Você está na página 1de 21

1

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ALAT PENGERAT BAMBU UNTUK SANGKAR BURUNG

BIDANG KEGIATAN :

PK M -T

Diusulkan oleh :

Ketua : Fajjar Saifuddin NIM : 14420011 Angkatan : 2014

Anggota 1 : Abu Thalib NIM : 14420012 Angkatan : 2014

Anggota 2 : Adam Sukarno NIM : 14420032 Anggatan : 2014

Anggota 3 : Riyan Rizky NIM : 14420030 Angkatan : 2014

Anggota 4 : Ziad Vahlavi M. NIM : 13420028 Angkatan : 2013

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN

UNIVERSITAS MERDEKA

MALANG

2015
2

HALAMAN PENGESAHAN

PKM-T

1. Judul Kegiatan: ALAT PENGERAT BAMBU UNTUK SANGKAR BURUNG


2. Bidang Kegiatan : PKM-T
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Fajjar Saifuddin
b. NIM : 14420011
c. Jurusan : Teknik Mesin
d. Universitas : Universitas Merdeka Malang
e. Alamat Rumah dan No. Telp. : Plaosan-Wonosari-Malang, RT. 06/RW. 05, No.
18/089654883700
f. Alamat Email : fajjar.saifuddin1@gmail.com
4. Anggota Pelaksana : 4 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Ir. Budi Utomo, MT.
b. NIDN : 0702115301
c. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jln. Danau Semayang E1H 15/0341711047
6. Biaya kegiatan
a. Dikti : Rp 12,500,000,-
b. Sumber Lain :-
7. Jangka Waktu Pelaksana : 12 Bulan

Malang, 9 Oktober 2015


Mengetahui
Ketua Jurusan Mesin Ketua Pelaksan

(Sufiyanto, ST. MT.) (Fajjar Saifuddin)

NIP. 812/FT NIM. 14420011

Dosen Pendamping

(Ir. Budi Utomo, MT.)


NIDN.0702115301

ALAT PENGERAT BAMBU UNTUK SANGKAR BURUNG


3

ABSTRAKSI
Alat ini dibuat guna pemenuhan dari bentuk tradisonal kebentuk modern dimana jika
dilakukan dengan manual (tradisional) menghasilkan pengerat bambu 150 biji/hari. Jika
dengan menggunakan alat modern meghasilkan 500 biji/hari, hal ini yang membuat peneliti
melakukan trobosan agar supaya para pengrajin sangkar burung dapat meningkatkan jumlah
produksi berkaitan dengan perbaikan ekonomi. Sehingga memberikan kontribusi yang dapat
diandalkan dan dikembangkan dalam produksi besar untuk peningkatan pengrajin sangkar
burung lainnya. Pada intinya alat ini sangat diharapkan oleh pengrajin agar dapatnya
terwujud, sehingga mempermudah pengrajin dalam menghasilkan pengerat bambu yang
sudah halus dan dapat di produksi sebagai mana yang digambarkan di atas.
Kata Kunci : Kontruksi Mesin Pengerat Bambu Untuk Pengrajin.

BAB 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peneliti membuat alat pengerat bambu untuk sangkar burung, yang mana di pengrajin
pembuat sangkar burung masih banyak yang tradisional. Sehingga sangat lama untuk
memproduksi satu buah sangkar burung yang diperlukan oleh masyarakat. Rencana alat
pengerat bambu untuk sangkar burung akan mempermudah para pengrajin dapat membuat
sangkar burung yang lebih halus dalam memberikan hasil yang maksimal. Apalagi di barengi
dengan hasil yang di dapat dari mesin, lebih halus, lebih praktis dan jauh lebih cepat.
Sebenarnya keberadaan alat ini sangat diharapkan dan diimpi-impikan oleh pengrajin agar
supaya dapat memproduksi jauh lebih besar dan meningkatkan ekonomi.

Tujuan Penelitian

1. Alat ini memberikan kontribusi kepada pengrajin sangkar burung, agar supaya produksi
sangkar burung dapat terpenuhi sesuai permintaaan bangsa pasar.
2. Dapat menghasilakan produksi lebih berkualitas dari segi bahan dan dapat dibuat
beberapa variabel model sangkar burung yang menarik.
3. Harga dapat bersaing dengan asesoris yang menyenangkan.

BAB 2. TINJAU PUSTAKA

A. GERAK MELINGKAR

GERAK MELINGKAR BERATURAN

1. Kecepatan Linier (= V) dan kecepatan sudut (= )


Jika suatu titik zat P bergerak menurut lintasan yang berupa lingkaran dan besar
kecepatannya selalu tetap, maka dikatakan titik zat tadi telah melakukan gerak melingkar
beraturan. Dalam hal ini kecepatan harus selalu menyinggung lingkarannya sebab arah
4

kecepatan tiap saat selalu menyinggung lintasan bagaimanapun lintasannya. Waktu yang
dibutuhkan untuk satu kali berputar disebut waktu edar atau waktu periode (= T).
Jika jari-jari lingkaran tersebut =R, maka selama T detik ditempuh jalan sebesar keliing
lingkaran yaitu = 2 . R . Maka kecepatan untuk mengelilingi keliling lingkaran ini yang
S 2. . R
V= =
disebut kecepatan linier (V) dirumuskan sbb: t T
2. . R
V= I
T

Karena arah V selalu menyinggung lingkaran, maka vector kecepatan V selalu tegak lurus
dengan jari-jari arah (MP).
Misalnya pada saat mulai gerak (t = 0) jari-jari arah MP ini berimpit dengan sumbu X
positif, maka setelah t detik ia akan membentuk sudut o terhadap sumbu x positif ini.
Jadi jari-jari arah ini mempunyai apa yang disebut kecepatan sudut ( = omega), sebab
setiap satu satuan waktu misalnya tiap detik jari-jari arah tsb menempuh sudut tertentu.
Misalnya setelah t detik ssudut yang ditempuh o, maka analog dengan rumus S = V
t terdapatlah rumus :

o = . t ..II
(o = sudut yang ditempuh ; = kecepatan sudut; t = waktu yang dibutuhkan).
Dalam waktu t detik jari-jari arah MP menempuh sudut 360 o, maka kecepatan sudut ini
dirumuskan sbb:
Q 360 o 360o
Q= .t = = = III
t T T
Satuan kecepatan sudut merupakan satuan sudut dibagi dengan satuan waktu misalnya. :
Derajat o radian
( ) atau
Detik det detik )

Yang dimaksud dengan satuan radian (= 1 rad) ialah besarnya sudut pusat selalu
lingkaran yang berhadapan dengan busur yang panjangnya sama dengan jari-jarinya.
o 2. . R
360 = 1
Karena keliling lingkaran = 2..R, maka R radian = 2..radian.

Jadi 3600=2. rad


Maka rumus III boleh diubah menjadi sbb :
o
360 2 2
= = = rad/det. (IV)
T T T

Hubungan antara V dan dinyatakan sbb :


2 R
V= = . R V = .R (V)
T

2. Frekuensi putaran
5

1
Tiap 1 kali berputar membutuhkan waktu T detik, jadi tiap 1 detik ada T putaran.

Jika jumlah putaran tiap detik disimpulkan dengan huruf f yang disebut frekuensi putaran,
maka terdapat rumus :
1
f=
T . (VI)

(f = frekunsi putaran dalam put/det atau herz (Hz), T = waktu putaran dalam detik).

3. Percepatan sentripetal (= as)


Kita tinjau misalnya titik zat berada di P1 dan selang waktu t detik lagi di P2 sedang
kecepatannya di kedua titik tersebut masing-masing ialah V 1 dan V2. Karena gerakannya
melingkar beraturan maka V2 = V2 misalnya = V.
Gambarkanlah beda (selisih) vektor kecepatan ( V ), secara segitiga vector,
yaitu dengan cara memindahkan vector V2 dari P2 di A (tengah-tengah busur P1P2)
sehingga menjadi segitiga vector ABC. Dalam hal ini :

AB = V2 dan BC = - V1 jadi

AC = AB + BC = V2 - V1

Selisih vektor kecepatan diatas ( V ) yang ditunjukkan oleh AC adalah melalui

pusat lingkaran (M) apa sebenarnya ? karena kaki-kaki AB dan BC dalam ABC

saling tegak lurus dengan kaki-kaki MP2 dan MP1 dalam P1P2M, maka P1 M

P2 ABC (s.sd.s).
Akibatnya alas-alas dari kedua segitiga tersebut saling tega lurus pula (P 1P2 AC)

jadi AC berimpit dengan AM, ini berarti V (yang ditunjukkan oleh AC) akan
V
melalui pusat lingkaran yaitu M maka perc. Rata-ratanya dari P 1 ke P2 (at = t )

juga lewat M.
Untuk t 0 maka, P 2 hampir berimpit dengan P1 dalam hal ini t
V
0 tetapi harga t untuk t mendekati nol ( t 0)

V
yang secara matematik ditulis : limit t , hasilnya merupakan apa yang disebut

perc. Pada suatu saat (at)


t 0
6

Berapa harga at ini dapat dicari sbb :


Karena P MP 1 2
CBA (s.sd.s)
P2 M : P1P2 = AB : CA
R : P1P2 = V : V
V ( P1 P 2 )
V =
R

V V ( P1 P 2 )
Maka at = limit t = limit Rt
t 0 t 0

V P1 P2
= R limit t
t 0

Untuk t 0 maka P1P2 boleh dianggap sama dengan


P1P2 = S maka,
V S V V2
At = . limit = .V =
R t S R
t 0

Karena arah percepatan pada suatu saat ini (a t) selalu melalui pusat lingkaran yaitu M
maka selanjutnya cukup disebut percepatan sentripetal (= as). jadi terdapat rumus :
2
V
a s=
R (VII)
as = percepatan sentripetal.
V = kecepatan linier.
R = jari-jari lingkaran.

4. Perpindahan Gerak Melingkar


Gerak melingkar dapat kita pindahkan dari sebuah lingkaran kelingkaran lain, misalnya
pada bangunan mesin-mesin, yaitu untuk memutar poros satu terhadap lainnya dengan
memakai apa yang disebut sistem langsung (dengan memakai roda-roda gigi atau roda-
roda gesek) atau sistem langsung (dengan memakai ban/pita atau rantai). Perhatikan
gambar no. 126 dan no. 127 memperhatikan roda I berputar beraturan hingga roda II
mengikuti pula secara beratura, baik menurut sistem langsung atau tak langsung
kecepatan linier (V) keliling roda tersebut baik roda I atau II adalah sama, tetapi
kecepatan sudutnya ( ) berlianan. Hingga terdapat rumus :
V 1=V 2

1 2
7

Syarat bahwa kecepatan linier ini harus sama ialah agar tidak terjadi peristiwa selip
(meleset atau tergelincir).
Jika roda I dan II pada gambar no. 126 adalah roda-roda bergigi, sehingga dikenal istila
perpindahan putaran roda gigi yang jumlah giginya berturut-turut n1 dan n2 dan karena
R1 < R2 (R = jari-jari roda), maka n1 < n2.
Jika gigi-gigi tersebut saling bertautan di titik P dan jumlah putarannya tiap-tiap detik
(frekuensinya) berturut-turut ialah f1 dan f2, maka akan terdapat rumus sbb :
Untuk roda I berputar 1 kali, maka titik P dilalui sejumlah n 1 gigi roda I maupun
roda II.
n1
Jadi roda II telah melakukan putaran n2 1 putaran

Untuk roda I berputar 2 kali.


n1
Jadi roda II telah melakukan putaran 2 putaran
n2

Untuk roda I berputar f1 kali (jadi selama 1 det)


n1
Jadi roda II telah melakukan putaran ( n2 f 1 ) putaran

Ini berarti selama 1 det roda II telah berputar

n1
( n2 f 1 ) putaran

n1 n f
f 2= f1 1= 2
n2 n2 f 1

Berlaku pula :

n1 f 2 2 f 2 T 2 1 n1 2
= = = = =
n2 f 2 2 f 1 2 1 n2 1
T1

Kedua rumus di atas akan berlaku pula pada apa yang disebut sistem pemindah-putaran
rantai, yaitu jika gambar n0. 127 ban atau pita diganti dengan rantai, hingga roda-roda I dan
II nya merupakan roda-roda bergigi. (ingat sistem sepeda).

Berdasarkan uraian diatas, maka terdapat ketentuan sbb :

Ketentuan : perbandingan jumlah gigi-gigi dari kedua roda gigi pada sistem perpindahan
putaran roda gigi maupun sistem pemindah-putaran rantai yang dilakukan gerak
melingkar beraturan adalah berbanding terbalik dengan frekuensinya atau berbanding terbalik
dengan kecepatan sudutnya.
8

B. GAYA SENTRIPETAL DAN GAYA ATTRAKSI DARI NEWTON (HUKUM


GRAVITASI NEWTON)

I. Gaya Sentripetal (= Fs)


Pada gambar 36 bag. 3 telah dibuktikan bahwa percepatan sentripetal pada gerak
melingkar beraturan ialah :
V2
a s=
R
Dimana as = perc. Sentripetal ; V = kecepatan linier ; R = jari-jari lingkaran.
Dari uraian diatas, maka setiap titik zat yang melakukan gerak melingkar
selalu dibutuhkan apa yang disebut gaya sentripetal (= Fs), yaitu gaya yang menuju
ke strum (pusat) dari lingkaran lintasannya.
Jika massa titik zat tersebut = m, maka berdasarkan rumus Newton II besarnya gaya
sentripetal tersebut dirumuskan sbb:
s F =m a s
2
V
Fs = m R

Fs = gaya sentripetal ; m = massa benda.


V = kecepatan linier ; R = jari-jari lingkaran.

Gaya sentripetal ini dapat dibentuk oleh segala macam jenis gaya.
CONTOH :
1) Gaya Coulomb : yaitu gaya yang bekerja pada elektron-elektron yang bermuatan
negative dalam mengelilingi inti atom yang bermuatan positif.
2) Gaya attraksi dari Newton : misalnya bulan mengelilingi bumi atau planet-
planet dalam mengelilingi matahari.
3) Gaya Lorentz : yaitu gaya yang dialami ion-ion bermuatan listrik didalam medan
magnet.
4) Gaya-Gaya Penghubung : gaya-gaya pada tali yang tegang yang mempengaruhi
benda yang diikatnya hingga bergerak berputar, gaya geseran ; gaya tekan
normal ; gaya engsel dan sebagainya.

Hokum attraksi dari Newton (= HK Gravitasi Newton)


Kita telah tahu bahwa jika dua benda masing-masing bermuatan listrik yang
berlainan jenisnya saling didekatkan akan saling tarik-menarik, begitu pula 2 kutub
magnet yang berlainan jenisnya jika saling didekatkan akan saling tarik-menarik
bagaimana jika 2 benda yang netral (tidak bermuatan listrik maupun bukan sebagai
kutub-kutub magnet) saling didekatkan. Hal ini dapat kita selidiki sbb :
Misalnya kedua benda itu ialah A dan B masing-masing bermassa m A dan mB kita
lepaskan diangkasa luar jauh dari bumi hingga mula-mula masing-masing dalam
keadaan diam (= lembam). Kedua benda yang tidak saling bersentuhan ini kita anggap
merupakan suatu kesatuan system tertentu maka menurut hukum kekekalan
momentum :
9

mA.VA + mb.VB = mA.VA + mB.VB


mA.O + mB.O = mA. (VA + VA) + mB (VB + VB)

0 = mA.(O + VA) + mB. (O + VB)

0 = mA. VA + mB. VB
V A V B
0 = mA. + mB .
t t

V A V B
Untuk t (mendekati nol) maka baik maupun juga 0
V A VB
0 = mA ( limit t ) + mB. ( limit t
t 0 t 0

0 = mA.aA + mB.aB
0 = FA + FB
F = - FB

Dari hasil penjabaran diatas ternyata A dan B dipengaruhi gaya sama besar tetapi
arahnya berlawanan ( ingat tanda negatif pada ruas kanan), tetapi munkin juga antara
A dan B tidak terjadi gaya tarik atau tolak, jadi ada tiga kemungkinan yaitu :

I. A dan B saling tarik- menarik dengan gaya yang sama besar.


II. A dan B saling tolak menolak dengan gaya yang sama besar.
III. A dan B tak terjadi gaya tarik maupun tolak yaitu dipenuhi
jika FA = FB = 0

Seandainya benda A ialah bumi dan B ialah sembarang benda yang kita lepaskan
diatas bumi ternyata benda B akan jatuh menuju bumi. Dari kenyataan ini maka
kemungkinan I lah yang benar sedang II dan III yang salah. Jadi pada umumnya benda
satu terhadap yang lain akan saling tarik-menarik dengan gaya yang sama besar.
Dalam penyelidiki (dengan neraca puntir) ternyata besarya gaya tarik menarik itu
berbanding lurus dengan hasil perkalian antara massa kedua benda, dan berbanding
terbalik dengan kwadrat jarak antara kedua benda itu.
Pernyataan diatas selanjutnya dikenal apa yang disebut, HUKUM ATTRAKSI
NEWTON yang berbunyi sbb :
Jika dua titik zat masing-masing dengan massa m1 dan m2 yang letaknya satu
sama lain pada jarak R, maka kedua titik zat sesamanya saling tarik-menarik
dengan gaya yang besarnya barbanding lurus dengan hasil perkalian massanya
dan berbanding terbalik dengan kwadrat jaraknya !
Yang dirumuskan sbb :
m1 . m2
F=G.
R2
F = gaya tarik-menarik (= gaya attraksi ).
m1 dan m2 = massa benda I dan II.
10

R = jarak antara m1 dan m2


G = konstante gravitasi umum yang besarnya ialah : 6,67 108
11
dyne.cm2. gram-2 atau 6,67 10 newton.m2.kg-2.
Dalam keadaan sehari-hari gaya ini sangat kecil dibandingkan dengan gaya elektrostatis
maupun gaya magnet, jadi boleh diabaikan. Kecuali jika benda-bendanya atau salah satu
mempunyai massa besar sekali misalnya bulan, bumi dsb.
Memang hokum tsb sebenarnya merupakan kelanjutan dari penjabaran hokum
mengenai planet-planet dalam peredaranya mengelilingi matahari yang dibuat oleh
YOHANES KEPLER seorang Sarjana Jerman yang lahir tahun 1571 di Weil dan
meninggal pada tahun 1630.
Kemudian hasil jerih payahnya telah diteruskan oleh : SIR ISSAC NEWTON yang
menghasilkan apa yang disebut HUKUM ATTRAKSI atau Hk. GRAVITASI UMUM
diatas (= universal gravitasi) yang baru di ketengahkan pada tahun 1686.
Pengaruh rotasi bumi dalam mengelilingi sumbunya terhadap suatu benda sangat kecil,
maka berat dari suatu benda (= w) yang telah ditentukan dalam rumus w = m.g ini boleh
kita anggap sama dengan gaya tarik bumi yang bekerja pada benda tsb.
Jika massa benda = m dan massa bumi = M, dimana bumi dianggap bulat sempurnya
dengan jari-jari R dan percepatan gravitasi di permukaanya = g, maka terdapatlah
persamaan sbb :

}
m1. m2
F=G. G.M
R2 g=
karena F = w, maka : R
2 II
w=m. g

G.M
g=
Berdasarkan rumus II diatas, yaitu r
2 karena harga GM = konstan maka

makin besar nilai R, makin kecil harga perc.gravitasi (g). inilah sebabnya perc. gravitasi
di kutub-kutub bumi lebih besar dari pada perc. gravitasi di ekuator bumi, sebab jari-jari
bumi ke arah kutub lebih kecil dari pada ke arah ekuator. (disamping itu ada factor lain
yang menyebabkan membesarnya perc. gravitasi ke arah kutub yaitu karena rotasi bumi).

Percepatan dan Kecepatan Sudut


Perpindahan sudut dalam satuan SI dinyatakann dalam radian, simbol rad.
Satu radian adalah sudut pusat sebuah lingkaran yang mempunyai busur yang sama
panjangnya dengan jari-jarinya. Karena keliling = 2 jari-jari, perpindahan sudut
dalam satu putaran adalah 2 radian.
360 0 3600 0
Satu putaran = 3600 = 2 radian, 1 radian = = =57,3 .
2 2 3,14

Perpindahan sudut dalam radian = 2 perpindahan sudut dalam putaran.


panjang busur
Radian ukuran dari sudut ( panjang jari jari ) adalah ngka murni.
11

Kecepatan sudut ( ) dari sebuah benda adalah laju waktu perpindahan sudutnya
terhadap sumbu. Satuan SI nya adalah rad/det.
Jika sebuah benda menempuh sudut rad dalam t det, kelajuan sudut rata-rata
dalam rad/det adalah:

sudut yang ditempuh( rad)


( rad /det )= =
waktu yang dibutuh kanuntuk menempu h sudut ini t

Karena 1 putaran per det (put/det) = 2 rad/det, maka (rad/det) = 2

put/det, = 2 f, dimana f adalah frekwensi dalam put/det. Singkatan rpm sering-sering


digunakan untuk putaran per menit (revolutions per minute)

Percepatan sudut ( dari sebuah benda adalah laju waktu perubahan kecepatan
sudutnya . satuan SI nya adalah rad/det2.

0
Jika kecepatan sudut sebuah benda berubah secara uniform dari menjadi
t
rad/det dalam t det, maka :

peruba h an dalam kecepatan sudut (rad / det) 0


( rad /det 2 ) = = t
waktu ( det ) yangdibutu h kan untuk peruba h an ini t

Hubungan antara besaran-besaran linier dan besaran-besaran sudut.

s= r s = panjang busur dalam m.

r = jari-jari dalam m.

v= r v = kelajuan linier dalam m/det2.

a= r a = percepatan linier dalam m/det2.

Dimana adalah dalam radian, dalam rad/det, dan dalam rad/det2.

Persamaan-persamaan untuk gerak melingkar dipercepat beraturan adalah


analog/sejalan dengan persamaan-persamaan untuk gerak linier. Jika v dan 0 0

menunjukkan masing-masing kecepatan linier awal dan kecepatan sudut awal, dan Vt dan
menunjukkan kecepatan linier dan kecepatan sudut setelah waktu t, maka,
t

vt = v0 + at s = v0t + at2 v2t = v2 + 2 as


12

= + at = t + t2 2
t = 2
+ 2
t 0 0 0

Mulai dari keadaan diam, v0 = 0 dan 0 = 0 , dan dari itu

vt = a t s = at2 v2t = 2 as

= at = t2 2
t = 2
t

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Dalam pembuatan alat pengerat bambu untuk sangkar burung, serta studi lerteratur
setelah mengalami kajian pustaka yang berkaitan dengan teori penunjang. Maka dapat dibuat
analisa rancangan kontruksi alat pengerat bambu dengan ukuran dimensi serta ketebalan
bahan pembuat alat dapat ditetapkan. Sehingga sudah diperhitungkan untuk penggerak motor
dynamo yang sudah ditetapkan. Dan menghasilakn putaran sesuai yang diharapkan, dengan
demikian mesin penggerak yang dihubungkan dengan belt pada pully dan penggerak motor
dynamo yang dapat memutar pisau yang berbentuk ulir pada alat pengerat bambu tersebut.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

BAHAN & PERALATAN PENELITIAN

JUMLA
NO URAIAN HARGA SATUAN SUB TOTAL
H
1 Motor Rp 3,000,000 UNIT 1 Rp 3,000,000
2 Kerangka Basi Rp 1.500,000 BUAH 1 Rp 1,500,000
Pengecatan Alat Pengerat Rp 350,000 BUAH 1 Rp 350,000
3
Bambu
4 Kondensor Rp 500,000 UNIT 1 Rp 500,000
5 Baut Untuk Penahan Kaki Rp 15,000 BIJI 15 Rp 225,000
6 V-Belt Rp 500,000 UNIT 1 Rp 500,000
7 Pully Rp 500,000 UNIT 2 Rp 1,000,000
8 Roda Kaki Rp 100,000 BIJI 4 Rp 400,000
9 Pisau Ulir Rp 300,000 BIJI 1 Rp 300,000
4 ATK Rp 400,000 SET 1 Rp 400,000
Alat Perlengkapan (Cutter, Rp 205,000 SET 1 Rp 205,000
5
Gunting, Strepless)
TOTAL Rp 8,380,000 66.99%
BIAYA KONSUMSI & PERJALANAN (PEMBELIAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN)

NO URAIAN HARGA FREK SUB TOTAL


1 TIM PENELITI MAHASISWA (4 Rp 50,000 15 Rp 750,000
13

ORANG)
KETUA Rp 50,000 10 Rp 500,000
ANGGOTA I Rp 50,000 10 Rp 500,000
ANGGOTA II Rp 50,000 10 Rp 500,000
ANGGOTA III Rp 50,000 10 Rp 500,000
2 DOSEN PENDAMPING Rp 50,000 10 Rp 500,000 22.03%
TOTAL Rp 2,750,000
BIAYA LAPORAN PENELITIAN

NO URAIAN HARGA SATUAN JUMLAH SUB TOTAL


FOTO COPY & PENJILIDAN
1 Rp 30,000 JILID 4 Rp 120,000
ANTARA
FOTO COPY & PENJILIDAN
2 Rp 50,000 JILID 6 Rp 300,000
AKHIR
3 ATK Rp 200,000
4 PUBLIKASI JURNAL Rp 750,000
TOTAL Rp 1,370,000 10.98%

GRAND TOTAL Rp 12,500,000 100.00%

4.2 Jadwal Kegiatan

BULAN
KEGIATAN
I II III IV V
Persiapan Pengujian setting alat
ukur
Penelitian dan Pengujian

Analisis Hasil Pengujian

Penyusunan Laporan

Publikasi Hasil Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Sumber internet
Jurnal Teknik Mesin Transmisi Universitas Merdeka Malang
Buku Fisika Dasar Teknik Untuk Universitas
Fisika SMA Program Ilmu Fisika Dan Biologi Kurikulum 1984 GBPP 1987
14

Lampiran 1 : Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Fajjar Saifuddin


2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Teknik Mesin
4 NIM 14420011
5 Tempat, Tanggal Lahir Malang, 30 Maret 1996
6 E-mail fajjar.saifuddin1@gmail.com
7 Nomor Telp./Hp 089654883700

B. Riawayat Pendidikan

SD SMP SMA
SMK
MTs Wahid Hasyim
Nama Institusi Jurusan SDN Plaosan V Muhammadiyah 1
Patuk Sari
Kepanjen
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus 2001-2008 2008-2011 2011-2014
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
15

No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
2
D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, dan institute
lainnya)

Institusi Pemberian
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persaratan
dalam pengajuan Hibah PKM-Teknologi

Malang, 09 Oktober 2015

Pengusul,

(Fajjar Saifuddin )

Lampiran 1 : Biodata Anggota

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat, Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telp./Hp

B. Riawayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi Jurusan
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


16

No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
2

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, dan institute


lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberian Tahun


Penghargaan

Lampiran 2 : Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian (Rp)
Desain alat Hasil Desain
pengerat bambu Yang akan
1 unit Rp 8,380,000,-
untuk sangkar digunakan Oleh
burung Mitra PKM-T
SUB TOTAL (Rp) Rp 8,380,000,-

2. Bahan Habis Pakai

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian (Rp)

SUB TOTAL (Rp)

3. Perjalanan
17

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian (Rp)
Transportasi
Untuk Membeli
Biaya Bahan dan
transportasi peralatan yang
1 paket Rp 2,750,000,-
Malang dan diperlukan,
konsumsi tim konsumsi
dalam rangka
koordinasi tim

SUB TOTAL (Rp) Rp 2,750,000,-

4. Lain-Lain

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian (Rp)
Laporan
Laporan
kegiatan untuk 1 paket Rp 620,000,-
Kegiatan
monev
Publikasi
Publikasi Jurnal kegiatan dalam 1 paket Rp 750,000,-
jurnal ilmiah
SUB TOTAL (Rp) Rp 1,370,000,-
TOTAL KESELURUHAN Rp 12,500,000,-

Lampiran 3 : Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Waktu
No Nama/NIM Bidang Studi Uraian Tugas
Studi (jam/mingg
u)
Fajjar Saifuddin Ketua Tim:
Teknik 5 jam/ Mengkoordinir
1 -
Mesin minggu kegiatan sesuai
jadwal kegiatan
Abu Tholib Anggota Tim:
Teknik 3 jam/ Mengkoordinir
2 -
Mesin minggu pembuatan
produk
Adam Sukarno Anggota Tim:
Teknik 3 jam/ Mengkoordinir
3 -
Mesin minggu pembuatan
produk
18

Riyan Rizky Anggota Tim:


Teknik 3 jam/ Mengkoordinir
4 -
Mesin minggu pembuatan
produk
Ziad Vahlavi M. Anggota Tim:
Teknik Perancangan 3 jam/ Mengkoordinir
5
Mesin dan Produksi minggu pembuatan
produk

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG


Kantor : Jl. Terusan Raya Dieng No. 62-64 Malang-65146

Telephone : (0341) 568395, fax : (0341) 564994

Homopage : http: //www unmer.ac.id, email : info@unmer.ac.id

Status : Semua Program Studi Terakreditasi BAN-PT

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda-tangan dibawah ini :


19

Nama Fajjar Saifuddin

NIM 14420011

Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Dengan ini menyatakan bahwa usulan (PKM-T) saya dengan judul :

Alat Pengerat Bambu Untuk Sangkar Burung

Yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai
oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia di tutut dan di proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas Negara.

Dengan pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Malang, 09 Oktober 2015


Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Yang Menyatakan,

( Mochammad Rofieq, S.Si., MT.) (Fajjar Saifuddin)


NIP. 664 / FT NIM. 14420011
20

DENAH LOKASI MITRA


21

Você também pode gostar