Você está na página 1de 14

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT ANTIBIOTIK DI

DESA SUNGAI GARUDA KECAMATAN DAHA UTARA TAHUN 2016

Abdul Hamid1), Sugian Noor2), Syarniah3)


Poltekkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan
Email:

Abstrak
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman. Kekebalan kuman terhadap
antibiotik ini terjadi salah satunya disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang obat antibiotik. Masyarakat banyak yang menghentikan konsumsi antibiotik ketika
sudah merasa sembuh meskipun obat antibiotik yang sudah di resepkan dokter belum habis.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan masyarakat tentang obat
antibiotik di Desa Sungai Garuda Kecamatan Daha Utara. Desain penelitian deskriptif.
Populasi penelitian adalah kepala keluarga di Desa Sungai Garuda Kecamatan Daha Utara.
Tekhnik sampel Simple random sampling. jumlah sampel 48 responden. Instrumen
penelitian kuesioner. Analisis data disajikan secara deskriptif dan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik di Desa Sungai
Garuda Kecamatan Daha Utara cukup 23 orang (47,9%), Kurang 16 orang (33,3%), Baik 9
orang (18,8%)
Petugas kesehatan terutama tenaga apoteker sebaiknya memberikan penyuluhan
kesehatan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Kata kunci : Antibiotik, Masyarakat, Pengetahuan.

Pendahuluan
obat antibiotik adalah salah satu yang paling sering diresepkan, dijual dan

digunakan di seluruh dunia (Abimbola, 2013 dalam Moorthy,YT 2014 ).

Pemakaian antibiotik pada saat ini sangat tinggi, hal ini disebabkan penyakit infeksi

masih mendominasi (Fernandez 2013). Penyakit infeksi sekarang pembunuh terbesar di

dunia anak-anak dan dewasa muda. Penyakit ini mencapai lebih dari 13 juta kematian per

tahun di negara berkembang (WHO, 1999 dalam Kementerian Kesehatan RI, 2012 ).
The Center for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat menyebutkan

terdapat 50 juta resep antibiotic yang tidak diperlukan dari 150 juta resep setiap tahun

(Arikunto, 2002). Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, penggunaan antibiotik sangat

tinggi bahkan lebih dari 80% di Negara berkembang. Beberapa fakta di negara

berkembang menunjukan 40% anak-anak yang terkena diare akut, selain mendapatkan

oralit juga antibiotik yang tidak semestinya diberikan. Pada penyakit pneumonia sekitar

50-70% yang secara tepat diterapi dengan antibiotik dan 60% penderita ISPA

mengkonsumsi antibiotik dengan tidak tepat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

2011). Di Indonesia penggunaan antibiotik tidak rasional dalam kasus infeksi saluran

pernapasan akut mencapai 94 % dan diare 87%. Sebaliknya untuk penyakit yang

membutuhkan antibiotik namun hanya 20% yang mendapatkan antibiotik. Hasil penelitian

lain yang dilakukan di 56 Puskesmas di kawasan di Aceh tahun 2010 menunjukkan, 60%

anak tidak membutuhkan diresepkan antibiotik (Dwiprahasto I, 2010)

Hal ini terlihat pada hasil penelitian Antimicrobial Resistent in Indonesia

(AMRINstudy) yang melibatkan 2.494 masyarakat responden, diketahui 43%-nya

terinfeksi bakteri penyebab gangguan pencernaan Escherichia coli (E-coli) yang kebal

terhadap berbagai jenis antibiotik. Seperti ampicilin (34%), ko-trimoksazol (29%), dan

kloramfenikol (25%) (Indrawaty, 2011 dalam Kementerian kesehatan RI 2011).

Efek samping penggunaan antibiotik yang paling umum dijumpai ialah

terganggunya masalah pencernaan seperti timbulnya nyeri di perut, kembung, mual, kram,

dan diare. Bagi orang-orang tertentu, efek samping pemakaian antibiotik juga bisa

menimbulkan alergi yang bahkan bisa mencapai tahunan. Adapun alergi yang sering terjadi

yakni gatal-gatal atau terjadinya pembengkakan di mulut atau di tenggorokan. Pemakaian

antibiotik yang keliru dapat menyebabkan berbagai dampak yang membahayakan

kesehatan masyarakat. Seperti terjadinya kekebalan kuman dalam tubuh manusia, Efek dari
kekebalan kuman terhadap obat inilah yang kebanyakan masyarakat masih belum paham,

padahal hal ini sangat membahayakan bagi si pemakainya. Pengetahuan masyarakat

tentang obat antibiotik terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

pendidikan, pekerjaan, umur, serta sumber informasi. (Mubarak,2007). Apabila masyarakat

masih belum dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang obat antibiotik yang benar

maka kemungkinan akan berdampak negatif bagi masyarakat itu sendiri diantaranya

pengobatan menjadi tidak efektif, waktu pengobatan menjadi lama sehingga biaya menjadi

tinggi juga, dan pekerjaan klien terganggu di karena kan waktu yang digunakan untuk

berobat.

Desa Sungai Garuda adalah salah satu desa dari tiga desa yang saya lakukan studi

pendahuluan, yang dimana banyak warga yang masih belum mengetahui obat antibiotik,

dan di Desa Sungai garuda dari 5 warung yang saya tanyakan tentang obat ampicillin

ternyata ke 5 warung menjualnya. Dan pada saat saya pergi ke warung tersebut ada ibu

membeli obat sirup clorhamfinicol yang mana tertera berlabel merah. di Desa Sungai

Garuda Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah suatu desa yang

memiliki Pusat kesehatan desa yang terdapat satu Perawat dan satu Bidan. Jarak Desa

Sungai Garuda dengan Puskesmas Kecamatan kurang lebih 10 km . Hasil studi

pendahuluan Setelah mewawancara dengan 11 orang diperoleh hasil bahwa 7 orang warga

menyatakan bahwa mereka masih belum mengetahui cara mengkonsumsi antibiotik

dengan benar, dimana ketika mereka sudah merasa sehat pemakaian antibiotik dihentikan.

Sedangkan 4 orang warga menyatakan bahwa mereka meminum antibiotik sesuai dengan

aturan yang sudah dianjurkan oleh dokter.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

diantaranya pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat dengan lebih intensif


sehingga masyarakat akan lebih mengerti dan memahami dengan baik tentang obat

antibiotik.

Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentanggambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat

antibiotik di desa sungai garuda kecamatan daha utara .

Material Dan Metode


Pada penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

crossectional. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan)

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan

secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan.

Fenomena disajikan apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba

menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi. Oleh karena itu,

penelitian ini tidak memerlukan adanya suatu hipotesis. Hasil penelitian diskriptif sering

digunakan atau dilanjutkan dengan melakukan penelitian analitik (Nursalam, 2014).

Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui gambaran tentang pengetahuan yang

dimiliki masyarakat tentang obat antibiotik Di Desa Sungai Garuda Kecamatan Daha

Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 berjumlah 210 orang. sampel yang

digunakan adalah Kepala Keluarga yang berdomisili Di Desa Sungai Garuda di

karenakan untuk mewakili setiap anggota keluarga dari Rt 1 sampai 4 Kecamatan Daha

Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2016. Jumlah Kepala Keluarga setiap Rt

sebagai berikut :

Rt 1 adalah 55 Kepala Keluarga

Rt 2 adalah 53 Kepala Keluarga

Rt 3 adalah 54 Kepala Keluarga

Rt 4 adalah 48 Kepala Keluarga


Jumlah seluruh kepala keluarga di desa Sungai Garuda 210 Kepala Keluarga. Jadi,

besar sampel yang akan diteliti sebanyak 48 orang kepala keluarga di Desa Sungai

Garuda. engambilan sampel yang digunakan peneliti adalah Simple random sampling

yaitu Pemilihan sampel dengan cara yang paling sederhana untuk sampling, setiap

elemen diseleksi secara acak (Nursalam, 2014:173 Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik.

Jenis Intrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yaitu suatu cara

pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan daftar pertanyaan yang berupa

formulir-formulir kepada sejumlah obyek untuk mendapat jawaban-jawaban, informasi

dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

kuesioner dengan pertanyaan mengenai pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotic

yaitu Pengertian tentang obat antibiotik ,Indikasi obat antibiotik, Golongan antibiotik,

Cara dan aturan minum obat antibiotik dan Efek samping minum obat antibiotik.

pengamatan yang dilakukan pada tahap analisis deskriptif adalah pengamatan

terhadap tabel frekuensi. Tabel frekuensi terdiri atas kolom-kolom yang memuat

frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Nursalam, 2013). Hasil penelitian ini

dijadikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian diberi interpretasi atas data

tersebut berdasarkan parameter yang dipakai dengan kriteria kualitatif menurut Arikunto

(2006) sebagai berikut :

Baik (76-100%), Cukup (56-76%) dan Kurang ( <55%)

Hitung :

Misalkan ada responden menjawab kuesioner dengan benar 10 maka termasuk :

A
P X 100%
B
10
=15X100%
=66,6%

Jadi termasuk dengan kriteria cukup.

Cara Pengumpulan Data

Data Primer

Pada penelitian ini data primer diperoleh dari hasil kuesioner mengenai

pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik di Desa Sungai Garuda

Kecematan Daha Utara.

Langkah-langkah pengumpulan data :

Peneliti meminta surat izin penelitian kepada jurusan keperawatan Poltekkes

Kemenkes Banjarmasin.

Peneliti menyampaikan izin penelitian kepada Kepala Desa Sungai Garuda

Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Peneliti berkoordinasi dengan kepala Desa untuk meminta izin melakukan

penelitian.

Peneliti berkoordinasi dengan Sekertaris Desa untuk meminta Identitas Kepala

Keluarga.

Peneliti berkordinasi dengan kepala RT untuk mengetahui Batas wilayah RT

Peneliti membagi kelompok tiap RT kemudian melotre nama Kepala Keluarga

yang jadi calon responden.

Peneliti menanyakan kesediaan terhadap calon responden.

Peneliti membagikan Informed Consent.

Peneliti membagikan kuesioner kepada responden

Terima kasih kepada responden.


Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan tahunan data kependudukan Di Desa

Sungai Garuda. Dengan melihat data-data tersebut diharapkan dapat melengkapi

karya tulis ilmiah ini

Hasil Penelitian

Tabel 1 Tabel Waktu Penelitian

N
Kegiatan Waktu
o.

1. Studi Pendahuluan 21 Desember 2015

25 Desember 2015 - 25 Januari


2. Penyusunan Proposal
2016

3. Sidang Proposal 26 Januari 2016

4. Revisi Proposal 27 Januari 12 Februari 2016

5. Penilitian 13 Mei 2016 17 Mei 2016

Pengolahan dan Analisa


6. 18 Mei 2016
Data

7. Sidang Karya Tulis Ilmiah 12 Juli 2016

Table 3 Karakteristik Responden Penelitian Meliputi Usia, Tingkat

Pendidikan, Pekerjaan, Jenis Kelamin, dan Informasi Tentang Obat

Antibiotik

No Usia (Tahun) Jumlah


Frekuensi (orang) Persentase(%)
1. 20 25 (Remaja Akhir) 8 16

2. 26 35 (Dewasa Awal) 25 52

3. 36 45(Dewasa Akhir) 15 31
No Tingkat Pendidikan Jumlah
Frekuensi (orang) Persentase(%)
1. Tidak Sekolah 7 14,6

2. Tidak Lulus SD 12 25,0

3. SD 15 31,3

4. SMP 5 10,4

5. SMA 6 12,5

6. Perguruan Tinggi 3 6,3


No Jenis Pekerjaan Jumlah
Frekuensi (orang) Persentase(%)
1. Tidak Bekerja 8 16,7

2. PNS 3 6,3

3. Petani 6 12,5

4. Nelayan 6 12,5

5. Swasta/Wiraswasta 2 52,1
No Jumlah
Jenis Kelamin
Frekuensi (orang) Persentase(%)
1. Laki-laki 35 72,9

2. Perempuan 13 27.1
No Jumlah
Informasi
Frekuensi (orang) Persentase(%)
1. Pernah 22 45,8

2. Belum Pernah 26 54,2


Pengetahuan Jumlah
1. Frekuensi (orang) Persentase(%)
Baik
9 18,8

2. Cukup 23 47,9
3. Kurang 16 33,3

Jumlah semua 48 100

Diagram 1 kelompok pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik pada kategori

pengetahuan cukup

Masyarakat Berpengetahuan Cukup


Sebanyak 23 Orang
120 100
100
80
60 39.1
40
20
0
Masyarakat Tahu Tentang Cara dan Masyarakat Tidak Tahu Tentang Efek
Aturan Minum Obat Antibiotik 23 Samping Obat Antibiotik 9 orang
Orang

Masyarakat Berpengetahuan Cukup Sebanyak 23 Orang

Diagram 2 kelompok pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik pada kategori

pengetahuan Kurang

Masyarakat Berpengetahuan Kurang sebanyak


16 Orang
100 87.5
80
60
40 18.75
20
0
Masyrakat tahu tentang fungsi obat Masyrakat tidak tahu pada tentang
antibiotik 14 Orang golongan antibiotik 3 orang

Masyrakat Berpengetahuan Kurang sebanyak 16 Orang


Diagram 3 kelompok pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik pada kategori

pengetahuan Baik

Masyarakat Berpengetahuan Baik Sebanyak 9


Orang
120
100
100

80

60
55.5
40

20

0
Masyarakat Tahu Tentang Indikasi Obat Masyarakat Tidak Tahu Tentang Efek
dan Aturan Minum Obat Antibiotik 9 Samping Obat Antibiotik 5 Orang
Orang

Masyarakat Berpengetahuan Baik Sebanyak 9 Orang

Pembahasan

Pada hasil penelitian Diagram 1

Pada hasil penelitian ditemukan paling banyak masyarakat yang berpengetahuan tentang

antibiotik pada kategori cukup sebanyak 23 orang (47,9%). Pada item kuesioner dari 23 orang

yang berpengetahuan cukup paling banyak masyarakat ini tahu pada pengetahuan tentang cara

dan aturan minum obat antibiotik sebanyak 23 orang (100%), dan paling banyak masyarakat

ini tidak tahu pada pengetahuan efek samping obat antibiotik sebanyak 9 orang (39,1%). 23

yang berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang yang belum pernah dapat informasi tentang

pengetahuan obat antibiotik. Pada hasil penelitian ditemukan masyarakat yang

berpengetahuan kurang adalah sebanyak 16 orang (33,3%). Pada item kuesioner 16 orang

yang berpengetahuan kurang paling banyak masyarakat tahu pada pengetahuan tentang fungsi

obat antibiotik sebanyak 14 orang (87,5%), dan paling banyak masyarakat tidak tahu pada

pengetahuan tentang golongan antibiotik sebanyak 3 orang (18,75%).

Pada hasil penelitian Diagram 2


Pada hasil penelitian ditemukan masyarakat yang berpengetahuan kurang adalah

sebanyak 16 orang (33,3%). Pada item kuesioner 16 orang yang berpengetahuan kurang

paling banyak masyarakat tahu pada pengetahuan tentang fungsi obat antibiotik sebanyak 14

orang (87,5%), dan paling banyak masyarakat tidak tahu pada pengetahuan tentang golongan

antibiotik sebanyak 3 orang (18,75%). 16 yang berpengetahuan kurang sebanyak 8 orang

(50%) yang belum pernah mendapatkan informasi tentang obat antibiotik. Masyarakat banyak

yang berpengetahuan cukup dan kurang tentang obat antibiotik adalah yang berpendidikan SD

dari berpengetahuan cukup 6 orang (40%) dan yang berpengetahuan kurang 6 orang (40%).

Adapun masyarakat yang belum lulus SD dari yang berpengetahuan cukup 6 orang (41.7%)

dan yang berpengetahuan kurang 4 orang (33.3%).

Pendidikan yang masih rendah pada masyarakat menyebabkan masyarakat belum

sepenuhnya memahami, mengaplikasikan, dan menganalisa pengetahuan tentang obat

antibiotik apabila sudah pernah diberikan pengetahuan tentang obat antibiotik sehingga

pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. masih banyaknya

masyarakat yang belum mendapatkan informasi pengetahuan tentang obat antibiotik baik dari

media cetak, media elektronik maupun dari tenaga kesehatan yang memberikan penyuluhan

kesehatan. Analisa adalah sesuai dengan teori menurut Mubaraka (2007) sebagian faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah Pendidikan, dan Informasi. Sebagaimana menurut

(Notoatmodjo, 2007) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu seseorang terhadap obyek

melalui pancaindra.

Pada hasil penelitian diagram 3

Pada hasil penelitian ditemukan masyarakat yang berpengetahuan baik adalah 9 orang

(18,8%). Pada item kuesioner 9 orang yang berpengetahuan baik paling banyak masyarakat

tahu pada pengetahuan tentang indikasi obat dan aturan minum obat antibiotik sebanyak 9
orang (100%), dan paling banyak masyarakat tidak tahu pada pengetahuan tentang efek

samping obat antibiotik sebanyak 5 orang (55,5%).

Masyarakat yang berpengetahuan baik sebanyak 9 orang, 7 orang (77.7%) yang sudah

pernah mendapatkan informasi tentang obat antibiotik. Pendidikan masyarakat yang tinggi

dapat mempermudah seseorang dalam memahami, mengaplikasikan dan menganalisis sebuah

informasi tentang pengetahuan obat antibiotik yang diberikan sehingga ketika diberikan

pertanyaan tentang pengetahuan antibiotik masyarakat langsung memahaminya. Masyarakat

yang berpendidikan perguruan tinggi ada 3 orang, 2 orang (75%) yang berpengetahuan baik

Kemapuan Masyarakat untuk berfikir juga memberi kemungkinan masyarakat untuk

memperoleh pengetahuan yang dimana memperoleh pengetahuan dengan banyak membaca,

berfikir dan bertanya dengan demikian masyarakat mampu mengolah pengetahuan, dengan

pengolahan tersebut, pemikiran masyarakat menjadi makin mendalam sehingga seseorang

mendapatkan pengetahuan yang baik Analisis adalah Sesuai dengan teori menurut (Mubarak

2007) yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, dan informasi. Sebagaimana

menurut (Notoatmodjo, 2007) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu seseorang terhadap

obyek melalui pancaindra.

Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat tentang obat antibiotik di Desa Sungai Garuda
Kecamatan Daha Utara diperoleh pengetahuan pada kuesioner cukup sebanyak 23
orang (47,9%), pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (33,3%), dan pengetahuan
baik sebanyak 9 orang (18,8%).

Saran
Bagi Masyarakat
Masyarakat lebih banyak mencari informasi tentang obat antibiotik
melalui media cetak, elektronik dan mengikuti penyuluhan dari petugas
kesehatan serta banyak bertanya kepada petugas kesehatan saat melakukan
penyuluhan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang obat antibiotik.
Bagi Institusi Kesehatan
Petugas kesehatan seharusnya lebih feedback dalam melakukan
penyuluhan kesehatan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya misalnya
dengan memasang poster poster di puskesmas, diberikan leaflet atau juga
video tentang obat antibiotik, dan memberikan feedback kepada masyarakat.
Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti berikutnya hendaknya melakukan pengkajian yang lebih
dalam terutama tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan
sehingga hasil penelitian dapat membantu dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dalam keperawatan.

Ucapan Terima Kasih

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada responden dan warga sungai garuda

Kepustakaan

Mubarak, dkk. 2007 Promosi Kesehatan, Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar
Dalam Pendidikan. Graha Ilmu Yogyakarta.

Moorthy, YT. 2014. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penggunaan


Antibiotik Di Puskesmas Padang Bulan, Medan. Universitas Sumatra Utara: Medan.

(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40566/5/Chapter%20I.pdf) diakses 20 Desember 2015

Dwiprahasto I, 2010. Kesadaran akan penggunaan antibiotik secara rasional : universitas


gadjah mada. Tidak diterbitkan.

Fernandez, BA 2013. Studi penggunaan antibiotic tanpa resep di kabupaten manggarai dan
manggarai barat-NTT Calyptra : Jurnal ilmiah Mahasiswa universitas Surabaya Vol.2 No.2

Nama : Farid Riyadi


NIM : P07120214053

Você também pode gostar