Você está na página 1de 14

1.

KONSEP DASAR Nutrisi


a. PENGERTIAN

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006, hlm.
52).

Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik ( Kozier dalam Mubarak, 2008,
hlm. 26)

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan ( Wikipedia Indonesia, 2008).

b. ETIOLOGI/ FAKTOR RESIKO

a. Kekurangan nutrisi

1) Efek dari pengobatan

2) Mual/ muntah

3) Gangguan intake makanan

4) Radiasi/ kemoterapi

5) Penyakit kronis

6) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker

7) Disfagia karena adanya kelainan persarafan

8) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa

9) Nafsu makan menurun ( Wartonah, 2006 dan Alimul, 2006, hlm. 67)

b. Kelebihan nutrisi

1) Kelebihan intake

2) Gaya hidup

3) Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori

4) Penurunan laju metabolic


5) Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat (Wartonah, 2006 dan Potter, 2005)

c. KARAKTERISTIK/ JENIS/ TIPE

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

( Potter, 2005)

Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan :

1. Body Mass Index

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan, BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

2. Ideal Body Weight

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat
badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 10% dari jumlah itu.

( Wartonah, 2006)

d. PATOFISIOLOGI

Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukkan banyak


patologi yang dapat mempengaruhi system organ lain : perdarahan, perforasi, obstruksi,
inflamasi dan kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah
ditemukan pada setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran gastrointestinal.

Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai, terdapat banyak
factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan ansietas sering menjadi keluhan
utama berupa indigesti, anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan
konstipasi/ diare.

Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan ketidakseimbangan/
perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi saluran gastrointestinal
sehingga menyebabkan perubahan nutrisi ( Smeltzer, 2002).
e. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut :

1. Kadar total limfosit

2. Albumin serum

3. Zat besi

4. Transferin serum

5. Kreatinin

6. Hemoglobin

7. Hematokrit

8. Keseimbangan nitrogen

9.Tes antigen kulit

Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk meliputi
penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan albumin
serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar kolesterol ( Mubarak, 2008, hlm.
61).

f. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

1. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Nutrisi enteral

Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi


meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut
sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan
makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport
makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan
melalui slang nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui
slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral

Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak
berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena
kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara
intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.

Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin,
dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena
larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang
beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien.

( Kozier, 2011, hlm.784-801)

2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

a. Menstimulasi nafsu makan

1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien

2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang anoreksik

3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau
setelah makan

4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang
tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup
atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada
nafsu makan

5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan;
istirahat bila mengalami keletihan

6) Kurangi stress psikologi

7) Berikan oral hygiene sebelum makan

b. Membantu klien makan


c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi

( Kozier, 2011, hlm.782-783)

g. KOMPLIKASI

1. Malnutrisi

Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)

2. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan kalori.

3. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

4. Penyakit jantung koroner

Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya peningkatan


kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.

5. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian


lemak secara berlebihan.

6.Anoreksia nervosa

Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai


dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energy.

(Alimul, 2006, hlm.68)


II. KONSEP ASKEP

A. PENGKAJIAN

1. Komponen pengkajian nutrisi :


Data skrining Data tambahan
Antropometri Tinggi badan Lipatan trisep
Berat badan LILA
Berat badan ideal Lingkar otot lengan
tengah
Indeks massa tubuh
Lingkar lengan
tengah
Biokimia Hemoglobin Kadar transferin
serum
Albumin serum
Nitrogen urea kemih
Hitung limfosit total
Ekskresi kreatinin
kemih
Clinical Kulit Analisis rambut
Rambut dan kuku Neurologi
Membran mukosa
Diet Porsi makan dalam 24 Riwayat diet
jam
Frekuensi makan
Environment Lingkungan
Fatique Tingkat aktivitas Penyakit tertentu
yang berhubungan
dengan aktivitas

2. Riwayat keperawatan

Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas

Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)

Perubahan nafsu makan


Perubahan berat badan

Ketidakmampuan fisik

Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan makanan

Status kesehatan umum dan kondisi medis

Riwayat pengobatan

3. Pemeriksaan fisik

Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat seperti
kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis yang dapat
dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.

Tanda Klinis malnutrisi :

Area pemeriksaan Tanda- tanda

Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih

BB Berlebih/ kurang

Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen, ada petekie/


memar, lemak subkutan kurang

Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti sendok

Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar, rapuh

Mata Konjungtiva pucat/merah,, kering, kornea lunak, kornea


berawan

Bibir Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir mulut, fisura


vertical

Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan halus

Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah, meradang

Otot Lemah, mengecil


System Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare, konstipasi,
gastrointesti pembesaran hati
nal

Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa terbakar,


kesemutan di tangan dan kaki, iritabilitas

4. Riwayat diet

Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa; pilihan makanan,
alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas makanan yang dikonsumsi; dan factor
social, ekonomi, etnis atau agama yang mempengaruhi nutrisi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:

Kesulitan untuk mencerna makanan

Kesulitan untuk menelan makanan

Anoreksia, muntah

Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien

Depresi, stress, isolasi social

Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan penurunan
asupan sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis. kemoterapi), terapi radiasi,
rekontruksi bedah mulut, kawat rahang

Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi, kemoterapi,


tonsilektomi

Ditandai dengan:
Data obyektif Data subyektif
Berat badan 20% atau lebih di Pasien mengatakan :
bawah BB ideal
Diare Nyeri abdomen
Bising usus hiperaktif Kram abdomen
Penurunan BB dengan asupan Menghindari makan
makanan adekuat
Cepat kenyang setelah
Membran mukosa pucat mencerna makanan
Ketidakmampuan mencerna
makanan
Tonus otot menurun
Sariawan di rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot
Gangguan menelan
Laborat
Albumin serum
Transferin
Elektrolit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

Pasien dapat menunjukan peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Kriteria Hasil:

Nafsu makan meningkat

Peningkatan masukan oral

Peningkatan aktivitas

Massa otot

Berat bada

Intervensi Keperawatan :

Mandiri :
Timbang BB setiap hari

Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan

Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan

Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan

Berikan makan dalam porsi kecil namun sering

Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :

Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur

Makan makanan asin bila tidak ada pantangan

Hindari makanan yang terlalu manis

Makan kapan saja bila dapat ditoleransi

Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari
mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.

Kolaborasi :

Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat pada ahli gizi

Berikan suplemen makanan

Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein

Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)

Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan hiperosmolar.

2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.:

Perubahan pola kepuasan makan

Penurunan indera pengecapan dan penciuman

Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)

Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic


Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar

Pola makan disfungsional

Peningkatan nafsu makan

Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari

Ditandai dengan :
Data Obyektif Data Subyektif
Disfungsi pola makan (mis. Makan Pasien mengatakan :
sambil melakukan aktivitas lain)
Adanya pola makan yang
Aktivitas monoton tidak diinginkan
Lipatan otot triseps > 25mm pada Adanya kelebihan frekuensi
wanita; >15mm pada pria makan
Obesitas, BB 20% melebihi tinggi
dan kerangka tubuh ideal
Kelebihan BB 10% melebihi tinggi
dan kerangka tubuh ideal
Laborat :
Albumin serum
Transferin
Elektrolit

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien dapat menunjukan

pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.

Kriteria Hasil :

Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB

Mengidentifikasi pola makan yang menunjang penambahan BB

Penurunan BB
Lipatan otot triseps

BB ideal .

Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu

Masukan adekuat tapi tidak berlebihan, cukup kalori, lemak, protein, karbohidrat, vitamin,
mineral, besi, dan kalsium

Intervensi Keperawatan :

Mandiri :

Observasi aktivitas klien

Tentukan factor penyebab peningkatan BB

Timbang BB klien

Tentukan keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB

Bantu klien untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan di mana pasien makan.

Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat dan bagaimana dapat
memenuhi kebutuhan tersebut.

Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat kompleks dan protein,
dan hindari gula, makanan cepat saji, kafein atau minuman ringan.

Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai.

Bantu pengurangan BB:

Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan dan isyarat internal dan
eksternal yang dikaitkan dengan makan

Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang diinginkan

Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat aktivitas

Rencanakan program latihan , pertimbangkan aktivitas klienyang dibatasi

Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan pengurangan asupan
makanan dan peningkatan penggunaan energy
Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori :

Jangan makan pada saat melakukan kegiatan

Minum segelas air sesaat sebelum makan

Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis, dan alcohol.

Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali makan

Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna

Kolaborasi :

Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi pengelolaan diet dan
pengeluaran energi

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC

Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik edisi
7. Jakarta : EGC

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam
praktik. Jakarta : EGC

Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC

Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Você também pode gostar