Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan
munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah di Era Reformasi, provinsi ini
Desember 2000 dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia. Ibukota Provinsi Gorontalo adalah Kota
Gorontalo (sering disebut juga Kota Hulontalo) yang terkenal dengan julukan "Kota Serambi Madinah".
Provinsi Gorontalo adalah salah satu dari 32 provinsi di wilayah Republik Indonesia yang memanjang
dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi,
Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara, Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi
Sulawesi Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini. Selain itu, Gorontalo juga berada
pada mulut Lautan Pasifik yang menghadap pada negara Korea, Jepang dan Amerika Latin.Sudah tentu
1
kelebihan posisi ini dapat memberikan peluang yang baik dalam pengembangan perdagangan
Menurut data BPS tahun 2013 (2013 : 2) bahwa Provinsi Gorontalo secara keseluruhan memiliki 77
kecamatan serta 735 Desa/Kelurahan. Data ini akan terus mengalami perubahan seiring dengan adanya
rencana pemekaran Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Gorontalo yang diprediksi akan selesai pada
tahun 2020 mendatang. Provinsi Gorontalo menjadi salah satu daerah hasil pemekaran yang terbilang
sukses.
Provinsi Gorontalo sebagian besar terdiri dari daerah pegunungan yang membentang dari utara ke
selatan provinsi ini. Panorama Pegunungan Gorontalo sangat menakjubkan.Gunung-gunung dan hutan
adalah rumah-rumah bagi flora dan fauna unik.Anoa, tarsius, burung maleo, dan babi rusa adalah salah
satu spesies langka yang dapat Anda ditemukan di sini.Maleo, misalnya, adalah spesies burung yang
telurnya lebih besar dari tubuhnya sendiri.Sementara Tarsius adalah primata terkecil di dunia, tetapi
memiliki panjang sekitar 10 cm. Di hutan Gorontalo terdapat pohon ebony, lingua, nantu, meranti, dan
rotan.Di bagian selatan laut Gorontalo, yaitu di Teluk Tomini, ada beberapa pulau kecil yang
tersebar.Pulau-pulau belum berpenghuni dan pasir putih sangat indah mengelilingi.Teluk Tomini dilintasi
oleh garis khatulistiwa dan secara alami ditinggali oleh beragam jenis hewan laut.Karena itu, Teluk
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian luar berbentuk jantung yang memberi makna
2. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian dalam berbentuk bulat lonjong atau bulat telur
yang memberi makna adanya gagasan, ide atau cita-cita yang indah, yang kelak menetas menjadi
3. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo dengan bentuk dalam yang menampakkan keserasian
formasi gambar yang terdiri dari warna putih di tengah dan diikuti oleh posisi padi-bintang,
kapas-rantai memberi makna adanya keteraturan adat, agama, hukum dalam semua pola
kehidupan masyarakat.
4
4. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo memiliki nuansa Global :
Warna biru keunguan adalah warna yang memberi makna tenang, setia dan selalu ingin
siap bersaing.
Buku yang terbuka melambangkan keinginan masyarakat untuk siap meraih prestasi
dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Taqwa secara terus menerus
Bintang mengandung makna global jika dikaitkan dengan cita-cita yang tinggi yaitu
Pancasila.
Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka
1942
Sayap maleo yang berjumlah 16 helai melambangkan lahirnya Provinsi Gorontalo pada
5
b. Kuning Mempunyai makna keagungan dan Kemuliaan
c. Putih bermakna Kesucian dan Keluhuran
d. Merah mempunyai makna keberanian dan perjuangan
MISI
Untuk pencapaian visi pembangunan tersebut ditetapkan Misi Pembangunan Gorontalo 2012-2016
yaitu :
1. Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi potensi kewilayahan, mendorong laju
kehutanan, Danau Limboto dan potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi
Gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik,
menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam
merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan
6
munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah di Era Reformasi, provinsi ini
kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000
dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia. Ibukota Provinsi Gorontalo adalah Kota Gorontalo (sering
disebut juga Kota Hulontalo) yang terkenal dengan julukan "Kota Serambi Madinah". Provinsi Gorontalo
terletak di Pulau Sulawesi bagian utara atau di bagian barat dari Provinsi Sulawesi Utara. Luas wilayah
provinsi ini 12.435,00 km dengan jumlah penduduk sebanyak 1.097.990 jiwa, dengan tingkat kepadatan
penduduk 88 jiwa/km. Provinsi Gorontalo dihuni oleh ragam Etnis yang berbentuk Pohala'a (Keluarga),
diantaranya Pohala'a Gorontalo (Etnis Hulonthalo), Pohala'a Suwawa (Etnis Suwawa/Tuwawa), Pohala'a
Limboto (Etnis Limutu), Pohala'a Bolango (Etnis Bulango/Bolango) dan Pohala'a Atinggola (Etnis
Atinggola) yang seluruhnya dikategorikan kedalam Suku Gorontalo atau Suku Hulonthalo. Ditengarai,
penyebaran Diaspora Orang Gorontalo telah mencapai 5 kali lipat dari total penduduknya sekarang yang
tersebar di seluruh dunia. Provinsi Gorontalo berdiri secara resmi sejak tanggal 22 Desember tahun 2000,
melalui penetapan sidang paripurna DPR RI. Namun sekalipun masih kontroversi, peringatan Hari Lahir
Provinsi Gorontalo diperingati pada tanggal 16 Februari tahun 2001, ditandai dengan dilantiknya
Tursandi Alwi sebagai penjabat Gubernur pertama. Meskipun terbilang muda perihal pemekaran daerah,
sebenarnya Provinsi Gorontalo lebih dahulu dikenal sejak zaman kolonial Belanda dengan kota-kota tua
Pada tahun 2013, Provinsi Gorontalo secara keseluruhan memiliki 77 kecamatan serta 735
Desa/Kelurahan. Data ini akan terus mengalami perubahan seiring dengan adanya rencana pemekaran
daerah otonom baru (DOB) di Provinsi Gorontalo yang diprediksi akan selesai pada tahun 2020
7
mendatang. Provinsi Gorontalo menjadi salah satu daerah hasil pemekaran yang terbilang sukses. Seperti
halnya daerah lain, Provinsi Gorontalo pun memiliki berbagai julukan, diantaranya:
"Provinsi Agropolitan"
"Bumi Maleo"
"Provinsi Minapolitan"
"Bumi Para Sastrawan"
"Bumi 1001 Sultan"
"The Hidden Paradise"
Menurut catatan sejarah, Jazirah Semenanjung Gorontalo (Gorontalo Peninsula) terbentuk kurang
lebih 1300 tahun lalu, dimana Kerajaan Suwawa telah ditemukan berdiri pada sekitar tahun 700 Masehi
atau pada abad ke-8 Masehi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya makam para Raja di tepian hulu
sungai Bulawa. Tidak hanya itu, makam Raja Suwawa lainnya dapat kita temukan di hulu sungai Bone,
yaitu makam Raja Moluadu (salah seorang Raja di Kerajaan Suwawa) bersama dengan makam istrinya
dan anaknya. Namun, sebagai salah satu jazirah tertua di Sulawesi dan Nusantara, Semenanjung
Gorontalo pun tidak hanya memiliki catatan sejarah pada prasasti makam-makam Rajanya dahulu,
melainkan pula memiliki situs prasejarah yang telah ditemukan. Situs Oluhuta, merupakan sebuah situs
prasejarah dan memiliki makam prasejarah didalamnya. hal ini dapat menjadi bukti bahwa Gorontalo
telah memiliki peradaban yang sangat lampau. Sementara itu, Kota Gorontalo merupakan salah satu kota
tua di Pulau Sulawesi selain Kota Makassar, Parepare dan Manado. Diperkirakan, Kota Gorontalo sudah
terbentuk sejak kurang lebih 400 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1500-an pada abad ke-16. Kota
Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kawasan Timur Indonesia,
selain Ternate (sekarang bagian dari Provinsi Maluku Utara) dan Bone (sekarang bagian dari Provinsi
Sulawesi Selatan). Seiring dengan penyebaran agama tersebut, Kota Gorontalo akhirnya menjadi pusat
(Sulawesi utara), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi
Tenggara. Hal ini dikarenakan, Kota Gorontalo memiliki letak yang sangat strategis, posisinya
menghadap langsung ke Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).
8
Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di
pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari
Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang. Kemudian
dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai
Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba
B. Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran
agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat
pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi
Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.
Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut
hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan
yang disebut "Pohala'a". Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohala'a :
Pohala'a Gorontalo
Pohala'a Limboto
Pohala'a Suwawa
Pohala'a Boalemo
Pohala'a Atinggola
Gorontalo termasuk kedalam 19 wilayah adat di Indonesia. Antara agama dengan adat di
Gorontalo pun menyatu dengan istilah "Adat bersendikan Syara' dan Syara' bersendikan
Kitabullah". Pohalaa Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol di antara kelima
pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal. Asal usul nama Gorontalo
9
Berasal dari "Hulontalangio", nama salah satu kerajaan yang dipersingkat menjadi
Hulontalo.
Berasal dari "Hua Lolontalango" yang artinya orang-orang goa yang berjalan lalu lalang.
Berasal dari "Hulontalangi" yang artinya lebih mulia.
Berasal dari "Hulua Lo Tola" yang artinya tempat berkembangnya ikan Gabus.
Berasal dari "Pongolatalo" atau "Puhulatalo" yang artinya tempat menunggu.
Berasal dari Gunung Telu yang artinya tiga buah gunung.
Berasal dari "Hunto" suatu tempat yang senantiasa digenangi air
Jadi asal usul nama Gorontalo (arti katanya) tidak diketahui lagi, namun jelas kata
"Hulontalo" hingga sekarang masih hidup dalam ucapan orang Gorontalo dan orang Belanda
karena kesulitan dalam mengucapkannya diucapkan dengan Horontalo dan bila ditulis menjadi
Gorontalo.
Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten
Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan
dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada
tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo Lo Pohalaa dibagi
Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :
10
o Distrik Kwandang
o Distrik Limboto
o Distrik Bone
o Distrik Gorontalo
o Distrik Boalemo
Gubernur Jenderal De Graeff yang berparade di jalan-jalan Gorontalo (1926), Pada tahun
o Afdeling Gorontalo
o Afdeling Boalemo
o Afdeling Buolutu
Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk H. Nani
Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun
yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri. Perjuangan
patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi
bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone
Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada saat "Hari Kemerdekaan Gorontalo" yaitu 23 Januari
1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu
Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah
menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia. Selain itu pada saat pergolakan
PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk
tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan "Sekali ke Djogdja tetap ke
Djogdja" sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen
Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur. Terinspirasi oleh
semangat Hari Patriotik 23 Januari 1942, maka pada tanggal da bulan yang sama pada tahun
11
2000, rakyat Gorontalo yang diwakili oleh Nelson Pomalingo ditemani oleh Natsir Mooduto
sebagai ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo Tomini Raya (P4GTR) serta
sejumlah aktivis, atas nama seluruh rakyat Gorontalo mendeklarasikan berdirinya Provinsi
Gorontalo yang terdiri dari Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo terlepas dari Sulawesi
Utara. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1964 yang isinya adalah
bahwa Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo merupakan wilayah administrasi dari Propinsi
Sulawesi Utara. Setahun kemudian tepatnya tanggal 16 Februari 2001, Tursandi Alwi sebagai
Penjabat Gubernur Gorontalo dilantik Kota ini adalah tempat kelahiran Hans Bague Jassin,
sastrawan Indonesia yang cukup terkenal. Selain sastrawan Hans Bague Jassin, pahlawan/tentara
a. Letak Geografis
Wilayah Provinsi Gorontalo yang pada zaman kolonial Belanda dikenal dengan
strategis, karena diapit oleh dua perairan, yaitu Teluk Gorontalo atau yang lebih
dikenal dengan nama Teluk Tomini di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah
Utara. Dalam catatan sejarah maritim Nusantara, Laut Sulawesi menjadi penting
karena merupakan jalur pelayaran dari pulau Sulawesi menuju Filipina yang juga
melalui jalur wilayah perairan Kesultanan Sulu di sebelah Timur dari Negara
Malaysia. Sedangkan Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini sejak dahulu kala menjadi
ini pun sejak dahulu ramai oleh lalu lintas pelayaran dan perdagangan, karena
12
menjadi tempat bertemunya Kerajaan yang berada di kawasan "Tomini-Bocht"
(wilayah kawasan Teluk Tomini), Ternate, Buton, bahkan menjadi jalur masuknya
b. Luas Wilayah
Luas wilayah Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 12.435 km. Jika
dibandingkan dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya sebesar
0,67 persen.
c. Topografi
Permukaan tanah di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan. Oleh karenanya provinsi
ini mempunyai banyak gunung dengan ketinggian yang berbeda-beda. Gunung Tabongo yang terletak di
Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi sedangkan Gunung Litu-Litu yang terletak di
Kabupaten Gorontalo adalah yang terendah. Di samping mempunyai banyak gunung, Provinsi Gorontalo
juga dilintasi oleh banyak sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletak di
Kabupaten Boelemo dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bolontio
d. Iklim
13
Dengan kondisi wilayah Provinsi Gorontalo yang terletak di dekat garis khatulistiwa, menjadikan
daerah ini mempunyai suhu udara yang cukup panas. Suhu minimum terjadi di bulan September yaitu
22,8C. Sedangkan suhu maksimum terjadi di bulan Oktober dengan suhu 33,5C. Pada tahun 2013 suhu
rata-rata berkisar antara 26,2C sampai dengan 27,6C. Provinsi Gorontalo mempunyai kelembaban udara
yang relatif tinggi, rata-rata kelembaban pada tahun 2013 mencapai 86,5% persen. Sedangkan untuk
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu 307,9 mm tetapi jumlah hari hujan terbanyak ada pada
e. Kependudukan
Jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo pada tahun 2013 sebesar 1.097.990 jiwa
yang terdiri atas 550.004 jiwa laki-laki dan 547.986 jiwa perempuan. Laju
1971 490.152
1980 600.323
1990 715.508
2000 830.184
2002 855.057
14
2003 881.057
2004 896.004
2005 909.083
2006 941.444
2007 960.335
2008 972.208
2009 983.952
2010 1.04.164
2011 1.062.561
2012 1.080.287
2013 1.097.990
Batudaa, Batudaa Pantai, Bilato, Biluhu, Boliyohuto, Bongomeme, Limboto, Limboto Barat,
Mootilango, Pulubala, Tabongo, Talaga Jaya, Telaga, Telaga Biru, Tibawa, Tilango, Tolangohula
15
o Kabupaten Pohuwato : Luas 4.291,81 km/2 , terdiri dari 13 kecamatan yaitu : Buntulia,
Dengilo, Duhiadaa, Lemito, Marisa, Paguat, Patilanggio, Popayato, Popayato Barat, Popayato
Kabila, Suwawa, Tapa, Tilongkabila, Botu Pingge, Bone, Bulango Selatan, Bulango Timur,
Bulango Ulu, Bulango Utara, Bone Raya, Suwawa Tengah, Suwawa Timur, Suwawa Selatan,
Selatan, Kota tengah, Kota Timur, Kota Utara, Sipatana, Dumbo Raya, Hulonthalangi dan 49
desa/kelurahan
D. SISTEM PEMERINTAHAN
Pemerintahan di daerah Gorontalo pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan adalah bersifat monarki
konstitusional, yang pada awal mula pembentukan kerajaan-kerajaan tersebut berakar pada kekuasaan
rakyat yang menjelmakan diri dalam kekuasaan Linula, yang sesungguhnya menurutkan azas demokrasi.
Organisasi pemerintahan dalam kerajaan terbagi atas tiga bagian dalam suasana kerjasama yang disebut
o Buatula Bantayo; dikepalai oleh Bate yang bertugas menciptakan peraturan-peraturan dan garis-
keamanan.
Olongia Lo Lipu (Maha Raja Kerajaan) adalah kepala pemerintahan tertinggi dalam kerajaan tetapi tidak
berkuasa mutlak. Ia dipilih oleh Bantayo Poboide dan dapat dipecat atau di mazulkan juga oleh Bantayo
16
Poboide. Masa jabatannya tidak ditentukan, tergantung dari penilaian Bantayo Poboide. Hal ini
membuktikan bahwa kekuasaan tertinggi dlm kerajaan berada dalam tangan Bantayo Poboide sebagai
penjelmaan dari pd kekuasaan rakyat. Salah satu jogugu pada tahun 1870 sebagai penguasa tertinggi
dalam kerajaan, terdapat pula jabatan tinggi lainnya yaitu "Patila" (Mangku Bumi) selanjutnya disebut
Jogugu. Wulea Lo Lipu (Marsaoleh) setingkat dengan camat. Disamping Olongia dan pembantu-
pembantunya sebagai pelaksana pemerintahan sehari-hari terdapat suatu Badan Musyawarah Rakyat
(Bantayo Poboide) yang diketuai oleh seorang Bate. Setiap kerajaan mempunyai suatu Bantayo Poboide
yang berarti bangsal tempat bermusyawarah. Di dalam bangsal inilah diolah dan dirumuskan berbagai
persoalan negeri, sehingga tugas Bantayo Poboide dapat diperinci sebagai berikut :
Bantayo Poboide dalam menetapkan sesuatu, menganut musyawarah dan mufakat untuk menghendaki
suatu kebulatan suara dan bersama-sama bertanggung jawab atas setiap keputusan bersama. Demikianlah
gambaran singkat tentang sejarah dan pemerintahan pada kerajaan-kerajaan di Daerah Gorontalo yang
17