Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Astrak: Pembelajaran fisika perlu di upgrade dari sisi media dan model pembelajarannya. Untuk
itu perlu dikembangkan media pembelajaran yang menarik dan berkualitas yang terdiri dari
komponen audio dan visual sekaligus dapat dioperasikan. Media ini juga harus dikembangkan
dengan model pembelajaran konstruktivis dan kontekstual.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan multimedia interaktif untuk pembelajaran berbasis REACT pada materi tekanan
untuk kelas VIII dan untuk mengetahui kelayakan multimedia tersebut. Multimedia ini
dikembangkan dengan software swishmax4 dan ditunjang dengan berbagai software produksi
Adobe. Desain pengembangan menggunakan modifikasi dari langkah-langkah penelitian dan
pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall yang terdiri dari studi pendahuluan,
pengembangan produk, dan pengujian. Hasil analisis data menunjukkan bahwa validasi media
mendapatkan kelayakan 90,64%, validasi materi mendapat kelayakan sebesar 89%, uji coba kepada
guru sebagai pengguna mendapat predikat layak 93,2%, dan ujicoba penerapan media kepada siswa
sebagai pengguna mendapatkan tingkat kelayakan sebesar 93,5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan multimedia telah layak dan berkriteria baik secara keseluruhan serta dapat digunakan
dalam pembelajaran.
Permasalah dalam pembelajaran fisika adalah siswa yang cepat bosan dan
media yang tebatas. Permasalahan dalam hal media adalah ketidakcocokan siswa
terhadap jenis media pembelajaran. Menurut Dale tipe belajar manusia dikelompokkan
menjadi tipe audio, tipe visual, tipe audio visual, dan tipe kinestetik. Apabila pelajaran
Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
2
hanya disampaikan dengan penjelasan verbal dan tugas membaca kalimat, maka pelajar
dengan tipe belajar visual yang membutuhkan untuk melihat langsung suatu kejadian
akan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Begitu juga pelajar dengan tipe
kinestetik yang memerlukan media yang dapat dioperasikan untuk memahami sesuatu.
Pada kondisi belajar mandiri media belajar yang tersedia kebanyakan adalah buku yang
berisi tulisan dan gambar, pelajar dengan tipe audio tentu tidak mendapatkan fasilitas
maksimal.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan sebuah media
pembelajaran yang dapat memfasislitasi beberapa tipe belajar siswa sekaligus. Media
yang menyediakan tampilan visual, baik berupa video kejadian nyata, animasi, maupun
hanya gambar untuk memenuhi kebutuhan visual. Juga media yang menyediakan
informasi berupa suara untuk memenuhi kebutuhan audio. Selain itu media yang dapat
dikerjakan atau dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan kinestetik. Dengan kata
lain media yang diperlukan berupa multimedia pembelajaran. Atau sebuah penyajian
informasi yang meliputi kata, audio, visualisasi yang dimaksudkan untuk membantu
perkembangan propses pembelajaran (Mayer, 2009:01).
Multimedia pembelajaran tersebut juga harus menyenangkan dan mampu
menarik minat siswa terhadap pelajaran juga mengembalikan konsetrasi yang pecah
akibat bosan. Berdasarkan teori media massa menurut Segara, minat audien salah
satunya tergantung pada tema. Apabila tema sebuah informasi berkaitan dengan
kehidupan audien maka minat audien terhadap informasi tersebut tinggi. Dalam
pembelajaranpun demikian minat juga dapat ditingkatkan dengan mengangkat masalah
sehari-hari siswa, atau pencipataan pembelajaran kontektual. Maka media yang
dirancang juga harus menyajikan aspek kontekstual berupa penayangan kejadian
sehari-hari pelajar.
Selain itu multimedia pembelajaran juga harus menyajikan kesempatan bagi
pelajar untuk membangun pemahamannya. Bukan sekedar menyerap informasi. Maka
media juga menyajikan menu peragaan atau percobaan yang simple untuk
dioperasikan. Menu percobaan ini merupakan alternative jika percobaan sesungguhnya
terpaksa tidak dapat dilaksanakan karena berbagai pertimbangan guru.
Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
3
Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
4
untuk mengetahui tingkat kelayakannya. Produk hasil penelitian ini diharapkan mampu
membantu siswa dalam memahami fisika dan membantu guru dalam membelajarkan
siswa.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian dan pengembangan produk multimedia pembelajaran
berbasis REACT memanfaatkan modifikasi dari langkah-langkah penelitian dan
pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall dalam Sukmadinata (1989),
yaitu : (1) Studi pendahuluan yang terdiri dari studi lapangan dan studi literatur, (2)
perencanaan yaitu menetukan, mempelajari, dan mengembangkan SK dan KD, (3)
pengembangan draf produk,(4) uji coba lapangan awal, (5) revisi hasil uji coba awal.
Uji coba awal dilakuakn dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah validasi,
kedua uji coba pengguna pengajar, dan terakhir uji coba pengguna pelajar. Validasi
dilakukan di Universitas Negeri Malang oleh seorang ahli media dan ahli materi
pembelajaran dari jurusan Fisika. Setelah itu produk direvisi sesuai dengan hasil
validasi. Hasil revisi ini kemudian diujicobakan kepada pengguana dari kalangan
pengajar atau guru di MTs. Hasil revisi dari uji coba ini kemudian diujicobakan kepada
pelajar yang terdiri dari 25 siswa MTs. Setelah itu produk menjalani revisi terakhir
untuk penyempurnaan.
Angket yang digunakan dalam ketiga tahap uji coba adalah angket kuatitatif
dengan 4 skala dimana angka 1 menunjukan nilai terendah dan 4 menunjukkan nilai
tertingi. Selain itu juga digunkan angket kualitatif untuk menjaring kritik dan saran dari
penguji.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi
spersentase. Rumus yang digunakan adalah P = 100%. Atau persentase
kelayakan (P) adalah jumlah total skor jawaban nilai nyata (x) dibagi dengan jumlah
total skor jawaban tertinggi atau nilai harapan (xi) dikalikan 100%. Dengan kepastian
tiap poin terisi antara 1 hingga 4, maka rentang kelayakan 17,5 dan dimulai dari angka
terendah 25%. Untuk data kualitatif hanya dipaparkan sebagai bahan pertimbangan
revisi produk.
Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
5
Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
6
dalam media ini juga menjadi poin paling penting bagi tahap experience dalam sintak
model pembelajaran REACT yang juga digunakan dalam media pembelajaran ini.
Tahap experience merupakan tahapan utama pelajar membangun
pemahamannya terhadap materi. Pemahaman dibangun tidak hanya dengan membaca
literatur yang disediakan media, tapi lebih kepada pelaksanaan percobaan dan diskusi
kelompok untuk melakukan pembahasan data percobaan. Ini merupakan keunggulan
khusus multimedia interaktif berbasis REACT ini.
Pemenuhan asas kontekstual dari multimedia ini dilakukan pada hampir setiap
tahap. Tahap relating kok bisa ya berisikan video kejadian alam sehari-hari, yang
kemudian dibahas dalam tahap experience ayo kita selidiki dan disertai percobaan
virtual. Selain itu tahap aplikasi saatnya aplikasi dan tahap transferring ada yang
baru berisikan kuis konsep atau uraian serta matematis yang kesemuanya diambil dari
kehidupan sehari-hari.
Tampilan yang menarik dan segar dari media ini dapat memberikan motivasi
belajar untuk pengguna. Berdasarkan kelebihannya, multimedia ini dapat dikatakan
telah mampu menjelaskan materi tekanan dengan baik dan menarik. Ketersediaan soal-
soal menantang yang disertai pembahasan juga menjadi motivasi tersendiri bagi siswa
untuk memantapkan pengetahuannya tentang tekanan . Kekurangan dari multimedia
ini adalah tidak ada scoring pada tampilan soal evaluasinya.
Multimedia ini diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan guru dalam
mendampingi siswa di kelas. Guru dapat lebih mudah menyampaikan materi tekanan,
memotivasi dan mengarahkan siswa, dan meyediakan media pembelajaran yang
membangun. Media ini juga diharapkan dapat menjadi solusi bagi siswa dalam
mempelajari fisika. Siswa dapat termotivasi belajar, mengalami pembelajarna yang
menyenangkan, sehingga dapat memahami konsep dengan mudah sehingga manpu
menguasai aspek teori sekaligus matematis.
Dalam pemanfaatannya guru dapat menggunakan media ini langsung sebagai
bahan presentasi dikelas. Guru dapat menentukan indikatornya sendiri, dan ketika
menyampaikan di kelas guru dapat memilih materi atau tahap sesuai dengan
indikatornya.
Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
7
Tampilan media ini dirancang mendekati dengan salah satu tampilan game
komputer anak-anak. Tampilan ini tentu memudahkan siswa dalam mengoperasikan
media pembelajaran ini. Siswa dapat mengoperasikan dan belajar sendiri dirumah.
Selain system operasinya mudah, tahapan belajar juga menggunakan bahasa anak-anak
sehingga siswa mudah untuk mengikutinya.
Berdasarkan data dan paparan data, diketahui bahwa media ini telah dinyatakan
layak dengan persentase 90,6% dari ahli media dan 89% dari ahli materi pada uji coba
awal. Kemudian media ini dinyatakan layak 93,2% dari guru pada uji coba pengguna
pengajar. Setah mengalami revisi media ini dinyatakan layak 93,5% dari siswa pada
uji pengguna pelajat. Jadi, media pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi
kriteria layak dan secara keseluruhan dinyatakan baik serta dapat diujicobakan lebih
luas agar dapat digunakan dalam pembelajaran.
PENUTUP
Kesimpulan
Multimedia interaktif untuk pembelajaran berbasis react pada materi tekanan
untuk kelas VIII dikemas dalam CD-R dan dipublish dalam format swf sehingga dapat
dioperasikan dengan program flash. Multimedia ini dikembangkan mengkuti model
pembelajran REACT.
Dalam multimedia ini terdapat materi tekanan zat padat, tekanan zat gas, dan
tekanan zat cair. Masing-masing materi terdapat 5 tahap: (1) relating berupa video
pengaitan kejadian sehari-hari dengan pelajaran fisika seklaigus mengaitkan
pemahaman awal siswa dengan konsep yang akan dipelajari, (2) experience berupa
percobaan virtual dan penjelasan kosep, (3) applying berupa kuis pertanyaan konsep
yang diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari sekaligus soal-soal matematis penggunaan
persamaan, (4) cooperating berupa tahapan pendaftaran kelompok untuk percobaan
dan kuis, dan (5) transferring berupa kuis tentang aplikasi konsep yang dihubungkan
dengan pengetahuan yang lain.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa validasi media mendapatkan kelayakan
90,64%, validasi materi mendapat kelayakan sebesar 89%, uji coba kepada guru
Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
8
sebagai pengguna mendapat predikat layak 93,2%, dan ujicoba penerapan media
kepada siswa sebagai pengguna mendapatkan tingkat kelayakan sebesar 93,5%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan multimedia telah layak dan berkriteria
baik secara keseluruhan serta dapat digunakan dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
9
Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII