Você está na página 1de 13

Insomnia

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat

dan anugerah-Nya kami telah selesai menyusun paper ini guna memenuhi

persyaratan selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Psikiatri

RSUPM.

Pada kesempatan ini, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada

pembimbing kami, Prof.Dr.H.Syamsir BS, Sp.KJ(K) atas bimbingan dan

pengarahannya selama mengikuti KKS di Bagian Ilmu Psikiatri RSUPM serta

dalam penyusunan paper ini.

Kami sadar bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, tidaklah

mengherankan karena keterbatasan pengetahuan kami. Kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangat kami harapkan, guna perbaikan menyusunan paper ini

di lain kesempatan.

Semoga paper ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita

semua.

Medan, April 2011

Penulis

KKS ILMU PSIKIATRI Page 1


Insomnia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................2

PENDAHULUAN........................................................................................................3

DEFINISI..................................................................................................................4

EPIDEMIOLOGI........................................................................................................5

ETIOLOGI..................................................................................................................5-6

KLASIFIKASI............................................................................................................6-7

GAMBARAN KLINIS.................................................................................................7-8

DIAGNOSIS...............................................................................................................8-9

DIAGNOSIS BANDING...........................................................................................9

PENATALAKSANAAN...............................................................................................9-11

PROGNOSIS...............................................................................................................11

KESIMPULAN.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................13

KKS ILMU PSIKIATRI Page 2


Insomnia

PENDAHULUAN

Gangguan tidur( insomnia ) sering terjadi pada masyarakat umum dan pada

masyarakat gangguan mental.Gangguan tidur digolongkan oleh Association of

Sleep Disorders Center ( ASDC ) menjadi 4 kelompok,yaitu : (1) Insomnia (

gangguan mempertahankan tidur ), (2) hipersomnia ( gangguan tidur berlebih ),

(3) Gangguan jaddwal tidur-bangun ( tidur normal tetapi pada saat yang salah ),

(4) parasomnia ( perilaku abnormal yang muncul pada saat tidur ). Dari gangguan

tidur di atas yang paling banyak ditemukan adalah insomnia.

Insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur atau kesulitan

mempertahankan tidur atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa

belum cukup tidur pada saat dia terbangun.Hal ini dapat bersifat sementara

ataupun menetap.

Setiap manusia membutuhkan waktu tidur kurang lebih sepertiga waktu

dalam hidup kita. Untuk banyak orang, tidur memberikan energi baik secara

mental maupun fisik. Sebagian besar orang tidak mendapatkan tidur yang cukup

sehingga keesokan paginya akan merasa sedikit pusing, dan akan menjadi iritabel

atau mudah tersinggung, cepat lelah, serta sulit berkosentrasi. Penelitian

menunjukkan bahwa bahkan deprivasi tidur ringan selama beberapa hari saja

mengganggu kemampuan kita untuk berpikir dengan jernih (Van Dongen. Maislin.

Mullington, dan Dinges, 2003).

Kemampuan aktivitas motorik yang terampil juga ambruk, terutama yang

membutuhkan kecepatan. Memelihara diri sendiri tidak diperdulikan, insentif

bekerja menurun, perhatian menurun, pertimbangan terganggu dan keinginan

berkomunikasi menurun. Bila deprivasi tidur berlangsung lama, kecendrungan

membuat semua jenis kesalahan menjadi nyata, demikian juga dengan terjadinya

KKS ILMU PSIKIATRI Page 3


Insomnia

kecelakaan. Ilusi dan halusinasi, terutama yang visual dan taktil, menyela dan

menjadi persisten bila tidur tidak dilanjutkan.

Orang dianggap mengalami insomnia bila mereka memiliki masalah untuk

tidur di malam hari, bila mereka sering terbangun atau bangun terlalu awal dan

tidak dapat tidur lagi (kesulitan untuk mempertahankan tidur), atau bahkan bila

mereka tidur dengan jumlah jam yang cukup tetapi tetap merasa belum cukup

beristirahat ketika bangun keesokan harinya.

DEFENISI

Insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur, kesulitan dalam

mempertahankan tidur atau tidak cukup tidur, sehingga merasa tidak segar pada

waktu bangun pagi hari dan mengalami kualitas tidur yang buruk.(1,2)

Biasanya disebabkan oleh gangguan didalam waktu dan mekanisme tidur,

hal ini biasanya diperberat dengan perilaku yang tidak sehat seperti jam tidur

yang tidak teratur, seringnya bergadang dan penggunaan kafein.(3)

Sebagian terbesar orang dewasa membutuhkan 8-9 jam tidur satu malam.

Namun ada beberapa orang yang biasanya tidur lebih singkat ( misalnya kurang

dari dari 6 jam ), tapi masih mampu berfungsi pada tingkat yang tinggi dan tanpa

keluhan di siang hari. Orang demikian dapat dianggap sebagai orang tidur

singkat fisiologis, dan bukan penderita insomnia.

KKS ILMU PSIKIATRI Page 4


Insomnia

EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia gangguan tidur bervariasi, tergantung pekerjaan yang dimiliki.

Pekerjaan-pekerjaan yang mengakibatkan terganggunya siklus tidur seperti

perawat, dokter dan satpam sangat besar menimbulkan gangguan tidur pada

individu tersebut. Insomnia lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan

dengan pria dengan rasio 3:2. Dengan bertambahnya usia bertambah pula angka

kejadian gangguan tidur. Keluhan insomnia lebih sering didapat pada orang yang

mudah cemas atau depresi, orang dengan sosial ekonomi yang rendah, bercerai,

mereka dengan penyakit yang kronis dan pada peminum alkohol berat.(3)

ETIOLOGI

Penyebab dari gangguan tidur biasanya dibagi menjadi 3 kondisi, yakni

kondisi medis,kondisi psikiatri,kondisi lingkungan.

Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan gangguan tidur adalah:

Gangguan pada jantung seperti gagal jantung dan iskemia pada pembuluh

Koroner.

Stroke, kondisi degenerative, demensia, gangguan tidur karena gangguan

CNS

Hipotiroid, menopause, siklus menstruasi, kehamilan dan hipogonadism

Gangguan paru obstruksi, asma

Penyakit muntahan cairan lambung

Gangguan pada darah

Penggunaan obat seperti : dekongestan, kortikosteroid, dan bronkodilator

Kondisi lainnya seperti demam, nyeri dan infeksi

KKS ILMU PSIKIATRI Page 5


Insomnia

Beberapa kondisi psikologis yang dapat menyebabkan gangguan tidur:

Depresi dapat menyebabkan gangguan dalam REM (rapid eye movement)

Syndrome Post Trauma

Obat-obatan psikotropika

Pikiran yang membebani atau stress

Tegang cemas

Beberapa kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan gangguan tidur:

Kejadian yang mengancam nyawa atau kejadian yang memiliki stress tinggi

Gangguan tidur akibat waktu kerja yang tidak tetap (malam dan pagi)

Lingkungan yang bising, dingin ataupun terlalu panas.(3)

Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor atau kelainan, karenanya

harus diidentifikasi peyebabnya-penyebabnya. Hal ini merupakan kunci bagi

pengobatan yang adekuat.

KLASIFIKASI INSOMNIA

Insomnia dapat dibagi dalam 3 tipe yaitu:

1. Transient Insomnia (insomnia sementara) yaitu insomnia yang berlangsung

kurang dari 1 minggu, biasanya berhubungan dengan kejadian-kejadian

tertentu yang berlangsung sementara. Biasanya menimbulkan stress dan

dapat dikenali dengan mudah oleh pasien sendiri. Faktor yang memicu

antara lain akibat lingkungan tidur yang berbeda, stress situasional akibat

lingkungan kerja baru dan lain-lainnya. Transient insomnia biasanya tidak

memerlukan terapi khusus, dan umumnya jarang meminta bantuan kepada

dokter.

KKS ILMU PSIKIATRI Page 6


Insomnia

2. Shortterm Insomnia (insomnia jangka pendek) yaitu insomnia yang

berlangsung 1- 3 minggu. Kedua jenis insomnia ini biasanya menyerang

orang yang sedang mengalami stress, berada di lingkungan yang mengalami

perubahan temperatur ekstrim, masalah dengan jadwal tidur bangun dan

efek samping pengobatan.

3. Chronic Insomnia (insomnia kronis) yaitu insomnia yang berlangsung dari 3

minggu atau lebih. Salah satu penyebab insomnia kronik yang paling umum

adalah insomnia psikofisiologik yaitu depresi. Penyebab lainnya bisa berupa

gangguan medis. Namun insomnia kronis bisa juga disebabkan oleh factor

perilaku, termasuk penyalahgunaan kafein, alcohol, kerja lembur, dan

stress kronik.(4)

GAMBARAN KLINIS INSOMNIA

Kriteria diagnostik Insomnia berdasarkan DSM-1V, menunjukkan beberapa

gejala karena faktor psikologis, yaitu:

1. Keluhan yang menonjol adalah kesulitan untuk memulai,

mempertahankan tidur dan tidak dapat memperbaiki tidur sekurangnya

satu bulan, ini merupakan keluhan yang banyak terjadi.

2. Insomnia menyebabkan penderita menjadi stress sehingga dapat

mengganggu fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.

3. Insomnia karena faktor psikologis ini bukan termasuk narkolepsi,

gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan, gangguan ritme

sirkadian atau parasomnia.

KKS ILMU PSIKIATRI Page 7


Insomnia

4. Insomnia karena faktor psikologis tidak terjadi karena gangguan

mental lain seperti gangguan depresi, delirium.

5. Insomnia karena faktor psikologis tidak terjadi karena efek fisiologis

yang langsung dari suatu zat seperti penyalahgunaan obat atau kondisi

medis yang umum.(1)

Berdasarkan anamnesis, diagnosis gangguan tidur insomnia juga dapat

ditegakkan. Keluhan yang paling sering dikemukakan oleh pasien insomnia ialah :

- Sulit memulai tidur

- Sulit mempertahankan keadaan tidur

- Bangun terlalu cepat di pagi hari

- Tidur yang tidak menyegarkan.(3)

DIAGNOSIS

Pedoman diagnostik insomnia berdasarkan PPDGJ III yaitu :

Hal tersebut dibawah ini diperlukan untuk membuat diagnostik pasti :

a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan

tidur atau kualitas tidur yang buruk.

b. Gangguan terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama

minimal satu bulan.

c. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleeplessness)

dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam

hari dan sepanjang siang hari.

d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas tidur dan atau kualitas

tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan

mempengaruhi fungsi dalam sosial pekerjaan.

KKS ILMU PSIKIATRI Page 8


Insomnia

Adanya gejala gangguan jiwa lain seperti depresi,anxietas atau obsesi

tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.

Kriteria lama tidur (kuantitas) tidak digunakan untuk menentukan adanya

gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak

memenuhi kriteria diatas (seperti pada transient insomnia) tidak di

diagnosis disini, dapat dimasukkan dalam reaksi stress akut atau gangguan

penyesuaian.(5)

DIAGNOSIS BANDING

Gangguan anxietas

Gangguan depresi

Alkoholisme

Penyalahgunaan zat opioid.(3)

PENATALAKSANAAN

Terapi insomnia dapat dilakukan dengan menggunakan farmakoterapi dan non

farmakoterapi, diantaranya yaitu:

1. Farmakoterapi

Farmakoterapi merupakan komponen terapi yang penting untuk insomnia,

dan dapat memberikan reaksi yaitu :

Memfasilitasi mulainya tidur

Mempertahankan keadaan tidur

KKS ILMU PSIKIATRI Page 9


Insomnia

Mengakibatkan sedasi di siang hari berikutnya.

Obat-obatan hipnotik sedative

o Golongan Benzodiazepine:

- Nitrazepam (Dumolid), dosis anjuran : 5 mg/malam

- Triazolam (Halcion), dosis anjuran : 0,125-0,250

mg/malam

- Estazolam (Esilgan), dosis anjuran :1-2 mg/malam

o Golongan Non Benzodiazepin

- Chloral hydrate, dosis anjuran : 500 mg/malam

Pengaturan dosis :

Pemberian tunggal dosis anjuran 15-30 menit sebelum pergi

tidur.

Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan

dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya

tapering off untuk mencegah timbulnya rebound dan

toleransi obat.

Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis

lebih perlahan-lahan, untuk menghindari oversedation dan

intoksikasi.

Pemakaian obat anti insomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu,

agar resiko ketergantungan kecil.(4)

2. Non farmakoterapi

Beberapa tindakan non farmakoterapi / non medis yang dapat dilakukan

untuk membantu tidur yaitu:

Bangun pada waktu yang sama setiap harinya

Batasi waktu di tempat tidur setiap hari pada jumlah yang sama

sebelum terjadi gangguan tidur

KKS ILMU PSIKIATRI Page 10


Insomnia

Hentikan penggunaan obat obatan yang bekerja pada susunan

saraf pusat dan hindari minuman yang mengandung kafein.

Hindari tidur sekejap dalam siang hari

Olahraga

Hindari stimulasi pada saat waktunya tidur

Berendam di dalam air hangat 30 menit sebelum tidur

Makan pada waktu yang teratur setiap hari

Lakukan relaksasi otot pada malam hari

Pertahankan kondisi tidur yang menyenangkan.(3)

PROGNOSA

Untuk insomnia jangka pendek, prognosis baik. Sedangkan untuk insomnia

kronis yang mendasari faktor penyebab perlu di identifikasi untuk mendapatkan

pengobatan yang adekuat karena insomnia kronik dapat mengganggu kualitas

hidup, gangguan mental dan fisik. Pasien juga didukung dengan terapi hipnotik

dan terapi perilaku. Penanganan pasien insomnia sebaiknya dilakukan dengan

penuh ketekunan dan kesabaran.

KKS ILMU PSIKIATRI Page 11


Insomnia

KESIMPULAN

Tidur adalah keadaan organisme yang teratur dari proses otak yang

dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi baik. Pada orang normal

gangguan tidur yang berkepanjangan dapat mengakibatkan perubahan-perubahan

pada siklus biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi

kerja. Gangguan tidur yang paling banyak ditemukan di masyarakat yaitu

insomnia.

Insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur, kesulitan dalam

mempertahankan tidur atau tidak cukup tidur, sehingga merasa tidak segar pada

waktu bangun pagi hari dan mengalami kualitas tidur yang buruk. Biasanya

disebabkan oleh gangguan di dalam waktu dan mekanisme tidur, hal ini biasanya

diperberat dengan perilaku yang tidak sehat, seperti tidak teratur jam tidur,

seringnya begadang dan penggunaan kafein.

Gejala klinis insomnia yang sering ditemukan diantaranya yaitu : sulit

memulai tidur, sulit mempertahankan keadaan tidur, bangun terlalu cepat di pagi

hari, tidur yang tidak menyegarkan.

Terapi insomnia dapat menggunakan farmakoterapi yaitu golongan

benzodiazepin dan non-benzodiazepin, sedangkan terapi non farmakoterapi

beberapa diantaranya yaitu perbaiki pola tidur, hindari minuman yang

mengandung kafein, hindari tidur sekejap pada siang hari, lakukan relaksasi otot

pada malam hari, pertahankan kondisi tidur yang menyenangkan, dan lain-lain.

Prognosis untuk insomnia jangka pendek, biasanya baik. Sedangkan untuk

insomnia kronis dapat mengganggu kualitas hidup, gangguan mental dan fisik.

KKS ILMU PSIKIATRI Page 12


Insomnia

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, H.I. Sadock, B.J. Insomnia. In Buku Saku Psikiatri Klinik

Binarupa.Aksara. Jakarta, 1997 ; 189-202

2. Maramis WF. Gangguan Tidur. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University

Press. Hal 404-412

3. Tomb, D. Gangguan Tidur. Edisi Enam. Jakarta. EGC. 2001. Hal: 220-230

4. Klikdokter, Insomnia ( Gangguan Tidur ), available from :

http://www.klikdokter.com/illness/detail/49

5. Durand VM, Barlow DH. Gangguan Tidur. Psikologi Abnormal. Penerbit

Pustaka Pelajar.Jakarta, 2007 ; 36-53

6. Nevid JS, Rathus SA, Greene B. Gangguan Tidur. Psikologi Abnormal. Edisi

V . Penerbit Erlangga. Jakarta, Hal 61-69

7. Kaplan, H.I. Sadock, B.J. Insomnia. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Widya

Medika. Jakarta, 1998 ; 315-320

KKS ILMU PSIKIATRI Page 13

Você também pode gostar