Você está na página 1de 5

Tugas Dasar Elektro Transistor Sebagai Saklar

Nama : Vega Indra Prasetya


Jurusan/Semester : Teknik Elektro/2
NIM : 30601601941

Rangkaian Transistor sebagai switching


Sebenarnya pada awal ditemukannya komponen transistor, fungsi yang diaplikasikan adalah
sebagai penguat amplifier suatu sinyal. Namun karena sifat dan karakteristiknya, ternyata
transistor juga bisa diaplikasikan sebagai sebuah saklar dalam sebuah rangkaian listrik.

Untuk itu, sebelum kita membahas hal tersebut, saya akan mengajak teman-teman untuk
merefresh dulu tentang susunan dan cara kerja transistor. Perhatikan gambar dibawah ini.
Kali ini saya memberikan contoh jenis transistor NPN.

Simbol dan gambar transistor NPN

Pada transistor NPN, arus yang berada pada kaki Collector hanya akan mengalir ke kaki
Emitor apabila ada sedikit saja arus atau tegangan yang menyuplai ke kaki Basis.
Secara sederhana, transistor bisa dianalogikan sebagai sebuah kran air.

Saat ruangan B diberi tekanan air, maka akan mendorong katup kran sehingga air dari
ruangan C akan mengalir ke ruangan E. Dari ilustrasi tersebut menggambarkan bahwa
besarnya nilai arus/tegangan yang diberikan ke kaki basis juga dapat mengontrol nilai arus
yang keluar ke Emitor.
Kembali pada pembahasan transistor sebagai saklar. Seperti yang kita ketahui bahwa saklar
adalah suatu komponen yang memiliki dua keadaan yaitu on dan off. Pada kondisi off arus
tidak bisa mengalir karena terputus aliran arusnya. Sedangkan pada kondisi on bisa
mengalirkan arus listrik.

Dari perumpamaan transistor sebagai saklar pada gambar keran air diatas, diketahui bahwa
komponen transistor memiliki sifat / karakteristik saklar. Ketika kaki Basis transistor tidak
diberikan arus, tidak ada arus emitor, berarti transistor dalam kondisi terbuka (saklar off).
Kalau arus basis yang diberikan cukup, maka arus Colector akan mengalir ke kaki
Emitor . Namun bagaimana bila arus Basis yang diberikan lebih besar ? Inilah yang
disebut dengan kondisi saturasi. Jika arus pada basis transistor diberikan lebih besar dari yang
diperlukan oleh transistor untuk mencapai saturasi, maka transistor berada dalam
keadaan over saturation, tegangan kolektor-emitor kecil (sekitar 0,2-0,3 Volt) dan itu berarti
transistor berada dalam keadaan saklar tertutup.
Lalu apa kelebihan penggunaan transistor sebagai saklar ini bila dibandingkan saklar mekanis
? berikut adalah kelebihannya :

a. Tidak menimbulkan suara dan percikan api saat terjadi on-off


b. Bentuk fisik yang jauh lebih kecil
c. Lebih ekonomis.

Jadi apabila teman-teman merangkai sebuah rangkaian lisrik namun tidak memiliki relay
untuk saklar jarak jauh, maka transistor bisa dijadikan sebuah alternatif pilihan untuk
subtitusi relay. Namun tetap perlu diperhatikan berapa maksimal arus yang mampu
dilewatkan dari Collector ke Emitor. Hal tersebut terkait dengan berapa nilai perbesaran
dari transistor (sering dinamakan hFE / penguatan / gain).
Contoh: Bila karakteristik transistor tersebut memiliki hFE 50, maka penguatan arus yang
terjadi adalah sebesar 50 kali.

Untuk menghasilkan kondisi on/off seperti pada saklar, transistor dioperasikan pada salah
satu titik kerjanya, titik saturasi dan cut off. Transistor akan aktif apabila diberikan arus pada
basis transistor sebesar :
Saat kondisi saturasi, transistor seperti sebuah saklar yg tertutup (on) sehingga arus dapat
mengalir dari kolektor menuju emitor. Sedangkan saat kondisi cutoff, transistor seperti
sebuah saklar yg terbuka (off) sehingga tidak ada arus yg mengalir dari kolektor ke emitor.

Agar transistor dapat bekerja sebagai saklar, ada beberapa hal yg harus diperhatikan
diantaranya :

1. Menentukan Ic

Ic adalah arus beban yg akan mengalir dari kaki kolektor ke emitor. Besarnya arus
beban ini tidak boleh lebih besar dari Ic maksimum yang dpt dilewatkan oleh
transistor. Arus beban ini dapat dicari dengan persamaan berikut :
2. Menentukan hfe transistor

Setelah arus beban yg akan dilewatkan pada transistor diketahui maka selanjutnya
adalah menentukan transistor yg akan dipakai dgn syarat spt berikut :

3. Menentukan Rb

Setelah transistor yg akan dipakai sebagai saklar telah ditentukan maka selanjutnya
adalah menentukan hambatan pada basis (Rb). Besarnya Rb ini dapat dicari dengan
persamaan berikut :

Berikut ini adalah contoh pemakaian transistor untuk menswitch relay 12V. Relay ini
kemudian digunakan untuk mengaktifkan motor DC 12V.

Diketahui :
Vcc = 12V
Vbb = 5V
RL = hambatan koil pada relay = 400 ohm

Sesuai dgn syarat pemilihan transistor diatas, dipakai transistor 2n3904 yang mempunyai
Icmax=200mA dan hfe=60~100. Dari sini, kita dpt menentukan IB untuk kondisi saturasi,Ada
baiknya pula kita menambahkan dioda (1N4001) seperti pada gbr rangkaian diatas. Dioda ini
berfungsi sebagai proteksi transistor untuk menghubung singkat tegangan induksi yg mgkn
terjadi saat peralihan kondisi dari on ke off.

Você também pode gostar