Você está na página 1de 15

SKENARIO KASUS

An. B usia 42 bulan dirawat di RS Hidayah. Klien mengeluh sesak nafas 2 hari SMRS, klien
tidak batuk, terdapat tarikan dinding dada ke dalam, dan terdengar bunyi wheezing. Klien
tampak pucat dan tampak gelisah. Ibu klien mengatakan klien ada alergi terhadap udara
dingin. Klien dan ibu klien tampak cemas. Ibu klien belum mengetahui tentang penyakit
asma. TTV ; TD : 100/70 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 37C, dan RR : 38 x/menit.

Tanggal pengkajian : 11 November 2015


Nama Pengkaji : Alfi
Ruang : Bangsal Dahlia
Waktu pengkajian : 11.00 WIB
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. B
Umur : 42 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Pemuda No.1 Kebumen
No.RM : 20605
Tanggal masuk RS : 11 November 2015 pukul 09.30 WIB
Dx. Medis : Asma
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.N
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Pemuda No.1 Kebumen
Hubungan dengan klien : Ibu
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama : Sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan klien sesak nafas sejak 1 hari sebelum ke puskesmas, klien tidak batuk,
klien ada alergi dingin kemudian oleh ibunya diperiksakan di Puskesmas, menurut hasil dari
pemeriksaan, klien didiagnosa asma sehingga klien harus menjalani pengobatan dan dokter
menganjurkan agar klien dibawa ke RS Hidayah. Pada tanggal 11 November 2015 pukul
09.30 WIB oleh keluarga klien dibawa ke IGD RS Hidayah. Ibu klien mengatakan klien
sesak nafas sejak 2 hari SMRS, klien tidak batuk, terdapat tarikan dinding dada ke dalam, dan
terdengar bunyi wheezing. Klien tampak pucat dan gelisah. Ibu klien mengatakan klien ada
alergi terhadap udara dingin. Di IGD TTV ; TD : 100/70 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu :
37C, dan RR : 38 x/menit. Terapi : Oksigen 3 liter/ menit,infus RL 20 tpm, dan nebulizer.
Saat dikaji pada tanggal 11 November 2015 pukul 11.00 WIB Ibu klien mengatakan klien
sesak nafas sejak 2 hari SMRS, klien tidak batuk, terdapat tarikan dinding dada ke dalam, dan
terdengar bunyi wheezing. Klien tampak pucat dan nafsu makan klien menurun. Ibu klien
mengatakan klien ada alergi terhadap udara dingin. Klien dan ibu klien tampak gelisah dan
cemas. Ibu klien belum mengetahui tentang penyakit asma.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Ibu klien mengatakan jika udara dingin klien merasa sesak tetapi sesaknya ringan tidak
separah ini .Klien belum pernah dirawat di RS.

4. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu klien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti klien. Dan keluarga
tidak ada yang mengalami penyakit seperti TBC, DM, hipertensi maupun penyakit serius
lainnya.
5. Riwayat kehamilan
Anak laki laki dari ibu G1 P1 A0. Selama kehamilan klien, ibu klien mengatakan tidak
mempunyai masalah khusus, paling hanya mual-mual. Ibu klien selalu memeriksakan
kehamilannya ke bidan secara teratur.
6. Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal dan spontan, tidak ada kelainan bawaan dan
tidak mempunyai gangguan selama proses persalinan. Klien lahir pada usia kehamilan 39
minggu, presentasi bawah kepala, ketuban berwarna jernih, setelah lahir klien langsung
menangis, BBL : 3500 gram.
7. Riwayat imunisasi
Klien sudah mendapat imunisasi lengkap : BCG, Polio I, II, III, ; DPT I, II, III ; dan campak.
8. Riwayat tumbuh kembang
Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami keterlambatan dalm proses tumbuh kembang.
Perkembangan motorik : klien mampu berjalan dengan tegak, lari-lari kecil, melompat, dan
berdiri dengan 1 kaki selama 3 detik.
Perkembangan sosial : klien mulai mampu menggosok gigi sendiri, dan menncoba memakai
baju.
9. Kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan klien = 100 cc/ kgBB/ hari
= 100 x 14
=1400 liter
10. Kebutuhan kalori
Kebutuha kalori klien = 100 kalori/kgBB
= 100 x14
=1400 kalori/hari

C. Pola Pengkajian Menurut Gordon


1. Pola Persepsi kesehatan atau penanganan kesehatan
Sebelum sakit : Ibu klien megatakan kesehatan memang penting dan klien bila sakit mudah
kerjasama untuk proses penyembuhan dirinya misalnya teratur minum obat, dan hindari
pantangan.
Saat sakit : Ibu klien mengatakan bahwa klien dan dirinya belum mengerti tentang asma dan
bagaimana penanganan dirumah jika klien tiba tiba kambuh.
2. Pola Nutrisi / Metabolik
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan pasien susah makan, makan 3x sehari porsi sedikit, dan
tidak suka sayur klien hanya makan sedikit nasi dan lauknya saja. Minum 6 gelas per hari.
BB : 14,5 kg.
Saat dikaji : Klien makan 2x/sehari sesuai diit dari RS tetapi tidak habis. Minum 4 gelas per
hari. BB: 14 kg.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x sehari warna kuning konsistensi lembek berbau khas, BAK 4-5x
perhari warna kuning jernih berbau khas.
Saat dikaji : Klien belum BAB sejak dirawat di RS, BAK 2x, warna kuning berbau khas.
4. Pola aktivitas / latihan
Sebelum sakit : Klien aktif bermain dengan teman sebayanya.
Saat dikaji : Klien dibantu oleh ibunya dalam melakukan aktivitasnya, seperti mandi, makan,
ganti baju, dan pasien hanya terlihat berbaring ditempat tidur.
5. Pola Istirahat / tidur
Sebelum sakit : Klien tidur 9 jam sehari, tidur siang kurang lebih 2 jam.
Saat dikaji : Klien susah tidur dan sering terbangun pada malam hari. Lama tidur 7 jam
sehari.
6. Pola perseptif kognitif
Sebelum sakit : Klien dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan dengan jelas,
dalam pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan dengan baik.
Saat dikaji : Klien dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan dengan jelas,
dalam pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan dengan baik.
7. Pola koping/toleransi stres
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien adalah klien anak periang.
Saat dikaji : Klien hanya tiduran dan apabila klien kesakitan klien menangis dan rewel.
8. Pola Konsep diri
Sebelum sakit : Klien dapat melakukan aktifitas sesuai kemampuan.
Saat dikaji : Klien hanya tiduran dan menganggap kondisi nya sedang lemah.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, dan tidak ada masalah dalam sistem reproduksi klien.
10. Pola peran / hubungan
Sebelum sakit : Klien mampu berkomunikasi dengan kata-kata sederhana. Hubungan klien
dengan orangtua dan keluarga baik.
Saat dikaji : Klien lebih nyaman ditemani oleh ibunya.
11. Pola nilai / kepercayaan
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien mulai ikut mengaji di mushola dekat rumahnya.
Klien belum melakukan sholat.
Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien tidak bisa mengaji dan klien hanya bisa berdoa.
D. Pemeriksaan Fisik
1. TTV :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,5 C
RR : 36 x/menit
2. Antropometri :
Lingkar Kepala : 54 cm
Lingkar Lengan atas : 16 cm
BB : 14 Kg
TB : 100 cm
3. Kepala : mesosepal
4. Mata : konjungtiva anemis, sklera Anikterik, reflek terhadap cahaya pupil isokhor
5. Hidung : tidak ada polip, terlihat pernafasan cuping hidung, terpasang oksigen
kanul nasal 2 liter/menit.
6. Mulut : bibir terlihat pucat,dan terdapat secret.
7. Telinga : normal, tidak ada sekret dan darah
8. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
9. Dada :
- Paru
Inspeksi : pergerakan dada cepat, terdapat tarikan dinding dada ke dalam
Palpasi : retraksi dinding dada sama kanan dan kiri, terdapat vocal fomitus kanan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdapat bunyi wheezing
- Jantung :
Inspeksi : tampak ictus cordis
Palpasi : tidak terdapat pembesaran jantung
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 dan S2 bunyi reguler
- Abdomen :
Inspeksi : bentuk datar
Auskultasi : bising usus 20 x/menit
Palpasi : adanya massa, klien belum BAB.
Perkusi : timpani
10. Genetalia : laki laki, tidak terpasang DC
11. Anus : tidak ada lesi
12. Ekstremitas : atas : akral hangat, CRT < 3 detik, terpasang infus RL 20 tpm, dan tidak ada
gangguan gerak
bawah : tidak ada gangguan gerak.
13. Kulit : turgor kulit normal, tidak ada oedema.

E. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 11 November 2015 pukul 11.00 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 10.7 gr/dl Pria : 13-18 g/dl, wanita 11.5-16.5 g/dl.
Wanita hamil: 11- 16.5 g/dl. Anak : 12-34
g/dl
Hematokrit L 31 %
Leukosit 14.5 10^3/Ul
Eritrosit 4.1 10^6 /Ul
Diffferent count 0.10/1.40/49.60/40.50/0.40 Basofil : 0-2 %, eosinofil : 1-3%, netrofil
batang : 1-6%, netrofil segmen: 4-6 %,
limfosit 20- 40 %, monosit: 1-8%
MCV 75# 24-102#
MCH 26 Pg
MCHC 35 g/dl 20-32 g/dl

F. Terapi
- IVFD RL = 20 tetes/menit
- Oksigen 2 L/menit nasal kanul
- Nebu : Ventolin 4x2,5 mg
- L Bio 2x1 sac
- Diet Gizi seimbang

ANALISA DATA
No Hr/tgl/Jam Data focus Problem Etiologi
1. Senin,11 DS : Ketidakefektifan Ketidakmampuan
november - Ibu klien mengatakan klien bersihan jalan nafas mengeluarkan secret
2015 sesak nafas pada jalan nafas
Jam 11.00 - Tidak ada batuk
- Terdapat secret yang berlebih
DO :
- RR : 36 x/menit
- Terdengar suara wheezing
- Terdapat pernafasan cuping
hidung
- Terdapat tarikan dinding dada
ke dalam
2. Senin,11 DS : Ansietas Perubahan status
november - Klien dan Ibu klien kesehatan
2015 mengatakan cemas
Jam 11.00 - Klien sulit tidur
- Klien susah makan
DO :
- Klien tampak gelisah dan
rewel

3. Senin,11 DS : Kurang pengetahuan Kurang informasi


november - Klien mengatakan klien dan tentang proses
2015 keluarga belum mengetahui penyakit dan
Jam 11.00 tentang penyakit asma perawatan dirumah
- Klien dan keluarga tampak
cemas
DO :
- Keluarga tampak bingung
- Ibu klien bertanya-tanya
tentang penyakit asma

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d Ketidakmampuan mengeluarkan secret pada
jalan nafas
2. Ansietas b.d Perubahan status kesehatan
3. Kurang pengetahuan b.d Kurang informasi tentang proses penyakit dan perawatan
dirumah
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Hari/Tgl Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1. 11 November Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Pantau status pernafasan klien
2015 2x24 jam diharapkan klien mampu : 2. Pertahankan oksigen 2 liter/menit
Indikator 1 2 3 4 5 3. Tempatkan posisi yang nyaman :
- RR semi fowler
4. Anjurkan klien untuk banyak minum
- Irama
air hangat
nafas
5. Latih batuk efektif
- Mampu 6. Lakukan suction
membersihk 7. Kolaborasi dengan dokter untuk
an secret pemberian obat bronkodilator sesuai

- Mampu indikasi

mengeluark
an sputum

2. 11 November Setelah dilakukan tindakan keperawatan


1. Kaji tingkat kecemasan (ringan,
2015
selama 2x24 jam diharapkan klien sedang, berat)
mampu: 2. Melibatkan anak dalam bermain
Indikator 1 2 3 4 5 3. Berikan rasa nyaman
- Klien dan 4. Beri dorongan mengungkapkan
ketakutan/masalah
keluarga 5. Libatkan keluarga untuk
klien tenang menenangkan klien
- Kecemasan

3. 11 November Setelah dilakukan tindakan keperawatan


1. Jelaskan proses penyakit
2015 selama 2x24 jam diharapkan klien dan
2. Berikan penkes
keluarga mampu: 3. Instruksikan untuk latihan nafas,
batuk efektif dan latihan kondisi
Indikator 1 2 3 4 5
umum
- Keluarga
4. Diskusikan faktor individu yang
klien
meningkatkan kondisi
kelihatan
tidak bingung
- Klien dan
keluarga
klien tampak
tenang.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan (Gaffar, 1999). Pada tahap
ini akan dilaksanakan pengumpulan, pengelompokan dan penganalisaan data. Pada
pengumpulan data akan diperoleh data subyektif yaitu data yang diperoleh dari
keterangan pasien atau orang tua pasien. Data obyektif diperoleh dari pemeriksaan
fisik. Dari data subyektif pada pasien asma biasanya diperoleh data anak
dikeluhkan sesak nafas, batuk, pilek, nafsu makan menurun, lemah, kelelahan dan
gelisah. Dari data obyektif diperoleh data mengi/wheezing berulang, ronchi, dada
terasa tertekan atau sesak, pernapasan cepat (takipnea), sianosis, nafas cuping
hidung dan retraksi otot dada
1) Diagnosa keperawatan :
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual/potensial
terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan. Dari pengkajian yang dilakukan
maka didapatkan diagnosa keperawatan yang muncul seperti : (Carpenito, 2000 &
Doenges, 1999)
a) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum/sekret.
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap anoreksia akibat rasa dan bau sputum
c) Kerusakan pertukaran gas berubungan dengan perubahan membran alveolar
kapiler
d) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan
antara suplay dan kebutuhan oksigen.
e) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap
f) Ansietas orang tua berhubungan dengan perubahan status kesehatan,
kurangnya informasi.
b. Perencanaan keperawatan
Perencanaan merupakan preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari
pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat (Doenges, 1999).
Perencanaan diawali dengan memprioritaskan diagnosa keperawatan berdasarkan
berat ringannya masalah yang ditemukan pada pasien (Zainal, 1999). Rencana
keperawatan yang dapat disusun untuk pasien asma yaitu: (Doenges, 1999).
1) Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeabronkial
Tujuan : bersihan jalan nafas efektif
Rencana tindakan :
a) Ukur vital sign setiap 6 jam
Rasional : Mengetahui perkembangan pasien
b) Observasi keadaan umum pasien
Rasional : Mengetahui efektivitas perawatan dan perkembangan pasien.
c) Kaji frekuensi/ kedalaman pernafasan dan gerakan dada
Rasional : Takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tidak simetris, sering terjadi
karena ketidaknyamanan gerakan dada dan/atau cairan paru.
d) Auskultasi area paru, bunyi nafas, misal krekel, mengi dan ronchi
Rasional: Bunyi nafas bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area
konsolidasi, krekel, mengi dan ronchi terdengar pada inspirasi atau ekspirasi pada
respon bertahap pengumpulan cairan, sekret kental dan spasme jalan
nafas/obstruksi.

e) Ajarkan pasien latihan nafas dalam dan batuk efektif


Rasional : Nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru atau jalan nafas lebih
kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami, membantu silia
untuk mempertahankan jalan nafas pasien.
f) Anjurkan banyak minum air hangat
Rasional : Air hangat dapat memobilisasi dan mengeluarkan sekret.
g) Beri posisi yang nyaman (semi fowler/fowler)
Rasional : Memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat serta menurunkan
ketidaknyamanan dada.
h) Delegatif dalam pemberian bronkodilator, kortikosteroid, ekspktoran dan
antibiotik
Rasional : Bronkodilator untuk menurunkan spasme bronkus/melebarkan bronkus dengan
memobilisasi sekret. Kortikosteroid yaitu anti inflamasi mencegah reaksi alergi,
menghambat pengeluaran histamine. Ekspektoran memudahkan pengenceran
dahak, Antibiotik diindikasikan untuk mengontrol infeksi pernafasan.

2) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar


kapiler
Tujuan : Ventilasi dan pertukaran gas efektif.
Rencana tindakan :
a) Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 6 jam
Rasonal : Penurunan keadaan umum dan perubahan vital sign merupakan indikasi derajat
keparahan dan status kesehatan pasien.
b) Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku
Rasional : Sianosis menunjukkan vasokonstriksi, hipoksemia sistemik.

c) Pertahankan istirahat tidur


Rasional : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen untuk
memudahkan perbaikan infeksi.
d) Tinggikan kepala dan sering mengubah posisi
Rasional : Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk
memperbaiki ventilasi
e) Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
Rasional : Mempertahankan PaO2
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan
suplay dan kebutuhan O2
Tujuan : Aktivitas dapat ditingkatkan
Rencana tindakan :
a) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam aktivitas
Rasional : Menetapkan kemampuan/kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi.
b) Jelaskan pentingnya istirahat dan keseimbangan aktivitas dan istirahat
Rasional : Menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan
c) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
Rasional : Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplay dan kebutuhan
oksigen.

d) Bantu pasien dalam memilih posisi yang nyaman untuk istirahat


Rasional: Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi, atau menunduk ke
depan meja atau bantal
e) Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien
Rasional : Keluarga mampu melakukan perawatan secara mandiri
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum
Tujuan : pemenuhan nutrisi adekuat
a) Timbang berat badan setiap hari
Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan diet
b) Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
Rasional : Meningkatkan pematangan kebutuhan individu dan pentingnya nutrisi pada proses
pertumbuhan
c) Anjurkan memberikan makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : Meningkatkan nafsu makan, dengan porsi kecil tidak akan cepat bosan
d) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang (batasi pengunjung)
Rasional : Lingkungan yang tenang dan nyaman dapat menurunkan stress dan lebih kondusif
untuk makan
e) Anjurkan menghidangkan makan dalam keadaan hangat
Rasional : Dengan makanan yang masih hangat dapat merangsang makan dan meningkatkan
nafsu makan
5) Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
Tujuan : Nyeri, berkurang/terkontrol.
Rencana tindakan:
a) Kaji karakteristik nyeri
Rasional : Nyeri dada biasanya ada dalam beberapa serangan asma .
b) Observasi vital sign setiap 6 jam
Rasional : Perubahan frekuensi jantung atau tekanan darah menunjukkan bahwa mengalami
nyeri. Khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital telah terlihat.
c) Berikan tindakan nyaman seperti relaksasi dan distraksi
Rasional : Menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgetik
d) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional: Meningkatkan kenyamanan/istirahat umum
6) Ansietas orang tua berhubungan dengan perubahan status kesehatan, kurangnya
informasi
Tujuan: Kecemasan orang tua berkurang/hilang, pengetahuan orang tua bertambah,
orang tua memahami kondisi pasien.
Rencana tujuan :
a) Kaji tingkat pengetahuan orang tua dan kecemasan orang tua
Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki orang tua dan
kebenaran informasi yang didapat
b) Beri penjelasan pada orang tua tentang keadaan, pengertian, penyebab, tanda
gejala, pencegahan dan perawatan pasien.
Rasional : Memberi informasi untuk menambah pengetahuan orang tua.
c) Jelaskan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan
Rasional : Agar orang tua mengetahui setiap tindakan yang diberikan.
d) Libatkan orang tua dalam perawatan pasien
Rasional : Orang tua lebih kooperatif dalam perawatan.
e) Beri kesempatan pada orang tua untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
diketahui
Rasional : Orang tua bisa memperoleh informasi yang lebih jelas.
f) Anjurkan orang tua untuk selalu berdoa
Rasional : Membantu orang tua agar lebih tenang
g) Lakukan evaluasi
Rasoional: Mengetahui apakah orang tua sudah benar-benar mengerti dengan penjelasan yang
diberikan

c. Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan adalah pngelolaan, perwujudan dari rencana perawatan yang telah
disusun pada tahap kedua untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dan
komprehensif. Tindakan keperawatan yang dilaksanakan disesuaikan dengan
perencanaan (Nursalam, 2001).

d. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada pasien. Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan rencana tujuan
yaitu :
1) Bersihan jalan nafas efektif
2) Ventilasi dan pertukaran gas efektif
3) Aktivitas dapat ditingkatkan
4) Pemenuhan nutrisi adekuat
5) Nyeri berkurang/terkontrol
6) Kecemasan orang tua berkurang/hilang, pengetauan orang tua bertambah,
keluarga memahami kondisi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. (2009). Asma Bisa Sembuh atau Problem Seumur Hidup. Diperoleh tanggal
29 Juni 2009, dari http://www.medicastore.com/asma/

Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa keperawatan. (Edisi 6). Jakarta: EGC

Doenges, M.E.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta: EGC

Espeland, N. (2008). Petunjuk Lengkap Mengatasi Alergi dan Asma pada Anak. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya

Gaffar, L.O.J. (1999). Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta: EGC

Hidayat, A.A.A.(2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Surabaya: Salemba Medika

Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. (Edisi 3), Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. (Edisi 2). Jakarta: EGC

Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC

Price, S.A & Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi. (Edisi 6). Jakarta: EGC

Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu

Zainal, A.H. (1999). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Yayasan Bunga Raflesia

Você também pode gostar