lintas terjadi pada dua tahap, yaitu:
1. Tahap konstruksi/ pembangunan, pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalu
lintas akibat angkutan material dan mobilitas alat berat yang membebani ruas
jalan pada rute material.
2. Tahap pasca konstruksi/ saat beroperasi, pada tahap ini akan terjad i bangkitan
lalu lintas dari pengunjung, pegawai, dan penjual jasa transportasi yang akan
membebani ruas ruas jalan tertentu, serta timbulnya bangkitan parker
kendaraan.
Lima faktor/ elemen penting yang akan menimbulkan dampak apabila sistem guna
lahan berinteraksi dengan lalu lintas, antara lain:
1. Elemen bangkitan/ tarikan perjalanan yang dipengaruhi oleh faktor tipe dan
kelas peruntukan, intensitas serta lokasi bangkitan.
2. Elemen kinerja jaringan ruas jalan.
3. Elemen akses berkenaan dengan jumlah dan lokasi akses.
4. Elemen ruang parkir.
5. Elemen lingkungan khususnya berkenaan dengan dampak polusi dan
kebisingan.
Distribusi Pergerakan
(Trip Distribution)
Pemilihan Moda
(Modal Split).
i j
Pola distribusi lalu lintas antara zona asal dan tujuan adalah hasil dari dua hal
yang terjadi secara bersamaan, yaitu:
Lokasi dan intensitas tata guna lahan yang akan menghasilkan lalu lintas.
Spatial separation (pemisahan ruang), interaksi antara dua buah tata guna lahan
akan menghasilkan pergerakan.
Dalam menentukan hasil suatu sistem angkutan, maka model bukan merupakan
alat bantu untuk memahami proses yang komplek tapi juga ukuran untuk
efektifitasnya. Umumnya pembuatan model memberikan interpretasi yang
memenuhi prinsip-prinsip dari suatu sistem yang sudah terdefinisikan secara
termal yaitu hubungan fungsional dapat dinyatakan guna menyusun perilaku
sistem yang diteliti.(FD. Hobbs,1979)
Menurut Black (1981), salah satu alasan menggunakan model matematik untuk
mencerminkan sistem karena matematik adalah bahasa yang jauh lebih tepat
dibandingkan dengan bahasa verbal. Ketepatan yang didapat dari penggantian
kata dengan simbol sering menghasilkan penjelasan yang lebih baik daripada
penjelasan dengan bahasa verbal.
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
Pemilihan metode tergantung pada tujuan model karena setiap tujuan model
membutuhkan sifat statistik yang berbeda. Tujuan pembuatan model antara lain:
a. Untuk menguji teori ekonomi.
b. Untuk mengevaluasi berbagai alternatif kebijakan.
c. Untuk meramalkan kondisi di masa mendatang.
Berdasarkan pada Gambar 2.3 hasil model tarikan pergerakan tersebut adalah:
Y = 0,0072X + 94,790 (2-1)
Y = tarikan pergerakan (smp/jam)
X = luas perdagangan (m 2)
Sumber: Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas Pengembangan Solo Square (Syafii, 2012)
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Tipe jalan Lebar jalur lalu lintas efektif (WC) (m) FCw
Perlajur
3,00 0,92
Empat lajur terbagi 3,25 0,96
atau jalan satu arah 3,50 1,00
3,75 1,04
4,00 1,08
Perlajur
3,00 0,91
Empat lajur tak 3,25 0,95
terbagi 3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
Total dua arah
5 0,56
6 0,87
Dua lajur tak 7 1,00
terbagi 8 1,14
9 1,25
10 1,29
11 1,34
Sumber: MKJI (1997)
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Untuk mengetahui tingkat hambatan samping pada kolom (2) tabel (2.6 dan
2.7) dengan melihat kolom (3) tabel (2.8) dibawah ini, tetapi apabila data
terinci hambatan samping tersebut tersedia maka hambatan samping dapat
ditentukan dengan prosedur berikut:
1. Periksa mengenai kondisi khusus dari kolom (4) tabel (2.8) dan pilihsalah
satu yang yang paling tepat untuk keadaan segmen jalan yang dianalisa.
2. Amati foto pada gambar A-4:1-5 (MKJI 1997) yang menunjukkan kesan
visual rata-rata yang khusus dari masing-masing kelas hambatan samping.
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
Dan pilih slah satu yang paling sesuai dengan kondisi rata-rata
sesungguhnya pada kondisi lokasi untuk periode yang diamati.
3. Pilih kelas hambatan samping berdasarkan pertimbangan dari gabungan
langkah 1 dan 2 diatas.
Tabel 2.8 Penentuan Kelas Hambatan Samping
Frekuensi Kelas
Berbobot Kondisi Khusus Hambatan Kode
Kejadian Samping
Pemukiman, hampir tidak ada
< 100 Sangat Rendah VL
kegiatan
Pemukiman, beberapa angkutan
100-299 Rendah L
umum
Daerah industri dengan toko-toko
300-499 Sedang M
di sisi jalan
Daerah niaga dengan aktifitas d i
500-899 Tinggi H
sisi jalan yang tinggi
Daerah niaga dengan aktifitas di
> 900 Sangat Tinggi VH
sisi jalan yang sangat tinggi
Sumber: MKJI (1997)
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
2. Persimpangan Bersinyal
C = S.g/c (2-4)
Dimana:
C = Kapasitas (smp/jam)
S = Arus jenuh (smp/jam)
g = Waktu hijau efektif
c = Waktu siklus
VCR Keterangan
Analisis dari penanganan dampak lalu lintas ini diharapkan dapat memberikan
solusi untuk meminimalkan dampak lalu lintas. Adapun langkah-langkah
penanganan masalah adalah sebagai berikut:
a. Do nothing, tidak melakukan kegiatan pada kondisi jaringan jalan yang ada.
b. Do something, melakukan upaya peningkatan perbaikan geometrik ruas dan
simpang, pembangunan jalan baru atau mengoptimalkan prasarana yang
tersedia (manajemen lalu lintas). Sasaran diberlakukannya manajemen lalu
lintas yaitu:
Mengatur dan menyederhanakan lalu lintas dengan melakukan pemisahan
tipe, kecepatan, dan pemakai jalan yang berbeda untuk meminimumkan
gangguan terhadap lalu lintas.
Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan menaikkan kapasitas atau
mengurangi volume lalu lintas pada suatu jalan.
Melakukan optimasi ruas jalan dengan menentukan fungsi dari jalan dan
control terhadap aktivitas-aktivitas yang tidak cocok dengan fungsi jalan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara yang merupakan salah satu komponen suatu sistem transportasi yang
perlu dipertimbangkan. Pada kota - kota besar area parkir merupakan suatu
kebutuhan bagi pemilik kendaraan. Dengan demikian perencanaan fasilitas parkir
adalah suatu metoda perencanaan dalam menyelenggarakan fasilitas parkir
kendaraan, baik di badan jalan (on street parking) maupun di luar badan jalan (off
street parking). Untuk merencanakan fasilitas parkir maka besarnya kebutuhan
perlu diketahui. (Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998).
a
d
L
B
b c
Keterangan :
a = jarak gandar h = tinggi total
b = depan tergantung (front overhang) B = lebar total
c = belakang tergantung (rear overhang) L = panjang total
d = lebar jarak
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
B O R
a1
SRP
Lp
L
a2
Keterangan
B = lebar total kendaraan
L = panjang total
O = lebar bukaan pintu arah longitudinal
a1,a2 = jarak bebas
R = jarak bebas arah la teral
Bp = lebar SRP
Lp = panjang SRP
Keterangan :
Gol I : B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R
O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R =5 a2 = 20
Gol II : B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R
O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R =5 a2 = 20
Gol III :B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R
O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 50 a2 = 20
Satuan Ruang Parkir khusus untuk penderita cacat (difable), khususnya untuk
pengguna kursi roda juga harus mendapatkan perhatian. Dimensi SRP untuk
pemakai kursi roda adalah lebar 3,6 m (minimal 3,2 m). Untuk SRP ambulans
diambil lebar 3,0 m (minimal 2,6 m).
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
B O R
a1
SRP
L bus/truk
a2
20
200 175
SRP
Analisis penataan eksternal berkaitan dengan penyediaan fasilitas pejalan kaki dan
fasilitas pemberhentian kendaraan umum untuk memberikan kenyamanan bagi
pedestrian maupun pengunjung lainnya yang akan keluar dan masuk dari dan ke
Hartono Lifestyle Mall. Untuk merencanakan fasilitas pejalan kaki diatur dalam
Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, tahun 1995.
5. Fasilitas pejalan kaki yang formal terdiri dari beberapa jenis sebagai berikut:
(1) Jalur Pejalan Kaki yang terdiri dari:
a) Trotoar
b) Penyeberangan
(a) jembatan penyeberangan
(b) zebra cross
(c) pelican cross
(d) terowongan
c) Non Trotoar
(2) Pelengkap Jalur Pejalan kaki yang terdiri dari:
a) Lapak tunggu
b) Rambu
c) Marka
d) Lampu lalu lintas
e) Bangunan pelengkap
2) Zebra Cross
Zebra Cross dipasang dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Zebra Cross harus dipasang pada jalan dengan arus lalu lintas, kecepatan
lalu lintas dan arus pejalan kaki yang relatif rendah.
(2) Lokasi zebra cross harus mempunyai jarak pandang yang cukup, agar
tundaan kendaraan yang diakibatkan oleh penggunaan fasilitas
penyeberangan masih dalam batas yang aman.
3) Pelican Cross
Pelican Crossing harus dipasang pada lokasi-lokasi sebagai berikut:
(1) Pada kecepatan lalu lintas kendaraan dan arus penyeberang tinggi
(2) Lokasi pelikan dipasang pada jalan dekat persimpangan.
(3) Pada persimpangan dengan lampu lalu lintas, d imana pelican cross dapat
dipasang menjadi satu kesatuan dengan rambu lalu lintas (traffic signal)
4) Jembatan Penyeberangan
Pembangunan jembatan penyeberangan disarankan memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
(1) Bila fasilitas penyeberangan dengan menggunakan zebra cross dan pelican
cross sudah mengganggu lalu lintas yang ada.
(2) Pada ruas jalan dimana frekwensi terjadinya kecelakaan yang melibatkan
pejalan kaki cukup tinggi.
(3) Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dan arus pejalan kaki
yang tinggi.
5) Terowongan
Pembangunan terowongan disarankan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Bila fasilitas penyeberangan dengan menggunakan zebra cross dan pelican
cross serta jembatan penyeberangan tidak memungkinkan untuk dipakai.
(2) Bila kondisi lahannya memungkinkan untuk dibangunnya terowongan.
(3) Arus lalu lintas dan arus pejalan kaki cukup tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
6) Non Trotoar
Fasilitas pejalan kaki ini bila menjadi satu kesatuan dengan trotoar harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Elevasinya harus sama atau bentuk pertemuannya harus dibuat sedemikan rupa
sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan pejalan kaki.
1) Lapak Tunggu
(1) Lapak tunggu harus dipasang pada jalur lalu lintas yang lebar, dimana
penyeberang jalan sulit untuk menyeberang dengan aman.
(2) Lebar lapak tunggu minimum adalah 1,20 meter.
(3) Lapak tunggu harus di cat dengan cat yang memantulkan cahaya
(reflective).
2) Rambu
(1) Penempatan rambu dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah terlihat
dengan jelas dan tidak merintangi pejalan kaki.
(2) Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luar jarak
tertentu dari tepi paling luar jalur pejalan kaki.
(3) Pemasangan rambu harus bersifat tetap dan kokoh serta terlihat jelas pada
malam hari.
3) Marka
(1) Marka jalan hanya ditempatkan pada jalur pejalan kaki yang memotong
jalan berupa zebra cross dan pelican cross.
(2) Marka jalan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah terlihat dengan jelas
bagi pemakai jalan yang bersangkutan.
(3) Pemasangan marka harus bersifat tetap dan kokoh serta tidak
menimbulkan licin pada permukaan jalan dan terlihat jelas pada malam
hari.
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil wilayah studi di kawasan sekitar Hartono Lifestyle Mall
Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo.
Data data yang diperlukan dalam analisis dampak lalu lintas Hartono Lifestyle
Mall, meliputi:
44
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
3.3.2.6 Rekomendasi
Rekomendasi terhadap alternatif penanganan dampak terbaik disampaikan dengan
lengkap dan jelas. Selain itu, alternatif penanganan dampak terbaik ini diharapkan
mejadi bahan pertimbangan dalam perbaikan dan perencanaan transportasi Kota
Solo Baru untuk waktu yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Basis Data
Analisis kinerja ruas jalan dan persimpangan Analisis bangkitan dan tarikan pergerakan
sesuai dengan MKJI 1997 menggunakan pemodelan dari bangunan
Analisis kebutuhan parkir yang diasumsikan sama dengan Hartono
Lifestyle Mall
ya
Do Something
Skenario Penanganan
Rekomendasi
Dampak
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait berupa peta lokasi Hartono
Lifestyle Mall, batas batas administratif, data karakteristik Hartono Lifestyle
Mall, serta pemodelan pergerakan yang diperoleh dari model bangunan yang
diasumsikan sama dengan Hartono Lifestyle Mall yang diperoleh dari dokumen
analisis dampak lalu lintas pengembangan Solo Square.
49
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
H ART
O NO
L IFE S
T YL E
MAL L
SIM PA NG BERSIN YA L
CARREFOUR SOLO BARU
Hartono Lifestyle Mall dibangun pada lahan seluas + 1,7 ha yang berlokasi di
Jalan Solo Permai, Solo Baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Peta
lokasi Hartono Lifestyle Mall dapat dilihat pada Gambar 4.1, Kabupaten
Sukoharjo dapat dilihat pada Gambar 4.2. Sedangkan denah Hartono Lifestyle
Mall dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Y = 0,0072X + 94,790
Y = tarikan pergerakan (smp/jam)
X = luas perdagangan (m 2)
Sumber: Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas Pengembangan Solo Square (Syafii, 2012)
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Volume Lalu Lintas Simpang Bersinyal Carrefour Solo Baru
Kendaraan
Pendekat Arah
UM MC LV HV
Selatan ST 4 300 93 2
Jl. Palem Raya RT 1 154 80 8
LT 0 22 18 0
Barat ST 10 91 24 0
Jl. Cemara Raya RT 1 6 1 0
LT 6 103 1 0
Utara ST 21 278 67 0
Jl. So lo Permai RT 0 111 95 0
LTOR 1 225 114 1
Timur ST 2 71 67 0
Jl. So lo Raya RT 4 1057 304 24
LTOR 4 259 56 2
Sumber: Hasil Survey 2012
Tabel 4.2 Volume Lalu Lintas Simpang Tak Bersinyal Solo Baki
Kendaraan
Pendekat Arah
UM MC LV HV
Jalan Mayor B ST 20 1191 522 0
Jl. Yos Sudarso RT 43 708 141 26
Jalan Mayor D ST 20 1596 482 18
Jl. So lo Permai LT 0 41 17 0
Jalan Minor A LT 21 750 172 12
Jl. Raya Solo - Baki RT 0 31 12 0
Sumber: Hasil Survey 2012
Gambar 4.8 Fluktuasi Volume Lalu Lintas Simpang Tak Bersinyal Solo Baki
(Satuan Mobil Penumpang)
Sumber: Hasil Survey 2012
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.10 Fluktuasi Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Solo Permai
(Utara ke Selatan)
Sumber: Hasil Survey 2012
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.11 Fluktuasi Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Solo Permai
(Selatan ke Utara)
Sumber: Hasil Survey 2012
Berdasarkan data survey yang diperoleh maka dapat dilihat bahwa kendaraan yang
melintas didominasi oleh kendaraan roda dua. Selain itu, dapat diambil
kesimpulan pula bahwa jam puncak terjadi pada pukul 17.00 18.00.
Tabel 4.4 Pengaturan Lampu Lalu Lintas Simpang Bersinyal Carrefour Solo Baru
Waktu
Pendekat Siklus Hijau Kuning All-Red
(detik) (detik) (detik) (detik)
Selatan 19 3 2
Barat 10 3 2
104
Utara 20 3 2
Timur 35 3 2
Sumber: Hasil Survey 2012
Tabel 4.7 Kinerja Ruas Jalan Solo Permai Eksisting (Tahun 2012)
Arus Lalu Derajat
Kode Nama
Arah Lintas Kapasitas Kejenuhan Kecepatan
Ruas Jalan
(smp/jam) (smp/jam) (DS) (km/jam)
1 Jln. Solo Utara-Selatan 991,20 3114,94 0,32 57,00
2 Permai Selatan-Utara 991,20 3114,94 0,32 57,00
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4.8 Kecepatan Ruas (Hasil pengukuran dengan metode floating car)
Waktu
Kode Nama
Arah Jarak Tempuh Kecepatan
Ruas Jalan
(km) (detik) (km/jam)
1 Jln. Solo Utara-Selatan 1,850 119 55,97
2 Permai Selatan-Utara 1,850 123 54,15
Sumber: Hasil Perhitungan
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja ruas Jalan Solo Permai diperoleh hasil
DS<0,8 dari masing-masing arah, baik utara selatan maupun selatan utara. Ini
berarti ruas jalan pada masing masing arah berada pada kondisi lalu lintas yang
stabil.
Estimasi besar bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas akibat pembangunan
Hartono Lifestyle Mall pada penelitian ini dapat diperhitungkan dengan
menggunakan model bangkitan dan tarikan dari bangunan yang diasumsikan sama
dari penelitian sebelumnya. Model bangkitan dan tarikan pergerakan diperlukan
untuk memperkirakan jumlah pertambahan tarikan pergerakan akibat
pembangunan Hartono Lifestyle Mall. Dalam penelitian ini pemodelan yang
digunakan merupakan pemodelan dalam Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas
Pengembangan Solo Square (Syafii,2012):
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
Y = 0,0072X + 94,790
Proporsi arah pergerakan kendaraan yang melewati sepanjang ruas Jalan Solo
Permai dimana lokasi Hartono Lifestyle Mall akan dibangun, diasumsikan sama
dengan proporsi arah pergerakan kendaraan di Carrefour Solo Baru. Carrefour
Solo Baru terletak pada lokasi yang berdekatan dengan lokasi pembangunan
Hartono Lifestyle Mall, sehingga dapat menggambarkan proporsi arah pergerakan
kendaraan yang masuk dan keluar Hartono Lifestyle Mall. Fungsi dari data ini
adalah untuk memperkirakan penyebaran kendaraan dari Hartono Lifestyle Mall
yang membebani jaringan jalan. Adapun proporsi arah pergerakan tersebutr dapat
dilihat pada Tabel 4.9. Perhitungan perkiraan proporsi arah pergerakan yang
masuk dan keluar Hartono Lifestyle Mall dengan menggunakan data survey di
lokasi Carrefour Solo Baru dapat dilihat pada Lampiran A-11.
Tabel 4.9 Proporsi Arah Pergerakan Kendaraan yang Masuk dan Keluar Hartono
Lifestyle Mall
Dari & Ke Arah Utara Dari & Ke Arah Selatan
LV MC LV MC
47,25% 46,85% 52,75% 53,15%
Sumber: Hasil Survey 2012
Jumlah tarikan pergerakan Hartono Lifestyle Mall sebesar 183 kendaraan ringan/
jam (LV) dan 270 sepeda motor/ jam (MC) jika disebarkan berdasarkan proporsi
di atas akan didapatkan hasil sebagaimana diperlihatkan Tabel 4.10.
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10 Jumlah Penambahan Tarikan Kendaraan per-jam Masuk dan Keluar
Akibat Pembangunan Hartono Lifestyle Mall
Dari & Ke Arah Utara Dari & Ke Arah Selatan
LV MC LV MC
86 126 97 144
Sumber: Hasil Survey 2012
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja simpang tak bersinyal Solo Baki pada
tahun 2013 tanpa dilakukan penanganan apapun/ do nothing diperoleh DS>0,8.
Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa simpang tersebut pada
kondisi lalu lintas yang tidak stabil, maka perlu pertimbangan untuk mengubah
simpang tersebut menjadi simpang bersinyal untuk mengurangi kepadatan di
masing masing pendekat.
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja ruas Jalan Solo Permai tahun 2013 tanpa
dilakukan penanganan apapun/ do nothing diperoleh DS<0,8. Dari hasil tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa ruas pada masing masing arah berada di
kondisi lalu lintas yang stabil sehingga tidak diperlukan suatu tindakan
penanganan. Namun diperlukan tindakan pemantauan secara berkala untuk
mengetahui kondisi lalu lintas pada ruas tersebut untuk kedepannya.
Tabel 4.15 Kinerja Simpang Bersinyal Carrefour Solo Baru (Tahun 2013) Do
Something
Tabel 4.17 Pengaturan Lampu Lalu Lintas Simpang Bersinyal Solo Baki
Waktu
Pendekat Siklus Hijau Kuning All-Red
(detik) (detik) (detik) (detik)
Mayor B (Jl. Yos Sudarso) 30 3 2
Mayor D (Jl. Solo Permai) 95 25 3 2
Minor A (Jl. Raya Solo Baki) 25 3 2
Sumber: Hasil Perhitungan
Selain penanganan terhadap lalu lintas di sekitar lokasi Hartono Lifestyle Mall
serta penanganan terhadap kebutuhan parkir, diperlukan juga penataan eksternal
dari Hartono Lifestlye Mall. Berdasarkan denah lokasi Hartono Lifestyle Mall
pada Gambar 4.12 dapat dilihat akses keluar dan masuk dari dan ke Hartono
Lifestyle Mall. Berdasarkan kondisi tersebut maka ada beberapa tindakan penataan
yang dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi pedestrian dan pengunjung
lainnya.
a. Pengaturan bagi pengunjung yang menggunakan angkutan umum yaitu dengan
memberikan fasilitas halte sebagai tempat pemberhentian agar tidak
mengganggu akses kendaraan yang keluar dan masuk Hartono Lifestyle Mall.
Halte pemberhentian untuk ruas utara selatan terletak di selatan Hartono
Lifestyle Mall tepat di depan ruko, sedangkan untuk ruas selatan utara, halte
diposisikan berada d i utara SPBU yang juga tepat di depan ruko.
b. Pengaturan bagi pengguna jalan yang akan menyebrang yaitu dengan
memberikan tempat penyeberangan. Dalam hal ini dengan menyediakan zebra
cross di depan Hartono Lifestyle Mall.
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id
c. Selain itu, diperlukan pemberian tanda dilarang berhenti dan dilarang parkir
disepanjang ruas jalan yang berada di depan Hartono Lifestyle Mall. Hal ini
dilakukan agar akses keluar dan masuk yang berada di satu ruas jalan tetap
lancar.
4.2.8 Rekomendasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini mengenai analisis dampak lalu lintas akibat pembangunan Hartono
Lifestyle Mall. Penelitian ini berguna untuk mengetahui dampak lalu lintas yang
timbul akibat pembangunan Hartono Lifestyle Mall di kawasan Solo Baru.
Parameter yang digunakan untuk menganlisis dampak lalu lintas diberatkan pada
nilai VCR (Volume Capacity Ratio) atau DS (Degree of Saturation) pada wilayah
kajian baik ruas maupun simpang.
73
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id
5.2 Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan analisis dampak lalu lintas untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan
akurat adalah sebagi berikut:
1. Perlu adanya variabel yang lebih rinci yang mempengaruhi jenis kegiatan
bangunan yang akan ditinjau berkaitan dengan pemodelan tarikan dan
bangkitan.
2. Perlu adanya analisis dampak lalu lintas dengan pertimbangan kinerja
simpang menggunakan program EMME/3.
3. Memperluas daerah kajian pengamatan sehingga dapat mengetahui seberapa
besar pengaruh dampak lalu lintas akibat pembangunan tersebut terhadap
daerah sekitar.
4. Perlunya pemilihan beberapa parameter dalam menilai kinerja lalu lintas.