Você está na página 1de 17

Peta Provinsi Gorontalo

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gorontalo adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sebelumnya, semenanjung Gorontalo (Hulontalo)

merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan

munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah di Era Reformasi, provinsi ini

kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22

Desember 2000 dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia. Ibukota Provinsi Gorontalo adalah Kota

Gorontalo (sering disebut juga Kota Hulontalo) yang terkenal dengan julukan "Kota Serambi Madinah".

Provinsi Gorontalo adalah salah satu dari 32 provinsi di wilayah Republik Indonesia yang memanjang

dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi,

Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara, Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi

Sulawesi Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini. Selain itu, Gorontalo juga berada

pada mulut Lautan Pasifik yang menghadap pada negara Korea, Jepang dan Amerika Latin.Sudah tentu

1
kelebihan posisi ini dapat memberikan peluang yang baik dalam pengembangan perdagangan

perekonomian dan pariwisata.

Menurut data BPS tahun 2013 (2013 : 2) bahwa Provinsi Gorontalo secara keseluruhan memiliki 77

kecamatan serta 735 Desa/Kelurahan. Data ini akan terus mengalami perubahan seiring dengan adanya

rencana pemekaran Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Gorontalo yang diprediksi akan selesai pada

tahun 2020 mendatang. Provinsi Gorontalo menjadi salah satu daerah hasil pemekaran yang terbilang

sukses.

Provinsi Gorontalo sebagian besar terdiri dari daerah pegunungan yang membentang dari utara ke

selatan provinsi ini. Panorama Pegunungan Gorontalo sangat menakjubkan.Gunung-gunung dan hutan

adalah rumah-rumah bagi flora dan fauna unik.Anoa, tarsius, burung maleo, dan babi rusa adalah salah

satu spesies langka yang dapat Anda ditemukan di sini.Maleo, misalnya, adalah spesies burung yang

telurnya lebih besar dari tubuhnya sendiri.Sementara Tarsius adalah primata terkecil di dunia, tetapi

memiliki panjang sekitar 10 cm. Di hutan Gorontalo terdapat pohon ebony, lingua, nantu, meranti, dan

rotan.Di bagian selatan laut Gorontalo, yaitu di Teluk Tomini, ada beberapa pulau kecil yang

tersebar.Pulau-pulau belum berpenghuni dan pasir putih sangat indah mengelilingi.Teluk Tomini dilintasi

oleh garis khatulistiwa dan secara alami ditinggali oleh beragam jenis hewan laut.Karena itu, Teluk

Tomini adalah surga bagi para penyelan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :

1. Bagaimana Profil Provinsi Gorontalo ?


2. Bagaimana Sejarah Provinsi Gorontalo ?
3. Bagaimana Geografi dan Iklim Provinsi Gorontalo ?
4. Bagaimana Sistem Pemerintahan di Provinsi Gorontalo ?
5. Bagaimana Sistem Perekonomian di Provinsi Gorontalo ?
6. Bagaimana Kebudayaan di Provinsi Gorontalo ?
7. Bagaimana Objek Wisata yang Ada di Provinsi Gorontalo ?
8. Transportasi Apa yang Terdapat di Provinsi Gorontalo ?
9. Sungai dan Gunung Apa Saja yang Terdapat di Provinsi Gorontalo ?
10. Bagaimana Pendidikan dan Kesehatan di Provinsi Gorontalo ?

2
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam Penulisan ini yaitu :

1. Untuk Mengetahui Profil Provinsi Gorontalo


2. Untuk Mengetahui Sejarah Provinsi Gorontalo
3. Untuk Mengetahui Geografi dan Iklim Provinsi Gorontalo
4. Untuk Mengetahui Sistem Pemerintahan di Provinsi Gorontalo
5. Untuk Mengetahui Sistem Perekonomian di Provinsi Gorontalo
6. Untuk Mengetahui Kebudayaan di Provinsi Gorontalo
7. Untuk Mengetahui Objek Wisata yang Ada di Provinsi Gorontalo
8. Untuk Mengetahui Transportasi yang Terdapat di Provinsi Gorontalo
9. Untuk Mengetahui Sungai dan Gunung yang Terdapat di Provinsi Gorontalo
10. Untuk Mengetahui Pendidikan dan Kesehatan di Provinsi Gorontalo

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PROFIL PROVINSI GORONTALO


1. Lambang Provinsi Gorontalo

Lambang Provinsi Gorontalo yaitu :

1. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian luar berbentuk jantung yang memberi makna

kesetiaan sebagai pelindung kehidupan rakyat Gorontalo.

2. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian dalam berbentuk bulat lonjong atau bulat telur

yang memberi makna adanya gagasan, ide atau cita-cita yang indah, yang kelak menetas menjadi

sesuatu kesejahteraan hidup rakyat Gorontalo.

3. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo dengan bentuk dalam yang menampakkan keserasian

formasi gambar yang terdiri dari warna putih di tengah dan diikuti oleh posisi padi-bintang,

kapas-rantai memberi makna adanya keteraturan adat, agama, hukum dalam semua pola

kehidupan masyarakat.

4
4. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo memiliki nuansa Global :

Warna biru keunguan adalah warna yang memberi makna tenang, setia dan selalu ingin

mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah.


Model pohon kelapa yang melengkung memberi makna gerak dinamis dan tidak diam

tetapi selalu berbuat untuk masa depan.


Sayap maleo yang mengembang memberi makna dinamika siap untuk tinggal landas dan

siap bersaing.
Buku yang terbuka melambangkan keinginan masyarakat untuk siap meraih prestasi

dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Taqwa secara terus menerus
Bintang mengandung makna global jika dikaitkan dengan cita-cita yang tinggi yaitu

"Gantungkan cita-cita setinggi bintang di langit"


Pita mempunyai makna keinginan masyarakat Gorontalo untuk menyerap, merekam dan

memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.


5. Lambang Daerah Gorontalo memiliki nuansa Nasional :
Padi dan Kapas yang mengandung makna kemakmuran dan kesejahteraan seperti pada

Pancasila.
Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka

Bhineka Tunggal Ika.


6. Lambang daerah Gorontalo memiliki nuansa Lokal :
Bintang adalah lambang keagamaan, sehingga selaras dengan filosofi "Adat bersendikan

syara, syara bersendikan Kitabullah".


Benteng bermakna masyarakat Gorontalo teguh dan kokoh mempertahankan Harga diri,

Martabat, Adat, Agama dan Negara


Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka

Bhineka Tunggal Ika.


7. Pemaknaan warna dan simbol simbol lainnya dalam lambang
Simbol rantai yang memberi makna pada peristiwa patriotik :
a. Rantai yang berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari
b. Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan tahun

1942
Sayap maleo yang berjumlah 16 helai melambangkan lahirnya Provinsi Gorontalo pada

tanggal 16 Februari 2000


Warna :
a. Hijau mempunyai makna kesuburan

5
b. Kuning Mempunyai makna keagungan dan Kemuliaan
c. Putih bermakna Kesucian dan Keluhuran
d. Merah mempunyai makna keberanian dan perjuangan

2. Visi dan Misi


VISI

"TERWUJUDNYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN BERBAGAI BIDANG SERTA

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT YANG BERKEADILAN DI PROVINSI GORONTALO"

MISI

Untuk pencapaian visi pembangunan tersebut ditetapkan Misi Pembangunan Gorontalo 2012-2016

yaitu :

1. Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi potensi kewilayahan, mendorong laju

investasi, percepatan pembangunan infrastruktur pedesaan, sekaligus mengembangkan potensi

unggulan dengan mengakselerasi secara cerdas terhadap pencapaian kesejahteraan rakyat.


2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta

pemenuhan mutu kualitas penyelenggaraan Pendidikan dan Kesehatan.


3. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumber daya Kelautan, Pertanian, Peternakan,

kehutanan, Danau Limboto dan potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi

serta lestari demi kepentingan kemakmuran masyarakat.


4. Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang rukun penuh kesejukan

sekaligus memelihara keragaman budaya serta memperkuat peran Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan Gender dalam Pembangunan.


5. Menciptakan sinergitas diantara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di

Gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik,

menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam

rangka reformasi birokrasi.

B. SEJARAH PROVINSI GORONTALO

Gorontalo adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sebelumnya, semenanjung Gorontalo (Hulontalo)

merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan Kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Seiring dengan

6
munculnya pemekaran wilayah berkenaan dengan otonomi daerah di Era Reformasi, provinsi ini

kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000

dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia. Ibukota Provinsi Gorontalo adalah Kota Gorontalo (sering

disebut juga Kota Hulontalo) yang terkenal dengan julukan "Kota Serambi Madinah". Provinsi Gorontalo

terletak di Pulau Sulawesi bagian utara atau di bagian barat dari Provinsi Sulawesi Utara. Luas wilayah

provinsi ini 12.435,00 km dengan jumlah penduduk sebanyak 1.097.990 jiwa, dengan tingkat kepadatan

penduduk 88 jiwa/km. Provinsi Gorontalo dihuni oleh ragam Etnis yang berbentuk Pohala'a (Keluarga),

diantaranya Pohala'a Gorontalo (Etnis Hulonthalo), Pohala'a Suwawa (Etnis Suwawa/Tuwawa), Pohala'a

Limboto (Etnis Limutu), Pohala'a Bolango (Etnis Bulango/Bolango) dan Pohala'a Atinggola (Etnis

Atinggola) yang seluruhnya dikategorikan kedalam Suku Gorontalo atau Suku Hulonthalo. Ditengarai,

penyebaran Diaspora Orang Gorontalo telah mencapai 5 kali lipat dari total penduduknya sekarang yang

tersebar di seluruh dunia. Provinsi Gorontalo berdiri secara resmi sejak tanggal 22 Desember tahun 2000,

melalui penetapan sidang paripurna DPR RI. Namun sekalipun masih kontroversi, peringatan Hari Lahir

Provinsi Gorontalo diperingati pada tanggal 16 Februari tahun 2001, ditandai dengan dilantiknya

Tursandi Alwi sebagai penjabat Gubernur pertama. Meskipun terbilang muda perihal pemekaran daerah,

sebenarnya Provinsi Gorontalo lebih dahulu dikenal sejak zaman kolonial Belanda dengan kota-kota tua

yang dimilikinya selain Kota Gorontalo (Hulontalo), antara lain:

Suwawa (asal kata Tuwawa)


Limboto (asal kata Limutu)
Tilamuta
Kwandang
Paguat (asal kata Pohuwato)
Marisa
Popayato
Atinggola

Pada tahun 2013, Provinsi Gorontalo secara keseluruhan memiliki 77 kecamatan serta 735

Desa/Kelurahan. Data ini akan terus mengalami perubahan seiring dengan adanya rencana pemekaran

daerah otonom baru (DOB) di Provinsi Gorontalo yang diprediksi akan selesai pada tahun 2020

7
mendatang. Provinsi Gorontalo menjadi salah satu daerah hasil pemekaran yang terbilang sukses. Seperti

halnya daerah lain, Provinsi Gorontalo pun memiliki berbagai julukan, diantaranya:

"Provinsi Agropolitan"
"Bumi Maleo"
"Provinsi Minapolitan"
"Bumi Para Sastrawan"
"Bumi 1001 Sultan"
"The Hidden Paradise"

Menurut catatan sejarah, Jazirah Semenanjung Gorontalo (Gorontalo Peninsula) terbentuk kurang

lebih 1300 tahun lalu, dimana Kerajaan Suwawa telah ditemukan berdiri pada sekitar tahun 700 Masehi

atau pada abad ke-8 Masehi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya makam para Raja di tepian hulu

sungai Bulawa. Tidak hanya itu, makam Raja Suwawa lainnya dapat kita temukan di hulu sungai Bone,

yaitu makam Raja Moluadu (salah seorang Raja di Kerajaan Suwawa) bersama dengan makam istrinya

dan anaknya. Namun, sebagai salah satu jazirah tertua di Sulawesi dan Nusantara, Semenanjung

Gorontalo pun tidak hanya memiliki catatan sejarah pada prasasti makam-makam Rajanya dahulu,

melainkan pula memiliki situs prasejarah yang telah ditemukan. Situs Oluhuta, merupakan sebuah situs

prasejarah dan memiliki makam prasejarah didalamnya. hal ini dapat menjadi bukti bahwa Gorontalo

telah memiliki peradaban yang sangat lampau. Sementara itu, Kota Gorontalo merupakan salah satu kota

tua di Pulau Sulawesi selain Kota Makassar, Parepare dan Manado. Diperkirakan, Kota Gorontalo sudah

terbentuk sejak kurang lebih 400 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1500-an pada abad ke-16. Kota

Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kawasan Timur Indonesia,

selain Ternate (sekarang bagian dari Provinsi Maluku Utara) dan Bone (sekarang bagian dari Provinsi

Sulawesi Selatan). Seiring dengan penyebaran agama tersebut, Kota Gorontalo akhirnya menjadi pusat

pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah "Tomini-Bocht" seperti Bolaang Mongondow

(Sulawesi utara), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi

Tenggara. Hal ini dikarenakan, Kota Gorontalo memiliki letak yang sangat strategis, posisinya

menghadap langsung ke Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).

8
Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di

pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari

Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang. Kemudian

dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai

Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba

B. Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran

agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat

pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi

Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.

Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut

hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan

yang disebut "Pohala'a". Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohala'a :

Pohala'a Gorontalo
Pohala'a Limboto
Pohala'a Suwawa
Pohala'a Boalemo
Pohala'a Atinggola

Berdasarkan klasifikasi adat yang dibuat oleh Mr.C.Vollenhoven, maka Semenanjung

Gorontalo termasuk kedalam 19 wilayah adat di Indonesia. Antara agama dengan adat di

Gorontalo pun menyatu dengan istilah "Adat bersendikan Syara' dan Syara' bersendikan

Kitabullah". Pohalaa Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol di antara kelima

pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal. Asal usul nama Gorontalo

terdapat berbagai pendapat dan penjelasan antara lain :

9
Berasal dari "Hulontalangio", nama salah satu kerajaan yang dipersingkat menjadi

Hulontalo.
Berasal dari "Hua Lolontalango" yang artinya orang-orang goa yang berjalan lalu lalang.
Berasal dari "Hulontalangi" yang artinya lebih mulia.
Berasal dari "Hulua Lo Tola" yang artinya tempat berkembangnya ikan Gabus.
Berasal dari "Pongolatalo" atau "Puhulatalo" yang artinya tempat menunggu.
Berasal dari Gunung Telu yang artinya tiga buah gunung.
Berasal dari "Hunto" suatu tempat yang senantiasa digenangi air

Jadi asal usul nama Gorontalo (arti katanya) tidak diketahui lagi, namun jelas kata

"Hulontalo" hingga sekarang masih hidup dalam ucapan orang Gorontalo dan orang Belanda

karena kesulitan dalam mengucapkannya diucapkan dengan Horontalo dan bila ditulis menjadi

Gorontalo.

Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten

Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan

dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada

tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo Lo Pohalaa dibagi

atas tiga Onder Afdeling yaitu :

Onder Afdeling Kwandang


Onder Afdeling Boalemo
Onder Afdeling Gorontalo

Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :

10
o Distrik Kwandang
o Distrik Limboto
o Distrik Bone
o Distrik Gorontalo
o Distrik Boalemo

Gubernur Jenderal De Graeff yang berparade di jalan-jalan Gorontalo (1926), Pada tahun

1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu :

o Afdeling Gorontalo
o Afdeling Boalemo
o Afdeling Buolutu

Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk H. Nani

Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun

yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri. Perjuangan

patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi

bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone

dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.

Pada dasarnya masyarakat Gorontalo mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi.

Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada saat "Hari Kemerdekaan Gorontalo" yaitu 23 Januari

1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu

Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah

menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia. Selain itu pada saat pergolakan

PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk

tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan "Sekali ke Djogdja tetap ke

Djogdja" sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen

Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur. Terinspirasi oleh

semangat Hari Patriotik 23 Januari 1942, maka pada tanggal da bulan yang sama pada tahun

11
2000, rakyat Gorontalo yang diwakili oleh Nelson Pomalingo ditemani oleh Natsir Mooduto

sebagai ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo Tomini Raya (P4GTR) serta

sejumlah aktivis, atas nama seluruh rakyat Gorontalo mendeklarasikan berdirinya Provinsi

Gorontalo yang terdiri dari Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo terlepas dari Sulawesi

Utara. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1964 yang isinya adalah

bahwa Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo merupakan wilayah administrasi dari Propinsi

Sulawesi Utara. Setahun kemudian tepatnya tanggal 16 Februari 2001, Tursandi Alwi sebagai

Penjabat Gubernur Gorontalo dilantik Kota ini adalah tempat kelahiran Hans Bague Jassin,

sastrawan Indonesia yang cukup terkenal. Selain sastrawan Hans Bague Jassin, pahlawan/tentara

perintis Nani Wartabone juga lahir di daerah agropolitan ini

C. GEOGRAFI DAN IKLIM

a. Letak Geografis

Wilayah Provinsi Gorontalo yang pada zaman kolonial Belanda dikenal dengan

sebutan "Semenanjung Gorontalo" (Gorontalo Peninsula) terletak pada bagian utara

Pulau Sulawesi, tepatnya pada 0 19 00 - 1 57 00 LU (Lintang Utara) dan 121

23 00 - 125 14 00 BT (Bujur Timur). Letak Provinsi Gorontalo sangatlah

strategis, karena diapit oleh dua perairan, yaitu Teluk Gorontalo atau yang lebih

dikenal dengan nama Teluk Tomini di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah

Utara. Dalam catatan sejarah maritim Nusantara, Laut Sulawesi menjadi penting

karena merupakan jalur pelayaran dari pulau Sulawesi menuju Filipina yang juga

melalui jalur wilayah perairan Kesultanan Sulu di sebelah Timur dari Negara

Malaysia. Sedangkan Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini sejak dahulu kala menjadi

sumber kehidupan penduduk Kerajaan-Kerajaan yang bermukim di sekitarnya. Teluk

ini pun sejak dahulu ramai oleh lalu lintas pelayaran dan perdagangan, karena

12
menjadi tempat bertemunya Kerajaan yang berada di kawasan "Tomini-Bocht"

(wilayah kawasan Teluk Tomini), Ternate, Buton, bahkan menjadi jalur masuknya

perantau dari Hokkian (Tiongkok) serta dari Jazirah Arab.

b. Luas Wilayah

Luas wilayah Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 12.435 km. Jika

dibandingkan dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya sebesar

0,67 persen.

c. Topografi

Permukaan tanah di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan. Oleh karenanya provinsi

ini mempunyai banyak gunung dengan ketinggian yang berbeda-beda. Gunung Tabongo yang terletak di

Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi sedangkan Gunung Litu-Litu yang terletak di

Kabupaten Gorontalo adalah yang terendah. Di samping mempunyai banyak gunung, Provinsi Gorontalo

juga dilintasi oleh banyak sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletak di

Kabupaten Boelemo dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bolontio

dengan panjang aliran 5,3 km yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara.

Tinggi Beberapa Kota dari Permukaan Laut

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo

Kabupaten/Kota Nama Kota Tinggi (km


Kabupaten Boalemo Tilamuta 10-25
Kabupaten Gorontalo Limboto 5-20
Kabupaten Pohuwato Marisa 10-25
Kabupaten Bone Bolango Suwawa 10-25
Kabupaten Gorontalo Utara Kwandang 10-25
Kota Gorontalo Gorontalo 5-10

d. Iklim

13
Dengan kondisi wilayah Provinsi Gorontalo yang terletak di dekat garis khatulistiwa, menjadikan

daerah ini mempunyai suhu udara yang cukup panas. Suhu minimum terjadi di bulan September yaitu

22,8C. Sedangkan suhu maksimum terjadi di bulan Oktober dengan suhu 33,5C. Pada tahun 2013 suhu

rata-rata berkisar antara 26,2C sampai dengan 27,6C. Provinsi Gorontalo mempunyai kelembaban udara

yang relatif tinggi, rata-rata kelembaban pada tahun 2013 mencapai 86,5% persen. Sedangkan untuk

curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu 307,9 mm tetapi jumlah hari hujan terbanyak ada pada

bulan Juli dan Desember yaitu sebanyak 24 hari.

e. Kependudukan

Jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo pada tahun 2013 sebesar 1.097.990 jiwa

yang terdiri atas 550.004 jiwa laki-laki dan 547.986 jiwa perempuan. Laju

pertumbuhan penduduk di Provinsi Gorontalo tahun 2011 - 2013 mencapai 1,67

persen/tahun. Jumlah penduduk terbanyak berada di wilayah Kabupaten Gorontalo

dengan penduduk sebanyak 365.781 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil

berada di Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 108.324 jiwa.

Tahun Jumlah Penduduk

1971 490.152

1980 600.323

1990 715.508

2000 830.184

2002 855.057

14
2003 881.057

2004 896.004

2005 909.083

2006 941.444

2007 960.335

2008 972.208

2009 983.952

2010 1.04.164

2011 1.062.561

2012 1.080.287

2013 1.097.990

f. Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi


o Kabupaten Boalemo : Luas 1.735,93 km/2 , terdiri dari 7 kecamatan yaitu : Botumoito, Dulupi,

Mananggu, Paguyaman, Paguyaman Pantai, Tilamuta, Wonosari dan 84 desa/kelurahan.


o Kabupaten Gorontalo : Luas 2.207,58 km/2 , terdiri dari 18 kecamatan yaitu : Asparaga,

Batudaa, Batudaa Pantai, Bilato, Biluhu, Boliyohuto, Bongomeme, Limboto, Limboto Barat,

Mootilango, Pulubala, Tabongo, Talaga Jaya, Telaga, Telaga Biru, Tibawa, Tilango, Tolangohula

dan 205 desa/kelurahan.

15
o Kabupaten Pohuwato : Luas 4.291,81 km/2 , terdiri dari 13 kecamatan yaitu : Buntulia,

Dengilo, Duhiadaa, Lemito, Marisa, Paguat, Patilanggio, Popayato, Popayato Barat, Popayato

Timur, Randangan, Taluditi, Wanggarasi dan 105 desa/kelurahan.


o Kabupaten Bone Bolango : Luas 1.889,04 km/2 , terdiri dari 17 kecamatan yaitu : Bone Pantai,

Kabila, Suwawa, Tapa, Tilongkabila, Botu Pingge, Bone, Bulango Selatan, Bulango Timur,

Bulango Ulu, Bulango Utara, Bone Raya, Suwawa Tengah, Suwawa Timur, Suwawa Selatan,

Kabila Bone dan 157 desa/kelurahan.


o Kabupaten Gorontalo Utara : Luas 1,777,03 km/2 , terdiri dari 6 Kecamatan yaitu : Anggrek,

Atinggola, Gentuma Raya, Kwandang, Sumalata, Tolinggula dan 56 desa/Kelurahan.


o Kota Gorontalo : Luas 66,25 km/2 , terdiri dari 9 Kecamatan yaitu : Dungingi, Kota Barat, Kota

Selatan, Kota tengah, Kota Timur, Kota Utara, Sipatana, Dumbo Raya, Hulonthalangi dan 49

desa/kelurahan

D. SISTEM PEMERINTAHAN

Pemerintahan di daerah Gorontalo pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan adalah bersifat monarki

konstitusional, yang pada awal mula pembentukan kerajaan-kerajaan tersebut berakar pada kekuasaan

rakyat yang menjelmakan diri dalam kekuasaan Linula, yang sesungguhnya menurutkan azas demokrasi.

Organisasi pemerintahan dalam kerajaan terbagi atas tiga bagian dalam suasana kerjasama yang disebut

"Buatula Totolu", yaitu :

o Buatula Bantayo; dikepalai oleh Bate yang bertugas menciptakan peraturan-peraturan dan garis-

garis besar tujuan kerajaan.


o Buatula Bubato; dikepalai oleh Raja (Olongia) dan bertugas melaksanakan peraturan serta

berusaha mensejahterakan masyarakat.


o Buatula Bala; yang pada mulanya dikepalai oleh Pulubala, bertugas dalam bidang pertahanan dan

keamanan.

Olongia Lo Lipu (Maha Raja Kerajaan) adalah kepala pemerintahan tertinggi dalam kerajaan tetapi tidak

berkuasa mutlak. Ia dipilih oleh Bantayo Poboide dan dapat dipecat atau di mazulkan juga oleh Bantayo

16
Poboide. Masa jabatannya tidak ditentukan, tergantung dari penilaian Bantayo Poboide. Hal ini

membuktikan bahwa kekuasaan tertinggi dlm kerajaan berada dalam tangan Bantayo Poboide sebagai

penjelmaan dari pd kekuasaan rakyat. Salah satu jogugu pada tahun 1870 sebagai penguasa tertinggi

dalam kerajaan, terdapat pula jabatan tinggi lainnya yaitu "Patila" (Mangku Bumi) selanjutnya disebut

Jogugu. Wulea Lo Lipu (Marsaoleh) setingkat dengan camat. Disamping Olongia dan pembantu-

pembantunya sebagai pelaksana pemerintahan sehari-hari terdapat suatu Badan Musyawarah Rakyat

(Bantayo Poboide) yang diketuai oleh seorang Bate. Setiap kerajaan mempunyai suatu Bantayo Poboide

yang berarti bangsal tempat bermusyawarah. Di dalam bangsal inilah diolah dan dirumuskan berbagai

persoalan negeri, sehingga tugas Bantayo Poboide dapat diperinci sebagai berikut :

o Menetapkan adat dan hukum adat.


o Mendampingi serta mengawasi pemerintah.
o Menggugat Raja.
o Memilih dan menobatkan Raja dan pembesar-pembesar lainnya.

Bantayo Poboide dalam menetapkan sesuatu, menganut musyawarah dan mufakat untuk menghendaki

suatu kebulatan suara dan bersama-sama bertanggung jawab atas setiap keputusan bersama. Demikianlah

gambaran singkat tentang sejarah dan pemerintahan pada kerajaan-kerajaan di Daerah Gorontalo yang

berlandaskan kekuasaan rakyat atau demokrasi.

17

Você também pode gostar