Você está na página 1de 30

ASKEP

CEDERA KEPALA

Ns. Riki Ristanto 1


PENGERTIAN
Cedera kepala meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak dan otak dimana kerusakan tersebut
disebabkan ok gaya mekanik dari luar sehingga
timbul gangguan fisik, kognitif maupun sosial serta
dengan atau tanpa penurunan tingkat kesadaran

2
ETIOLOGI
1. Kecelakaan lalu lintas
2. Jatuh
3. Trauma benda tumpul
4. Trauma benda tajam
5. Kecelakaan rumah tangga
6. Cedera lahir

3
Cedera Kepala:
1. Fungsi otak tergantung pada ketersediaan oksigen dan
glukosa
2. Berat otak 2% dari BB tapi menerima 20% dari curah
jantung
3. 70% glukosa dan oksigen dikonsumsi oleh otak
4. Cidera kepala berakibat lanjutan berupa gangguan
suplai sel otak terutama oksigen dan glukosa
5. Sehingga cidera kepala harus terjamin kecukupan
oksigen dg bebaskan airway dan oksigenasi

4
Cidera primer
adalah kerusakan akibat
langsung trauma, misal
fraktur tulang tengkorak
robeknya pembuluh darah,
kerusakan jaringan otak

Cidera Sekunder
adalah kerusakan lanjutan
karena cidera primer yang
berlanut melampaui batas
kompensasi ruang tengkorak

5
LUASNYA CEDERA

TENG
KULIT
KORAK

OTAK

6
KLASIFIKASI
Secara umum terbagi 2 :
Komosio serebri (gegar otak)
Kontusio serebri (memar otak)
Berdasarkan GCS, maka cedera kepala dibagi menjadi
3:
Cedera kepala ringan (GCS 13 15)
Cedera kepala sedang (GCS 9 12)
Cedera kepala berat (GCS 8)

7
8
KOMOSIO SEREBRI (GEGAR OTAK)

Cedera kepala ringan


Disfungsi neurologis sementara dan dapat pulih
kembali
Hilang kesadaran sementara, < 10-20 menit
Tanpa kerusakan otak permanen
Muncul gejala nyeri kepala, pusing dan muntah
Adanya disorientasi sementara
Tidak ada gejala sisa sehingga tidak ada terapi
khusus
9
10
KONTUSIO SEREBRI (MEMAR OTAK)
Memar otak
Perdarahan kecil/lokal difus dg gejala adanya
ggg lokal dan adanya perdarahan
Gejalanya : ggg kesadaran lebih lama, kelainan
neurologis (+), reflek patologis (+), lumpuh,
konvulsi, adanya tanda TIK meningkat, amnesia
retroget meningkat (RA +)

11
12
HUKUM MONROE KELLY

Ruang tengkorak tertutup dan volumenya tetap

Volume dipengaruhi darah, liquor, dan parenkim otak

Kemampuan kompensasi yang terlampaui akan berakibat


kenaikan tek intrakranial yang tinggi dan penrunan tekanan
perfusi serebral (CPP)

CCP=MAP-ICP
Penurunan CPP<70 mmHg menyebabkan ischemik otak-> edema
sitostatik kerusakan seluler yang parah dan irreversible

13
Edem sitosik

Kerusakan jaringan otak mengakibatkan


pelepasan berlebih sejenis neurotransmitter
yang sebabkan eksitasi (ExitoryAminoAcid),
EAA melalui reseptor AMPA dan MDA
menyebabkan Ca influks berlebih yang
timbulkan edema dan aktifasi enzym
degeneratif dan sebabkan fast depolarisasi
(klinis kejang2)

CCP=MAP-ICP
14
MANIFESTASI CEDERA KEPALA

Hematoma intracerebral (ICH)


Perdarahan yg terjadi pd jaringan otak yg diakibatkan
oleh robeknya pembuluh darah yg ada dalam jaringan
otak
Ditandai oleh penurunan tingkat kesadaran klien serta
adanya lateralisasi
Hasil pemeriksaan CT-Scan didapati adanya area
hiperdens
Tindakan yg dpt dilakukan adl operasi dg tujuan
mengevakuasi hematoma serta dekompresi dari tulang
belakang

15
ICH

16
Hematoma Subdural (SDH)
Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak akibat
pecahnya pembuluh darah vena/jembatan vena (bridging vein, A/V
kortikal, sinus venosus duralis) yg biasanya terdapat di antara duramater
Dpt terjadi akut atau kronis, dan sifat perdarahannya lambat dan sedikit
Ditandai oleh adanya penurunan tingkat kesadaran dan lateralisasi
Hasil pemeriksaan CT-Scan didapati adanya area hiperdens dg bentuk
berupa bulan sabit
Gejala SDH diantaranya : nyeri kepala, bingung, mengantuk, menarik diri,
berpikir lambat, kejang dan edema papil
Terapi :trapanasi dan evakuasi hematom
Prognosis lebih jelek
SDH dikalasifikasikan kenjadi 3 :
SDH akut (< 3 hari)
SDH sub akut ( 3 hari 3 mgg)
SDH kronis (> 3 mgg)
17
18
19
20
Hematoma Epidural (EDH)
Perdarahan yg terletak diantara duramater dan tulang yg
diakibatkan (perdarahan antara tengkorak dan duramater)
oleh robeknya a. meningea media, v. diploika, vena emisaria
dan sinus venosus duralis
Ditandai oleh adanya penurunan kesadaran dan adanya
lateralisasi (hepiparese/plegi, pupil anisokor, reflek patologis
pd satu sisi)
Gejalanya nyeri kepala hebat dan menetap
Prognosis baik, kecuali datang > 6 jam/umur > 60 thn
Sakit kepala, muntah dan penurunan kesadaran
Gejala neurologik terpenting: pupil anisochor
Relflek patologis positif, hemiparese, reflek tendo meninggi
Khas : Lucid interval (interval bebas antara dua penurunan
kesadaran)
Sangat emergensi kr sangat progresif
Penanganan : trepanasi
21
22
23
24
ANAMNESA

Keluhan utama
trauma kepala disertai penurunan tingkat kesadaran
Riwayat penyakit sekarang
Adanya riwayat trauma (KLL, jatuh dr ketinggian, trauma
langsung kepala), adanya penurunan kesadaran, konvulsi,
muntah, takipnea, sakit kepala, wajah simetris/tdk, lemah,
luka di kepala, paralise, akumulasi sekret pada saluran
pernafasan, adanya likuor dari hidung dan telinga serta
adanya kejang. Adanya riwayat penggunaan obat-obatan
adiktif serta penggunaan alkohol

25
Riwayat penyakit dahulu
adanya riwayat hipertensi, riwayat cedera kepala
sebelumnya, DM, penyakit jantung, anemia,
penggunaan obat antikoagulan, vasodilator, obat
adiktif dan konsumsi alkohol berlebihan
Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian psikososiospiritual

26
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
CT-Scan : mengetahui ada/tdk perdarahan, lokasi,
besarnya dan kelainan anatomi pada otak
X-Ray : mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur),
perubahan struktur garis akibat perdarahan dan edema,
dan perubahan pd fragmen tulang
Lumbal pungsi : bila diduga terjadi perdarahan
subarakhnoid
Kadar elektrolit : mengkoreksi keseimbangan elektrolit
sbg akibat peningkatan TIK
BGA : status respirasi (oksigenasi dan asam basa)
DL : adanya infeksi, mengkoreksi dmpat perdarahan.
27
PENATALAKSANAAN MEDIS
Mempertahankan fungsi ABC (airway, breathing dan
circulation)
Menilai perkembangan status neurologis
Menurunkan resiko iskemia serebri
Pemberian oksigen dan glukosa
Mengkontrol/menurunkan TIK (menurunkan PaCO2 dg
hiperventilasi dan meningkatkan metabolisme
intraserebral)
Melakukan operasi dg tujuan evakuasi hematoma

28
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggi peningkatan TIK b/d desak ruang
sekunder dari kompresi korteks serebri dari adanya
perdarahan (ICH/SDH/EDH)
Ketidakefektifan pola pernafasan yang b/d depresi
pusat pernafasan, kelemahan otot-otot pernafasan,
ekspansi paru tidak maksimal
Nyeri yang b/d trauma jaringan dan refleks spasme
otot sekunder
Resiko ggg keseimbangan cairan dan elektrolit
yang b/d output cairan berlebih via inhalasi,
sekunder akibat penggunaan respirator
29
30

Você também pode gostar