Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI
Disusun Oleh :
Marisa
14.110.10.49
1
HALAMAN PENGESAHAN
Penyusun :
Marisa
141.10.1049
Disetujui Oleh :
Asisten Praktikum Petrologi
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Geologi Dinamik
2
KATA PENGANTAR
Ifan Hardiansah
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... ii
PRKATA ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 1
1.2. Metode Penulisan ................................................................................. 2
1.3. Dasar Teori ........................................................................................... 2
1.4. Konsep Dasar Geomorfoologi.............................................................. 3
1.5. Proses Geomorfoologi .......................................................................... 2
1.6. Pola Aliran ........................................................................................... 3
4
A. Pengertian dan klasifikasi ........................................................... 6
B. Cara Pemerian ............................................................................. 6
1. Batuan sedimen silika klastik ................................................. 1
2. Batuan sedimen karbonat klastik ............................................ 2
Lampiran ..................................................................................... 8
III.2. Batuan sedimen non klastik ............................................................... 4
A. Pengertian dan klasifikasi ........................................................... 6
B. Cara Pemerian............................................................................. 6
Lampiran ..................................................................................... 8
5
BAB VII. PENUTUP
VII.1. Kesimpulan ...................................................................................... 67
VII.2. Saran ................................................................................................ 67
6
DAFTAR GAMBAR
7
(b). W3 ................................................................................ 62
Gambar 5.19. Interpretasi Persebaran Reservoar pada horizon S
(a). Sayatan impedansi akustik, (b). Model 3D Time Structure
Map, (c). Sayatan Atribut Amplitudo RMS, dan (d). Sayatan
Atribut Frekunsi ................................................................... 63
DAFTAR TABEL
8
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Log sumur 1 .................................................................................... 71
Log sumur 3 .................................................................................... 71
Log sumur 4 .................................................................................... 72
LAMPIRAN B
Analisa Pre-Inversi Sumur 2 ........................................................... 73
Analisa Pre-Inversi Sumur 3 ........................................................... 73
Analisa Pre-Inversi Sumur 4 ........................................................... 74
LAMPIRAN C
Sayatan Impedansi Akustik Beberapa Zona Dibawah Horizon S ... 75
LAMPIRAN D
Sayatan Amplitudo RMS Beberapa Zona Dibawah Horizon S ...... 76
LAMPIRAN E
Sayatan Frekuensi Beberapa Zona Dibawah Horizon S ................. 77
9
BAB I
PENDAHULUAN
10
Batuaan metamorf adalah batuan yang dihasilkan dari perubahan perubahan
fundamental batuan yang sebelumnya telah ada tanpa mengalami fase cair (magma)
atau metamorfisme, yang berarti perubahan bentuk. Proses batuan metamorf adalah
batuan asal mengalami perubahan fisika dan kimia saat terkena panas (>150 C)
dan tekanan yang tinggi.
Sehingga dengan melakukan suatu rangkaian acara Praktikum Petrologi
dalam rangka perkulihan maupun di lapangan, dimaksudkan agar dapat mengetahui
apa saja tahapan yang benar dalam pendeskripsian batuan serta petrogenesa daerah
yang diamati baik secara geologinya, stratigrafinya, serta fenomena geologi apa
saja yang terjadi dan berkembang pada saat dilapangan. Kegiatan ini pun bertujuan
untuk menambah ilmu dan wawasan tentang ilmu geologi terutama bidang
petrologi.
1.2. Maksud Dan Tujuan Penelitian
Maksud dari praktikum ini untuk mendapatkan gambaran secara lengkap
mengenai pemahaman konsep dasar dan aspek-aspek morfologi suatu batuan
berdasarkan proses terbentuknya dengan paduan deskripsi petrologi.
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kurikulum semester II program
sarjana stara satu (S-1) di Program Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
Mineral, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta
2. Dapat menentukan parameter terbaik mengenai jenis-jenis batuan yang
ada secara pendeskripsian petrologi.
3. Mengetahui mineral-mineral yang terdapat pada batuan secara
megaskopis.
1.3. Metode penelitian
Adapun metode dalam praktikum ini adalah:
1. Metode Primer yaitu mengetahuin dasar dari Petrologi contohnya
pendeskripsian batuan dan memahami setiap dasar yang diperlukan.
2. Metode Sekunder yaiu mengetahui konsep yang sama diperluan oleh
Metode Primer yang akhirnya kita bisa mengerti apa yang dibutuhkan saat
praktikum Petrologi diperlukan.
1.4. Alat dan Bahan
11
Adapun Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Praktikum Laboratorium yakni alat tulis lengkap, kertas deskripsi, spidol
OHP, dan sampel batuan.
2. Praktikum Lapangan yakni palu geologi, palu sedimen, kompas geologi,
kamera, clipboard, alat tulis lengkap, plastis sampel, HCL dan Loup.
BAB II
PETROOGI BATUAN BEKU
12
Batuan beku asam adalah batuan beku yang bersifat asam, memiliki
kandungan SiO2 > 60%, memiliki indeks warna < 20%. Terbentuk langsung dari
pembekuan magma yang merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi padat
di daerah vulkanik dengan temperature tinggi. Pada umumnya batuan beku asam
memiliki warna terang, karena terletak pada golongan felsik. Berasal dari magma
asam kaya kuarsa, sedangkan kandungan oksida magnesiumnya rendah. Contohnya
adalah granit dan riolit. (Gambar 1)
Granit Riolit
Gambar 1. Contoh batuan beku asam (http//gambar batuan beku google.id)
13
Andesit Dasit
Gambar 2. Contoh batuan beku intermediet (http//gambar batuan beku google.id)
Gabro Basalt
14
Dunit Peridotit.
Gambar 4. Contoh batuan beku basa (http//gambar batuan beku google.id)
B. Berdasarkan tempat terbentuk
Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dapat dibagi menjadi dua
diantaranya :
1. Batuan Beku Volkanik
Batuan beku volkanik adalah batuan beku yang terbentuk di atas atau di dekat
permukaan bumi (intrusi dangkal). Batuan beku yang berukuran kristal kurang dari
1 mm adalah kelompok batuan volkanik, terutama kehadiran masa gelas.
2. Batuan Plutonik
Batuan beku yang terbentuk pada kedalaman yang sangat besar dan
mempunyaiukuran kristal lebih dari 1 mm. Mineral-mineral yang menyusun batuan
beku menurut Bowen tersusun dalam urutan kristalisasi yang terkenal dengan nama
Seri Reaksi Bowen. (Gambar 5)
15
dengan masa gelas yang membentuk masa yang merata pada batuan. Selama
pembentukan tekstur dipengarui oleh kecepatan dan stadia kristalisasi. Yang kedua
tergantung pada suhu, komposisi kandungan gas, kekentalan magma dan tekanan
dengan demikian tekstur tersebut merupakan fungsi dari sejarah pembentukan
batuan beku. Dalam hal ini tekstur tersebut menunjukkan derajat kristalisasi (degree
of crystallinity), ukuran butir (grain size), granularitas dan kemas (fabric), (Gambar
Tabel 1).
1. Derajat kristalisasi
Derajat kristalisasi merupakan keadaan proporsi antara masa kristal dan masa
gelas dalam batuan. Dikenal ada tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu :
a. Holokristalin : apabila batuan tersusun seluruhnya oleh masa kristal.
b. Hipokristalin : apabila batuan tersusun oleh masa kristal dan gelas.
c. Holohylalin : apabila batuan seluruhnya tersusum oleh masa gelas.
2. Granularitas
Granularitas merupakan ukuran kristal dalam batuan beku, dapat sangat halus
yang tidak dapat dikenal meskipun menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula
sangat kasar. Umumnya dikenal dua kelompok ukuran kristal, yaitu afanitik dan
fanerik.
a. Afanitik, pada tekstur ini kristal-kristalnya sangat kecil sehingga tidak bisa
dideteksi tanpa bantuan mikroskop.
b. Faneritik, pada tekstur ini terdapat kristal besar yang dapat dilihat dengan
mata telanjang.
Tabel 1. Ukuran Kristal (Suharwanto,1993.Buku Panduan Praktikum
Petrografi,UPNVeteranYogyakarta)
< 1 mm Fine
1 5 mm Medium
6 30 mm Coarse
> 30 mm Very Coarse
16
Gambar 6. Macam-macam bentuk kristal (Ir Miftahussalam M.T, 2013.Buku Panduan
Praktikum Geologi Dasar, IST AKPRINDYogyakarta)
17
II.2.2. Struktur
Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar,
seperti lava bantal yang terbentuk di lingkungan air (laut), seperti lava bongkah,
struktur aliran dan lain-lainnya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali
dengan waktu terbentuknya,
Ada macam-macam struktur dalam batuan beku yaitu :
a. Masif, apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam
dalam tubuhnya.
b. Vesikuler, merupakan struktur batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan
lubang-lubang sebagai akibat pelepasan gas selama pendinginan.
c. Skoria, adalah struktur batuan yang sangat vesikuler (banyak lubang
gasnnya).
d. Amigdaloidal, struktur dimana lubang-lubang keluar gas terisi oleh mineral-
mineral sekunder seperti zeolit, karbonat dan bermacam silika.
e. Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang
masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai
akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma
yang menerobos, (Gambar 7).
18
Panduan Praktikum Petrografi,UPNVeteranYogyakarta)
19
3. Mineral Tambahan (Accesory Mineral)
Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma,
umumnya dalam jumlah sedikit. Termasuk dalam golongan ini antara lain
Hematite, Kromit, Muscovit, Rutile, Magnetit, Zeolit, Apatit, zikron, rutil, ilmenit.
BAB III
PETROLOGI BATUAN SEDIMENT
20
kompleks, dan sukar untuk dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil daripada
proses kimia, atau proses biologi (yang juga melbatkan proses kimia secara tak
langsung). Jadi lebih sesuai kedua-dua jenis sedimen ini diletak dalam satu kelas
yang sama (sedimen endapan kimia / biokimia).
B. Cara Pemerian
1. Batuan sedimen silika klastik
2. Batuan sedimen karbonat klastik
21
BAB IV
PETROLOGI BATUAN METAMORF
22
tidak berkaitan dengan kegiatan orogenesa ataupun intrusi magma. Temperatur
pada metamorfisma beban lebih rendah daripada metamorfisme dinamotermal,
berkisar antara 400-450 oC. Gerak-gerak penetrasi yang menghasilkan skistositas
hanya aktif secara setempat, jika tidak, biasanya tidak hadir.
C. Metomorfisme Lantai Samudera
Batuan penyusunnya merupakan material baru yang dimulai
pembentukannya di punggungan tengah samudera. Perubahan mineralogi dikenal
juga metamorfisme hidrotermal (Coomb, 1961). Dalam hal ini larutan panas (gas)
memanasi retakan-retakan batuan dan menyebabkan perubahan mineralogi batuan
sekitarnya. Metamorfisme semacam ini melibatkan adanya penambahan unsur
dalam batuan yang dibawa oleh larutan panas dan lebih dikenal dengan
metasomatisme.
B. Batuan Metamorf Kontak (Thermal)
Panas tubuh batuan intrusi yang diteruskan ke batuan sekitarnya,
mengakibatkan metamorfosa kontak dengan tekanan berkisar antara 1000-3000 atm
dan temperatur 300-8000C. Pada metamorfisme kontak, batuan sekitarnya berubah
menjadi hornfels atau hornstone (batutanduk). Susunan batutanduk itu sama sekali
tergantung pada batuan sedimen asalnya (batulempung) dan tidak tergantung pada
jenis batuan beku di sekitarnya. Pada tipe metamorfosa lokal ini, yang paling
berpengaruh adalah faktor suhu disamping faktor tekanan, sehingga struktur
metamorfosa yang khas adalah non foliasi, antara lain hornfels itu sendiri.
C. Batuan Metamorf Dislokasi
Batuan ini dijumpai pada daerah yang mengalami dislokasi, seperti di
sekitar sesar. Pergerakan antar blok batuan akibat sesar memungkinkan akan
menghasilkan breksi sesar dan batuan metamorfik dinamik.
23
a. Slatycleavage
Berasal dari batuan sedimen (lempung) yang berubah ke metamorfik, sangat
halus dan keras, belahannya rapat, mulai terdapat daun-daun mika halus,
memberikan warna kilap, klorit dan kuarsa mulai hadir. Umumnya dijumpai pada
batuan sabak/slate.
b. Filitik/Phylitik
Rekristalisasi lebih kasar daripada slatycleavage, lebih mengkilap daripada
batusabak, mineral mika lebih banyak dibanding slatycleavage. Mulai terdapat
mineral lain yaitu tourmaline. Contoh batuannya adalah filit.
c. Schistosa
Merupakan batuan yang sangat umum dihasilkan dari metamorfose regional,
sangat jelas keping-kepingan mineral-mineral plat seperti mika, talk, klorit, hematit
dan mineral lain yang berserabut. Terjadi perulangan antara mineral pipih dengan
mineral granular dimana mineral pipih lebih banyak daripada mineral granular
orientasi penjajaran mineral pipih menerus.
d. Gneistosa
Jenis ini merupakan metamorfosa derajat paling tinggi, dimana terdapat
mineral mika dan mineral granular, tetapi orientasi mineral pipihnya tidak
menerus/terputus.
24
Suatu struktur yang berkembang oleh penghancuran terhadap batuan asal yang
mengalami metamorfosa dinamothermal.
d. Milonitik
Hampir sama dengan struktur kataklastik, hanya butirannya lebih halus dan
dapat dibelah-belah seperti skistose. Struktur ini sebagai salah satu ciri adanya
sesar.
e. Filonitik
Hampir sama dengan struktur milonitik, hanya butirannya lebih halus lagi.
f. Flaser
Seperti struktur kataklastik, dimana struktur batuan asal berbentuk lensa
tertanam pada masa dasar milonit.
g. Augen
Suatu struktur batuan metamorf juga seperti struktur flaser, hanya lensa-
lensanya terdiri dari butir-butir felspar, dalam masa dasar yang lebih halus.
B. TEKSTUR
Mineral batuan metamorfosa disebut mineral metamorfosa yang terjadi
karena kristalnya tumbuh dalam suasana padat dan bukan mengkristal dalam
suasana cair. Karena itu kristal yang terjadi disebut blastos. Tekstur pada batuan
metamorf dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Kristaloblastik
Yaitu tektur pada batuan metamorf yang sama sekali baru terbentuk pada
saat proses metamorfisme dan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan.
1. Porfirobalstik
Seperti tekstur porfiritik pada batuan beku dimana terdapat masa dasar dan
fenokris, hanya dalam batuan metamorf fenokrisnya disebut porfiroblast.
2. Granoblastik
Tektur pada batuan metamorf dimana butirannya seragam.
3. Lepidoblastik
Dicirikan dengan susunan mineral dalam batuan saling sejajar dan terarah,
bentuk mineralnya tabular.
25
4. Nematoblastik
Di sini mineral-mineralnya juga sejajar dan searah hanya mineral-mineralnya
berbentuk prismatis, menyerat dan menjarum.
5. Idioblastik
Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya
berbentuk euhedral (baik).
6. Hipidiobalstik
Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya
berbentuk subhedral (sedang).
7. Xenobalstik
Tektur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral pembentuknya
berbentuk anhedral (buruk).
b) Palimsest (Tekstur Sisa)
1. Blastoporfiritik
Sisa tektur porfiritik batuan asal (batuan beku) yang masih nampak.
2. Blastofitik
Sisa tektur ophitik pada batuan asal (batuan beku) yang masih nampak.
3. Blastopsepit
Tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir lebih besar dari
pasir (psepit).
4. Blastopsamit
Suatu tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir pasir
(psemit).
5. Blastopellit
Suatu tektur sisa dari batuan sedimen yang mempunyai ukuran butir lempung
(pelit).
C. KOMPOSISI MINERAL
Berdasarkan bentuk kristal / mineralnya, dibagi menjadi :
A. Mineral Stress
Adalah mineral yang stabil dalam kondisi tertekan, dimana mineral ini
berbentuk pipih atau tabular, prismatik. Mineral ini tumbuh memanjang dengan
26
kristal tegak lurus gaya. Contohnya: Mika, Zeolit, Tremolit, Aktinolit, Glaukofan,
Horblende, Serpentin, Silimanit, Kyanit, Antofilit.
B. Mineral Antistress
Adalah mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi tekanan, umumnya
berbentuk equidimensional. Contohnya : Kuarsa, Garnet, Kalsit, Staurolit, Feldpar,
Kordierit, Epidot. Berdasarkan jenis metamorfismenya mineral ini khas muncul
pada jenis metamorfisme tertentu seperti :
a. Pada metamorfisme regional.
Kyanit, Staurolit, Garnet, Silimanit, Talk, Glaukofan.
b. Pada metamorfisme termal.
Garnet, Andalusit, Korondum.
27
BAB V
PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK
28
V.2. Cara Pemerian
A. Struktur
Dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:
29
Pada jenis ini, akan ditemukan keidentikan yaitu berupa mineral-mineral
menjarum dan berserabut, contohnya seperti serpentin dan asbestos.
B. TEKSTUR
Mineral batuan metamorfosa disebut mineral metamorfosa yang terjadi
karena kristalnya tumbuh dalam suasana padat dan bukan mengkristal dalam
suasana cair. Karena itu kristal yang terjadi disebut blastos. Tekstur pada batuan
metamorf dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Kristaloblastik
Yaitu tektur pada batuan metamorf yang sama sekali baru terbentuk pada
saat proses metamorfisme dan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan.
1. Porfirobalstik
Seperti tekstur porfiritik pada batuan beku dimana terdapat masa dasar dan
fenokris, hanya dalam batuan metamorf fenokrisnya disebut porfiroblast.
2. Granoblastik
Tektur pada batuan metamorf dimana butirannya seragam.
3. Lepidoblastik
Dicirikan dengan susunan mineral dalam batuan saling sejajar dan terarah,
bentuk mineralnya tabular.
4. Nematoblastik
Di sini mineral-mineralnya juga sejajar dan searah hanya mineral-mineralnya
berbentuk prismatis, menyerat dan menjarum.
C. KOMPOSISI MINERAL
Berdasarkan bentuk kristal / mineralnya, dibagi menjadi :
A. Mineral Stress
Adalah mineral yang stabil dalam kondisi tertekan, dimana mineral ini
berbentuk pipih atau tabular, prismatik. Mineral ini tumbuh memanjang dengan
kristal tegak lurus gaya. Contohnya: Mika, Zeolit, Tremolit, Aktinolit, Glaukofan,
Horblende, Serpentin, Silimanit, Kyanit, Antofilit.
B. Mineral Antistress
30
Adalah mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi tekanan, umumnya
berbentuk equidimensional. Contohnya : Kuarsa, Garnet, Kalsit, Staurolit, Feldpar,
Kordierit, Epidot. Berdasarkan jenis metamorfismenya mineral ini khas muncul
pada jenis metamorfisme tertentu seperti :
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada Lapangan Bisma dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan ekstraksi attribut seismik lapisan S memiliki ampilitudo relatif
tinggi dengan frekuensi yang dimiliki rendah dan menunjukkan pembalikan
fasa (reverse) dari fasa positif menjadi negatif, sehingga memudahkan
penelusuran horison atau interpretasi seismik pada Formasi Talangakar.
2. Sesar yang berkembang pada Lapangan Bisma adalah sesar turun dengan
bidang sesar relatif arah timur-laut ke barat-daya. Hal ini terlihat dari
penampang atribut seismik dan model 3D time structure map terdapat 3
sesar mayor.
3. Penyebaran reservoar pada Lapangan Bisma berada pada nilai impedansi
akustik rendah tersebar secara luas dengan nilai antara 9023 (m/s)*(g/cc) -
10045 (m/s)*(g/cc) ditandai warna hijau hingga merah. Dan diikuti dengan
nilai amplitudo yang tinggi dengan nilai antara 14 28 (dengan warna abu-
abu tua sampai kuning) dan berasosiasi dengan nilai frekuensi rendah antara
0 45 ditunjukkan dengan warna hijau sampai kuning.
4. Zona potensial pada Lapangan Bisma adalah dua zona p (hijau) yang
memiliki area dengan kualitas reservoar yang baik dengan nilai impedansi
akustik antara 9023 (m/s)*(g/cc) - 9859 (m/s)*(g/cc) yang terletak dibagian
baratdaya dan dibagian timur. Dan memiliki ampilitudo relatif tinggi antara
14 28 dengan frekuensi yang dimiliki rendah antara 0 45 ditunjukkan
dengan warna hijau sampai kuning.
31
6.2. SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis fluida pengisi
pori pada reservoar daerah penelitian dengan menggunakan metode inversi
lainnya.
2. Diusulkan pada zona p (hijau) untuk dikaji lebih lanjut secara detil.
DAFTAR PUSTAKA
67
32
LAMPIRAN
33
LAMPIRAN A
Log sumur 1
Log sumur 3
Log sumur 4
34