Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
7
c) Serviks: ujung sepertiga bawah berbantuk silinder. Ujung bawahnya
melekat dibagian belakang dan bawah dengan vagina.Uterus berongga, tetapi
dindingnya berdekatan. Pada uterus yang tidak hamil, ruang dalam korpus
hanya celah sempit berbentuk segitiga. Seviks memiliki kanalis servikalis
diantara ostium internal(tempat serviks membuka ke dalam korpus) dan
ostium eksternal(tempat serviks membuka ke dalam vagina).
A. Perlekatan uterus pada peritoneum
Ligamentum latum pada setiap sisi berjalan dari batas lateral uterus
menuju dinding lateral pelvis, membentuk pembatas melintasi pelvis.
Pembuluh darah uterina, pembuluh limfe, dam nervus berjalan diantara
kedua lapisannya. Tuba ovari terletak pada tepi atasnya. Ligamentum
rotundum adalah pita fibrosa sempit yang berjalan dari sudut lateral
uterus, melalui ligamentum latum, dan kemudian berjalan dalam kanalis
inguinalis dan berakhir di dalam labium mayora. Kantong rekto uterina
(douglasi) dibentuk oleh refreksi peritoneum dari rectum ke uterus.
B. Suplai darah
Arteria uterina pada setiap sisi adalah cabang areteria iliaca interna.
Arteri ini berjalan diantara lapisan ligamentum latum. Beranas-
stomosis dengan arteria ovarica, yang menyuplai fundus. Arteri ini
berkelok-kelok sehingga dapat teregang selama kehamilan.
C. Drainase vena Ke dalam vena iliaca interna.
D. Drainase limfe
a) Dari fundus, pembuluh limfe berjalan bersama dengan
ligamentum rotundum dan berakhir pada kelenjar limfe inguinal .
b) Dari korpus, pembuluh limfe berjalan bersama di dalam ligamentum
latum dan mencapai kelenjar limfe aorta.
c) Dari serviks, pembuluh limfe berjalan ke kelenjar limfe iliaca
eksterna, iliaca interna dan sacralis.
E. Struktur
a) Endomertium: lapisan dalam sel epitel silinder dan kelenjar;
menunjukkan perubahan berbagai stadium siklus menstruasi.
8
b) Miometrium: lapisan tengah serat otot polos, tersusun didalam
bundle lebar yang saling menjalin.
c) Peritoneum: menutupi bagian luar, kecuali serviks pars vaginalis.
F. Fungsi uterus
a) Endometrium uterus mengalami perubahan untuk mempersiapkan
uterus menerima ovum yang dibuahi.
b) Endometrium menerima ovum yang dibuahi dan uterus berkembang
dan membesar untuk menahan dan memberi makan embrio dan janin
yang sedang berkembang.
c) Selama persalinan, kontraksi miometrium mengeluarkan janin.
4. Menstruasi
Menstruasi dimulai pada pubertas sekitar usia 11-12 tahun dan kembali
terjadi pada interval sekitar 28 hari sampai menopause pada sekitar 45-50
tahun. Keteraturan siklus akibat dari ovulasi yang terjadi secara teratur. Hal ini
dikontrol oleh kedua hormon hipofisis anterior: Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteionizing Hormone(LH).
A. Fase indometrium
1. Fase proliferatif (pra-ovular)
Durasi: sekitar 14 hari. Aktifitas hormonal: esterogen disekresi oleh
folikel ovarium dibawah pengaruh FSH. Fase ini berlangsung sejak akhir
menstruasi sampai pengeluaran ovum dari ovarium. Terdapat
pertumbuhan endometrium secar cepat, seluruh bagian dalam uterus
dilapisi oleh satu lapisan dalam dua hari. Lapisan ini tipis pada awalnya
dan tersusun oleh sel kuboid; tetapi dengan berlanjutnya fase ini, sel-sel
menjadi silindris, kelenjar dalam endometrium memanjang, dan seluruh
endometrium menebal. Mittelschmers (bahasa jerman untuk mid-pain)
adalah nyeri (seperti ditusuk) pada perut bawah, dirasakan oleh banyak
wanita pada akhir fase ini. Nyeri ini terjadi tepat sebelum pecahnya
folikel ovarium; penyebabnya belum di tentukan, diakibatkan oleh
kontraksi serat otot polos yang disebabkan secara hormonal di
sekitar folikel. Hal ini membantu penentuan hari paling subur pada
9
pertengahan siklus dan dengan demikian membantu keluarga
berencana alamiah atau inseminasi buatan.
2. Fase sekretorkik (pasca-ovular) Durasi: sekitar 13 hari. Aktivitas
hormonal. Progesterone dan sedikit esterogen dihasilkan oleh korpus
luteum dalam ovarium. Bila ovum tidak dibuahi, korpus luteum mengerut
dan sejak sekitar hari ke 22, jumlah progesterone yang disekresi mulai
menurun. Perkembangan endometrium terus berlanjut. Endometrium
menjadi lebih vaskuler. Kelenjar di dalamnya berdistansi oleh sekresi.
3. Fase menstrual : Durasi: 4-5 hari. Aktivitas hormonl: jumlah
progesterone dalam darah terus menurun. Endometrium mengalami
degenerasi, sekresi kelenjar dikeluarkan dan kapiler yang tidak disokong
pecah dan berdarah.
B. Gambaran klinis
Serviks dapat diraba oleh jari yang dimasukkan ke dalam vagina atau rectum.
Seluruh uterus dapat diraba secara bimanual dengan satu jari di dalam
vagina atau rectum dan tangan yang lain pada dinding perut bagian
depan. Selama kehamilan uterus:
a) Tampak diatas simfisis pubis pada minggu ke-12
b) Mencapai umbilicus pada minggu ke-24
c) Mencapai xifisternum padaminggu ke-36
5. Vagina
Vagina adalah tabung yang membentang dari serviks uteri sampai
vestibulum vulvae. Bentuknya lebih pendek dibagian depan daripada bagian
10
belakang, dinding anteriornya memiliki panjang sekitar 7,5 cm dan dinding
posterirnya sekitar 9 cm. serviks uteri menonjol dibagian atas vagina. Fornix
anterior, lateral dan posterior merupakan bagian vagina yang masing-masing
berada dibagian depan, samping dan belakang serviks. Hymen adalah lipatan
mukosa tipis pada mulut vagina.
A. Vagina berhubungan dengan:
1. Anterior: kandung kemih dan uretra
2. Posterior : kantong peritoneum rekto-uterina (deuglasi), rectum, kanalis
analis.
3. Lateral: fascia pelvis, ureter (dekat dengan fornix lateralis), otot levator
ani
B. Struktur
a) Membran mukosa, epitel skuamosa
b) Lapisan muscular, otot polos
c) Jaringn fibrosa, menyatu dengan fascia pelvis
Vagina tetap lembab oleh sekresi dari serviks uteri dan oleh transudasi
cairan jaringan melalui dinding vagina. Sekresi dibuat asam oleh kerja
bakteri.
C. Gambaran klinis
Asiditas cairan vagina membantu vagina resisten terhadap infeksi. Jarang
terjadi, hymen membentang melintasi mulut vagina, mencegah keluarnya
cairan menstruasi.
6. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk genetalia eksterna wanita. Terdiri
dari:
Labia mayora: dua lipatan besar berambut yang membentang dari mons
pubis (bantalan lemak dibagian depan simfisis pubis) sampai perineum di
garis tengah bagian belakang.
11
Labia minora: dua bibir tipis dari kulit lunak yang berpigmen terletak di
dalam labia mayora. Membelah dibagian depan membentuk klitoris dan
bertemu dibagian belakang pada founrchette, lipatan transversal pendek.
Klitoris: organ erektil kecil pada garis tengah dibagian depan; equifalen
dengan penis pada pria.
Vestibulum: daerah yang dibungkus oleh labia minora dan mengandung:
a. Muara uretra, tepat di belakang klitoris
b. Muara vagina
Kelenjar bartholini: sepasang kelenjar oval penyekresi mukos yang
terletak di dalam bagian posterior labia mayora dan bermuara pada saluran
di bagian samping labia minora.
7. Payudara ( mamae)
Payudara wanita pembentang dari iga ke-2 sampai ke-6 dan dari sisi
sternum sampai linea mid-aksilaris. Payudara terletak didalam vascia, yang
memisahkannya dari muskulus pectiralis mayor dan otot lain. Areola adalah
daerah berpigmen disekeliling puting susu, kelenjar areolar adalah kelenjar
sebaseus besar didalam areola. Pada pria, payudara bersifat rudimenter.
A. Struktur
Payudara terdiri dari 15-20 lobulus jaringan kelenjar, terbenam di dalam
lemak. LobulUs dipisahkan satu sama lain oleh jaringan fibrosa.
Payudara menonjol kearah puting susu, dan setiap lobulUs bermuara ke
dalam sebuah saluran yang bermuara padaputing susu.
B. Suplai darah
Suplai darah oleh arteri dari arteria axillaris dan oleh cabang perforantes
arteria mamaria enterna, yang berjalan dibagian dalam dada dan dibelakang
tulang rawan iga dan memberikan cabang melalui ruang sela iga.
C. Drainase vena
Kedalam vena basar pada permukaan payudara dan kemidian ke dalam vena
yang berjalan bersamaarteri.
D. Drainase limfe
12
Ke dalam:
a) Kalenjar limfe aksilaris dan kemidian ke dalam kelenjar limfe servikal.
b) Melalui sela iga ke dalam kelenjar limfe yang sejajar dengan arteria
mamaria interna. Pada anak perempuan payudara berkembang saat
pubertas dibawah pengaruh dua hormone, esterogen dan
progesterone. Pada kehamilan, perkembangan lebih lanjut dirangsang
oleh peningkatan kadar esterogen dan progesterone dalam darah.
Setelah melahirkan, kolostrum cairan kuning mengandung lemak dan
protein disekresi pada awalnya. Sekresi susu tidak dimulai sampai
beberapa hari kemudian; hal ini merupakan akibat stimulasi oleh
prolaktin hipofisis anterior. Kadar estrogen yang sangat tinggi
menghambat sekresi susu, dan estrogen artivisia diberikan untuk
mencegah atau menghentikan laktasi. Oksitosi (dihasilkan oleh hipofisis
lobus posterior) mengeluarkan susu dari duktus laktiferus.
E. Gambaran klinis
Puting asesorius terdapat pada beberapa orang sebagai tonjolan
berpigmen tanpa fungsi pada garis diantara pertengahan klavikula dan
simfisis pubis. Mastitis adalah inflamasi payudara. Kanker payudara sering
terjadi: sering menyenbabkan benjolan keras, posisi puting abnormal,
sekresi berwarna darah dari putting susu, infasi pada kulit. Kanker dapat
menyebar ke bagian tubuh lain, terutama disepanjang drainase pembuluh
limfe payudara. Mastektomiadalah pengangkatan payudara secara bedah.
16
b. Progesteron : hampir semua progesteron pada wanita yang tidak hamil
disekresi oleh korpus luteum selama separuh terakhir setiap siklus ovarium.
Akan tetapi, selama kehamilan progesteron dibentuk dalam jumlah besar
sekali oleh plasenta, sekitar sepuluh kali jumlah normal setiap bulannya,
khususnya setelah bulan keempat kehamilan.
Efek pada uterus, Sejauh ini sebagian fungsi progesteron adalah
meningkatkan perubahan sekresi pada endometrium, jadi menyiapkan
uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi.
Efek pada tuba falopi, Progesteron juga meningkatkan perubahan
sekresi pada mukosa yang melapisi tuba falopi. Sekresi ini penting untuk
nutrisi pada ovum yang telah dibuahi, yang sedang membelah waktu ia
berjalan dalam tuba falopi sebelum implantasi.
Efek pada kelenjar mammae, Progesteron meningkatkan
perkembangan lobulus dan alveoli kelenjar mammae, menyebabkan sel-sel
alveolar berproliferasi, membesar, dan menjadi bersifat sekretoris.
5. Pubertas
Pubertas berarti permulaan kehidupan seksual dewasa, dan seperti
dijelaskan pada permulaan bab ini, pubertas disebabkan oleh peningkatan
berangsur-angsur sekresi hormon gonadotropin oleh hipofisis, mulai sekitar
usia delapan tahun.
Pada wanita seperti pada pria, kelenjar hipofisis dan ovarium infantill
mampu berfungsi penuh bila dirangsang dengan sesuai. Akan tetapi,
hipotalamus sangat peka terhadap efek penghambatan estrogen, yang
mempertahankan perangsangan hipofisisnya yang hampir sepenuhnya tertekan
selama masa kanakkanak. Kemudian pada pubertas, karena alasan yang
tidak dimengerti, hipotalamus matang seperti pada pria; kepekaannya yang
berlebihan terhadap. penghambaan umpan balik negatif menjadi sangat
berkurang, yang memungkinkan peningkatan pembentukan gonadotropin dan
timbulnya kehidupan seksual wanita dewasa.
6. Menopause
Pada usia rata-rata sekitar 40 sampai 50 tahun, kehidupan seksual biasanya
18
tidak teratur, dan ovulasi tidak terjadi selama beberapa siklus haid ini. Setelah
beberapa bulan sampai beberapa tahun, siklus berhenti sama sekali.
Penghentian siklus ini dinamakan menopause.
Penyebab menopause adalah kebakaran ovarium. Dengan kata lain,
selama kehidupan seksual wanita banyak folikel primordial tumbuh menjadi
folikel vesikuler pada setiap siklus seksual, dan akhirnya hampir semua ovum
mengalami degenerasi atau telah diovulasikan. Oleh karena itu, pada usia sekita
45 tahun, hanya beberapa folikel primordial tetap tertinggal untuk diransang
oleh FSH dan LH, dan pembentukan estrogen oleh ovarium berkurang bila
jumlah folikel primordial mendekati nol. Bila pembentukan estrogen turun
sampai tingkat kritis, estrogen tidak dapat lagi menghambat pembentukan FSH
dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus ovulasi. Akibatnya, FSH dan LH
(terutama FSH) setelah itu dihasilkan dalam jumlah besar dan tetap. Estrogen
dihasilkan dalam jumlah subkritis dalam waktu pendek setelah menopause,
tetapi setelah beberapa tahun, waktu sisa terakhir folikel primordial
menjadi atretis, pembentukan estrogen oleh ovarium turun hampir nol.
22
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Secara anatomi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian
yang terlihat dari luar ( genitalia eksterna ) dan bagian yang berada di dalam
panggul ( genitalia interna ). Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut
kemaluan ( vulva ) dan liang sanggama (vagina). Genetika interna terdiri dari
rahim ( uterus ), saluran telur(tuba ), dan indung telur ( avarium ).
2. Berdasarkan fungsinya ( fisiobginya ), alat reproduksi wanita mempunyai fungsi,
yaitu fungsi seksual, fungsi hormonal, dan fungsi reproduksi ( melanjutkan
keturunan ).
3. Secara global, kejadian kanker leher rahim menduduki urutan kedua setelah kanker
payudara. Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada
perempuan Indonesia karena kurangnya kesadaran para wanita untuk mencegah
berkembangnya penyakit itu.
3.2 Saran
Untuk menjaga alat reproduksi wanita dan mencegah munculnya berbagai penyakit
kewanitaan, maka di sarankan untuk melakukan hal-hal berikut :
1. Menjaga kebersihan alat reproduksi eksterna.
2. Jangan berganti-ganti pasangan.
3. Lakukan pemeriksaan sejak dini dan secara teratur.
4. Pemerintah melakukan penyuluhan tentang bahaya, pencegahan, dan
5. pengobatan berbagai penyakit kewanitaan.
23