Você está na página 1de 23

MAKALAH

ANATOMI HISTOLOGI HEWAN

TULANG DAN TULANG RAWAN

OLEH

KELOMPOK 5

NAMA-NAMA KELOMPOK :

1. ERWINA E. DILLAK

2. MARIA GISELA. M. S. WALE

3. ALFONSO M. D DAOS

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tubuh manusia tersusun atas beberapa system, yaitu sisem tubuh yang lunak dan
system tubuh yang keras. System tubuh yang keras meliputi system intergumen dan
system rangka. Manusia tidak dapat berdiri dengan tegak apabila tidak memiliki
sistem tubuh yang yang keras, yaitu tulang. Mulai dari kepala sampai jari-jari
didalamnya terdapat tulang yang menopang tubuh. Jumlah tulang waktu masih bayi
dan dewasa berbeda. Pada waktu kecil lebih banyak tulang rawan dibandingkan ketika
telah dewasa. Rangka tidak hanya terdapat pada manusia, namun juga terdapat pada
hewan. Pada hewan fungsi rangka hampir sama dengan fungsi rangka pada manusia,
namun pada hewan terdapat endoskeleton (rangka dalam) dan eksoskeleton (rangka
luar). Rangka mempunyai arti penting bagi makhluk hidup khususnya manusia dan
hewan. Tidak dapat dibayangkan apabila manusia dan hewan tidak mempunyai
rangka.
Tulang penysun rangka, kurang lebih berjumlah 206. Jumlah yang pasti itu
ditentukan oleh umur. Rangka bayi kurang lebih berjumlah 250 buah tulang,
kemudian dalam perkembangan lebih lanjut ada sejumlah tulang yang tumbuh
menjadi satu. Tulang merupakan jaringan yang hidup, ia dapat tumbuh dan
memerlukan makanan. Penyusunnya terdiri dari sel sel tulang, zat kapur (kalsium),
fosfor dan zat perekat (collagen). Tulang terdiri juga dari jaringan ikat yang tersusun
dari 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama kalsium
kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33 %.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur tulang pada manusia?
2. Apa fungsi tulang pada manusia?
3.Apa itu tulang keras?
4. Apa itu tulang rawan?
5. Bagaimanakah hubungan antartulang?
6. Apa saja gangguan pada tulang?

2
1.3. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :


1. Memahami tentang anatomi dan histology tulang dan tulang rawan
2. Mengetahui fungsi tulang dan tulang rawan
3. Mengetahui penyakit (Patologis) pada tulang dan tulang rawan

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tulang

Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriks ekstraseluler.
Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak dilapisan luar tulang, yang
diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks, sehingga tulangpun mengalami
klasifikasi. Didalam tubuh manusia juga terdapat yang namanya tulang rawan
(cartilago), yaitu jaringan ikat yang mempunyai kemampuan merenggang,
membentuk penyokong yang kuat bagi jaringan lunak, memberikan kelenturan, dan
sangat tahan terhadap tekanan. Contohnya tulang pada paha ayam, dikedua bagian
pada ujungnya itu merupakan tulang rawan, sedangkan bagian yang terletak diantara
keduanya ataupun bagian yang paling keras disebut dengan tulang (osteon). Jaringan
tulang memiliki suatu sistem kanal (saluran). Melalui saluran saluran ini supalai
darah untuk masing masing sel tulang dapat tercukupi. Tulang memperlihatkan
suatu corak pertumbuhan yang khusus dan memiliki daya regenerasi (pemulihan diri)
yang besar. Oleh karena itu, jika tulang mengalami cidera atau infeksi akan terjadi
penyembuhan.
2.1.1. Fungsi tulang
Tulang berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kakuuntukbentuk postur
tubuh, dan memberika tempat perlekatan pada otot dan organ yang terdapat pada
tubuh seseorang, untuk memungkinkan tubuh bergerak. Tulang juga melindungi
otak, yang terletak didalam tulang tengkorak. Tulang melindungi jantung dan
paru paru didalam rongga dada, dan organ seksual dan urinaria terlindungi oleh
tulang yang disebut tulang pelvis. Selain itu tulang juga berfungsi dalam
homopoiesis (pembentukan sel darah)dibuat di bagian sumsum tulang merah, dan
sebagai reservior (tempat penyimpanan) kalsium, fosfat, dan banyak mineral
lainnya. Hampir seluruh kalsium (99%) pada tubuh tersimpan pada tulang, dan
ketika tubuh butuh terhadap kalsium, maka kalsium tersebut berasal dari tulang.
Serta mengatur regulasi endokrin. Tulang juga berfungsi sebagai penyokong berat
badan untuk memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan

4
dan gaya tekanan yang terjadi pada tulang sehingga dapat menjadi kaku dan
lentur.

2.1.2. Struktur Tulang

Tulang mempunyai matriks yang mana matriks tersebut adalah stuktur


yang keras pada tulang, matriks tersebut memiliki banyak pembuluh darah,
dikarenakan stuktur yang keras ini sush ditembus oleh nutrien dan metabolit.
Matriks ini dihasilkan oleh osteoblas. Osteoblas adalah sel yang terdapat
didalam tulang yang juga berfungsi membuat sel sel tulang baru dan menyerap
mineral dari darah. Matriks tulang di susun oleh :
a. Protein
Dari makanan kita memperoleh Protein. Pada sistem pencernaan protein
akan diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana
terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh
manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini
tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam
amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan
berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan
ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk
asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan
DNA transkripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi di proses lebih lanjut di
ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
b. Kolagen
Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia.
Keberadaannya adalah kurang lebih mencapai 30% dari seluruh protein yang
terdapat di tubuh. Dia adalah struktur organic pembangun tulang, gigi, sendi,
otot, dan kulit. Serat kolagen memiliki daya tahan yang kuat terhadap
tekanan. Kata kolagen sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya
(bersifat lekat atau menghasilkan pelekat).
c. Fibrosa
Disusun oleh matriks berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen
padat dan kasar yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga
bersifat keras.

5
Matriks mempunyai komponen organik dan inorganik. Komponen organik
memungkinkan tulang untuk menahan tegangan, sedangkan komponen inorganik
atau komponen mineral tidak menahan tegangan`
Sel lain yang terdapat pada tulang adalah sel osteoklas, sel ini mempunyai
fungsi yang berlawanan dari osteoblas, yaitu fungsinya menghancurkan tulang
dengan cara melarutkan kembali mineral di dalam darah. Sel yang juga terdapat
pada tulang adalah osteosit, sel ini menjaga keseimbangan mineral di dalam
darah, mereka yang megarahkan penyerapan mineral dari darah dan
mengarahkan pengembalian mineral ke dalam darah, agar tulang dan tubuh
sama sama mendapatkan mineral yang cukup. Analoginya osteosit yang
memerintahkan, kemudian osteoblas dan osteoklas bekerja.Komponen organik
utama matriks tulang adalah serat kolagen tipe I, yang mengandung protein,
salah satunya adalah glikoprotein osteokalsin dan osteopontin, yang berikatan
erat dengan kalsium selama terjadinya mineralisasi tulang. Protein matriks
lainnya adalah sialoprotein, yang mengikat osteoblas pada matriks ekstraseluler.
Komponen inorganik matriks terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk
kristal hidroksiapatit akan menyebabkan tulang menjadi keras, tahan lama, dan
kuat. paratiroid (dari kelenjar sebelah tiroid) dan kalsitonin (dari kelenjar tiroid).
Sum sum tulang adalah jaringan ikat lunak yang terletak didalam tulang
spongiosa, fungsinya untuk menghasilkan sel sel darah. Juga terdapat
periosteum ini adlah bagian kuat, yang terdiri dari membran fibrosa yang
menutupi dan melindungi permukaan liar tulang.
Tulang tersusun atas sejumlah lapisan dengan materi yang berbeda.
Terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan lapisan dan
fitur tulang diseluruh tubuh. Berikut selengkapnya.
Periosteum, adalah lapisan jaringan fibrosa yang menutupi seluruh
bagian tulang, kecuali pada sisi ujung.
Tulang Kompak, merupakan bagian ujung padat dan keras, dan
dapat ditemukan pada lapisan luar tulang yang halus. Tulang
kompak mengelilingi sumsum tulang pada bagian poros (diafisis)
dari tulang dan memberikan kekuatan pada bagian yang berongga.
Tulang kompak memiliki banyak saluran (kanal) yang terdapat
pembuluh darah dan saraf. 1. Pembuluh darah mengantarkan darah
ke sel sel tulang. Darah yang dibawah mengandung oksigen dan

6
nutrisi bagi tulang. Pembuluh darah juga berfungsi untuk membawa
kembali karbondioksida dan sisa hasil dari produksi (ampas).
2. Saraf yang berada di tulang dan disekitar bagian tersebut.
Rongga Medula (meduller cavity) adalah ruang yang terdapat
didalam poros (diafisis) yang mengandung sumsum tulang kuning.
Sumsum tulang kuning memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan
jaringan lemak.
Tulang Spongiosa atau kanselus atau trabekuler merupakan tulang
terbentuk dari potongan kecil, serta memiliki banyak ruang dan
rongga seperti sarang lebah. Spongiosa menyimpan sumsum tulang
merah dimana sel sel darah dibuat. Pada manusia dewasa, sumsum
tulang merah dapat ditemukan terutama dibagian tengkorak, dada
(sternum), tulang rusuk, tulang pinggul (pelvis), tulang selangka
(klavikula), dan tulang belakang (vertebrata).
Tulang Rawan atau kartilago terletak pada bagian ujung tulang.
Kartilago merupakan bagian jaringan ikat fibrosa yang mengandung
sejenis zat seperti gel. Kartilago memiliki struktur yang lebih lembut
dibandingkan dengan tulang pada umumnya, namun lebih kuat dari
kebanyakan jaringan.

Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :

Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan
mensekreasikan matrik tulang. Matrik tulang tersusun atas 98%
kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan / asam
polisakarida dan proteoglikan). Matrik tulang merupakan kerangka
dimana garam garam minral ditimbun terutama calsium, fluor,
magnesium dan phosphor.

Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertimdak sebagai
pemeliharaan fungsi tulang dan terletak pada oston (unit matrik
tulang). Osteon yaitu unit fungsional mikroskopik tulang dewasa
yang di tengahnya terdapat kapiler dan di sekeliling kapiler terdapat

7
matrik tulang yang disebut lamella. Didalam lamella terdapat
osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat proseus yang berlanjut
kedalam kanakuli yang halus(kanal yang menghubungkan dengan
pembuluh darah yang terletak kurang lebih0,1 mm).

Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar brinti banyak memungkinkan mineral
dan matriks tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling
tulang. Tidak seperti osteoblags dan osteosit osteoklas mengiki
tulang.
2.2. Jenis Tulang
2.2.1.Tulang / Tulang Sejati / Tulang keras (Osteon)
Tulang sejati atau di sebut tulang, tersusun dari sel - sel tulang
yang sangat kompak pada permukaanya. Sel sel tulang banyak
mengandung matriks yang terdiri dari senyawa kalsium dan kalsium yang
mengakibatkan tulang menjadi keras. Sel sel tulang merupakan sel sel
penyusun jaringan ikat khusus yang berasal dari sel sel mesenkim. Sel
sel mesenkim banyak terdapat karena adanya peningkatan suplai darah dan
membentuk calon sel sel tulang (osteogenik atau osteoprogenitor).
Tulang sejati terdiri dari osteosit dan matriks. Osteosit merupakan sel sel
tulang matang pembentuk tulang. Osteosit dibentuk oleh osteoblas.
Osteoblas merupakan sel sel tulang muda. Selain osteoblas, terdapat
osteoklas yang merupakan sel sel besar berinti banyak serta berfungsi
untuk memindahkan matriks dari tulang lama dan menyisahkan ruang
untuk pembentukan tulang baru. Terdapat juga osteoprogenator,
merupakan sel khusus, yaitu derevit mesenkim yang memiliki potensi
mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas. Osteoprogenator
terdapat dibagian luar membrane (periosteum).
Matriks penyusun tulang yaitu semen, tersusun oleh senyawa
karbohidrat, kolagen berbentuk seperti serabut. Kolagen yang diikat oleh
tulang akan memberikan ciri tulang yang keras, apabila tulang tidak
mengandung kolagen tulang akan menjadi rapuh. Mineral, yang terdapat
dalam matriks berupa kalsium fosfat {Ca(PO4)2} dan kalsium karbonat

8
(CaCO3) yang umumnya terdapat didalam matriks. Mineral tersebut akan
menentukan kelenturan tulang, namun hanya konsentrasi kalsium yang
menyebabkan tulang menjadi keras.

Pembentukan tulang keras (Osifikasi) adalah sebuah proses


pembentukan tulang. Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan
jaringan penyambung seperti tulang rawan (kartilago) yang berkembang
menjadi keras.
Pertumbuhan tulang bermula sejak umur 6 7 minggu dan berlangsung
sampai dewasa. Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga
kehamilan. Pertumbuhan tulang dirahim dipengaruhi oleh hormone
plasenta dan kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya
diatur oleh hormone pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari hari.
Sel sel tulang akan dibentuk dari bagian dalam dan terus
berlanjut ke bagian luar sehingga proses pembentuka tulang menjadi
kosentris. Setiap sel tulang melingkari pembuluh darah dan saraf yang
akan membentuk suatu saluran yang disebut saluran Havers. Pembuluh
darah dari saluran Havers bercabang cabang menuju ke matriks untuk
mengangkut fosfor dan kalsium. Adanya senyawa fosfor dan kalsium
menyebabkan matriks tulang menjadi keras.
Cincin yang mengandung kalsium. Di antara lamela konsentrik terdapat
zona kosong yang disebut kanalikuli berupa saluran kecil berisi cairan
ekstraseluler. Kanalikuli menghubungkan lakuna satu dan lainnya dengan
saluran Havers. Lakuna merupakan ruang tempat terdapatnya osteosit.
Apabila matriks tulang tersusun padat dan rapat, akan terbentuk tulang
kompak. Sebaliknya, apabila susunan matriks tulang membentuk rongga,

9
akan terbentuk tulang spons. Bagian tulang spons yang bercabang
cabang seperti jala jala disebut trabekula. Tulang yang sedang
berkembang dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut periosteum.Jadi
pembentukan tulang keras bersal dari tulang rawan (kartilago yang berasal
dari mesenkim). Kartilago memilikir rongga yang akan terisi oleh
osteoblas (sel sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit (sel
sel tulang). Setiap satuan sel sel tulang akan melingkari pembuluh
darah dan serabut saraf membentuk sistem Harves. Matriks akan
mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang keras.
Jenis jenis osifikasi:
a. Osifikasi Endokondral merupakan pembentukan tulang dari tulang rawan,
terjadi pada tulang panjang.
b. Osifikasi Intramembranosus merupakan pembentukan tulang dari
mesenkim, seperti tulang pipih pada tengkorak.
c. Osifikasi Heterotopik merupakan pembentukan tulang diluar jaringan
lunak.

Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan dan reabsorpsi


tulang adalah :
a. Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan
penyerapan kalsium dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D dapat
menyebabkan deficit mineralisas, deformitas dan patah tulang.
b. Hormon parathyroid dan kalsitonin
Merupakan hormone utama pengatur homeostatis kalsium. Hormon
parathyroid mengatur konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan

10
cara merangsang perpindahan kalsium dari tulang. Sebagian respon kadar
kalsium darah yang rendah, peningkatan hormon parathyroid akan
mempercepat mobilisasi kalsium, demineralisasi tulang, dan pembentukan
kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid meningkatkan penimbunan
kalsium dalam tulang.
c. Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang. Dengan menurunya
pasokan darah / hyperemia (kongesti) akan terjadi penurunan osteogenesis
dan tulang mengalami osteoporosis (berkurang kepadatannya). Nekrosis
tulang akan terjadi bila tulang kehilangan aliran darah.
Pada keadaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada
suatu tingkat yang konstan, kecual i pada masa pertumbuhan kanak-kanak
dimana lebih banyak terjadi pembentukan dari pada absorpsi tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang. Keadaan ini membuat tulang
dapat berespon terhadap tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi
patah tulang. Perubahan tersebut membantu mempertahankan kekuatan tulang
pada proses penuaan. Matric organic yang sudah tua berdegenerasi, sehingga
membuat tulang relatife menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang baru
memerlukan matrik organik baru, sehingga memberi tambahan kekuatan
tulang. (Price,S.A,1995 : 1179)

2.2.2. Tulang Rawan


Tulang rawan adalah tulang yang mempunyai sifat lentur dan tidak
mempunyai pembuluh darah juga saraf kecuali pada lapisan terluarnya
(perikondrium).
Pada orang dewasa tulang rawan terdapat pada telinga, ujung
hidung, dan ruas antar tulang belakang. Tulang rawan disusun oleh sel
sel tulang rawan yang disebut kondrosit. Kondrosit merupakan sel sel
bulat yang besar dengan sebuah nukleus bening dan duah buah atau lebih
nukleolus (anak Inti sel). Kondrosit terdapat dalam ruang ruang didalam
tulang rawan yang disebut lakuna. Selama hidupnya sel sel tulang rawan
menempati semua lakuna. Dinding lakuna membentuk kapsula rawan.
Suatu ruang yang bening terlihat di antara kapsula dan dinding sel yang
diakibatkan karena adanya penyusutan kondrosit selama hidupnya yang

11
segera dipecah untuk membentuk kondrosit kondrosit matang. Kondrosit
yang matang dibentuk dari sel sel tulang rawan muda yang disebut
kondroblas. Didalam suatu lakuna, pada umumnya terdapat dua buah sel
tulang rawan. Namun terkadang terdapat tiga, empat, atau lebih sel sel
lakuna. Kumpulan sel sel sepert ini disebut sarang sarang sel atau sel
sel isogenik. Sel sel didalam sebuah lakuna merupakan sel sel
bersudara dari turunan satu sel kondroblas tunggal.
Pertumbuhan tulang rawan, melalui dua cara yaitu
Perikhondral/appositional berasal dari khondroblast dalam perichondrium
dan interstisial dengan cara mitosis kondrosit sendiri.
Fungsi tulang rawan yaitu dapat memberikan efek bantalan pada
sendi ditubuh, sebagai rangka tubuh awal (embrional), menunjang jaringan
lunak dan membina pertumbuhan tulang. Tulang rawan dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
Tulang Rawan Hialin
Berwarna putih kebiru biruan dan pada keadaan segar terlihat
bening. Kondrosit terletak didalam lakuna yang berdinding licin pada
matriks tulang. Tulang rawan hialin berfungsi untuk membentuk
sebagian rangka embrional untuk pergerakan persendian,
pertumbuhan tulang panjang dan juga untuk memperkuat saluran
pernapasan. Tulang rawan hialin terdapat pada semua rangka janin
yang belum menjadi tulang, tulang rawan iga, tulang rawan sendi dari
persendian persendian, dan tulang tulang rawan pada saluran
pernapasaan.

Tulang Rawan Serat (fibrosa)

12
Berwarna buram keputihan dan besifat keras. Jumlah selnya lebih
sedikit dan berdiri sendiri atau mengelompok. Dikellingi oleh sebuah
kapsul dari matriks tulang rawan. Tulang rawan fibrosa memiliki
fungsi sebagai penyokong dan proteksi. Dapat dijumpai pada ruas
tulang belakang.

Tulang Rawan Elastin


Berwarna buram kekuningan, serta bersifat fleksibel dan elastis. Sel
selnya sama degan tulang rawan hialin dan dapat berdiri sendiri atau
berkelompok. Tulang ini berfungsi memberikan keseimbangan yang
sempurna dari struktur dan fleksibilitasnya membantu menjaga
struktur tubular terbuka. Terdapat pada telinga luar dan epiglottis
(katup tulang rawan yang menutup celah menuju trakea).

Ada dua lokasi pertumbuhan tulang rawan dan tulang panjang, yaitu :
Tulang rawan artikuler : pertumbuhan tulang panjang terjadi pada
daerah tulang rawan artikuler dan merupakan tempat satu-satunya bagi
tulang untuk bertumbuh pada daerah epifisis.
Tulang rawan lempeng epifisis : pertumbuhan ini terjadi
keseimbangan antara dua proses, yaitu:

13
Proses pertumbuhan : adanya pertumbuhan intertisial tulang rawan
dari lempeng epifisis memungkinkan terjadinya penebalan tulang.
Proses kalsifikasi : kematian dan penggatian tulang rawan pada daerah
permukaan metafisis terjadi melalui proses osifikasi endokodral.
Perkembangan tulang berasal dari jenis pertumbuhan membranosa
dan kartilago. Proses peletakan jaringan tulang (histogenesis) disebut
osifikasi (penulangan). Jika hal ini terjadi dalam suatu model selaput
dinamakan penulangan intramembranosa dan tulang yang dibentuk
dinamakan tulang membrane atau tulang derma karena tulang ini
berasal dari suatu membrane. Tulang-tulang endokondral(tulang
kartilago) merupakan tulang yang berkembang dari penulangan
suatu model tulang rawan. Penulangan ini dinamakan tenulangan
intrakartilaginosa (penulangan tidak langsung).

2.3. Macam Macam Tulang


2.3.1. Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuknya, adaempat macam kelompok tulang yaitu:
Tulang Pendek merupakan tulang tulang yang lebih kecil dan tidak
ada perbedaan yang nyata antara ukuran panjang dan lebarnya.
Tulang pendek dapat bergerak bebas. Contohnya ruas tulang
belakang, tulang pergelangan tangan/kaki, dan ruas ruas tulang jari.

Tulang Pipih merupakan tulang tulang yang berbentuk lempengan


lempengan pipih yang lebar. Berfungsi untuk melindungi struktur
tubuh dibagian bawah. Contohnya tulang rusuk, tulang dada, tulang
belikat, dan tulang pelipis.

14
Tulang Panjang atau Pipa merupakan tulang yang berbentuk seperti
pipa atau silindris dengan kedua ujung tulang membulat. Contohnya
tulang lengan atas, tulang paha, dan tulang hasta.

Tulang Tidak Beraturan merupakan tulang dengan bentuk kompleks


yang berhubungan dengan fungsi khusus. Contohnya tulang rahang,
tulang tulang kepala, dan ruas ruas tulang belakang.

15
2.3.2. Berdasarkan Jaringan Penyusun
Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dibedakan menjadi dua bagian
yaitu:
Tulang Rawan, bersifat lia dan lentur karena zat zat antar tulang
banyak mengandung zat perekat dan zat kapur. Zat perekat adalah
sejenis protein yang disebut kolagen. Zat ini sangat berperan dalam
proses penyambungan tulang apabila terjadi tulang reyak atau patah.
Contohnya telinga, hidung, dan di ujung ujung tulang keras,
tempat sambungan antar tulang.
Tulang Keras, bersifat kaku dan keras karena sebagian besar
tersusun dari zat kapur dan fosor. Semakin tua umur manusia kadar
zat kapurnya makin banyak sehingga menyebabkan tulang menjadi
tidak lentur, keras dan mudah patah.

2.3.3. Berdasarkan Letaknya


Berdasarkan letaknya, tulang penyusun kerangka tubuh manusia
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:
Tulang Tengkorak, tersusun atas tulang pipih yang saling
bersambungan. Tulang tengkorak berfungsi sebagai pelindung
organ tubuh yang lunak dan penting. Contohnya melindungi mata
dan otak. Berfungsi juga untuk menentukan bentuk wajah.

Tulang Badan, berfungsi melindungi alat alat tubuh yang penting


seperti jantung dan paru paru. Rangka badan terdiri atas tulang
belakang, tulang rusuk, tulang dada, gelang bahu dan pinggu.

16
Tulang Anggota Gerak, terdiri atas dua lengan dua tungkai. Lengan
disebut anggota gerak atas dan tungkai (kaki) disebut anggota
gerak bawah, tulang lengan atas (humerus) berhubungan dengan
gelang bahu pada ujung atasnya dan berhubungan dengan lengan
bawah pada ujung lainnya. Tulang rawan bawah terdiri atas tulang
pengumpil (radius) dan tulang hasta (ulna). Kedua macam tulang
tersebut berhubungan dengan tulang - tulang pergelangan tangan .
Tungkai bagian atas berupa tulang paha (femur) yang berhubungan
dengan gelang panggul. Ujung bawah tulang paha berhubungan
dengan tungkai bawah yang tersusun atas tulang kering (tibia)dan
tulang betis (fibula). Diantara keduanya terdapat tulang tempurung
lutut (patela).

2.4. Hubungan Antartulang

17
Hubungan antartulang disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak,
diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Terdapat tiga jenis hubungan
antartulang, yaitu:
a. Sinartrosis, adalah hubungan antar tulang yang tidak memiliki dela sendi.
Hubungan antar tulang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan ikat yang
kemudian menulang sehingga sama sekali tidak bisa digerakan.
Ada dua tipe utama sinartosis, yaitu Suture dalah hubungan antartulang yang
dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak,
dan Sinkondrosis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan oleh
kartilago hialin. Contohnya, hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang
dewasa.
b. Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga
memungkinkan untuk sedikit gerakan. Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu
Simfisis adalah sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih,
contohnya pada sendi anatartulang belakang dan pada tulang kemaluan, dan
Sindesmosis adalah sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan
ligament. Contohnya, sendi antar tulang betis dan tulang kering.
c. Diartrosis adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak
dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan. Ciri ciri
diartrosis yaitu; permukaan sendi dibalut oleh selaput atau kapsul jaringan
ikat fibrous (menyerabut). Bagian dalam kapsul dibatasi oleh membrab
jaringan ikat yang disebut membrane synovial yang menghasilkan cairan
synovial untuk mengurangi gesekan. Kapsul fibrousnya da yang diperkuat
oleh ligament dan ada yang tidak. Didalam kapsul biasanya terdapat bantalan
kartilago serabut. Hubungan antartulang yang bersifat diartrois contohnya
adalah sebagai berikut:
Sendi Engsel, kedua ujung tulangnya berbentuk engsel dan berporos
satu. Gerakannya hanya satu arah seperti gerak engsel pintu.
Misalnya, sendi pada siku, lutut, mata kaki, dan ruas antarjari.
Sendi Putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang
lain. Bentuk seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu
poros, misalnya sendi anatartulang hasta dan pengumpi, dan sendi
antartulang atlas dengan tulang tengkorak.

18
Sendi Pelana atau Sela, kedua ujung tulang membentuk sendi
berbentuk pelana dan berporos dua, tetapi dapat bergerak lebih bebas,
seperti orang naik kuda. Misalnya, sendi antara tulang telapak tangan
dengan pergelangan tangan dan dengan ruas jari tangan.
Sendi Kondoloid atau Elipsoid, memungkinkan gerakan berporos dua
dengan gerakan kekiri dan kekanan, kedepan dan kebelakang. Ujung
tulang yang satu berbentuk oval dan masuk kedalam suatu lekuk
berbentuk elips. Misalnya sendi antara tulang pengumpil dan tulang
pergelangan tangan.
Sendi Peluru, kedua ujung tulang berbentu lekuk dan bongkol. Bentuk
ini memungkinkan gerakan bebas kesegala arah dan dapat berporos
tiga. Misalnya sendi antartulang bahu dan lengan atas, dan antara
tulang gelang panggul dan paha.
Sendi Luncur, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan
gerakan menggeser dan tidak berporos. Contohnya, sendi antartulang
pergelangan tangan/kaki, antartulang selangka, dan tulang belikat.

2.5. Kelainan dan Gangguan pada Tulang (patologis)


Gangguan pada tulang dapat terjadi karena adanya gangguan secara fisik,
fisiologis, gangguan persendian, dan gangguan kedudukan tulang belakang.
Gangguan fisik
Gangguan yang paling umum terjadi pada tulang adalah kerusakan
fisik tulang seperti patah atau retak tulang. Apabila terjadi fraktura
(patah tulang) akan terbentuk zona fraktura yang runcing dan tajam.
Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran tulang yang
akan mengakibatkan pembengkakan bahkan pendarahan.
Berdasarkan jenis fraktura yang terbentuk, dapat dibedakan menjadi
empat kelompok sebagai berikut.
Fraktura Sederhana, merupakan fraktura yang tidak melukai
otot yang ada disekitarnya.
Fraktura Kompleks, merupakan fraktura yang melukai otot
atau organ yang ada di sekitarnya, bahkan terkadang bagian
fraktura dapat muncul kepermukaan kulit.

19
Greenstick, merupakan fraktura sebagian yang tidak
memisahkan tulang menjadi dua bagian.
Comminuted, merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang
terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi masih berada dalam
otot.

Gangguan fisiologis

Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan


fungsi hormone atau vitamin. Gangguan fisiologis pada tulang dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Rakhitis, merupakan penyakit tulang yang disebabkan


kekurangan vitamin D. Vitamin D berperan dalam proses
penimbuhan senyawa kapur di tulang. Kekurangan vitamin D
akan menyebbkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita
rakhitis terlihat bagian kaki (tulang tibia dan fibula)
melengkung menyerupai huruf X atau O.
Mikrosefalus, merupakan gangguan pertumbuhan tulang
tengkorak sehingga kepala berukuran kecil. Kepala berukuran
kecil karena perumbuhan tulang tengkorak pada bayi
kekurangan kalsium.
Osteoporosis, merupakan gangguan tulang dengan gejala
penurunan massa tulang sehingga tulang rapuh. Hal ini
dikarenakan lambatnya osifikasi dan penghambatan rebsorpsi
(penyerapan kembali) bahan bahan tulang. Osteoporosis
terjadi karena ketidakseimbangan hormone kelamin pada pria
maupun wanita.
Kelainan akibat suatu penyakit
Penyakit seperti tuberculosis tulang dan penyakit tumor dapat
menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap mekanisme gerak
tubuh.
Gangguan persendian

20
Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi
dengan normal. Jenis gangguan sendi dikelompokkan menjadi empat
yaitu sebagai berikut.
Dislokasi, merupakan gangguan yang terjadi karena
pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi awal. Dislokasi
disebabkan oleh jaringan ligament yang sobek atau tertarik.
Terkilir (kesleo), merupakan tertariknya ligament sendi karena
gerakan tiba tiba atau gerakan yang tidak biasa dilakukan.
Terkilir menyebabkan
Ankilosis, merupakan ganggusn yang tidak terjadi karena tidak
berfungsinya persendian.
Artritis, merupakan gangguan yang disebabkan adanya
peradangan sendi. Gangguan artritis dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok yaitu Rhematoid merupakan proses peradangan
atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang
menghubungkan tulang dipersendian, Osteoartritis merupakan
penipisan tulang rawan yang menghubungkan persendian,
Gauartritis merupakan gangguan gerak akibat kegagalan
metabolisme asam urat pada persendian.
Gangguan pada tulang belakang
Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan
posisi tulang belakang, sehingga menyebabkan perubahan
kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan yang disebabkan
oleh kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat
kelompok, yaitu:
Skoliosis, melengkungnya tulang belakang kearah samping,
menyebabkan tubuh melengkung kearah kanan atau kiri.
Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara
keseluruhan sehingga oaring menjadi bongkok.
Lordosis, melengkugnya tulang belakang didaerah lumbal atau
pinggang kearah depan sehingga kepala tertarik kebelakang.
Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher
sehingga posisi kepala tertarik kearah kanan atau kiri.

21
BAB III

KESIMPULAN

Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriks ekstraseluler.
Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak dilapisan luar tulang, yang
diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks, sehingga tulangpun mengalami
klasifikasi.

Tulang berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kakuuntukbentuk postur tubuh, dan
memberika tempat perlekatan pada otot dan organ yang terdapat pada tubuh seseorang,
untuk memungkinkan tubuh bergerak. Tulang juga melindungi otak, yang terletak
didalam tulang tengkorak. Tulang melindungi jantung dan paru paru didalam rongga
dada, dan organ seksual dan urinaria terlindungi oleh tulang yang disebut tulang pelvis.
Selain itu tulang juga berfungsi dalam homopoiesis (pembentukan sel darah)dibuat di
bagian sumsum tulangmerah, dan sebagai reservior (tempat penyimpanan) kalsium,
fosfat, dan banyak mineral lainnya.

Proses osifikasi: sel mesenkim - tulang rawan (kartilago) - bagian dalam terisi
osteoblas -terbentuk sel tulang dari dalam keluar - terbentuk sistem Havers sekeliling sel
tulang terbentuk protein matriks tulang - kelak berupa senyawa fosfor dan kapur - matriks
tulang keras.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dra. D.A. Pratiwi, Dra. Sri Maryati.2006.BIOLOGI Jilid 2 untuk SMA Kelas
XI. Jakarta:Erlangga.

DiahAryulina, Ph.D, Choirul Muslim Ph.D. 2006.Biologi SMA dan MA


untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga

http:www.innerbody.com/index.html Situs online untuk mempelajari


anatomi manusia

23

Você também pode gostar