Você está na página 1de 9

APEKSIFIKASI

Gigi tetap muda dapat mengalami kematian pulpa yang disebabkan oleh
karies (gangren), kelainan pulpa maupun periapikal atau akibat adanya trauma
pada gigi, sehingga pertumbuhan akar terhenti. Apeks menjadi terbuka dan
saluran akar lebih lebar di bagian apeks dibanding dengan daerah serviks dan
dikenal dengan bentuk saluran akar blunderbuss. Apeksifikasi merupakan induksi
calcific barrier sepanjang open apex dimana pulpa sudah nekrosis dengan atau
tanpa lesi periapikal.
Indikasi
Gigi permanen muda yang nekrosis dengan apeks yang masih terbuka
dengan atau tanpa simtom klinis

Kontraindikasi
Gigi dengan akar yang fraktur vertical dan sebagian besar fraktur
horizontal
Gigi dengan akar yang sangat pendek

Frank (1966) menjelaskan terdapat 4 tipe dasar penutupan apeks setelah


dilakukan apeksifikasi.
Tipe I, saluran akar dan apeks terbentuk sesuai dengan konfigurasi
normal akar
Tipe II apabila apeks menutup tetapi saluran akar tetap berbentuk
blunderbuss
Tipe III, tidak terlihat perubahan secara radiografis tetapi suatu
barier osteoid yang tipis terbentuk menjadi stop pada apeks atau dekat
dengan apeks
Tipe IV, terjadi pembentukan barier di dalam saluran akar, sebelum
apeks
Bahan
Kalsium hidroksida telah diterima secara luas sebagai bahan yang dapat
menginduksi terbentuknya apikal barier kalsifikasi. Pembentukan apikal
barier kalsifikasi oleh kalsium hidroksida dipengaruhi oleh pH kalsium
hidroksida itu sendiri serta mikroorganisme yang terdapat pada saluran
akar. Javelet dkk., meneliti bahwa apikal barier kalsifikasi terbentuk
dengan aplikasi kalsium hidroksida pH 11,4. Waktu yang diperlukan untuk
membentuk apikal barier kalsifikasi sekitar 3 sampai 20 bulan. Meskipun
kalsium hidroksida telah diterima secara luas, beberapa peneliti bekerja
dengan menggunakan bahan lain.
Chivian merekomendasikan penggunaan MTA yang bertindak sebagai
apical plug yang akan menginduksi pembentukan apical calcific barrier
dan proses penyembuhan sehingga proses pengisian saluran akar dapat
lebih cepat dilakukan tanpa menunggu apical calcific barrier. MTA
memiliki kelarutan yang rendah, pH yang sama seperti kalsium hidroksida,
opasitas yang lebih opak daripada dentin, dan lebih biokompatibel.
Apeksifikasi menggunakan MTA dapat dilakukan dua kali kunjungan
sampai dibuatkan restorasi akhir sehingga mencegah fraktur dan dapat
memberikan keuntungan dalam mengurangi jumlah paparan radiografis
serta meningkatkan kooperatif dari pasien.

Teknik
1. Preparasi akses
Isolasi gigi dengan menggunakan cotton roll atau rubber dam.
Pembuangan jaringan karies dengan ekskavator atau bur bulat
kecepatan rendah
Buka akses ke kamar pulpa sampai dengan menemukan orifice.
2. Preparasi saluran akar
3. Dressing saluran akar
Pasta kental kalsium hidroksida dimasukkan ke dalam saluran akar
dengan menggunakan amalcam carrier, atau paper point kering.
Kondensasi kalsium hidroksida dengan instrument pemampat yang
memiliki stopper sesuai panjang kerja.
Pemampatan dapat juga dilakukan dengan menggunakan
paperpoint kering supaya bisa menyerap kelebihan cairan
Pada pemampatan pertama kali, hindari penekanan berlebihan ke
arah apeks untuk mencegah overfilling mengingat saluran akar
yang masih lebar.
Pemeriksaan dengan radiografi untuk melihat apakah pemampatan
telah sempurna sebelum ditumpat semetara. Bila terdapat ruang
kosong, kalsium hidroksida dimampatkan lagi sebelum dilakukan
tumpatan sementara.
Tumpatan sementara
4. Monitoring pembentukan apikal barier
Pemanggilan ulang pada awalnya dijadwalkan untuk 4-6 minggu
Pada setiap kunjungan, kalsium hidroksida dibersihkan dan
dilakukan pemeriksaan apakah telah terbentuk barrier dengan
menekankan paperpoint secara perlahan sesuai panjang kerja.
Pembersihaan kalsium hidroksida juga bertujuan untuk
memadatkan kembali kalsium hidroksida.
Pemeriksaan pembentukan barrier juga dievaluasi menggunakan
radiografi.
Literatur lain menyatakan pembersihan kalsium hidroksida
dilakukan ketika kepadatannya berkurang secara radiografis saja.
Pemanggilan selanjutnya dijadwalkan 3-6 bulan.
Jika penyembuhan telah terjadi (terbukti dengan osteogenesis)
secara radiografis dan klinis dengan menggunakan paperpoint atau
file yang ditekan perlahan dan terasa tahanan sehingga file tidak
dapat melewati apeks, berarti sudah terjadi penutupan yang cukup
dan sudah dapat dilakukan obturasi
Bila apeks masih terbuka, saluran akar diirigasi, diberi kalsium
hidroksida dan ditutup sementara.
5. Obturasi
Obturasi dilakukan setelah apeks tertutup. Obturasi dilakukan
dengan menggunakan bahan guta perca dan sealer
6. Restorasi akhir
Teknik MTA
Setelah isolasi, akses kavitas dipreparasi untuk mengambil semua jaringan
nekrosis
Debridemen dan irigasi dengan 1,25% NaOCl secara perlahan
Tentukan panjang kerja, sedikit lebih pendek dari apex radiografi
Instrumentasi dengan file, diikuti dengan irigasi NaOCl
Keringkan kanal dengan paper point
MTA diaplikasikan ke dalam kanal dengan endo plugger/ujung paper point
Foto radiografi
Cotton pellet lembab ditempatkan dalam kanal
Restorasi temporer
Recall pasien ketika MTA setting (24 jam) untuk obturasi dan penempatan
restorasi permanen
Mekanisme Terbentuknya Apikal Barier
Mekanisme pembentukan jaringan keras oleh kalsium hidroksida belum
diketahui secara pasti. Tornstad dkk memperkirakan sifat basa kuat dari kalsium
hidroksida dan pelepasan ion kalsium membuat jaringan yang berkontak menjadi
alkalis. Dalam suasana basa, resorpsi atau aktifitas osteoklas akan terhenti dan
osteoblas menjadi aktif mendeposisi jaringan terkalsifikasi. Asam yang dihasilkan
oleh osteoklas akan dinetralisir oleh kalsium hidroksida dan kemudian terbentuk
komplek kalsium fosfat. Kalsium hidroksida juga dapat mengaktifkan ATP, yang
mempercepat mineralisasi tulang dan dentin. MTA bersifat osteokonduktif dan
meransang osteogenesis karena MTA merupakan bahan aktif untuk tulang. Selain
itu MTA juga bersifat sementokonduktif pada jaringan yang memiliki sementum.

Evaluasi Keberhasilan
Keberhasilan kasus ditandai sebagai berikut.
Tidak ada tanda atau gejala penyakit periapeks.
Penyakit periapeks yang mereda dengan radiograf tampak
radiolusen pada apikal semakin mengecil.
Barier jaringan keras pada apeks terlihat pada radiograf atau pada
penjajakan yang hati-hati dengan menggunakan file.
Pada rontgen foto terlihat gambar hasil perawatan apeksifikasi yang berhasil
seperti gambarberikut
Apeks bertumbuh terus disertai dengan penutupan saluran akar
Terlihat penutupan apeks tetapi tidak ada perubahan pada saluran
akar
Tidak ada perubahan pada gambaran rontgen foto tetapi bila
dimasukkan instrumen terasa ada benturan atau tahanan pada apeks
Gambaran rontgen foto terlihat adanya klasifikasi pada apeks

Kegagalan
Kontaminasi bakteri
Fraktur akar tidak terdeteksi

Você também pode gostar