Você está na página 1de 6

The new england journal of medicine

clinical practice

Acute Bronchitis
Richard P. Wenzel, M.D., and Alpha A. Fowler III, M.D.

This Journal feature begins with a case vignette highlighting a common clinical problem.
Evidence supporting various strategies is then presented, followed by a review of formal
guidelines, when they exist. The article ends with the authors clinical recommendations.

A 40-year-old man with no underlying lung disease has a 7-day history of mild
shortness of breath with exertion, as well as cough that is now productive of purulent
sputum. He reports no paroxysms of cough and no contact with ill persons in his
community. He does not appear to be in distress. His temperature is 37C, his pulse 84
beats per minute, and his respiratory rate 17 breaths per minute. On auscultation of
the lungs, no rales are heard; scattered wheezes are heard in the lung bases. How
should he be evaluated and treated?
patologis tersebut sesuai dengan data dari peradangan
Bronkitis akut adalah istilah klinis yang berarti self- proksimal saluran napas bawah yang terbatas hingga
limited inflammation pada jalan nafas besar pada bronkus, seperti yang terdeteksi oleh positron-
paru-paru yang dicirikan dengan batuk tanpa emission tomography (PET) dengan 18F-
pneumonia. Penyakit ini menyerang kira-kira 5% fluorodeoxyglucose sebagai tracer (pelacak), dengan
orang dewasa setiap tahunnya, 1, 2 dengan insiden yang pengaturan untuk bronchitis akut. 10 Namun, ada
lebih tinggi terjadi selama musim dingin dan musim banyak variasi dalam distribusi anatomis dari banyak
gugur daripada musim panas dan musim semi. Di kuman patogen yang menyebabkan bronkitis
Amerika Serikat, bronkitis akut adalah penyakit akut. Dalam sebuah penelitian yang melibatkan
kesembilan yang paling umum terjadi diantara pasien relawan yang telah terinfeksi oleh rhinovirus,
rawat jalan, seperti yang dilaporkan oleh para dokter misalnya, virus yang terdeteksi dalam spesimen dari
di Amerika Serikat.3 Virus biasanya dianggap sebagai induksi sputum yang diperoleh dari semua subjek
penyebab bronkitis akut tetapi telah terisolasi pada penelitian, sekitar sepertiga dari spesimen biopsi
sebagian kecil pasien.1,4 Virus tersebut terisolasi pada bronkus, hampir seperempat dari spesimen yang
bronkitis akut (dari jenis yang paling umum hingga berasal dari bilasan (lavage) bronchoalveolar, dan
yang paling jarang besar) termasuk virus influenza A lebih dari sepertiga spesimen dari sikatan bronkus. 11
dan B, parainfluenza virus, virus syncytial repiratory, Data yang menunjukkan infeksi virus pada saluran
coronavirus, adenovirus, dan rhinovirus. Human nafas bawah dapat membantu dalam menjelaskan
Metapneumovirus telah diidentifikasi sebagai agen hubungan pengamatan antara infeksi rhinovirus (dan
penyebab.5-7 Pada penelitian terakhir di Prancis yang yang lain diduga infeksi virus pada saluran pernapasan
melibatkan orang dewasa yang telah divaksinasi atas) dan eksaserbasi asthma. 12 Dengan demikian,
terhadap influenza menunjukkan bahwa virus meskipun namanya hanya penyakit saluran pernapasan
merupakan penyebab di 37% dari 164 kasus bronkitis, besar, bronkitis akut dapat disertai oleh berbagai
yang 21% diantaranya merupakan rhinovirus.4 Dengan gejala tergantung pada derajat keterlibatan virus pada
demikian, penampakan/hasil dari jenis pathogen saluran nafas kecil dan besar.
spesifik bergantung pada beberapa faktor, termasuk
ada atau tidak adanya suatu epidemi, musim dan status Riwayat Alamiah
vaksinasi influenza penduduk. Selama beberapa hari awal terinfeksi, gejala
Patobiologi infeksi pernapasan atas yang ringan tidak dapat
Bronkitis akut menunjukkan terjadinya suatu dibedakan dari orang yang terkena bronkitis
respons peradangan terhadap infeksi di epitel akut. Namun, dengan bronkitis akut, batuk menetap
bronkus. Deskuamasi sel epitelial dan penggundulan hingga lebih dari 5 hari, dan selama periode ini
jalan nafas hingga pada dasar membrane yang berlanjut, maka hasil uji fungsi paru-paru bisa menjadi
berkaitan dengan timbulnya infiltrasi limfositik selular abnormal. Empat puluh persen pasien terdapat
ditunjukkan setelah tracheobronchitis influenza penurunan yang signifikan pada volume expiratory
A.9; pemeriksaan mikroskopik menunjukkan paksa (VEP) dalam 1 detik (yaitu, jika nilai di bawah
terjadinya penebalan mukosa bronkus dan mukosa 80% dari nilai prediksi) 13 hiperreaktivitas bronkus,
trakea sesuai dengan daerah yang meradang. Temuan
nengl j med 355;20 www.nejm.org november 16, 2006
The New England Journal of Medicine
Downloaded from nejm.org on June 4, 2017. For personal use only.
No other uses without permission. Copyright 2006 Massachusetts Medical Society. All rights reserve
yang diukur dengan rangsangan bronkus, 14 dengan kronis atau asma pada 3 tahun follow-up. 17 Pada
perbaikan selama 5 sampai 6 minggu berikutnya. penelitian lain, asma bronkial ringan didiagnosis
Batuk setelah bronkitis akut biasanya berdasarkan spirometri atau rangsangan bronkus
berlangsung selama 10-20 hari tetapi kadang-kadang dalam 65% pasien dengan episode berulang dari
dapat berlangsung selama 4 minggu atau lebih. Dalam bronkitis akut.18 Namun, penelitian ini kurang
laporan terbaru pada sebuah uji klinis efektivitas dari kelompok kontrol, dan tidak jelas apakah bronkitis
suatu vaksin acellular pertusis yang melibatkan 2781 akut langsung mengarah ke kondisi kronis atau apakah
orang dewasa yang sehat, nilai tengah untuk durasi gangguan kronis atau kecenderungan untuk
batuk dari bronkitis akut karena semua penyebab perkembangannya muncul pada saat peradangan
adalah 18 hari (rata-rata, 24). 8 Selain itu, sekitar 50% saluran napas besar.
pasien dengan bronkitis akut dilaporkan terdapat
produksi sputum yang purulen. Disamping itu, pada S t r a t e gi e s a nd E v i de nc e
pasien yang sehat, sputum yang purulen biasanya
menunjukkan terjadinya pelepasan epitel Diagnosis
tracheobronchial dan adanya sel-sel inflamasi, dan Bronkitis akut harus dibedakan dengan inflamasi
nilai positif prediktif adanya penyakit alveolar rendah akut pada saluran pernapasan kecil seperti asma
(sekitar 10%).15 atau bronkiolitis, dimana bronkitis akut memiliki
Suatu penelitian tentang kualitas hidup manifestasi klinis berupa batuk progresif dengan
pasien dengan infeksi saluran pernafasan atas, mengi, takipneu, distres pernapasan dan
beberapa di antaranya telah didiagnosis sebagai hipoksemia. Bronkitis akut juga harus dibedakan
19
bronkitis akut, menunjukkan pengurangan yang dengan bronkiektasis, yang memiliki gambaran
signifikan dalam tujuh subscales dari formulir survey yang berbeda, terkait pelebaran permanen bronkus
singkat kesehatan umum dari Medical Outcomes dan batuk kronis. Diagnosis bronkitis kronis jika
Study 36-item, termasuk vitalitas dan fungsi sosial,16 pasien dengan batuk dan sputum produktif setiap
tetapi beberapa pengurangan tersebut dianggap hari setidaknya tiga bulan selama dua tahun
transien. Data hasil jangka pendek atau jangka panjang 20
terakhir. Eksaserbasi akut dari bronkitis kronis
terbatas, tetapi satu penelitian menunjukkan bahwa diidentifikasikan dari perburukan aliran udara yang
dalam satu bulan setelah kunjungan awal, hingga 20% tidak didiskusikan pada jurnal ini.
pasien telah konsul kembali ke dokter mereka karena Sebuah pengamatan riwayat yang cermat,
gejala menetap atau berulang. 1 Efek episodik bronkitis termasuk pelaporan kontak dengan penderita, dan
akut pada kesehatan paru seorang pasien itu tidak pemeriksaan fisik dapat dikelompokkan secara
pasti. Dalam satu penelitian, 34% pasien dengan spesifik (Table 1).
bronkitis akut didiagnosis baru dengan bronkitis

nengl j med 355;20 www.nejm.org november 16, 2006


The New England Journal of Medicine
Downloaded from nejm.org on June 4, 2017. For personal use only.
No other uses without permission. Copyright 2006 Massachusetts Medical Society. All rights reserve
clinical pr actice

Tabel 1. Kelompok penyebab bronkitis akut serta opsi terapi

Patogen Komentar Opsi terapi

Virus

Influenza Onset tiba tiba pada demam, Oseltamivir (tamiflu, Roche) selama
menggigil, sakit kepala, dan batuk. lima hari dengan dosis 2x75 mg per
Mialgia dapat terjadi dengan miositis, hari21 atau zanamivir
mioglobinuria, dan peningkatan serum (Relenza,GlaxoSmithKline) selama
enzim otot lima hari dengan pemberian 2 puff
(5mg/puff) dua kali sehari dengan total
dosis harian 20 mg21
Parainfluenza Umum terjadi pada musim gugur. Tidak tersedia
Penyebaran mungkin terjadi pada
rumah perawatan.
Respiratory Syncytial Virus (RSV) Riwayat terjadi keluarga penting Tidak tersedia
karena 45 % anggota keluarga yang
masih bayi (<1 tahun) dengan
bronkiolitis mudah terinfeksi. 20%
orang dewasa mengeluhkan nyeri pada
telinga.
Coronavirus Patogen dapat menimbulkan gejala Tidak tersedia
saluran pernapasan yang berat
Adenovirus Manifestasi klinis pada infeksi ini Tidak tersedia
mirip dengan infeksi influenza dengan
demam tiba-tiba
Rhinovirus Demam tidak umum dan infeksi ringan Tidak tersedia

Bakteri Atipikal

Bordatella pertussis Waktu inkubasi selama 1-3 minggu.


Antibiotik golongan makrolid lini
pertama:25
Umumnya menginfeksi usia remaja dan

dewasa muda. 10-20 % kasus pasien
Azitromisin selama 5 hari dengan
mengalami batuk selama dua minggu
dosis 500 mg sehari atau 2x250
lebih. Umumnya tidak demam. Hasil
mg per hari.
labor menunjukan leukositosis.
Eritromisin selama 14 hari dengan
dosis 4x500 mg per hari
Claritromisin selama 7 hari
dengan dosis 2x500 mg perhari
Lini kedua:
Trimetoprin-sulfametoksazol selama 14
hari dengan dosis 2x800 mg per hari.
Mycoplasma pneumoniae Waktu inkubasi selama 2-3 minggu. Azitromisin selama 5 hari dengan
Onset bertahap (2-3 hari). Infeksinya dosis 500 mg pada hari pertama,
berbeda dari influenza. Sering terjadi 250 mg pada hari kedua sampai
pada siswa yang di asrama. kelima.
Doksisiklin selama 5 hari dengan
dosis 2x100 mg per hari.
Chlamydophila pneumoniae Waktu inkubasi selama 3 minggu. Azitromisin selama 5 hari dengan
Onset gejala adalah suara serak dosis 500 mg pada hari pertama,
sebelum batuk, gejala bertahap. 250 mg pada hari kedua sampai
kelima.
Doksisiklin selama 5 hari dengan
dosis 2x100 mg per hari.
*Penyebab pada berbagai kasus masih belum diketahui. Tidak adanya studi epidemik, waktu,
populasi yang terinfeksi, status imunisasi influenza. Virus umumnya memiliki waktu inkubasi
selama 2 sampai 7 hari, dimana tiga bakteri atipikal memiliki waktu inkubasi lebih lama. Onset
bertahap merupaka ciri khasi dari infeksi bakteri. Tes diagnostik lebih berguna untuk
mengidentifikasikan penyebab yang dapat diterapi saat patogen bersirkulasi di suatu komunitas
dan saat ingin mengidentifikasikan patogen pada saat munculnya penyebaran.

nengl j med 355;20 www.nejm.org november 16, 2006


The New England Journal of Medicine
Downloaded from nejm.org on June 4, 2017. For personal use only.
No other uses without permission. Copyright 2006 Massachusetts Medical Society. All rights reserve
Terapi lainnya
Beberapa percobaan acak terkontrol plasebo
Tes Diagnostik yang telah memeriksa efek agonis 2 yang diberikan
secara oral atau aerosol untuk batuk yang terkait dengan
Batuk dengan tidak adanya demam, takikardia, dan bronkitis akut telah melibatkan sejumlah kecil pasien dan
takipnea menunjukan adanya bronkitis dibanding memiliki hasil yang beragam. 34-36 Dalam penelitian ini, di
diagnosisnya penumonia. Faktanya, dengan tanda vital antara pasien tanpa Penyakit paru-paru yang sudah ada
yang normal dan tidak adanya ronki dan egofoni pada sebelumnya, skor batuk harian dan kemungkinan batuk
pemeriksaan fisik meminimalkan diagnosis pneumonia terus-menerus setelah 7 hari tidak berbeda secara
sampai adanya pemeriksaan penunjang. Terkecuali, jika bermakna antara kelompok pengobatan aktif dan
batuk pada lansia, pneumonia pada lansia minim kelompok plasebo. Namun, dalam satu percobaan,
munculan gambaran klinis seperti demam dan takikardi. subkelompok pasien dengan bukti keterbatasan aliran
Tes diagnosis cepat untuk beberapa patogen dapat udara memiliki skor gejala yang sangat rendah pada hari
ditautkan dengan bronkitis akut. Namun, tidak semua tes ke 2 setelah perawatan dengan agonis 2. 34 Sebuah
diagnostik cepat tersedia dan cukup mahal. Polymerase- Tinjauan Cochrane terbaru dari lima percobaan yang
chain reaction atau tes PCR pada swab nasofaring dapat melibatkan 418 orang dewasa menunjukkan bahwa bahkan
mendiagnosis B.pertussis, M. pneumoniae , or C. di antara pasien dengan obstruksi aliran udara, potensi
pneumoniae.30 manfaat 2-agonis tidak didukung dengan baik dan
diimbangi dengan efek buruk pengobatan. 37 Dalam
Terapi Anti mikroba praktiknya, percobaan singkat (7 hari) kortikosteroid
inhalasi atau oral mungkin bisa digunakan untuk batuk
Agen antimikroba tidak dianjurkan pada yang parah (batuk yang persisten selama lebih dari 20
kebanyakan kasus bronkitis akut. Analisis sistematis hari), namun tidak ada data percobaan klinis untuk
terhadap uji klinis telah menyarankan bahwa antibiotik mendukung pendekatan ini. Data dari uji klinis juga tidak
dapat mengurangi durasi gejala, namun paling tidak secara tersedia untuk mendukung penggunaan agen mukolitik
sederhana. Secara khusus, sebuah meta-analisis dari atau antitusif.
delapan percobaan yang melibatkan pasien dengan
bronkitis akut menunjukkan bahwa gejala berkurang
dengan penggunaan eritromisin, doksisiklin, atau tri Membedakan kasus minoritas bronkitis akut
methoprim sulfametoksazol. Hasilnya secara statistik karena penyebab yang dapat diobati dari virus yang saat
signifikan namun tidak secara klinis. 31 Hasil percobaan ini tidak dapat diobati seringkali meragukan. Baru-baru
acak double-blind membandingkan penggunaan ini, pengukuran kadar procalcitonin serum, yang biasanya
azitromisin selama 5 hari pada 112 pasien dengan vitamin meningkat pada infeksi bakteri, telah diusulkan sebagai
C pada 108 pasien (dosis total setiap agen, 1,5 g), tidak alat untuk mengidentifikasi pasien yang memerlukan
menunjukkan perbedaan antara kelompok dalam kualitas pengobatan dengan antibiotik. Dalam satu percobaan
hidup terkait kesehatan pada 7 hari (hasil utama) atau klinis, tingkat procalcitonin rendah (<0,1 g per liter)
proporsi pasien yang kembali bekerja, sekolah , atau digunakan untuk membedakan secara aman antara pasien
aktivitas biasa di rumah pada hari ke 3 atau 7. 32 dengan batuk atau dyspnea yang tidak memerlukan terapi
Sebuah Cochrane Review dari sembilan antibiotik, seperti bronkitis akut,38 dan pasien yang
percobaan terkontrol dan acak dari agen antibiotik memerlukan terapi semacam itu. Namun, diperlukan lebih
(termasuk tiga uji coba yang tidak termasuk dalam banyak data untuk memvalidasi kegunaan tes pro-
tinjauan sebelumnya 31) juga menunjukkan penurunan kalsitonin untuk membedakan antara pasien dengan
durasi batuk yang signifikan (0,6 hari) . 33 Terdapat bronkitis dan mereka yang menderita pneumonia.
penurunan jumlah yang tidak signifikan dalam jumlah hari Meskipun dokter mungkin berpendapat bahwa
pasien merasakan sakit dan peningkatan adverse event lama pemberian mempengaruhi antibiotik, data tidak
yang tidak signifikan dikaitkan dengan antibiotik (risiko mendukung anggapan ini. Sebuah studi baru-baru ini yang
relatif adverse event, 1,22; interval kepercayaan 95%, 0,94 melibatkan hampir 4000 orang dewasa dengan infeksi
sampai 1,58). saluran pernapasan bagian atas menunjukkan bahwa rata-
Terapi antimikroba mungkin lebih bermanfaat rata durasi kunjungan di kantor adalah 14,2 menit bila
bila mikroorganisme patogen yang dapat diobati antibiotik diresepkan, dibandingkan dengan 15,2 menit
diidentifikasi daripada tidak teridentifikasi. Sebagai bila tidak ada resep untuk pemberian anti-biotik. 39
contoh, agen anti-influenza (termasuk oseltamivir dan Penelitian sebelumnya yang melibatkan relawan
zanamivir) mengurangi durasi gejala sekitar 1 hari dan yang terpajan pada rhinovirus menunjukkan bahwa obat
menghasilkan aktivitas normal kembali (sekitar 0,5 hari) nonsteroid saja atau dikombinasikan dengan antihistamin
di antara pasien dengan infeksi yang disebabkan oleh virus mengurangi keparahan gejala, termasuk batuk. 40 Namun,
yang rentan. . Pengobatan antibiotik segera pada pasien efek dari obat itu sendiri atau kombinasi keduanya pada
dengan pertusis diindikasikan untuk membatasi penularan, bronkitis akut belum dievaluasi. Hasil percobaan acak
namun (dengan kemungkinan pengecualian terapi dimulai tunggal yang melibatkan 486 orang dewasa dengan
selama minggu pertama gejala) tidak ada data yang bronkitis akut menyarankan manfaat klinis dari ekstrak
menarik untuk mendukung kemungkinan bahwa batuk akar Pelargonium sidoides, namun datanya memerlukan
akan berkurang keparahannya atau tidak lama dengan konfirmasi.41
terapi antibiotik. Meskipun beberapa kelas antibiotik
memiliki aktivitas in vitro melawan M. Pneumoniae dan
C. Pneumoniae, tidak jelas apakah pengobatan antibiotik
bronkitis terkait dengan organisme ini mempengaruhi
hasil. Tabel 1 mencakup terapi antimikroba yang
disarankan untuk kasus di mana terapi tersebut
dipertimbangkan.
Guideline

Menurut American College of Physicians pada


tahun 2001 untuk pengobatan bronkitis akut tanpa
komplikasi, perawatan antibiotik "tidak dianjurkan, terlepas
dari durasi batuknya." 42 Menurut American College of
Chest Physicians (ACCP) tahun 2006 untuk mengobati
bronkitis akut, pengobatan rutin dengan antibiotik tidak
dibenarkan, agen antitusif kadang-kadang berguna, dan tidak
ada anjuran dalam pemakaian bronkodilator inhalasi atau
agen mukolitik secara rutin.43 Namun, pedoman ini
mencatat bahwa subkelompok pasien dengan obstruksi
aliran udara kronis pada awal atau mengi pada permulaan
penyakit memang mendapat manfaat dari 2-agonis. Agen
antikolinergik tidak dianjurkan. Pedoman ini telah dikritik
dengan alasan bahwa banyak dari rekomendasi tersebut
didasarkan "lebih pada pendapat daripada bukti." 44
Pedoman ACCP dan pedoman dari Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
merekomendasikan makrolides sebagai terapi lini pertama
untuk pertusis.25,43 Untuk infeksi virus influenza A, pada
bulan Januari 2006 CDC merekomendasikan terapi dengan
oseltamivir atau zanamivir, 21 mencatat bahwa strain H3N2
yang beredar dari virus influenza A hampir secara seragam
resisten terhadap kedua obat generasi pertama (amantadine
dan rimantadine).

Simpulan dan Saran

Pasien yang digambarkan dalam sketsa


kemungkinan besar memiliki infeksi virus yang
menyebabkan bronkitis akut tanpa komplikasi. Berdasarkan
data uji klinis, obat antibakteri tidak dianjurkan. Radiografi
dada tidak diindikasikan, mengingat tidak ada tanda-tanda
pneumonia pada pemeriksaan fisik. Dengan tidak adanya
wabah influenza di masyarakat, tidak ada pengujian cepat
untuk penyebab virus yang harus dilakukan, dan tidak ada
terapi antiviral yang harus diresepkan; Influenza sangat
tidak mungkin terjadi pada pasien yang menderita afebris.
Dengan tidak adanya riwayat kontak dengan orang dengan
pertusis yang rentan (atau orang dengan riwayat batuk terus-
menerus), diagnosis ini tidak mungkin terjadi. Jika batuk
paroksismal berkembang kemudian atau jika terdapat whoop
lalu disertai muntah, pengujian untuk pertusis akan masuk
akal. Pasien harus diberi tahu bahwa batuk bisa bertahan
selama 10 sampai 21 hari dan dan bertahan lebih lama.
Untuk mengi dan sesak napas dengan aktivitas, pengalaman
klinis menunjukkan bahwa agonis 2 seperti albuterol dapat
mengatasi gejala, walaupun data dari uji klinis tidak
konsisten. Berdasarkan pengalaman klinis, pasien mungkin
ditawarkan penggunaan preparat codeine atau preparat yang
mengandung hydrocodone atau kortikosteroid inhalasi jika
batuk terus bertahan, walaupun data dari percobaan untuk
mendukung penggunaannya kurang.
clinical pr actice

Reference s
1. Macfarlane J, Holmes W, Gard P, et al. 14. Boldy DAR, Skidmore SJ, Ayres JG. 30. McDonough EA, Barrozo CP, Russell
Prospective study of the incidence, aetiol- Acute bronchitis in the community: clini- KL, Metzgar D. A multiplex PCR for de-
ogy and outcome of adult lower respira- cal features, infective factors, changes in tection of Mycoplasma pneumoniae,
tory tract illness in the community. Tho- pulmonary function and bronchial reactiv- Chlamydophila pneumoniae, Legionella
rax 2001;56:109-14. ity to histamine. Respir Med 1990;84:377- pneumophila, and Bordetella pertussis in
2. Benson V, Marano MA. Current esti- 85. clinical specimens. Mol Cell Probes
mates from the National Health Interview 15. Gonzales R, Sande MA. Uncompli- 2005;19:314-22.
Survey, 1995. Vital and health statistics. Se- cated acute bronchitis. Ann Intern Med 31. Bent S, Saint S, Vittinghoff E, Grady
ries 10. No. 199. Hyattsville, MD: National 2000;133:981-91. D. Antibiotics in acute bronchitis: a meta-
Center for Health Statistics, October 1998. 16. Linder JA, Singer DE. Health-related analysis. Am J Med 1999;107:62-7.
(DHHS publication no. (PHS) 98-1527.) quality of life of adults with upper respi- 32. Evans AT, Husain S, Durairaj L, Sad-
3. DeLozier JE, Gagnon RO. National ratory tract infections. J Gen Intern Med owski LS, Charles-Damte M, Wang Y.
Ambulatory Care Survey: 1989 summary. 2003;18:802-7. Azithromycin for acute bronchitis: a ran-
Advanced data from vital and health sta- 17. Jnsson JS, Gslason T, Gslason D, domised double-blind, controlled trial.
tistics. No. 203. Hyattsville, MD: National Sigurdsson JA. Acute bronchitis and clini- Lancet 2002;359:1648-54.
Center for Health Statistics, 1991:1-11. cal outcome three years later: prospective 33. Smucny J, Fahey T, Becker L, Glazier R.
(DHHS publication no. (PHS) 91-1250.) cohort study. BMJ 1998;317:1433. Antibiotics for acute bronchitis. Coch-rane
4. Freymuth F, Vabret A, Gouarin S, et 18. Hallett JS, Jacobs RL. Recurrent acute Database Syst Rev 2004;4:CD000245.
al. pidmiologie et diagnostic des bronchitis: the association with undiag- 34. Melbye H, Aasebo U, Straume B.
infections virus respiratoire syncytial de nosed bronchial asthma. Ann Allergy Symptomatic effect of inhaled fenoterol in
ladulte. Rev Mal Respir 2004;21:35-42. 1985; 55:568-70. acute bronchitis: a placebo-controlled double-
5. Boivin G, Abed Y, Pelletier G, et al. 19. Barker AF. Bronchiectasis. N Engl J blind study. Fam Pract 1991;8:216-
Virological features and clinical manifes- Med 2002;346:1383-93. 22.
tations associated with human metapneu- 20. Brunton S, Carmichael BP, Colgan R, 35. Littenberg B, Wheeler M, Smith DS.
movirus: a new paramyxovirus responsi- et al. Acute exacerbation of chronic bron- A randomized controlled trial of oral al-
ble for acute respiratory-tract infections in chitis: a primary care consensus guide- buterol in acute cough. J Fam Pract 1996;
all age groups. J Infect Dis 2002;186: line. Am J Manag Care 2004;10:689-96. 42:49-53.
1330-4. 21. High levels of adamantane resistance 36. Hueston WJ. Albuterol delivered by
6. Bastien N, Ward D, Van Caeseele P, et among influenza A (H3N2) viruses and metered-dose inhaler to treat acute bron-
al. Human metapneumovirus infection in interim guidelines for use of antiviral chitis. J Fam Pract 1994;39:437-40.
the Canadian population. J Clin Microbiol agents United States, 200506 influ- 37. Smucny J, Flynn C, Becker L, Glazier
2003;41:4642-6. enza season. MMWR Morb Mortal Wkly R. Beta2-agonists for acute bronchitis.
7. Louie JK, Hacker JK, Gonzales R, et Rep 2006;55:44-6. Cochrane Database Syst Rev 2004;1:
al. Characterization of viral agents caus- 22. Hall CB, Geiman JM, Biggar R, Kotok CD001726.
ing acute respiratory infection in a San DI, Hogan PM, Douglas RG Jr. Respirato-ry 38. Christ-Crain M, Jaccard-Stolz D, Bin-
Francisco University Medical Center Clin- syncytial virus infections within fami-lies. N gisser R, et al. Effect of procalcitonin-
ic during the influenza season. Clin In-fect Engl J Med 1976;294:414-9. guided treatment on antibiotic use and
Dis 2005;41:822-8. 23. Hall CB, Long CE, Schnabel KC. Re- outcome in lower respiratory tract infec-
8. Ward JI, Cherry JD, Chang S-J, et al. spiratory syncytial virus infections in pre- tions: cluster-randomised, single-blinded
Efficacy of an acellular pertussis vaccine viously healthy working adults. Clin In- intervention trial. Lancet 2004;363:600-7.
among adolescents and adults. N Engl J fect Dis 2001;33:792-6. 39. Linder JA, Singer DE, Stafford RS.
Med 2005;353:1555-63. 24. Wenzel RP, Hendley JO, Davies JA, As-sociation between antibiotic
9. Walsh JJ, Dietlein LF, Low FN, Burch Gwaltney JM Jr. Coronavirus infections in prescribing and visit duration in adults
GE, Mogabgab WJ. Bronchotracheal re- military recruits: three-year study with with upper re-spiratory tract infections.
sponse in human influenza: type A, Asian coronavirus strains OC43 and 229E. Am Clin Ther 2003; 25:2419-30.
strain, as studied by light and electron mi- Rev Respir Dis 1974;109:621-4. 40. Gwaltney JM Jr, Druce HM. Efficacy
croscopic examination of bronchoscopic 25. Tiwari T, Murphy TV, Moran J. Rec- of brompheniramine maleate for the treat-
biopsies. Arch Intern Med 1961;108:376- ommended antimicrobial agents for the ment of rhinovirus colds. Clin Infect Dis
88. treatment and postexposure prophylaxis of 1997;25:1188-94.
10. Kicska G, Zhuang H, Alavi A. Acute pertussis: 2005 CDC guidelines. MMWR 41. Matthys H, Eisebitt R, Seith B, Heger
bronchitis imaged with F-18 FDG posi- Recomm Rep 2005;54(RR-14):1-16. M. Efficacy and safety of an extract of
tron emission tomography. Clin Nucl Med 26. von Konig CHW, Halperin S, Riffel- Pel-argonium sidoides (EPs 7630) in
2003;28:511-2. mann M, Guiso N. Pertussis of adults and adults with acute bronchitis: a randomised,
11. Mosser AG, Vrtis R, Burchell L, et al. infants. Lancet Infect Dis 2002;2:744-50. dou-ble-blind, placebo-controlled trial.
Quantitative and qualitative analysis of 27. Monto AS, Gravenstein S, Elliott M, Phyto-medicine 2003;10:Suppl 4:7-17.
rhinovirus infection in bronchial tissues. Colopy M, Schweinle J. Clinical signs and 42. Gonzales R, Bartlett JG, Besser RE, et
Am J Respir Crit Care Med 2005;171:645- symptoms predicting influenza infection. al. Principles of appropriate antibiotic use
51. Arch Intern Med 2000;160:3243-7. for treatment of uncomplicated acute
12. Papadopoulos NG, Psarras S, Ma- 28. Metlay JP, Kapoor WN, Fine MJ. bronchitis: background. Ann Intern Med
noussakis E, Saxoni-Papageorgiou P. The Does this patient have community- 2001;134:521-9.
role of respiratory viruses in the origin and acquired pneumonia? Diagnosing 43. Braman SS. Chronic cough due to
excerbations of asthma. Curr Opin Allergy pneumonia by history and physical acute bronchitis: ACCP evidence-based
Clin Immunol 2003;3:39-44. examination. JAMA 1997;278:1440-5. clinical practice guidelines. Chest
13. Williamson HA Jr. Pulmonary func- 29. Metlay JP, Schulz R, Li YH, et al. Influ- 2006;129:Suppl: 95S-103S.
tion tests in acute bronchitis: evidence for ence of age on symptoms at presentation in 44. Cough guidelines choke on evidence.
reversible airway obstruction. J Fam Pract patients with community-acquired pneu- Lancet 2006;367:276.
1987;25:251-6. monia. Arch Intern Med 1997;157:1453-9. Copyright 2006 Massachusetts Medical Society.

Você também pode gostar