Você está na página 1de 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA AMAMI II (P)

Penetapan Kadar Alkohol dengan metode Piknometer

Disusun Oleh :

NURHILALIYAH
153145453144
15 D

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKes MEGA REZKY MAKASSAR

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Penetapan Kadar alkohol dengan metode piknometer


Nama Praktikan : Nurhilaliyah
Nim : 15 3145 453 144
Hari, tanggal percobaan : Kamis, 13 April 2017
Kelompok : VI
Rekan Kerja : 1. Nurhilaliyah
2. Mulyati
3. Nagawati
4. Lisdayanti
5. Syahwan Juma Soacim
6.Vivieyanti
Penilaian :

Makassar, April 2017

Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing Praktikan

Sulfiani, S.Si.,M.Pd Nurhilaliyah


A.JUDUL PERCOBAAN :

Penetapan kadar alkhol metode piknometer

B.TUJUAN PERCOBAAN :

Untuk mengetahui kadar alkohol pada sampel metode piknometer

C.TINJAUAN PUSTAKA :

Dalam ilmu kimia yang di maksud alkohol adalah suatu senyawa


organik yang mengandung gugus hidroksil (-OH) sebagai gugus fungsionalnya.
Alkohol adalah istilah yang umum dipakai di masyarakat, sedangkan istilah kimia
dari alkohol adalah etil alkohol (etanol) dengan rumus C 2H5OH. Alkohol murni
adalah alkohol yang hanya mengandung etil alkohol, sedikit air, serta bebas dari
bahan-bahan lain yang berbahaya bagi manusia. Alkohol ini biasa di gunakan
untuk pembuatan minuman keras, pelarut minyak, pelarut obat-obatan, serta untuk
keperluan industri lainnya. Alkohol teknis adalah alkohol yang selain mengandung
etil alkohol dan juga masih mengandung bahan ikutan lain yang membahayakan
manusia antara lain: metil alkohol, aldehid, ester, dan lain-lainnya.

Alkohol merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus OH yang


terkait pada atom C dari rangkaian alifatis atau siklik. Sebagaian alkohol
digunakan sebagai pelarut, mempunyai sifat asam lemah, mudah menguap dan
mudah terbakar.

Alkohol Primer.

Pada alkohol primer(1), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya
terikat pada satu gugus alkil.

Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda

Alkohol tersier

Pada alkohol tersier (3), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil
yang sama atau berbeda.

Alkohol diproduksi dengan beberapa cara:

Dengan fermentasi menggunakan glukosa dari gula dihasilkan dari hidrolisis


dari pati, di hadapan ragi dan suhu kurang dari 37C untuk menghasilkan
etanol. Misalnya konversi invertase untuk glukosa dan fruktosa atau konversi
glukosa untuk Zimase dan etanol .

Dengan langsung hidrasi menggunakan etilen ( hidrasi etilena ) atau alkena


lain dari cracking dari fraksi sulingan minyak mentah .

Sifat Bahan

Secara fisik

1. Semua alkohol berwujud cair pada suhu biasa atau kamar, serta bercampur baik
dengan air. Jika alkohol dilarutkan dalam air, gugus OH tidak terionisasi.

2. Antara molekul molekul alkohol terdapat ikatan hidrogen, sehingga alkohol


memiliki titik didih yang tinggi (mendekati titik didih air).

3. Alkohol merupakan khamar, yaitu zat zat yang dapat memabukkan jika
diminum. Bahkan ada alkohol yang bersifat racun, misalnya metanol.

4. Alkohol dapat bereaksi dengan logam natrium, menghasilkan senyawa Na-


alkanoat (Na-alkoksida). Pada reaksi ini, atom H pada gugus OH disubstitusi
oleh atom Na.
2C2H5OH + 2Na 2C2H5ONa + H2

Etanol Na-etanoat

(Na-etoksida)

5. Alkohol dapat bereaksi dengan fosfor trihalida (PX3), menghasilkan senyawa


alkilhalida, pada reaksi ini, gugus OH akan disubstitusi oleh atom halogen.

3CH3OH + PCl3 3CH3Cl + H3PO3

Metanol Metil klorida

Secara kimia

1. Pembuatan metanol dan etanol

Metanol dalam industri dibuat dari reaksi gas gas CO dan H2 pada tekanan
200 atm dan suhu 400oC. Dengan bantuan katalis Cr2O3 dan ZnO.

CO + 2H2 CH3OH

Metanol

Metanol digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan pernis dan lak, serta
sebagai pembersih karat pada logam logam. Titik beku yang rendah menyebabkan
metanol dipakai sebagai cairan anti beku pada otomobil. Metanol sering ditambahkan
pada etanol dengan anjuran tidak boleh diminum, karena metanol sangat beracun dan
merusak saraf optik sehingga dapat membutakan mata. Campuran metanol dan etanol
dikenal dengan nama spiritus. Spiritus dibubuhi warna biru.

Etanol dibuat dari reaksi fermentasi (peragian) karbohidrat seperti beras,


kentang, terigu (gandum), tapioka (singkong), atau maizena (jagung). Ragi
mengandung enzim enzim diastose, maltase, dan zimase yang mampu menguraikan
amilum (tepung,pati).

diastase

2(C6H10O5)n + n H2O n C12H22C11

Amilum maltosa

maltase

C12H22O11 + H2O 2C6H12O6

Maltosa glukosa

zimase

C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2

Glukosa etanol

Etanol (78oC) dipisahkan dari campuran dengan cara destilasi. Etanol ini
biasanya masih mengandung air. Dengan menambahkan kapur tohor, CaO, untuk
mengikat air, kita dapat memperoleh alkohol pekat (96%) atau alkohol absolut (100%
etanol).

Selain digunakan dalam pembuatan minuman keras seperti bir, atau wiski,
etanol digunakan dalam pembuatan berbagai barang industri, zat zat warna, seluloid,
rayon dan sebagainya. Etanol juga digunakan sebagai pelarut. Larutan suatu zat
dalam etanol disebut tingtur (tincture), misalnya tingtur iodium yang sering dipakai
sebagai obat antiseptik pada luka luka.

2. Pembuatan alkohol polihidroksi


Alkohol polihidroksi (disebut juga alkohol polivalen) adalah senyawa
senyawa yang mengandung gugus OH lebih dari sebuah.

CH2 CH2 CH2 OH

OH OH CH OH

Etanadiol

(etilen glikol) CH2 OH

Oropanatriol (gliserol,gliserin)

Dalam industri, etanadiol (etilen glikol) dibuat dengan mengoksidasi etena


dengan O2 dan dilanjutkan dengan hidrolisa. Reaksi dilakukan pada suhu 250oC
dengan bantuan logam perak sebagai katalis.

CH2 = CH2 + O2 CH2 CH2

Etena O

Etilen oksida

CH2 CH2 + H2O CH2 CH2

OH OH

Etilen glikol
Etilen glikol adalah bahan baku pembuat serat serat sintatik poliester,
misalnya tetoran. Etilen glikol sering digunakan sebagai penurun titik beku air pada
negara negara bermusim dingin (winter).

Gliserol dihasilkan pada reaksi pembuatan sabun. Gliserol banyak digunakan


sebagai pelarut obat obatan dan kosmetik, seperti obat batuk, body lotion, dan
sebagainya. Gliserol juga merupakan bahan baku pembuat bahan peledak dinamit
yang mengandung gliseril trinitrat ( nitrogliserin).

CH2 OH CH2 O NO2

CH OH + 3HNO3 CH O NO2 + 3H2O

CH2 OH CH2 O NO2

Gliserol nitrogliserin

Jika dinamit meledak, akan dihasilkan gas gas yang menimbulkan energi
cukup dahsyat:

CH2 O NO2

CH2 O NO2 3CO2 + 3N + O2 + 2H2O

CH2 O NO2
Distilasi atau penyulingan yaitu suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia
yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan
termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-
masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
distilasi didasarkan pada Hukum Raoultdan Hukum Dalton. B o b o t
j e n i s d i g u n a k a n hanya untuk cairan, didasarkan pada perbandingan
bobot zat di udara pada suhu 25C terhadap bobot air dengan volume
dan suhu yang sama. Kadar etanol dapat ditetapkan berdasarkan bobot jenis
destilatmenggunakan Tabel Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada farmakope.

D.ALAT DAN BAHAN

Alat : 1.Timbangan analitik

2. Dua buah piknometer

3.Oven

4.Desikator

5.Gelas kimia

6.Corong

7.Tisu
Bahan : 1.Alkoloh (destilat)

2.Aquedes

E.CARA KERJA

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Didestilasi alkohol (vitalis)

Dikeringkan Piknometer dalam oven

Di simpan dalam Desikator

Ditimbang piknometer kosong 1 dan di catat hasilnya

Ditimbang piknometer yang telah berisi aquades dan dicatat hasilnya

Ditimbang piknometer kosong 2 dan dicatat hasilnya

Ditimbang piknometer yang telah berisi alkohol destilat (vitalis) dan dicatat
hasilnya

Di hitung nilai yang du dapatkan agar di peroleh kadar alkohl

F.HASIL PENGAMATAN

Pikno kosong Piknometer + aquades Piknometer + alkohol


27,628 gr (I) 79,435 gr 77,904 gr

28,504 gr (II)
Perhitungan :

Dik :
a. BJ Aquadest = 0,99/gr
b. Farmakope kadar alcohol
0,9640 = 31,2%
0,9650 = 30,4%

Hitung volume aquadest :


Bobot pikno yang berisi aquadestbobot pikno kosong
Vol Aquadest = BJ Aquadest

81,75928,185 53,574
= 1 gr /ml = 1 = 53,574

71,22319,549 51,674
BJ Destilat = 53,574 = 53,574 = 0,9645 gr/ml

0,96400,9650 31,2 30,4


Kadar alcohol = 0,96500,9645 = 30,4 X

0,001 0,8
= 0,0005 = 30,4 X

= - 0,001 (30,4 X) = 0,8 x 0,005


= - 0,0304 + 0,001 X = 0,0004
0,001 X = 0,0004 + 0,0304
0,00308
X= 0,001

X = 30,8 %
G.PEMBAHASAN

Pada percobaan yang telah dilakukan yaitu menentukan kadar alkoloh


menggunakan metode piknometer. Sampel alkohol yang digunakan adalah
parfum Vitalis yang telah di destilasi terlebih dahulu. Prinsip destilasi adalah
penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik
didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama
dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.
Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair
lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi
biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal).
Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan
pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat

Setelah proses destilat dilakukan kemudian di dapatkan alkohol yang


akan di uji kadarnya, hal pertama yang dilakukan adalah, piknometer yang
telah disiapkan kemudan di keringkan dalam oven, setelah proses pengeringan
kemudian piknometer dimasukan kedalam desikator. Piknometer I kosong
kemudian di timbang dan di dapatkan hasil bobot 27,628 gr piknometer I
kemudian di isi dengan aquades dan ditimbang kembali dan di dapatkan bobot
79,435 gr. Hal yang sama dilakukan pada piknometer ke II dan dipatkan bobot
28,504gr, piknometer kedua kemudian di isi dengan alkohol (destilat) dan di
timbang di dapatkan bobot 77,904 gr. Setelah dilakukan perhitungan
menggunakan rymus yang telah ada di dapatkan kadar alkohol sebesar 39,5%.

H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar
alkohol pada hasil destilat ( Vitalis) sebesar 39,5%.
DAFTAR PUSTAKA

Rusli, 2013. Pemisahan Kimia Untuk Universitas. Bandung. Erlangga.

Suhardi, dkk.1989. Analisis Bahan Makanan Dan Minuman. Yogyakarta : Liberty


Yogyakatra

Buku praktikum KIMIA ORGANIK, UPN VETERAN JATIM

Você também pode gostar