Você está na página 1de 20

UJIAN AKHIR SEMESTER (TAKE HOME)

NAMA : Angga Zalindra Nugraha


NIM : 16861009
MATA KULIAH : Pengantar Teknologi Pembelajaran
SEMESTER : 1 (Ganjil)
DOSEN : H. Handy Kartawinata, M.Sc., Eds.

1. Jelaskan dengan memberi contoh, Perbedaan antara pendekatan,


strategi, metode, teknik, taktik dan model pembelajaran?

A. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran
(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat
yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif
untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak
titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach).

B. Strategi Pembelajaran

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke


dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam
pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa
istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara
dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakan
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur
strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian


pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning
(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara
pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran
induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
C. Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih
dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu
metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan
penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan
pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara
umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan
terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari
kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh
sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode pada
prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam
hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun
keagamaan. Unsurunsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana
dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode
yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap
upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran
tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar,
sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam
pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu
arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas
diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut
dapat tercapai.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk
menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran
mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga
mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat
belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran
mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka
memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar
2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan
untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya
3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam
menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran
4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar
5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas
warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya
6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran
7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari
pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk


mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan
kata lain, strategi merupakan a plan of operation achieving something sedangkan
metode adalah a way in achieving something (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7)
brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
D. Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.


Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula,
dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas
yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam
hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

E. Taktik Pembelajaran

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan


metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat
dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat
berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung
banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi,
sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing
guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga
seni (kiat)

F. Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik


pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa
yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan
dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model
pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi;
(3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,
seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi
pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan
prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk
kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah
ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah,
strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak
dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing
akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah
menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang
diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya,
mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang
akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara


profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang
memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para


guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran,
yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun
penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika
para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang
merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan
di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan
mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata
di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model
pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya
khazanah model pembelajaran yang telah ada.

2. Berdasarkan pekerjaan di lembaga masing-masing coba identifikasikan


masalah belajar yang anda hadapi kemudian dengan mengaplikasikan
teknologi pendidikan/pembelajaran upaya apakah yang akan anda
lakukan?
Saya mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berstatuskan milik swasta.
Setelah saya menganalisa permasalahan yang saya alami di sekolah tempat saya mengajar,
permasalahan yang cukup pelik adalah kompetensi guru yang belum memadai untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Maka berikut saya kemukakan solusi /
pemecahan masalah yang sedang saya terapkan pada permasalahan yang ada melalui ilmu
/ konsep Teknologi Pendidikan.
Teknologi pendidikan sendiri dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu sebagai suatu
bidang keilmuan, sebagai suatu bidang garapan dan sebagai suatu profesi. Meskipun
demikian ketiga perspektif itu berlandaskan pada falsafah yang sama yaitu, membelajarkan
semua orang sesuai dengan potensinya masing masing, dengan menggunakan berbagai
macam sumber belajar baik yang sudah ada maupun yang sengaja dibuat, serta
memperhatikan keselarasan dengan kondisi lingkungan dan tujuan pembangunan agar
tercapai masyarakat yang dinamik dan harmonis.
Berdasarkan konsepsi teknologi pendidikan tugas pokok ahli teknologi pendidikan itu
dikategorikan sebagai berikut :
a) Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan, terutama untuk mengatasi
masalah belajar dimana saja.
b) Merancang program dan sistem instruksional
c) Memproduksi media pendidikan.
d) Memilih dan memanfaatkan media pendidikan.
e) Memilih dan memanfaatkan berbagai sumber relajar.
f) Mengelola kegiatan belajar dan instruksional yang kreatif
g) Memperhatikan perkembangan teknologi dan dampaknya dalam pendidikan
h) Mengelola organisasi dan personel yang melaksanakan kegiatan pengembangan
dan pemanfaatan teknologi pendidikan.
i) Merencanakan, melaksanakan dan menafsirkan penelitian dalam bidangnya dan
dalam bidang lain yang berkaitan dengan teknologi pendidikan.
j) Penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang teknologi pembelajaran

Teknologi Pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain,


melaksanakan, dan mengealuasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam
betuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan
komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari
manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif. Teknologi
Pendidikan memberi pengetahuan kepada guru tentang bagai mana cara mendidik yang
baik antara lain metode dalam pembelajaran
1. Pemilihan Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.Pemilihan metode akan menentukan hasil dari proses pembelajaran
a. Pembelajaran aktif
Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan. Belajar harus merupakan suatu proses aktif dari siswa
dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima
penjelasan dari guru tentang pengetahuan. Pendapat ini sejalan dengan pendapat
Vygotsky bahwa ada keterkaitan antara bahasa dan pikiran.Dengan aktif berbicara
(diskusi) siswa lebih mengerti konsep atau materi yang dipelajari. Siswa perlu
keterlibatan fisik untuk mencegah mereka dari kelelahan dan kebosanan. Siswa yang
lebih banyak duduk diam akan menghambat perkembangan motorik, akademik,
dan kreativitasnya. Melalui belajar aktif segala potensi siswa dapat berkembang secara
optimal dan memberikan peluang siswa untuk aktif
b. Pembelajaran interaktif
Pada proses pembelajaran interaktif, perlu diusahakan adanya hubungan timbal balik
antara guru dan siswa dan antar siswa sendiri. Proses pembelajaran inspiratif yang
diseleng- garakan hendaknya dapat mendorong semangat untuk belajar dan timbulnya
inspirasi pada peserta didik untuk memunculkan ide baru, mengembangkan inisiatif
dan kreativitas. Guru berusaha menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan,
menjadikan siswa merasa nyaman, betah, dan asyik untuk mengikutinya. Proses
pembelajaran juga diusahakan agar dapat mengarahkan siswa untuk mencari pemecahan
masalah, mengem- bangkan semangat tidak mudah menyerah, melakukan percobaan
untuk menjawab keingintahuannya. Proses pembelajaran harus dapat memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif, guru perlu mendorong siswa untuk terlibat dalam setiap
peristiwa belajar yang sedang dilakukan.
Guru juga harus memberikan ruang lingkup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta
didik. Selanjutnya, pembelajaran kreatif artinya memiliki daya cipta, memiliki
kemampuan untuk berkreasi.
Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang
kreatif, artinya generasi yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan
orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan-kegiatan belajar
yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menurut
Semiawan, kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, atau keadaan yang sangat khusus
sifatnya dan hampir tak mungkin dirumuskan secara tuntas.
Daya kreatif tumbuh dalam diri seseorang dan merupakan pengalaman yang paling
mendalam dan unik bagi seseorang. Untuk menimbulkan daya kreatif tersebut diperlukan
suasana yang kondusif yang menggambarkan kemungkinan tumbuhnya daya tersebut.
Suasana kondusif yang dimaksud adalah suasana belajar yang memberi kesempatan
siswa untuk terlibat secara aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk menambah
pengetahuan sesuai kemampuannya.
2. Pemanfaatan Media Pembelajaran
a. Pembelajaran Berbasis Elektronik (E-learning)
E-learning tersusun dari dua bagian, yaitu e yang merupakan singkatan dari electronica
dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya, e-learning
menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya
Karakteristik e-learning ini antara lain adalah:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama siswa
atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks)
3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja
bila yang bersangkutan memerlukannya
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-
hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di
komputer
b. Televisi Pendidikan
Televisi adalah suatu alat elektronik meliputi gambar hidup, dan suara. Televisi
memperlihatkan kejadian-kejadian yang sebenarnya disertai dengan suara yang kemudian
dipancarkan melalui stasiun televisi tertentu..Televisi Pendidikan adalah suatu alat
elektronoik yang mengambarkan kejadian kejadian(visual),beserta suaranya(audio) yang
memberikan pengetahuan kepada siswa Sebagai mana yang telah dijelaskan oleh Ely,1963
tentang defenisi teknologi pendidikan yaitu Komunikasi Audio visual,. Penerapan
teknologi pendidikan pada televisi pendidikan dapat kita lihat dari fungsi televisi tersebut
adalah untuk mendidik:
1) Menyajikan suatu peristiwa sebanarnya pada waktu tertentu.melalui televisi kita
bisa melihat dan mendengar secara nyata tentang apa yang sedang dilakukan oloeh
ahli dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
2) Televisi menyajikan berbagai peristiwa. Artinya kita bisa mendapatkan berbagai
ilmu.
3) Televisi dapat memperlihatkan kejadian masa lampau, baik melalui film, dokumen-
dokumen, drama dsb.
Berdasarkan kawasan Teknologi Pendidikan, Guru dapat mengembangkan kemampuannya
Perancang proses dan sumber belajar ; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan
sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar.
1) Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar ; dimana lingkup pekerjaannya
pemanafaatan media pembelajaran,
2) Pengelola proses dan sumber belajar ; dengan lingkup pekerjaan meliputi
pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem
penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan.
3) Evaluator/peneliti proses dan sumber belajar
Tujuan utama teknologi pendidikan tidak hanya memecahkan masalah belajar tapi juga
meningkatkan kinerja.

3. Aplikasi teknologi pendidikan seperti apakah yang sekarang sedang


diberlakukan di sekolah-sekolah kita, beri penjelasan?
Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dalam ruangan kelas secara
tatap muka (face to face) pada jam-jam tertentu yang telah ditentukan dengan tidak
memberikan fleksibilitas di dalam pengaturan waktu, jelas akan menjadi hambatan bagi
subjek belajar yang memiliki multi kegiatan. Subjek belajar yang harus belajar dengan cara
duduk, mendengarkan penjelasan pebelajar di dalam ruangan kelas secara face to face akan
cenderung menimbulkan iklimbelajar yang kaku. Suasana interaksi pembelajaran yang
demikian, belum tentu dapat membuat nyaman setiap subjek belajar.
Program pembelajaran berbasis internet dimungkinkan dapat mengatasi kesulitan
belajar yang dikarenakan adanya hambatan jarak, letak geografis, dan waktu, maupun
berbagai kesibukan karena telah bekerja. Selain itu program pembelajaran berbasis internet
yang dipadukan dengan model pembelajaran konvensional akan mampu mengurangi
kelemahan pembelajaran konvensional yang mengandalkan tatap muka antara dosen dan
mahasiswa.
Dalam pembelajaran berbasis internet dapat dimanfaatkan program pembelajaran
CAI (Computer Assisted Instruction) atau yang lebih dikenal dengan istilah program
pembelajaran berbantuan komputer. Program pembelajaran CAI merupakan program
pembelajaran interaktif yang di desain dengan memanfaatkan komputer sebagai
penyampai pesan atau isi kepada si belajar secara individual dalam suatu proses atau
lingkungan pembelajaran individual. Bentuk-bentuk program CAI yang dapat
dikembangkan antara lain yaitu: drill and practice, Problem solving, simulationdan game.
Pemanfaatan program CAI dalam pembelajaran berbasis internet dapat dilakukan
dengan menempatkan berbagai macam program soft ware CAI dalam sebuah server yang
tersambung ke internet, sehingga dapat diakses oleh peserta didik baik melalui Web-
Browser ataupun File Transport Protocol (Aplikasi Pengiriman File).

4. Jelaskan kapan Iakatan Profesi Teknologi Pendidikan (IPIP) didirikan


dank pan disempurnakan, dalam peristiwa apa?
Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan (IPTP) didirikan pada tanggal 27 September
1987. Selanjutnya ikatan profesi ini disempurnakan pada Kongres I yang diadakan pada
tanggal 15 Pebruari 1989, bertepatan dengan diselenggarakannya Temu Karya Nasional
Teknologi Pendidikan oleh Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan Aktivitas
Instruksional (PAU-PAI). IPTPI merupakan suatu organisasi profesi yang berasaskan
Pancasila dan bertujuan menghimpun sumber daya untuk menyumbangkan tenaga dan
pikiran bagi pengembangan Teknologi Pendidikan sebagai suatu teori, lapangan/bidang,
dan profesi di tanah air bagi kemanfatan kemajuan bangsa Indonesia.
Sebagai organisasi yang relatif masih muda, profesi Teknologi Pendidikan masih belum
banyak dikenal dan belum mendapat pengukuhan secara meluas, termasuk dari pemerintah.
Untuk itu IPTPI senantiasa bertindak proaktif dalam penyelenggaraan pertemuan profesi
tahunan dengan mendukung atau bekerja sama dengan lembaga lain, khususnya
Pustekkom Dikbud yang telah membuka jalan perlunya tenaga ahli Teknologi Pendidikan.
Pertemuan tersebut kecuali untuk membuka wawasan dan meningkatkan kemampuan, juga
untuk memasyarakatkan keberadaan profesi.

5. Jelaskan peran teknologi pendidikan dalam peningkatan mutu


pendidikan dan pembelajaran
Sebelum membahas peranan teknologi pendidikan, akan dibahas terlebih dahulu
Indikator Pembelajaran yang Efektif yang lalu selanjutnya akan dihubungkan dengan
peranan teknologi pendidikan dalam meningkatkan mutu / kualitas pendidikan.
Indikator Pembelajaran yang Efektif
Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar
orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Setelah
kita mengetahui definisi dari pembelajaran, maka langkah selanjutnya yang harus kita
pikirkan bersama yaitu mengidentifikasi perihal apa saja yang menjadi indikator
pembelajaran yang efektif.
Wortruba dan Wright pada tahun 1975 melakukan pengkajian atas 21 program
penataran dosen (faculty development), dan menyimpulkan terdapat tujuh indikator yang
menunjukkan pembelajaran yang efektif. Indikator tersebut antara lain:
a) Pengorganisasian kuliah dengan baik;
b) Komunikasi secara efektif;
c) Penguasaan dan antusiasme dalam mata kuliah;
d) Sikap positif terhadap mahasiswa;
e) Pemberian ujian dan nilai yang adil;
f) Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran; dan
g) Hasil belajar mahasiswa yang baik.

Peranan Teknologi Pendidikan


Setelah dibahas mengenai indikator pembelajaran yang efektif menurut Wortruba
dan Wright, berikut akan dijabarkan peranan teknologi pendidikan dalam meningkatkan
mutu pembelajaran dengan mengacu pada indikator tersebut.
1. Pengorganisasian Pembelajaran dengan Baik
Agar terciptanya kegiatan pembelajaran yang terorganisir, maka sebelumnya perlu
ada perencanaan yang matang dari segala aspeknya. Untuk menjawab hal ini, teknologi
pendidikan memiliki sub kajian keilmuan yang berkorelasi, yaitu desain pembelajaran.
Berbagai model desain pembelajaran telah dikembangkan oleh para pakar teknolog
pendidikan, namun disini akan dikutip salah satu contoh model desain pembelajaran yang
dikembangkan oleh Jerold E. Kemp. Langkah-langkah pengembangan desain
pembelajaran model Kemp, terdiri dari delapan langkah, antara lain:
a) Menentukan judul dan tujuan pembelajaran umum;
b) Menganalisis karakteristik siswa;
c) Menentukan tujuan pembelajaran khusus;
d) Menentukan materi pembelajaran;
e) Menentukan pre test;
f) Menentukan kegiatan belajar mengajar dan sumber belajar;
g) Koordinasi sarana pendukung;
h) Evaluasi.

2. Komunikasi secara Efektif


Agar pesan pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik dapat diterima dengan
baik oleh para peserta didik, maka pendidik hendaknya memiliki pengetahuan dan
keterampilan bagaimana cara menyampaikan pesan pembelajaran yang efektif.
Berdasarkan jenisnya, pesan yang disampaikan terdiri dari tiga ranah, yaitu ranah audio,
ranah visual, dan ranah kinestetik.
Untuk pesan yang berupa audio, hendaknya pendidik menguasai teknik komunikasi
dengan baik. Penyampaian pesan verbal (nada, intonasi, ekspresi, dan lain-lain),
penguasaan audiens, dan penggunaan bahasa yang sesuai dengan tingkatan dan
kemampuan audiens, mutlak untuk diperhatikan.
Dalam ranah pesan visual, pengembangan, pemanfaatan, dan pengelolaan dari
media pembelajaran mutlak dipahami oleh para pendidik. Bagaimana pesan pembelajaran
dalam bentuk visual tersebut agar dapat tersampaikan serta tervisualisasikan dengan
efektif, menarik, singkat, dan lugas.
Berkaitan dengan ranah kinestetik, penyampaian pesan pembelajaran yang efektif
dapat berupa pembentukan diskusi kelompok bagi para peserta didik dan diperbanyaknya
praktik dalam pembelajaran yang sifatnya berupa keterampilan. Hal ini dapat menstimulus
siswa untuk bergerak dan aktif sehingga komunikasi pembelajaran yang disampaikan
menjadi efektif.

3. Penguasaan dan Antusiasme dalam Mata Pelajaran


Seorang pendidik dituntut untuk menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang akan
disampaikan. Selain dari peranan media pembelajaran dalam membantu penyampaian
pesan pembelajaran, dorongan motivasi internal dari pendidik untuk mencerdaskan peserta
didik mutlak diperlukan. Indikator dalam hal ini memang sifatnya abstrak, namun akan
bisa dirasakan perbedaannya oleh para peserta didik.

4. Sikap Positif Terhadap Peserta Didik


Menempatkan diri sebagai seorang ayah, seorang sahabat, dan juga seorang
konselor dihadapan para peserta didik terkadang memang harus dilakoni oleh para
pendidik. Membangun keterikatan batin antara pendidik dan peserta didik akan sangat
membantu dalam proses pembelajaran. Korelasinya dengan peranan teknologi pendidikan
adalah, kemampuan pedagogik dan pemahaman yang baik tentang psikologi kependidikan
perlu dimiliki pendidik.

5. Adil dalam Ujian dan Penilaian


Mengacu pada desain pembelajaran model Kemp yang dikutip pada poin 1, maka
setelah berbagai rangkaian kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan, langkah terakhir
yang harus ditempuh adalah melakukan evaluasi pembelajaran.
Evaluasi yang dilakukan hendaknya dilakukan seobjektif mungkin, soal ujian yang
dilampirkan sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan serta merujuk pada tujuan
pencapaian dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan didalam evaluasi pembelajaran adalah bahwa
evaluasi tersebut harus mencakup keseluruhan aspek dari peserta didik, baik dari segi
kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

6. Keluwesan dalam Pendekatan Pembelajaran


Menghadapi permasalahan pembelajaran yang berbeda dan variatif menuntut
fleksibilitas dalam pendekatan belajar yang dilakukan. Untuk menjawab tantangan
tersebut, teknologi pendidikan melalui sub kajian keilmuan teori intelegensia ganda, model
pembelajaran, dan strategi pembelajaran, diharapkan mampu memecahkan tersebut.

7. Hasil Belajar Mahasiswa yang Sesuai


Diharapkan dengan rangkaian kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan secara
keseluruhan, akan muncul perubahan perilaku yang relatif permanen pada peserta didik,
dan juga memiliki kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

6. Mengapa penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam proses


perkembangan teknologi pembelajaran?
Pada dasarnya peneliatan adalah kegiatan yag terorganisasi atau penyelidikan
dalam mencari fakta-fakta yang bertujuan untuk peningkatan mutu, Penelitian juga
seringkali diakatakan kegiatan yang memiliki tujuan untuk memperoleh informasi atau
data yang akan dibutuhkan sebelum melakukan suatu tindakan. Tujuan dari penelitian itu
sendiri adalah untuk mengetahui dan membandingkan antara data yang dihasilakn oleh dari
penelitian dengan fakta yang terjadi dan memberikan jawaban dan solusi yang tepat.
Penelitian ini akan menghasilkan temuan-temuan baru yang bersifat ilmiah dan dapat teruji
kebenarannya. Sehingga penelitian merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam
peningkatan mutu di dunia teknologi pembelajaran.

7. Jelaskan perbedaaan anatara penelitian dan pengembangan?


Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus
kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya
kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoritis dengan penelitian
terapan yang bersifat praktis.
a. Penelitian.
Diartikan sebagai cara pengamatan yang mempunyai tujuan untuk mencari sebuah
jawaban permasalahan, baik itu discovery maupun invention. Discovery sendiri diartikan
sebuah hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada, . sedangkan invention dapat
diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan
fakta. Penelitian juga merupakan sebuah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan
intensif. Penelitian terkait dengan aturan, urutan, maupun cara penyajian agar
memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan
menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar
memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan, memecahkan masalah melaui
hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil yang
sama.
b. Pengembangan
Pengembangan dikatakan sebuah keharusan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan
berupa proses, cara, perbuatan mengembangkan. Dapat disimpulkan pengembangan
disini adalah merubah lebih hal yang sudah ada, namun dilakukaanya proses yang
ditambahkan dengan hasil yang berbeda (berkembang).

Você também pode gostar