Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman. Kekebalan kuman terhadap
antibiotik ini terjadi salah satunya disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang obat antibiotik. Masyarakat banyak yang menghentikan konsumsi antibiotik ketika
sudah merasa sembuh meskipun obat antibiotik yang sudah di resepkan dokter belum habis.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang obat
antibiotik di Desa Sungai Garuda Kecamatan Daha Utara. Desain penelitian deskriptif.
Populasi penelitian adalah kepala keluarga di Desa Sungai Garuda Kecamatan Daha Utara.
Tekhnik sampel Simple random sampling. jumlah sampel 48 responden. Instrumen
penelitian kuesioner. Analisis data disajikan secara deskriptif dan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik di Desa Sungai
Garuda Kecamatan Daha Utara cukup 23 orang (47,9%), Kurang 16 orang (33,3%), Baik 9
orang (18,8%)
Petugas kesehatan terutama tenaga apoteker sebaiknya memberikan penyuluhan
kesehatan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Kata kunci : Antibiotik, Masyarakat, Pengetahuan.
Pendahuluan
obat antibiotik adalah salah satu yang paling sering diresepkan, dijual dan
Pemakaian antibiotik pada saat ini sangat tinggi, hal ini disebabkan penyakit infeksi
dunia anak-anak dan dewasa muda. Penyakit ini mencapai lebih dari 13 juta kematian per
tahun di negara berkembang (WHO, 1999 dalam Kementerian Kesehatan RI, 2012 ).
The Center for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat menyebutkan
terdapat 50 juta resep antibiotic yang tidak diperlukan dari 150 juta resep setiap tahun
(Arikunto, 2002). Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, penggunaan antibiotik sangat
tinggi bahkan lebih dari 80% di Negara berkembang. Beberapa fakta di negara
berkembang menunjukan 40% anak-anak yang terkena diare akut, selain mendapatkan
oralit juga antibiotik yang tidak semestinya diberikan. Pada penyakit pneumonia sekitar
50-70% yang secara tepat diterapi dengan antibiotik dan 60% penderita ISPA
2011). Di Indonesia penggunaan antibiotik tidak rasional dalam kasus infeksi saluran
pernapasan akut mencapai 94 % dan diare 87%. Sebaliknya untuk penyakit yang
membutuhkan antibiotik namun hanya 20% yang mendapatkan antibiotik. Hasil penelitian
lain yang dilakukan di 56 Puskesmas di kawasan di Aceh tahun 2010 menunjukkan, 60%
terinfeksi bakteri penyebab gangguan pencernaan Escherichia coli (E-coli) yang kebal
terhadap berbagai jenis antibiotik. Seperti ampicilin (34%), ko-trimoksazol (29%), dan
terganggunya masalah pencernaan seperti timbulnya nyeri di perut, kembung, mual, kram,
dan diare. Bagi orang-orang tertentu, efek samping pemakaian antibiotik juga bisa
menimbulkan alergi yang bahkan bisa mencapai tahunan. Adapun alergi yang sering terjadi
kesehatan masyarakat. Seperti terjadinya kekebalan kuman dalam tubuh manusia, Efek dari
kekebalan kuman terhadap obat inilah yang kebanyakan masyarakat masih belum paham,
tentang obat antibiotik terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
masih belum dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang obat antibiotik yang benar
maka kemungkinan akan berdampak negatif bagi masyarakat itu sendiri diantaranya
pengobatan menjadi tidak efektif, waktu pengobatan menjadi lama sehingga biaya menjadi
tinggi juga, dan pekerjaan klien terganggu di karena kan waktu yang digunakan untuk
berobat.
Desa Sungai Garuda adalah salah satu desa dari tiga desa yang saya lakukan studi
pendahuluan, yang dimana banyak warga yang masih belum mengetahui obat antibiotik,
dan di Desa Sungai garuda dari 5 warung yang saya tanyakan tentang obat ampicillin
ternyata ke 5 warung menjualnya. Dan pada saat saya pergi ke warung tersebut ada ibu
membeli obat sirup clorhamfinicol yang mana tertera berlabel merah. di Desa Sungai
Garuda Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah suatu desa yang
memiliki Pusat kesehatan desa yang terdapat satu Perawat dan satu Bidan. Jarak Desa
pendahuluan Setelah mewawancara dengan 11 orang diperoleh hasil bahwa 7 orang warga
dengan benar, dimana ketika mereka sudah merasa sehat pemakaian antibiotik dihentikan.
Sedangkan 4 orang warga menyatakan bahwa mereka meminum antibiotik sesuai dengan
antibiotik.
Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis tertarik untuk
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan
secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan.
Fenomena disajikan apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba
menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi. Oleh karena itu,
penelitian ini tidak memerlukan adanya suatu hipotesis. Hasil penelitian diskriptif sering
Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui gambaran tentang pengetahuan yang
dimiliki masyarakat tentang obat antibiotik Di Desa Sungai Garuda Kecamatan Daha
Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 berjumlah 210 orang. sampel yang
karenakan untuk mewakili setiap anggota keluarga dari Rt 1 sampai 4 Kecamatan Daha
Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2016. Jumlah Kepala Keluarga setiap Rt
sebagai berikut :
besar sampel yang akan diteliti sebanyak 48 orang kepala keluarga di Desa Sungai
Garuda. engambilan sampel yang digunakan peneliti adalah Simple random sampling
yaitu Pemilihan sampel dengan cara yang paling sederhana untuk sampling, setiap
elemen diseleksi secara acak (Nursalam, 2014:173 Variabel yang digunakan dalam
Jenis Intrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yaitu suatu cara
pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan daftar pertanyaan yang berupa
yaitu Pengertian tentang obat antibiotik ,Indikasi obat antibiotik, Golongan antibiotik,
Cara dan aturan minum obat antibiotik dan Efek samping minum obat antibiotik.
terhadap tabel frekuensi. Tabel frekuensi terdiri atas kolom-kolom yang memuat
frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Nursalam, 2013). Hasil penelitian ini
dijadikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian diberi interpretasi atas data
tersebut berdasarkan parameter yang dipakai dengan kriteria kualitatif menurut Arikunto
Hitung :
A
P X 100%
B
10
=15X100%
=66,6%
Data Primer
Pada penelitian ini data primer diperoleh dari hasil kuesioner mengenai
Kemenkes Banjarmasin.
penelitian.
Keluarga.
Hasil Penelitian
N
Kegiatan Waktu
o.
Antibiotik
2. 26 35 (Dewasa Awal) 25 52
3. 36 45(Dewasa Akhir) 15 31
No Tingkat Pendidikan Jumlah
Frekuensi (orang) Persentase(%)
1. Tidak Sekolah 7 14,6
3. SD 15 31,3
4. SMP 5 10,4
5. SMA 6 12,5
2. PNS 3 6,3
3. Petani 6 12,5
4. Nelayan 6 12,5
5. Swasta/Wiraswasta 2 52,1
No Jumlah
Jenis Kelamin
Frekuensi (orang) Persentase(%)
1. Laki-laki 35 72,9
2. Perempuan 13 27.1
No Jumlah
Informasi
Frekuensi (orang) Persentase(%)
1. Pernah 22 45,8
2. Cukup 23 47,9
3. Kurang 16 33,3
pengetahuan cukup
pengetahuan Kurang
pengetahuan Baik
80
60
55.5
40
20
0
Masyarakat Tahu Tentang Indikasi Obat Masyarakat Tidak Tahu Tentang Efek
dan Aturan Minum Obat Antibiotik 9 Samping Obat Antibiotik 5 Orang
Orang
Pembahasan
Pada hasil penelitian ditemukan paling banyak masyarakat yang berpengetahuan tentang
antibiotik pada kategori cukup sebanyak 23 orang (47,9%). Pada item kuesioner dari 23 orang
yang berpengetahuan cukup paling banyak masyarakat ini tahu pada pengetahuan tentang cara
dan aturan minum obat antibiotik sebanyak 23 orang (100%), dan paling banyak masyarakat
ini tidak tahu pada pengetahuan efek samping obat antibiotik sebanyak 9 orang (39,1%). 23
yang berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang yang belum pernah dapat informasi tentang
berpengetahuan kurang adalah sebanyak 16 orang (33,3%). Pada item kuesioner 16 orang
yang berpengetahuan kurang paling banyak masyarakat tahu pada pengetahuan tentang fungsi
obat antibiotik sebanyak 14 orang (87,5%), dan paling banyak masyarakat tidak tahu pada
sebanyak 16 orang (33,3%). Pada item kuesioner 16 orang yang berpengetahuan kurang
paling banyak masyarakat tahu pada pengetahuan tentang fungsi obat antibiotik sebanyak 14
orang (87,5%), dan paling banyak masyarakat tidak tahu pada pengetahuan tentang golongan
(50%) yang belum pernah mendapatkan informasi tentang obat antibiotik. Masyarakat banyak
yang berpengetahuan cukup dan kurang tentang obat antibiotik adalah yang berpendidikan SD
dari berpengetahuan cukup 6 orang (40%) dan yang berpengetahuan kurang 6 orang (40%).
Adapun masyarakat yang belum lulus SD dari yang berpengetahuan cukup 6 orang (41.7%)
antibiotik apabila sudah pernah diberikan pengetahuan tentang obat antibiotik sehingga
masyarakat yang belum mendapatkan informasi pengetahuan tentang obat antibiotik baik dari
media cetak, media elektronik maupun dari tenaga kesehatan yang memberikan penyuluhan
kesehatan. Analisa adalah sesuai dengan teori menurut Mubaraka (2007) sebagian faktor yang
(Notoatmodjo, 2007) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu seseorang terhadap obyek
melalui pancaindra.
Pada hasil penelitian ditemukan masyarakat yang berpengetahuan baik adalah 9 orang
(18,8%). Pada item kuesioner 9 orang yang berpengetahuan baik paling banyak masyarakat
tahu pada pengetahuan tentang indikasi obat dan aturan minum obat antibiotik sebanyak 9
orang (100%), dan paling banyak masyarakat tidak tahu pada pengetahuan tentang efek
Masyarakat yang berpengetahuan baik sebanyak 9 orang, 7 orang (77.7%) yang sudah
pernah mendapatkan informasi tentang obat antibiotik. Pendidikan masyarakat yang tinggi
informasi tentang pengetahuan obat antibiotik yang diberikan sehingga ketika diberikan
yang berpendidikan perguruan tinggi ada 3 orang, 2 orang (75%) yang berpengetahuan baik
berfikir dan bertanya dengan demikian masyarakat mampu mengolah pengetahuan, dengan
mendapatkan pengetahuan yang baik Analisis adalah Sesuai dengan teori menurut (Mubarak
menurut (Notoatmodjo, 2007) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu seseorang terhadap
Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik di Desa Sungai Garuda
Kecamatan Daha Utara diperoleh pengetahuan pada kuesioner cukup sebanyak 23
orang (47,9%), pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (33,3%), dan pengetahuan
baik sebanyak 9 orang (18,8%).
Saran
Bagi Masyarakat
Masyarakat lebih banyak mencari informasi tentang obat antibiotik
melalui media cetak, elektronik dan mengikuti penyuluhan dari petugas
kesehatan serta banyak bertanya kepada petugas kesehatan saat melakukan
penyuluhan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang obat antibiotik.
Bagi Institusi Kesehatan
Petugas kesehatan seharusnya lebih feedback dalam melakukan
penyuluhan kesehatan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya misalnya
dengan memasang poster poster di puskesmas, diberikan leaflet atau juga
video tentang obat antibiotik, dan memberikan feedback kepada masyarakat.
Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti berikutnya hendaknya melakukan pengkajian yang lebih
dalam terutama tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan
sehingga hasil penelitian dapat membantu dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dalam keperawatan.
Kepustakaan
Mubarak, dkk. 2007 Promosi Kesehatan, Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar
Dalam Pendidikan. Graha Ilmu Yogyakarta.
Fernandez, BA 2013. Studi penggunaan antibiotic tanpa resep di kabupaten manggarai dan
manggarai barat-NTT Calyptra : Jurnal ilmiah Mahasiswa universitas Surabaya Vol.2 No.2