ANALISIS PATAHAN BAHAN PART CHAINLINK PADA DRAG CHAIN CONVEYOR DENGAN
PENGUJIAN FRAKTOGRAFI MENGGUNAKAN SEM DAN EDX
Gunawan Dwi Haryadi
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
ABSTRACT
Failure of production tool components is undesirable for several reasons, one of them is economic because it can
increase maintenance cost. Drag chain conveyor is one of the important tool which is used for coal handling in cement
indusiries. The probiem that often happens is failure of chainlink. This paper ts atmed 1o analyze the characteristics of
chainlin’s fracture Material examination which have been done isfrctographic test for fractograph analysis.
The result showed that overload was the root cause of failure. Overload that indicated by dimple rupture mode on its
fracture apperence was caused by jam of chainlink movement on its way. tn addition, fow quaitty of surface sinish
introduced so many stra raisar and unfortunately severe wear also contributed ta reduce its strength
Key words: Crack, dimple, debonding, SEM.
1, PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Keberalaan alatalat sranyport sangat_ penting
dalam industri terutama industri semen. Alat-alat
transport yang dimaksud adalah alat yang digunakan
untuk memindahkan material dari satu unit ke unit
lainnya. Untuk dapat menunjang Kelancaran proses
produksi maka dilekukan pemeliharaan —alat-alat
transport. Yada umumnya_ tindakan pemelinaraaan
adalah segala altivites yang meliputi perabersihan,
pemerikscarl, peluiasan, penyetelan/perbaikan dan
pengujian fungsi (12)
Untule menjalankan altivitas produksinya, pabrik
semen menggunakan batubara sebagai bahan_bakar.
Dari tempat penyimpanan, batubara dibawa oleh alat
yang disebut drag chain conveyor menuju tempat
pengeilingan. Drag chain conveyor adalah alat
embawa batubara yang konstruksinya seperti rantai
dimana di antara pasangan mata cantai (chaialink)
terdapat penghalang yang berfungsi _mendorong
‘atubara pada lintasunnya, Permasalahan yang, terjadi
adalah putusnya mata rantat.
Penelitian ini dilakukan untok mengungkap
penyebubkegayalan chainlink — dengan cara
mengobservasi dan —-menganalisis_penampang.
patahannnye. Adapun parameter penelitian adalah
‘modus patahan, mekanisme perpatahan, dan penyebed
perpatahan bohan chainlink Hal dihahas malin
fiaktografi patahan. Luaran yang diharapkan adalah
hasil analisis tentang penampakan patahan, penyebab
patahan, dan mekanisme perpatahan bahan chainlink
1.2 Tujuan Penelitian
Melakukan pengujian fraktografi_menggunakan
SEM dan EDX untuk menganalisis penampakan
patahan, modus patahan dan penyebab patahnyst
chainlink.
1.4 Ratacan Macalah
1. Bahan yang diteliti adalah patahan chainlink
dari drag chain conveyor dengan merck
LOUISE yang diproduksi oleh AUMUND,
Jerman, ~ dima digunakan sebagai
pengangkut batubara di Unit Kiln dan Coal
mill, Pabrik semen
2. Permasalahan difokuskan pada frakwgrafi
patahan yang meliputi penampekan potahan,
penyebab patahan, dan mekanisme perpatahan
bbahan chaining.
3. Penganatan patalan dilakukan dengan
menggunakan scanning electron micrascope
(SEM,
2. LANDASAN TRORI
2.1. Drag chain conveyor
Drag chain conveyor adalah alat transport
batubara yang digerakkan dengan sistem rantai dengan
mekanisme mendorong balubara pada lintasannya. Alat
ini berfungsi untuk” memindabkan batubara_ baik
powder atau granular yang bersifat abrasif. Alat ini
‘menggunakan casing yang tertutup rapat seh
dapat mencegah pencemaran debs) dari lingkungan
Mekanisme drag chain conveyor dirancang sedemikian
rupa schingga Komponen chainlink pada alat tersebut
‘meluncur pada suatu bantalan atau jalur yang disebut
dengan wear bfock [12}. Kontak luncur sepert ini
diteraplean pada ennveyar karena kemstriksiny
sederhana, lebih sedikit part yang. berpindah,
ekonomis, dan paling efektif untuk dirty application
61,
Gambar 1. a, Drag chain conveyor, b. Mekanizme
transport batubara dengan drag chain conveyor [2]
B2.2 Fraktografi
Fraktografi adalah ilmw yang menjelaskan kondisi
pembebanan dan lingkungan yang menyebakan
erpatahan dengan interpretasi ‘tiga dimensi dari
enampakan Komponen yang pata. Tajua uta dat
Traktografi adalah untuk menentukan aker penyebab
egagalan dimana dapat timbul dari barbagai macam
ondisi seperti penggumaan yang tidak benar, kondisi
Vingkungan operasi yang. tidak terantisipasi, tidak
ssuainya desain, proses fabrikasi, dan pemeliharaan
sera kombinasi dari hal-hal tersebut, Bahasan
fraktografi meliputi bagaimana retak bisa menginti dan
berkembang untuk menyebabkan perpatalian dan
penampakan dari fitur-fitur-mikro pada permukaan
patahan yang membantu untuk -mengidentifikas!
‘nekanisme mikroskopik yang menyabebkan pata,
Fraktografi memberikan informasi tentang apakah
bahan dioperasikan diatos batas tegangan desainnya
‘tau bahan komponen tidsk mempunyai sifatsifat yang
slincumsikan oleh seorang ablitekanik (10),
2.3 Modus Patahan Dimple Rupture
Ketika pembebanan berlebih menjadi penyebabd
uiame terjadinya patahan maka patahnya struktur baja
Paduan disebabkun oleh penggabungan microvoid
imcravord —coelescence) Microvoid — mengalami
pengintian pada daerah-daerah yang _mengalami
discontinuity, seperti patikel fase Kedua, batas butir,
dan inklusi. Semakin besar regangan yang terjadi pada
atrial maka. mierovoid-microvoid tumbub, bersatu
Talu membentuk permukaan patah. Patahan dengan tipe
ini monampitkan cekungan-cekungan seperti manghk
yang merupakan hasil dari penggabungan microvoide
‘microvoid. Cekungan-cekungan seperti mangkuk inilah
yang disebut dengan dimple dan mode patahan yang
‘erjadi disebut mucus patehan dimple rupmure (11)
Contoh permukaan patah dengan modus dimple
rupture diltustrasikan pada gambar 2
mbar 2, Contoh patahan dengan modus imple
‘pture. a. Patahan dimple intergranular, b. Inklusi
sulfida dengan ukuran besar dan kecil pada baja yang
memperltatkan adanya daerah votd ~ nucleating [11]
ROTASI~ Volume 10 Nomor 2 April 2008
3. Metode Ponelitian
Gambar 6, Diagram alir penelitian.
4, DATA DAN ANALISIS DATA
4.1 Fraktografi Chainlink
4.1 Analisis Patali
Gam
bar 3. Foto SEM pada daerah patahan. Modus patah
dimple rupture. a. Perbesaran 100 yang
mewpertibackass slag berwarna puilh, b. Perbesaran
60x. memperlihatkan pola intergranular dan
sransgranlar,somber 4 Foto SEM dari patahan, Perbesaran pada
besaran 1000x, b. perbesaran 3000x,
M dilakukan pada patahan chainlink
ssnalisis topografi patahan dan mekanisme
Sesuai dengan foto struktur mikro yang
shwa cuinlink mengalami perlakukan
ilu ditempering pada temperatur rendah
ses pevampakan permukaan yang terlihat dengan
5 z rendah (100x) pada gambar 9a
permukaan yang daar [10]. Jika
kan pada magnifikasi lebilt tinggi
mbar 9b, maka terlihat fitur-fitur
menandakan bahwa daerah tersebut
. gintian void sebelum patah, Patahan
s¢ Soed memperlihatkan kumpulan cekungan-
Sere seperti mangkuk yang merupakan hasil dati
crovotd. Cekungan-cekungan tersebut
akan sehagai dimple [Il]. Proses
Gimulai dari penggabungan microvoid
void menginti pada daerah yang,
vntinwity regangan yang. discbabkan
kel fasa kedua, inklusi, dan batas butir
ekatnya regangan pada bakan, maka
5 tumbuh, bersatu dan membentuk
h yang kontinyu [11]
dari ukurannya, maka dimple yang
yang berukuran Kecil dan besar (dual
-dimple yang kecil terbentuk dari
void pada area partikel-partikel fasa
ide (11). Sedangkan beberapa dimple
lebih hesar terhentik karena microvoid
22 partikel inklusi seperti MnS yang
besar dari partikel fasa kedua [10].
en_cekungan yang terbentuk pada
shan juga dipengaruhi oleh jumlah
K antar partikel dimana.miorawoid
lah partikel sedikit dan jarak antar
partikel berjauhan make microvoid’ akan cuunbul
membesar sebelum bergabung dengan. microvid
lainnya. Sehingga membentuk eckungan yang besa.
Sedangkan cekungan yang kecil terbentuk jk jumlah
partkel lebih banyak dan saling berdekatan sclingsa
‘microvaid tidak sempat tumbuh membesar ketika
bergabung dengan microvoid yang lain (11).
Pada gambar tersebut terlihat ada beberapa pola
patahan yang —berbentuk intergranular dan
‘ransgraniar. Imergranular microvoid coelescence
adalah teradi karena pengintian microvoid terjadi pada
batas butir yang disebabkan karena segregasi partikel-
artikel yang tak mampu larut pada batas. butir
Sehingga daerah antarmuka antara_partikel parikel
fersebut dengan dacrah lunak pada batas butir dapat
berperan sebagai tempat yang dipilih unk inisias
‘microvoid [3]. Dengan cara ini, chainlink dapat
mengalami kegagalan—berdasarkan—_fenomena
‘intergranular tetapi dengan mekanisme ulet_ [3]
Adonya dacrah intergranular pads patahan chainlink
disebabkan karena ketidakseragaman distribusi unsir-
uunsur yang tak mampu larut pada bahan schingga
‘erkonsentrasi padi beberapa bagian tertent
Pola transgramular micravaid coelscance terjadi
jika microvoid terbentuk di dalam butir yan nein
pada area partkel fasa Kedua atau area inklusi lal
‘merambat melewati butir. Pola jenis ini terjadi pada
dacrah dimana batas butimya tidak mengandung
arukel-partikel tak mampu larut sehingoa nila
Kekeratannya hampir sama dengan dacrah dalaun butt
maka penggabungan micravoid akan menyeberang
‘melewati daerah antarmuka fasacfasa dengan. matrik
dalam butir_menujumicrovoid berikumya Karena
™engingat bahan chainlink adalah bahan poliktstal [3],
Permukaan patshan juga memperlinetkan adanya
deformasi bidang slip (slip band deformation). Bidang-
bidang geser tersebut timbul partikel-partikel pemicu
debonding texpisah pada jarak yang lebih lear antara
sata dengan lainnya. Akibatnya, proses pengeabungan
‘icrovnid berlanasung dengan perambatan reich
‘melalui deformasi slip pada area spasi (interligamen
vregion)antara void-void [10]
Topografi patahan —memperlihatkan adunya
paruikel-partikel oksida. Daerah berwama putih pada
gambar 9a merupakan partikel-partikel oksida yong,
terbentuk, Adanya partikel-partikel oksida disin!
menandakan —bahwa —setelah chainlink pata,
anampang patahan terkorosi dengan atmosfer
disckitannya, ‘Husil pengujian SEM yang. disertal
dengan EDX (Energy Dispersive X-Rey) yang
dlitunjukkan pada gambar 10. menunjukkan bahwa
unsut-unsur yang terdapat pada permukaan_patahan
adalah unsir tama yaitu besi dan unsur-unsur paduan
untuk micninghathan sifa-sifa mekanik banan seperti
alumunium, Krom. dan silikon. Unsuransur tersebut
hereaksi dengan oksigen dari udara bebas dan
‘membentuk senyawa oksida pada permukaan patahan
lis}
<5! ~ Volume 10 Nomor 2 April 2008
1sGambar 5, EDN pada permukaan patahan,
Berdasarkan topografi patahan yang terbentuk dan
setelah dicocokkan dengan alas faktografi, maka
‘modus patah yang terjadi adalah dimple rupture.
Permukoan yang kasor dan tidak rata pada permukaon
patahan mengindikasikan bahwa patahan yang terjadi
‘xalsh patahan yang, disehabkan Karena pembehanan
Uetlebih (overload). Chuinlink mengalami deformasi
plasts melampaui batas kekuatannya hingga pata
4.1.2 Penyebab Terjadinya Patahan dan Mekanisme
expatahan
roses perpatahan diawali dengan overload pada
chainlink yang mengalami keausan berlebih schingga
mengalami pengurangan dimensi yang menurunkan
krekuatan tarik. Pengintian retak pada eacat permukaan
disebabkan ‘Karena Ketidaksempurmaan proses
‘manufaktur dan perlakuan panas yang menyeriainya
Cacat parmukaan menyehahkan peningkatan tegangan
secara terpusat [10]. Pada saat Komponen mengalami
pembebanan berlebih, ka Kerja yang dibenikan oleh
sistem lebih besar daripada kapasitas bahan dalam
rmenyerap energi maka retak akan tcrinisisi pada
heherapa agian permukaan yang mengalami
onsentrasi tegangan, Kondisi pembebanan tersebut
menyebabkan tegangan_lokal melempaui_ Kekuatan
Juluhbahan (J). Jikabahan sudah tidak mampu
smenahan kerja yang diberikan sistem maka akan terjadi
perambatanretak. Oleh Karena bahan chainlink adalah
baja paduan, maka bibir retak akan menumpul (crack
punting) Keka memasuki daerat inklusi atau partikel
fsa Kedua. Menumpulaya retak dikuti dengan
ppenuranan tegangan schingga retak merambat dengan
mekanisme debonding antarmuka pada daerah inklusi
dan partikel fasa kedua. Debonding terjadi pada arah
reganganmaksimum pada match, dan ductal di
sekeliling inklusFinklusi yang unak dan besar
rmengalami debonding terlebih dahulu lalu diikuti
dengan debonding pada daerah sekeliling partikel fas
eda yang lebih kecil dan lebih Keras [10]. Debonding
yada “dacrah ini merupakan proses _pengintian
misrovoid (microvoid nucleation) yang. dilanjutkan
Penggabungan microvoid-microvotd — (microvoids
coelescence) sehingga membentuk permukaan patahan,
Mekunisine perpatalan dijelaskan secara diagranatis
pada gambar 6.
J
J
}
ire
Gambar 6, Mekanisme perpatahan bahan chainlink
Modus patahan dimple rupture yang disebabkan
haven overloud Uiduga Uiselabkaw hasena bebesapa
hal, yaitu:
+ Overload yang dipicu oleh macetnya pergeraken
‘chainlink pada lintasannya.
* Konsentrasi tegangan pada chainlink saat terjadi
pembebanan yang disebabkan kateua kualitas
permukaan yang kurang baik.
+ Keausan berlebih pada permukaon chainlink yang
‘mengalami Kontak gesek yang menyebabkan
berkurangnya ketinggian plat chainlink sehinges
rmenturunkast kekuata
Pada poin pertama. overload yang dimaksud disini
bukanlah overload yang disebabkan karena drag chain
conveyor mengangkut batubara melebihi kapasitas
terpasang maksimimnya karena vendor pembuat alat
ini dianggap sudah mempertimbangkan pembcbanan
maksimum dan faktor Keamanan schingga dengan
‘memperhitungkan faktor keamanan maka beban kerja
‘maksimuin dalam mengangkut batubara masih dibawah
Kekuatan luluh bahan chainlink. Overload yang
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, “Coal assay" Literatur
Rahan, — wow-wikipedia.com Akses 26
September 2007.
2) Anonimous,
Literatur” Bahan,
Akses 16 Juli 2007.
"Drag Chain Conveyor”,
htpy/vww.oumund. com,
Anonimous, ...... "Effeet of Alleying Element”
Literatur Balan, nip /iwww.pysteel com,
Akses 5 September 2007.
Anonimous, sim," Proseder Pemotreta
Scanning Electron Microscope (SEM) JSM-
°C", Pusat Penelitian dan Pengembangan
icologi Laut (P3GL), Bandung.
Anonimous, ...., “Rexnord & Link-Belt
Conveyor, Elevator, & Drive Chains
ROTA
folume 10 Nomor 2 April 2008
(6
m
[8]
Lt)
[10]
ay
(12)
(16)
a7
(18)
Porformance, Valve, & Reliability”, Vitra
Bahan, www sexnordcom Akses 17 Desember
2007.
Amonimas, “Section 3 Comer Chan
Installation and Maintenance Literatur Bako,
seis rennld com, Abeer 27 Desembor 2007
Ashby, M, F., 1998, "Engineering Materials 1 ~
4n Inroducion “To Their properties &
“Applications”, 2nd edi, MFG Books Li.
Buin, Comal, Lira Bahan, AKSeS
‘September 2007.
ASM tam, 1993, “ASM Metal Hendbook
Volume 1 Properties and Selecuon: Iron Steels
and High Porfermance Alleys". Arvevian
Society fon Metal The ‘United Site of
America, Literatur Bahan, ww sigan ore,
AAkses 27 November 2007,
ASM team, 1993, “ASM Metal ffandbook
Volume 6 Welding, racing and Soldering
Amériean Society for Metals, The United Stain
of America, Literatur Bahan,
www gigapedia.org, Akses 27 November 2007.
ASM ‘team, 1993, “ASM Metal Handbook
Volume I! Failure Anabysis and Prevention
American Society for Metals, The United States
of America, Literatur Bahan,
www gianedia ors, Akses 28 November 2007.
ASM team, 1993, “ASM Metal Hendbook
Volume 12'Fractography", American Society
for Matas, The United States af America
Baydiono, Ferry, 2000, “Manageman
Pemeliharaan —Mesin. — CMMS~— dan
Iimplementasinya pada Pemeliharaan Kiln
Crusher dan Mill”, Institut Semen dan Beton
Indonesia, Ciangsana, Bogor.
Bramfit, Bruce. L, “Carbon and alloy Stee!
Intemational Steel Group, Inc. Research
Laboratories, Bethlehem, Pennsylvania,
‘wwu.mnateria\comunity.com,” Literatur Bahan.
‘Akos ? Agus 2007
Brooks, Charlie R., 1996, “Principle of The
Heat Treatment of Plain Carbon Stee! and Low
Aliey Steel”, ASM Internastional, USA
Callister Ju, William. D, 1994, Matera
Science And Engineering". rd edition. lohn
Wiley & Sons In., Hoboken, New Jerse
Dieter, George." E, 1986, "Mechanical
Metallurgy” ni edition, MeGraw-Hill Book
Company, Singapore.
Waryadi,Gunawan D.. 2002, “Pengarul
Perlakwan Panas TSL Pada Al 6013 Yang Telah
Mengatant Proses Pengelasan Terhadap Laje
Perambatan Petak Fasik”, Tesis S-2, Program
Studi Teknik Mesia, Universitas Cajal Dau
Yorvakara.
Kalpakjian, Serope, 2000, “Manufacturing
Engineering and Technology”, Thitd Edition
Addison-Wesley Publishing Company
Mazzachune,(19)
en
Ie]
6)
ey
| eorrast— Valine 10 Nomor 2 Api 2008 18 |
Krauss George, 1979, “Principle Heat
Treatment of Steel”, Depertment of,
Metallurgical Engineering Colorado School of
Mines. USA,
Langford, George, 1966, “Mierostructure,
Massachusetts Institute af Technology
www georgesbasement.com, Literatur Bahan.
‘Akses 26 September 2007.
Meyrick, Glyn, ...., “Physical Merallurgy of
Sweet Literarur Balu
www.engineerinematerialore. Akses 3]
‘Agustus 2007,
Okumura, Toshie., Wiryosumaro Harsono.
2000, “Teknologi Pengelasan Logam", Cetakan
ke-8, PT Pradnya Paremite, Jakarta
Rod, Olivier, Becker’ Christian., Nylén
Margareta "Opportunities and Dangers
of Using Residual Elements in Steels. A
Literature Survey", Jernkonterets Forskning,
Swedish, Literatur Bahan, woww.jemkonterets
{urskning.gov.uk, Akses 2 Agustus 2007.
Smith, William F., 1981, “Siructure and
Properties of Engineering “Alloys”, McGraw
ill Publishing Company, Literatur Bahan,
swxuw steel eom, Akos 22 Juli 2007.
Wigley F, Williamson J, 2005, “Cou! Minera
Transformations ~ Effects on Boiler Ash
Behaviour”, Literatur Bahan, www.berr.gov.uk
‘akses 5U September 2007.
Yurianto, 2008, “Kepekaon Retak HAZ
Sambungan Las Pipa Api SL X65", Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Zhu, Chen, 2005, “Tempering of Engineering
‘Sieels", Literature Review, Oxford material,
Oxted iterate Rahan.
svonw.hettreatment.com, Akses 2 Agustus 2007