Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kepala Daerah
Mendagri dan
Otonomi Daerah
Surjadi Soedirdja
Fadel
2. 1. 12 September 1. 17 Januari 1. Pasangan Ir.
Muhamma
2001 2007 Fadel Muhammad
d
dan Ir. Gusnar
Ismail MM
adalah pasangan
Gubernur-Wakil
Gubernur periode
2009
2. Pasangan Ir.
Fadel Muhammad
Ismail MM
adalah pasangan
Gubernur-Wakil
Gubernur periode
18
2007-2012. Ini
merupakan
periode ke-2
pasangan ini.
Diangkat menjadi
3.
gubernur karena
Menteri Kelautan
19
4.
b. Wilayah Administrasi
Provinsi Gorontalo terbagi menjadi lima kabupaten dan satu kota. Masing-masing
bawahnya, yaitu kecamatan, desa/kelurahan. Pada tahun 2013, Provinsi Gorontalo terdiri dari
Sekarang ini, pemekaran daerah otonom baru (DOB) di Provinsi Gorontalo tinggal
menunggu ketukan palu sidang paripurna DPR RI pada akhir bulan Mei 2014. Hal ini terkait
setelah disetujuinya daerah pemekaran baru Kabupaten Panipi, Kabupaten Boliyohuto dan
Kabupaten Gorontalo Barat oleh DPD RI. Disisi lain, Pemerintah Provinsi juga sedang
merencanakan pembentukan daerah otonom baru yang nantinya akan berstatus sebagai kota
Gorontalo Utara dan kecamatan Limboto di kabupaten Gorontalo. Ketiga daerah ini akan
diusahakan menjadi daerah otonom karena memiliki potensi yang besar di Provinsi
Gorontalo. Kecamatan Marisa dinilai memiliki kegiatan ekonomi masyarakat yang maju dan
terus berkembang dengan sumber pendapatan pada Hasil Pertambangan. Sementara itu,
Kecamatan Anggrek dinilai layak menjadi Kota dengan adanya Pelabuhan. Pelabuhan
20
Anggrek sekarang sedang berada pada tahap pengerjaaan proyek pengembangan pelabuhan
sesuai yang direncanakan dalam MP3EI. Pelabuhan Anggrek dalam perencanaan MP3EI
kecamatan Anggrek, Depo Pertamina yang terletak di Kota Gorontalo sekarang sedang dalam
proses pemindahan ke kawasan Pelabuhan Anggrek. hal ini demi mempercepat arus ditribusi
Pertamina dari yang sebelumnya harus berputar menuju Teluk Tomini, kini dapat langsung
menuju pelabuhan di Laut Sulawesi. Sedangkan kecamatan Limboto dari aspek historis dan
perkembangan memenuhi syarat menjadi Kota Madya karena selain daerah ini menjadi
Gorontalo yang diikat oleh perjanjian kekerabatan "Duluwo Limo Lo Pohala'a", wilayah ini
juga menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan di Provinsi Gorontalo. Hal ini tentunya akan
membuat ketiga daerah ini sudah sangat layak untuk dijadikan Kota Madya (daerah otonom
baru) di Provinsi Gorontalo. Jika pembentukan daerah otonom baru terwujud paling cepat
pada tahun 2017 mendatang, maka Provinsi Gorontalo akan terbagi atas Kota Gorontalo,
Kota Limboto, Kota Marisa, Kota Anggrek, Kabupaten Gorontalo (Ibukota: Isimu),
Kabupaten Gorontalo Barat (Ibukota: Lemito). Total nantinya Provinsi Gorontalo akan
terbagi dalam 12 wilayah Kota dan Kabupaten. Pergeseran Ibukota Kabupaten akan terjadi
jika benar adanya pembentukan daerah otonom baru seperti yang telah disebutkan
sebelumnya diatas. Daerah yang mengalami pergeseran Ibukota yaitu Kabupaten Gorontalo,
21
1. Kabupaten dan Kota
Pada awal berdirinya Provinsi Gorontalo, daerah otonom ini hanya terdiri dari 2 kabupaten
dan 1 kota. Namun, setelah adanya pemekaran, maka Provinsi Gorontalo kini terdiri dari 5
22
Kabupaten/Kota Nama Kota Tinggi (km)
Kabupaten Gorontalo Limboto 16
Kabupaten Pohuwato Marisa 158
Kabupaten Bone Bolango Suwawa 14
Kabupaten Gorontalo Utara Kwandang 57
Kota Gorontalo Gorontalo 0
E. SISTEM PEREKONOMIAN
zaman dahulu. Gorontalo sudah menjadi salah satu wilayah yang menjadi jalur perdagangan
di Indonesia sejak zaman dulu. Potret aktivitas perdagangan di pelabuhan Provinsi Gorontalo
pada zaman dulu. Perekonomian di Provinsi Gorontalo sekarang ini menjadi salah satu
dan jasa adalah sektor yang di andalkan di Provinsi ini karena memiliki kontribusi yang besar
bagi pendapatan asli daerah. Dalam rangka mewujudkan Provinsi Gorontalo sebagai Provinsi
Agropolitan, maka berbagai upaya terus dilakukan. Pemerintah Provinsi melakukan berbagai
peningkatan SDM pertanian, memperlancar pemasaran dengan jaminan harga dasar dan lain
pertanian.
23
bidang agro bisnis (pertanian dan perkebunan), termasuk juga agro industri (nata de coco,
minyak kelapa dan Dubuk santan) serta di bidang pertambangan (emas, granit, dll.). Prioritas
pengembangan selama lima tahun ke depan diproyeksikan pada komoditi jagung dengan luas
areal produksi jagung tahun 2004 seluas 35.692,450 ha, dengan jumlah produksi sebanyak
323,065 ton dan untuk jagung louning sendiri telah berhasil di ekspor sebesar 9.148 ton. Dari
luas wilayah Provinsi Gorontalo seluas 1.221.544 ha, untuk areal potensial pertanian seluas
463.649,09 ha atau 37,95%, tetapi yang baru di manfaatkan seluas 148.312,78 ha (32%) atau
Wilayah Provinsi Gorontalo merupakan daerah agraris dengan keadaan topografi datar,
berbukit-bukit sampai dengan bergunung sehingga berbagai jenis tanaman pangan dapat
tumbuh dengan baik di daerah ini. Luas lahan kering adalah 215.845,00 ha. Sedangkan rawa-
rawa (tegalan) seluas 1.580,00 ha, Luas areal produksi padi pada tahun 2006 yaitu 45.027 ha
dengan jumlah produksi tahun 2006 sebanyak 197.600,94 ton dan mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan tahun 2005 yang mempunyai luas areal 37.831 ha dengan jumlah
produksi sebanyak 164.168 ton. Luas areal produksi kedelai pada tahun 2006 adalah 5.217 ha
dengan jumlah produksi 6.767,21 ton, mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun
2005 yang mempunyai luas areal produksi 2.677 ha dengan jumlah produksi 3.738 ton. Luas
areal produksi kacang tanah pada tahun 2006 adalah 2.825 ha dengan jumlah produksi
3.316,79 ton meningkat jika dibandingkan pada tahun 2005 yang mempunyai luas areal 4.335
ha dengan jumlah produksi mencapai 5.371 ton. Luas areal produksi ubi kayu pada tahun
2006 adalah seluas 853 ha dengan jumlah produksi mencapai 9.742,0 ton. Luas areal
produksi Singkong dan umbi-umbian seluas 894,70 dengan jumlah produksi sebanyak 10.041
ton. Luas areal produksi sayur-sayuran pada tahun 2006 adalah 3.674 ha dengan jumlah
produksi mencapai 74,44 ton/ha. Jika dilihat dari data luas kawasan hutan Provinsi Gorontalo
24
pada tahun 2004 berdasarkan TGHK (Tata Guna Hutan Kesepakatan), maka luas kawasan
hutan Provinsi Garontalo seluas 826.378,12 ha, yang terdiri dari: hutan lingdsing seluas
165.488,67 ha, hutan konservasi seluas 20.135,60 ha, hutan produksi terbatas seluas
342.449,55 ha, dan hutan produksi seluas 100.684,45 ha. Dari seluruh luas hutan tersebut
Kawasan laut di Provinsi Gorontalo, terutama di Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini,
menyimpan banyak potensi alam karena merupakan satu satu teluk yang dilalui garis
khatulistiwa. Perikanan dan kelautan merupakan sektor unggulan bagi Provinsi Gorontalo
yang memiliki garis pantai yang cukup panjang. Garis pantai wilayah Utara dan Selatan
masing masing memiliki panjang sekitar 270 kilometer dan 320 kilometer. Potensi sumber
daya perikanan di Provinsi Gorontalo berada di tiga perairan, yakni Teluk Tomini (Teluk
Gorontalo), Laut Sulawesi, dan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) Laut Sulawesi. Sayangnya,
tingkat pemanfaatan perikanan tangkap baru 24,05% atau 19.771 ton per tahun. Potensi
kelautan lainnya yang menjadi unggulan, yaitu budi daya rumput laut yang didukung
program Gerakan Menanam Rumput Laut (Gemar Laut), sementara pemanfaatan lahannya
Provinsi Gorontalo memiliki letak geografi yang strategis untuk perekonomian nasional,
kerana memiliki jalur perdagangan yang langsung berhadapan dengan negara-negara tetangga
seperti Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong, Taiwan, Jepang, dan Korea
Selatan. Selain itu Provinsi Gorontalo juga merupakan salah satu daerah yang menjadi pintu
masuk jalur perdagangan dari benua Amerika ke negara - negara di Asia Pasifik, seperti
Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia. Tidaklah berlebihan jika Pemerintah Pusat
menilai bahwa Provinsi Gorontalo menjadi salah satu tulang punggung penggerak roda
ekonomi, pendidikan dan kebudayaan di Kawasan Timur Indonesia. Adapun usaha yang telah
25
dikembangkan di provinsi gorontalo diantaranya dalam potensi pertanian, potensi perikanan,
Potensi Pertanian
Tanaman bahan makanan terdiri dari padi dan palawija.Tanaman padi dan palawija yang
ked elai, kacang hijau, dan kacang tanah. Luas panen padi (sawah dan ladang) tahun 2011
adalah 52.811 hektar dengan luas panen terbesar berada di Kabupaten Gorontalo seluas
23.238 hektar. Luas panen jagung di Provinsi Gorontalo adalah seluas 135.754 hektar. Untuk
luas panen jagung terbesar berada di Kabupaten Pohuwato dengan 47 persen dari total luas
panen jagung provinsi. Komoditas tanaman sayur-sayuran yang ada di Provinsi Gorontalo
adalah bawang merah, daun bawang, bayam, buncis, kangkung, ketimun, cabai, sawi, terong,
kacang panjang, kubis, labu siam, dan tomat. Diantara tanaman-tanaman tersebut, cabai
merupakan komoditas utama sayur-sayuran.Luas panen cabai adalah 2.056 hektar dengan
produksi sebanyak 9.640 ton. Sedangkan jenis buah-buahan yang diproduksi pada tahun 2011
yaitu durian, mangga, nangka, anas, pepaya, pisang, dan rambutan.Di antara buah-buahan
tersebut, mangga menjadi komoditas utama dengan produksi setahun terbanyak yaitu 4.420
ton.
Potensi Perikanan
Jumlah rumah tangga perikanan di Provinsi Gorontalo tahun 2011 adalah sebanyak 8.471
rumah tangga, atau meningkat 1,86 persen dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah 8.316
rumah tangga. Menurut jenisnya, perikanan dibedakan menjadi perikanan laut dan perikanan
26
darat. Sebagian besar produksi perikanan dihasilkan oleh perikanan darat dengan cara
budidaya. Produksi budidaya perikanan sebesar 129.820,5 ton atau sebesar 62,9 persen dari
Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang di Provinsi Gorontalo pada tahun 2011
tercatat sebanyak 22 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 7.828 orang. Sebagian
besar kebutuhan listrik di Provinsi Gorontalo dipenuhi oleh PT. PLN. Pada tahun 2011, daya
tersambung setiap bulan rata-rata sebesar 115,81 MW. Sementara itu, listrik terjual setiap
bulan rata-rata sebesar 19.965,35 MWh. Ketersediaan air bersih sangat dibutuhkan
masyarakat.Pada tahun 2011, banyaknya air minum yang disalurkan kepada 41.708
F. KEBUDAYAAN
a. Simbol Daerah
Seperti halnya daerah lain di Nusantara, Provinsi Gorontalo pun memiliki simbol
pemaknaan harkat dan martabat, baik itu melalui Hewan ataupun Tumbuhan. Adapun Simbol
Burung Maleo
27
Burung Maleo
Sayap Burung Maleo
Ukiran Bambu berkepala Buaya
Pohon Pinang
b. Arsitektur
Ciri khas Suku Gorontalo (Hulontalo) dapat diidentifikasi melalui desain arsitektur yang
masih bisa kita jumpai melalui dekorasi atap rumah maupun ukiran khas seperti di daerah
melalui:
Bentuk Atap menyerupai "Pelana", dimana ciri khas dari Rumah Gorontalo (Bele)
adalah atap segitiga bersusun dua. Pada atap bagian pertama (bagian atas) lebih kecil
daripada atap kedua (di bawah dari atap pertama). Atap yang paling atas
keteguhan Orang Gorontalo terhadap Adat Istiadat serta Budaya yang mengalir deras
dengan daerah lain di pulau Sulawesi yakni berbentuk Rumah Panggung. Filosofi
dari Rumah Panggung Orang Gorontalo dianalogikan seperti bentuk tubuh manusia
yang terdiri dari kepala, badan dan kaki. Jumlah Kamar biasanya hanya terdiri dari
Kamar Anak Laki-laki yang berada di paling depan, Kamar Utama berada di tengah
Rumah dan kamar anak perempuan berada di belakang. Dalam menerima tamu pun
beranda/teras rumah, sedangkan bila tamu perempuan yang bukan mahramnya harus
diterima di dalam ruang pada ruang keluarga yang berada di tengah Rumah. Hal ini
28
dimaksudkan untuk menghindari fitnah dari pertemuan laki-laki dan perempuan yang
bukan mahramnya.
Tiang Pelaminan yang memiliki batok kelapa bersusun-susun, tiang ini sangat identik
dengan suku Gorontalo karena bentuknya yang unik dan mudah diingat. Bila
Gorontalo. Tiang khas Gorontalo ini sekarang dapat kita jumpai di bundaran Tugu
adapula yang menggunakannya sebagai ornamen pagar rumah dan pagar gedung
instansi pemerintah.
Gapura Gorontalo (Alikusu), Gapura Gorontalo atau dalam bahasa daerah disebut
Alikusu merupakan salah satu arsitektur khas Gorontalo yang dapat kita jumpai di
gerbang masuk kantor instansi pemerintah maupun swasta. di gerbang masuk rumah
ibadah (Mesjid), Rumah Dinas Pemerintah serta di gerbang masuk jalan raya.
Bentuknya yang khas dulunya dibuat dari bambu, namun seiring perkembangan
zaman "Alikusu" (Gapura Gorontalo) telah dibuat dari bahan baku besi maupun
menjadi nilai budaya yang sangat tinggi dan luhur untuk dilestarikan. Adanya gaya
arsitektural yang khas ini akan jauh lebih baik bila diserap kedalam perencanaan tata
bangunan instansi pemerintah maupun tata bangunan masyarakat agar tidak punah
c. Rumah Adat
a) Rumah Adat Dulohupa
29
Rumah adat Dulohupa merupakan sebuah Rumah Adat Gorontalo yang berbentuk
panggung dengan bentuk atap yang artistik dan pilar-pilar kayu sebagai hiasannya. kedua
tangganya terletak di sisi kiri dan kanan merupakan gambaran tangga adat di sebut totihu.
Dimana Rumah Adat ini berfungsi sebagai Balai Musyawarah Adat Bandayo Dulohupa.
Nama Dulohupa berarti mufakat untuk memprogramkan rencana pembangunan daerah dan
mengatasi setiap permasalahan. Di dalam Rumah Adat ini digelar perlengkapan upacara adat
30
b) Bantayo Po Boide
Rumah adat Gorontalo yang satu ini bisa dijumpai berdiri gagah di depan rumah dinas
Bupati Gorontalo. Dalam artian harfiah, kata Bandayo berarti gedung atau juga bisa diartikan
sebagai bangunan. Sementara kata Pomboide atau Po Boide berarti sebagai tempat untuk
bermusyawarah. Jadi, meski merupakan dua bangunan berbeda, namun Doluhapa dan
Bandayo Pomboide memiliki fungsi yang kurang lebih sama. Dahulu, Bandayo Pomboide ini
digunakan sebagai tempat pelaksanaan pagelaran budaya khas Gorontalo. Berbeda dari
Doluhapa, bagian dalam si Bandayo Pomboide ini memiliki banyak sekat sehingga ada
Rumah adat Gobel adalah salah satu rumah adat yang berlokasi di Tapa, Bone Bolango.
d. Falsafah Hidup
Selain menjadi salah satu suku tertua di Nusantara, Suku Gorontalo pun menjadi salah
satu dari 19 daerah adat di Nusantara. Oleh karenanya, pasti memiliki kearifan lokal yang
luhur. Seperti peradaban lainnya, Masyarakat Gorontalo memiliki falsafah hidup yang di
pegang erat dan diyakini teguh dalam kehidupan sampai sekarang, diantaranya adalah:
Perbuatan)
Batanga Pomaya, Nyawa Podungalo, Harata Potombulu (Jasad membela tanah air,
31
Lo Iya Lo Ta Uwa, Ta Uwa Loloiya, Bo'odila Polusia Hilawo (Pemimpin itu penuh
e. Bahasa daerah
Pada dasarnya terdapat banyak bahasa daerah di Gorontalo. Namun hanya tiga bahasa
yang cukup dikenal masyarakat di wilayah ini, yaitu Bahasa Gorontalo, Bahasa Suwawa
(disebut juga Bahasa Bonda), dan Bahasa Atinggola (Bahasa Andagile). Dalam proses
perkembangannya Bahasa Gorontalo lebih dominan sehingga menjadi lebih dikenal oleh
masyarakat di seantero Gorontalo. Saat ini Bahasa Gorontalo telah dipengaruhi oleh Bahasa
Indonesia dan Bahasa Melayu Manado, sehingga kemurnian bahasanya agak sulit diperoleh
dalam penuturan Orang Gorontalo. Demi menjaga kelestarian bahasa daerah, maka
Indonesia serta Kamus Bahasa Atinggola-Bahasa Indonesia. Selain itu, telah berhasil
diterbitkan dan disetujui oleh Kementerian Agama Republik Indonesia perihal penerbitan Al-
Disamping itu, pendidikan muatan lokal Bahasa Gorontalo masih terus dipertahankan untuk
dijadikan bahan ajar di Sekolah Dasar. Meskipun Catatan Buku Tua Gorontalo yang ada di
masyarakat sepenuhnya ditulis menggunakan Aksara Arab Pegon (Aksara Arab Gundul)
akibat dari afiliasi agama Islam dengan Adat Istiadat, Gorontalo sebenarnya memiliki aksara
lokal sebagai identitas kesukuan yang sangat tinggi nilainya, yaitu "Aksara Suwawa-
Gorontalo". Adapun contoh penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari yang
32
Iya ... = Saaya ... (huruf 'a' diawal dibaca panjang, kata Saaya digunakan oleh
f. Kerajinan Tangan
Setiap daerah pasti memiliki ciri khasnya masing-masing. begitu pula dengan jazirah
semenanjung Gorontalo. Masyarakat Gorontalo memiliki ciri khas "sandang" atau pakaian
bersama aksesoris yang melengkapinya. Adapun kerajinan tangan khas masyarakat Gorontalo
yaitu:
1. Upiya Karanji atau Songkok Gorontalo, songkok ini terbuat dari anyaman rotan dan
sangat nyaman digunakan karena memiliki sirkulasi udara yang sangat baik. Presiden
RI ke-4, Bapak Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gusdur pun
kekayaan budaya tersendiri dan bernilai seni tinggi. Kini sulaman Karawo tidak
yang membedakannya hanya pada motif atau corak yang dimuat pada kain batik itu
sendiri.
33
g. Senjata tradisional
Wamilo
Bitu'o (sejenis Keris)
Sabele (sejenis Parang atau Lilang)
Travalla
h. Pakaian Adat
Bili'u
Mukuta
j. Tradisi
Walima / Dikili
Malam Tumbilotohe
k. Tarian Adat
34