Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HALAMAN PERNYATAANORISINALITAS
Nim : 2011.C.03a.0226
Menyatakan bahwa penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan
bukan duplikasi dari hasil karya orang lain.
Apabila pada masa akan datang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya,
saya bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensinya.
(ENNY FEBRIANY)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
B. Metode penelitian
Menurut Hidayat (2008: 49), jenis penelitian yang akan digunakan adalah
cross sectional yang bertujuan dengan melakukan pengukuran dan pengamatan pada
saat yang bersamaan (sekali waktu). Desain ini bertujuan untuk menganalisa
Profesi Pada Mahasiswa Program Profesi Ners Angkatan 1 Di BLUD Rumah Sakit
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program profesi ners
angkatan 1 di BLUD Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Teknik
sampel baik secara inklusi maupun kriteria eklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian
ini adalah: Semua mahasiswa yang sedang mengambil program profesi ners,
Mahasiswa yang mau bekerjasama dengan baik, Bersedia sebagai responden. Kriteria
eksklusi pada penelitian ini, yaitu: Ners angkatan 2 yang sedang masuk dalam stase
jiwa dan gerontik, Ners yang sedang masuk stase maternitas di puskesmas
Penelitian dimulai pada tanggal 11 mei -16 mei 2015. Penelitian ini akan
(Gardenia), ruang H (Nusa indah), ruang ICCU, ruang ICU, ruang IGD, ruang OK,
dan ruang Hemodialisa di BLUD Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Proses awal dilakukannya penelitian adalah dengan mengajukan judul proposal yang
ditujukan kepada Direktur BLUD Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
dari BLUD Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus Palangkaraya jika surat balasan sudah
diterima peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada responden serta
dan peneliti tidak berdampak negative bagi responden. Peneliti meminta persetujuan
bukti kesedian sebagai responden dalam penelitian ini. Jika responden bersedia, maka
diberikan kepada responden. Apabila ada pernyataan yang tidak jelas dapat
ditanyakan kepada peneliti, kuesioner langsung diisi oleh responden sehingga data
yang diperoleh adalah data primer. Semua data yang dikumpulkan, di periksa
(9%), 25 tahun yaitu 7 responden (16%), kemudian 26 tahun yaitu 3 responden (7%)
sedang menjalani stase keperawatan medikal bedah, dan pada stase keperawatan anak
terlihat sebanyak 6 (14%) responden, serta pada stase keperawatan gawat darurat
sebanyak 13 (30%), jadi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa preceptee paling
Dilaksanakan 36 84
Tidak dilaksanakan 7 16
Total 43 100
Baik 16 37
Cukup 13 30
Kurang 14 33
Total 43 100
bimbingan yang baik, dan sebanyak 13 orang (30%) responden dengan proses
bimbingan yang cukup, serta sebanyak 14 orang (33%) responden dengan proses
proses bimbingan yang baik lebih banyak dibandingkan responden dengan proses
b. Analisi Bivariat
dengan Proses Bimbingan Praktik Profesi Pada Mahasiswa Program Profesi Ners
nilai P Value sebesar 0,002. Hal ini dibuktikan dengan hasil P < dengan tingkat
signifikansi = 0,05 sehingga hasil 0,002 < 0,05 ini menunjukkan bahwa adanya
2. Pembahasan
1) Pelaksanaan Preceptorship dalam bimbingan klinik pra interaksi di BLUD
Ners angkatan 1 di BLUD Rumah Sakit Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang
(56%) responden sedang menjalani stase keperawatan medikal bedah, dan pada stase
keperawatan anak terlihat sebanyak 6 (14%) responden, serta pada stase keperawatan
gawat darurat sebanyak 13 (30%), jadi dapat disimpulkan bahwa preceptee paling
jangka waktu tertentu dengan tujuan khusus mensosialisasikan trainee pada peran
barunya. Tujuan dari model preceptorship sendiri dapat dibagi menjadi dua bagian
besar, yaitu makro (skala luas) dan mikro (skala individu). Secara makro bertujuan
pra interkasi dalam pelaksanaan preceptorship dengan proses bimbingan dalam Pra
ners masih belum optimal karena pada kenyataan di lapangan, peneliti menemukan
klinik pra interaksi kurang maksimal dan masih ada kekurangan, dimana
tidak sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dari preceptorship tersebut. Hal
program profesi ners harus benar-benar dilaksanakan secara baik dan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab dari para pelaksana preceptorship itu sendiri demi
keperawatan dan peningkatan mutu serta kualitas dari perawat yang melaksanakan
tindakan keperawatan.
Ners angkatan 1 di BLUD Rumah Sakit Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang
(56%) responden sedang menjalani stase keperawatan medikal bedah, dan pada stase
keperawatan anak terlihat sebanyak 6 (14%) responden, serta pada stase keperawatan
gawat darurat sebanyak 13 (30%), jadi dapat disimpulkan bahwa preceptee paling
memiliki kemauan untuk mengajar dan mau mengambil peran dalam penerapan
model preceptorship,tidak memilik sikap untuk menilai terlalu awal pada rekan kerja
ners masih belum optimal karena pada kenyataan di lapangan, peneliti menemukan
klinik interaksi karena tidak adanya pelaksanaan role model atau para preceptorship
proses praktik keperawatan yang tidak sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dari
preceptorship tersebut.
mahasiswa program profesi ners harus benar-benar dilaksanakan secara baik dan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dari para pelaksana preceptorship itu sendiri
prosedur keperawatan dan peningkatan mutu serta kualitas dari perawat yang
Ners angkatan 1 di BLUD Rumah Sakit Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang
(56%) responden sedang menjalani stase keperawatan medikal bedah, dan pada stase
keperawatan anak terlihat sebanyak 6 (14%) responden, serta pada stase keperawatan
gawat darurat sebanyak 13 (30%), jadi dapat disimpulkan bahwa preceptee paling
interaksi.
alat sosialisasi dan orientasi. Hill dan Lowenstein (1992) dalam buku pendidikan
metode rekrutmen staf. Akses pengatahuan organisasi dan praktik klinik tidak dapat
diprediksi oleh perawat baru, sehingga diskusi antar preceptor dan preceptee
ners masih belum optimal karena pada kenyataan di lapangan, peneliti menemukan
klinik post interaksi karena pelaksanaan evaluasi dan kontrak waktu hanya sebagian
preceptorship tersebut.
mahasiswa program profesi ners harus benar-benar dilaksanakan secara baik dan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dari para pelaksana preceptorship itu sendiri
prosedur keperawatan dan peningkatan mutu serta kualitas dari perawat yang
4) Proses Bimbingan di BLUD Rumah Sakit Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
profesi Ners angkatan 1 di BLUD Rumah Sakit Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
yang berjumlah 43 orang, pada stase keperawatan medikal bedah terlihat sebanyak 24
(56%) responden sedang menjalani stase keperawatan medikal bedah, dan pada stase
keperawatan anak terlihat sebanyak 6 (14%) responden, serta pada stase keperawatan
gawat darurat sebanyak 13 (30%), jadi dapat disimpulkan bahwa preceptee paling
banyak sedang menjalani stase keperawatan medikal bedah, Diketahui bahwa dari 43
orang responden (37%), dan sebanyak 13 orang responden (30%) melakukan proses
bimbingan dengan cukup, serta yang melakukan proses bimbingan yang kurang
klinik/komunit Tujuan PBK dan PBL antara lain: melaksanakan asuhan keperawatan
bimbingan meliputi tahap-tahap: pre konfrensi, post konfrensi, askep individu, askep
Menurut peneliti, proses bimbingan praktik program profesi ners sudah berjalan
dengan baik hanya saja masih ada beberapa kekurangan dari proses bimbingan
saat bekerja atau saat melakukan tindakan keperawatan, tidak sesuainya tindakan
peneliti menyarankan bahwa proses bimbingan pada mahasiswa program profesi ners
harus dilakukan dengan lebih baik lagi dan sesuai dengan proses serta tujuan dari
Pada Mahasiswa Program Ners Angkatan 1 Di BLUD RSUD Dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.
peran barunya. Preceptorship adalah telah diketahui bahwa perawat teregistrasi yang
baru lulus memerlukan pengawasan dan dukungan dalam praktik selam 6-12 bulan
klinik (PBK) dan belajar lapangan (PBL) merupakan proses transformasi mahasiswa
sedang menjalani stase keperawatan medikal bedah, dan pada stase keperawatan anak
terlihat sebanyak 6 (14%) responden, serta pada stase keperawatan gawat darurat
sebanyak 13 (30%), jadi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa preceptee paling
proses bimbingan baik sebanyak 16 orang, cukup 7 orang, dan kurang sebanyak 13
orang atau preceptee. Hasil uji statistik chi square didapatkan hasil dari total 43
responden hasil analisa yaitu 0.002. Hal ini dibuktikan dengan hasil P < dengan
tingkat signifikansi = 0,05 sehingga hasil 0,002 < 0,05 ini menunjukkan bahwa
praktik profesi pada mahasiswa program profesi Ners. Hasil tersebut didapatkan
berpengaruh terhadap kinerja dari mahasiswa program profesi ners yang dapat
berdampak pada menurunnya mutu serta kualitas dari mahasiswa program ners itu
ners yang sedang menjalani praktik profesi dapat memperoleh ilmu keperawatan yang
sesuai dengan kurikulum serta memenuhi karakter sebagai seorang yang ahli dalam
laporan kegiatan dan laporan kasus, serta dalam pelaksanaan post interaksi
pada mahasiswa program profesi ners di BLUD RSUD dr. Doris Sylvanus
nilai P value sebesar 0,002. Hal ini dibuktikan dengan hasil P < dengan
tingkat signifikan = 0,05 sehingga hasil 0,002 < 0,05 ini menunjukkan
2. Saran
1) Bagi institusi pendidikan
Sebaiknya pelaksanaan preceptorhip tersebut dapat ditinjau kembali
DAFTAR PUSTAKA