Você está na página 1de 11

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

CHILDREN WHO HAVE GIFTS AND TALENTS


ANAK BERBAKAT

Dosen Pengampu:
Dr. Asep Supena, M.Psi

Natalina Purba 7517150114

PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
Chlidren Who Gifts And Talents
Program Doktor PAUD Universitas Negeri Jakarta

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecerdasan istimewa dan bakat istimewa merupakan kategori yang termaksud
kedalam pendidikan luar biasa. Kesulitan belajar merupakan suatu keadaan dalam
proses belajar mengajar dimana anak tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai
manivestasi tingkah laku, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kesulitan
belajar anak tentu saja tidak boleh di diamkan begitu saja karena hal ini akan sangat
menghambat anak dalam memperoleh prestasi selain itu apabila hal ini di diamkan
ini akan lebih menghambat anak untuk belajar ke depannya.
Kesulitan dalam belajar dapat di sebabkan karena beberapa faktor. Bisa dari
faktor internal ( diri anak ) dan juga faktor eksternal ( dari luar anak ). Faktor internal
ini bisa di sebabkan karena anak mempunyai perbedaan dengan anak yang lainnya
dan sering juga di sebut anak dengan kebutuhan khusus. Dalam hal ini kebutuhan
khusus bukan berarti anak mempunyai kekurangan. Anak Cerdas Istimewa dan
Berbakat Istimewa juga termasuk anak yang berkebutuhan khusus atau sering di sebut
dengan anak Gifted atau anak Superior.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari anak berbakat?
2. Bagaimana Klasifikasi anak berbakat?
3. Bagaimana ciri-ciri anak berbakat?
4. Bagaimana cara penanganan anak berbakat?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi atau pengertian dari anak berbakat
2. Mengetahui bagaimana klasifikasi dari anak bernakat
3. Mengetahui ciri-ciri anak berbakat
4. Mengatahui bagaimana cara penanganan anak berbakat

KAJIAN TEORI
A. Pengertian Anak Berbakat
Pengertian berbakat di Amerika Serikat pada dasarnya dikaitkan dengan skor
tes inteligensia Stanford Binet yang dikembangkan oleh Terman setelah Perang Dunia
I. Dalam hasil tesnya itu, anak-anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140 dinyatakan
sebagai anak berbakat (Kirk & Gallagher, 1979:6). Sekitar tahun 1950 pengertian
tersebut mulai berkembang ketika para pendidik di Amerika Serikat berusaha
memberikan pengertian yang lebih luas tentang anak berbakat.
Pada waktu itu yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted dan talented) ialah
mereka yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar biasa hebat dalam suatu
bidang yang berfaedah (Henry, seperti dikutip oleh Kirk dan Gallagher, 1979:61).
Adapun definisi yang digunakan dalam Public Law 97-135 yang disahkan oleh
Kongres Amerika Serikat pada tahun 1981, yang dimaksud dengan anak berbakat
(gifted and talented) ialah berikut ini.
Anak yang menunjukkan kemampuan/penampilan yang tinggi dalam bidang-
bidang, seperti intelektual, kreatif, seni, kapasitas kepemimpinan atau bidang-bidang,
akademik khusus, dan yang memerlukan pelayanan-pelayanan atau aktivitas-aktivitas

-1-
Chlidren Who Gifts And Talents
Program Doktor PAUD Universitas Negeri Jakarta

yang tidak biasa disediakan oleh sekolah agar tiap kemampuan berkembang secara
penuh (Clark, 1983:5).
Banyak istilah keberbakatan (anak berbakat) yang digunakan dalam psikologi
seperti gifted, talented, genius dan prodigy ternyata tidak memiliki satu definisi atau
batasan yang sama, hanya saja memiliki pengertian yang saling melengkapi antara
satu istilah dengan istilah lainnya.
Istilah gifted ditujukan untuk orang, anak didik atau siswa yang memiliki kemampuan
akademis (secara umum) yang tinggi, yang ditandai dengan didapatkannya skor IQ
yang tinggi pada pengerjaan tes kecerdasan/intelegensi, sedangkan talented adalah
kebalikannya, ditujukan untuk orang yang memiliki kemampuan unggul dalam bidang
akademis yang khusus (seperti matematika, bahasa), juga bidang seni, musik, dan
drama.
Jadi kalau gifted itu ditujukan untuk kemampuan akademis secara umum, sedangkan
talented ditujukan untuk dua kemampuan unggul:
Bidang akademis khusus
Bidang non-akademis
Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan
potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan atau dilatih agar dapat
terwujud. Dalam referensi lain dijelaskan bahwa bakat ialah kemampuan alamiah
untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum
(minsalnya, bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus), maka
bakat khusus disebut juga talent.
Contoh orang yang talented bisa diwakili oleh Bung Karno yang sangat jago
dalam berpidato dan jago menguasai massa. Presiden Soekarno (EYD: Sukarno) dapat
berpidato berjam-jam tanpa jeda dan tanpa teks, dan anehnya pendengarnya tidak
jenuh-jenuh dan tetap serius mendengarkan beliau. Mengenai betapa berbakatnya
Bung Karno dalam kemampuan berpidato dan mempersuasi massa dapat dibaca pada
artikel Keajaiban-keajaiban Pidato Bung Karno.

B. Klasifikasi Anak Berbakat


Berikut adalah klasifikasi anak berbakat :
1. Genius :
Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga
dapatmenciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya.Intelligence Quotien-nya
(IQ) berkisar antara 140 sampai 200.Anak genius memiliki sifat-sifat positif
sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat
kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya. Di samping memiliki
sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif, diantaranya; cenderung hanya
mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat
bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk
melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang lain.

2. Gifted :
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkatkecerdasannya
(IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga
bakatnya yang sangat menonjol, seperti ; bakat seni musik, drama, dan ahli dalam
memimpin masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik;
mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang
membaca, dan senang akan koleksi.

-2-
Chlidren Who Gifts And Talents
Program Doktor PAUD Universitas Negeri Jakarta

3. Superior :
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan
125sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi.Anak superior memiliki
karakteristik sebagai berikut; dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih
awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian
dari temantemannya.James H. Bryan and Tanis H. Bryan (1979; 302)
mengemukakan bahwa karakteristik anak berbakat itu (gifted) meliputi; physical,
personal, and social characteristics. Sedangkan David G. Amstrogn and Tom V.
Savage (1983; 327) mengemukakan; Gifted and talented students are
individuals who arecharacteristized by a blaned of :
(1) high intelligence,
(2) high task comitment, and
(3) high creativity.
Secara umum hampir semua pendapat itu sama, bahwa anak berbakat memiliki
kemampuan yang tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.

Hasil studi lain menemukan bahwa Anak-anak berbakat memiliki


karakteristik belajar yang berbeda dengan anak-anak normal. Mereka cenderung
memiliki kelebihan menonjol dalam kosa kata dan menggunakannya secara luwes,
memiliki informasi yang kaya, cepat dalam menguasai bahan pelajaran, cepat dalam
memahami hubungan antar fakta, mudah memahami dalil-dalil dan formulaformula,
tajam kemampuan analisisnya, membaca banyak bahan bacaan (gemar membaca),
peka terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, kritis dan memiliki rasa ingin yang
sangat besar (Renzuli, 1979, Fahrle dkk.; 1985, Galagher, 1985, Maker; 1982) dalam
Dedi Supriadi (1992; 9).

C. Ciri-ciri Anak Berbakat


a) Renzulli dan kawan kawan (1981), dari hasil penelitiannya menyimpulkan
bahwa yang menentukan bakat seseorang pada pokoknya merujuk pada tiga kelompok
ciri-ciri, yakni:
1. Kemampuan di atas rata rata
Kemampuan di atas rata rata tidak berarti bahwa kemampuan itu harus unggul.
Yang pokok ialah kemampuan itu harus cukup diimbangi oleh kreativitas dan
tanggung jawab terhadap tugas. Selain itu, yang dimaksud dengan kemampuan
umum ialah suatu bidang bidang kemampuan umum yang biasanya diukur
dengan tes intelegensi, tes prestasi (achievement test), tes bakat (aptitude test),
atau tes kemampuan mental.

2. Kreativitas
Kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasan gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi, baik ciri ciri
aptitude seperti kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan keaslian (orisinalitas)
dalam pemikiran maupun ciri ciri (non-aptitude) seperti; rasa ingin tahu, senang
mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru.

3. Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas


Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas menunjuk pada semangat
dan motivasi untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas, suatu
pengikatan diri dari dalam. Jadi, bukan tanggung jawab yang diterima dari luar.

-3-
Chlidren Who Gifts And Talents
Program Doktor PAUD Universitas Negeri Jakarta

b) R.A. Martison dalam bukunya The Identification of the Gifted and Talented
(1974), merinci anak-anak berbakat sebagai berikut:
1. Membaca pada usia yang relatif lebih muda
2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak.
3. Memiliki perbendaharaan kata yang luas
4. Memiliki rasa ingin tahu yang kuat.
5. Mempunyai minat yang luas, juga pada persoalan dewasa.
6. Mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri.
7. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal.
8. Memberikan berbagai jawaban yang baik.
9. Bisa membeikan banyak gagasan.
10. Luwes dalam berfikir,
11. Terbuka untuk rangsangan-rangsangan dari lingkungan.
12. Memiliki pengalaman yang tajam.
13. Bisa berkonsentrasi untuk waktu yang lebih panjang, terutama terhadap tugas
atau bidang yang diminati
14. Berfikir kritis, juga terhadap diri sendiri.
15. Senang mencoba hal-hal baru.
16. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sisntesis yang tinggi.
17. Sedang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah.
18. Cepat mendapat hubungan hubungan-hubungan (sebab akibat).
19. Berperilaku terarah pada tujuan.
20. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
21. Mempunyai banyak kegemaran (hobi).
22. Memiliki daya ingat yang kuat.
23. Tidak cepat puas dengan prestasinya.
24. Sensitif dan mengunakan intuisi (firasat).
25. Mengingatkan kebebasan dalam gerakkan dan tindakkan.

PEMBAHASAN

Jenis Layanan Bagi Anak Berbakat


1. Kurikulum
Selain masalah kriteria dan prosedur identifikasi, perhatian khusus kepada anak
berbakat melibatkan beberapa dimensi lain, seperti dikemukakan oleh Dedi
Supriadi (1992; 11) yaitu; Perancangan kurikulum, penyediaan sarana
pembelajarannya, model perllakuannya, kerjasama dengan keluarga dan pihak luar,
serta model bimbingan dan konselingnya. Kurikulum berdiferensiasi bagi anak
berbakat mengacu pada penanjakan kehidupan mental melalui berbagai program
yang akan menumbuhkan kreativitasnya serta mencakup berbagai pengalaman
belajar intelektual pada tingkat tinggi. Dilihat dari kebutuhan perkembangan anak
berbakat, maka kurikulum berdiferensiasi memperhatikan perbedaaan kualitatif
individu berbakat dari manusia lainnya.Dalam kurikulum berdeferensiasi terjadi
penggemukan materi, artinya materi kurikulum diperluas atau diperdalam tanpa
menjadi lebih banyak.Secara kualitatif materi pelajaran berubah daalam
penggemukan beberapa konsep esensial dari kurikulum umum sesuai dengan
tuntutan bakat, perilaku, keterampilan dan pengetahuan serta sifat luar biasa anak
berbakat. Dengan demikian, kurikulum pendidikan seyogyanya bisa
mengakomodasi dimensi vertikal maupun horisontal pendidikan anak.Secara

-4-
Chlidren Who Gifts And Talents
Program Doktor PAUD Universitas Negeri Jakarta

vertikal, anak-anak berbakat harus dimungkinkan untuk menyelesaikannya


pendidikannya lebih cepat.Secara horisontal, disediakan program pengayaan
(enrichment), dimana siswa berbakat dimungkinkan untuk menerima materi
tambahan, baik dengan tugas-tugas maupun sumber-sumber belajar tambahan, baik
dengan tugas-tugas maupun sumber-sumber belajar tambahan.

2. Model Pembelajaran
Untuk layanan pendidikan terhadap anak berbakat ini ada beberapa model yang
dapat digunakan, yaitu; pengayaan, percepatan, dan segregasi. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh Philip E. Veron (1979; 142) sebagai berikut;
Acceleration,segregation, and enrichment. Sedangkan David G. Amstrong and
Tom V. Savage(19883; 327) mengemukakan dua model, yaitu; Enrichment and
acceleration.
Penjelasan dari model-model di atas adalah sebagai berikut :
a) Pengayaan (enrichment) Dalam model enrichment ini anak mendapatkan
pembelajaran tambahan sebagai pengayaan.Pengayaan ini dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu sebagaiberikut :
1. Secara vertikal; Cara ini untuk memperdalam salah satu atau sekelompok mata
pelajarantertentu.Anak diberi kesempatan untuk aktif memperdalam
ilmuPengetahuan yang disenangi, sehingga menguasai materi pelajaran
secaraluas dan mendalam.
2. Secara horizontal; Anak diberi kesempatan untuk memperluas pengetahuan
dengan tambahanatau pengayaan yang berhubungan dengan pelajaran yang
sedang dipelajari.
3. Percepatan (scceleration) Secara konvensional bagi anak yang memiliki
kemampuan superiordipromosikan untuk naik kelas lebih awal dari biasanya.
Dalam percepatan iniada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu sebagai
berikut :
Masuk sekolah lebih awal/sebelum waktunya (early admission),
misalnyasebelum usia 6 tahun, dengan catatan bahwa anak sudah
matang untukmasuk Sekolah Dasar.
Loncat kelas (grade skipping) atau skipping class, misalnya
karenakemampuannya luar biasa pada salah satu kelas, maka langsung
dinaikkanke kelas yang lebih tinggi satu tingkat (dari kelas satu
langsung ke kelastiga).
Penambahan pelajaran dari tingkatan di atasnya, sehingga
dapatmenyelesaikan materi pelajaran lebih awal.
Maju berkelanjutan tanpa adanya tingkatan kelas. Dalam hal ini
sekolahtidak mengenal tingkatan, tetapi menggunakan sistem kredit.
Ini berarti anakberbakat dapat maju terus sesuai dengan
kemampuannya tanpa menungguteman-teman yang lainnya.
a. Segregasi
Anak-anak berbakat dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang disebut
ability grouping dan diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman
belajar yang sesuai dengan potensinya. Mengenai sistem penyelenggaraan
pendidikan, selain yang telah dikemukakan di atas, ada beberapa sistem dalam
pendidikan bagi anak berbajat, yaitu; (1) Sekolah khusus, (2) Kelas khusus,
dan (Terintegrasi dalam kelas regular atau normal dengan perlakukan khusus.

-5-
Chlidren Who Gifts And Talents
Program Doktor PAUD Universitas Negeri Jakarta

Model pertama dan ke dua nampaknyabanyak mengundang kritik, karena


cenderung eksklusif dan elit, sehingga bias menimbulkan kecemburuan sosial. Kedua
sistem ini hanya bisa dilakukan untuk bidang-bidang tertenu saja.Model yang kini
populer adalah sistem dimana anak-anak berbakat diintegrasikan dalam kelas reguler
atau normal.
Cara ini mempunyai banyak keuntungan bagi perkembangan psikologis dan
sosial anak. Hal yang menyulitkan adalah bagaimanakah perhatian diberikan secara
berbeda melalui apa yang disebut pengajaran yang diindividualisasikan, yaitu
settingnya kelas tetapi perhatian diberikan kepada individu anak. Konsekwensinya
perlu kurikulum yang fleksibel, yaitu kurikulum yang berdiferensiasi, yang bisa
mengakomodasi anak-anak biasa dan anak berbakat.
Pada dasarnya penyelenggaraan pendidikan anak berbakat menyangkut
bagaimana anak-anak diperlakukan di sekolah melalui sistem
pengelompokkan.Sistem pengelompokkan bermacam-macam, tetapi intinya ada dua,
yaitu pengelompokkan homogen dan heterogen.Dasar pengelompokkan bisa berupa
jenis kelamin, tingkat kemampuan belajar, atau minat-minat khusus pada mata
pelajaran tertentu. Fahrle, Duffi dan Schulz (1985) dalam DediSupriadi (1992; 23)
mengemukakan bahwa program pendidikan untuk anak-anak berbakat harus
memberikan kepada anak-anak dua macam pengalaman yang bernilai sosial.Pertama
mereka harus memiliki kesempatan untuk bergaul secara luas dan wajar dengan
teman-teman sebayanya.Kedua program pendidikan untuk anak-anak berbakat harus
menyediakan peluang kepada peserta didik untuk secara intelektual tumbuh bersama
rekan-rekan sebayanya.
Sistem manapun yang dipilih, penyelenggara harus tetap berpegang pada
prinsip bahwa pendidikan itu tidak boleh mengorbankan fungsi sosialisasi nilai-nilai
budaya (toleransi, solidaritas, kerja sama) kepada anak. Program pendidikan untuk
anak-anak berbakat tidak identik dengan perlakuan yang eksklusif dan elitis,
melainkan semata-mata supaya untuk memberikan peluang kepada anak didik untuk
berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Dalam layanan pendidikan bagi anak berbakat, khususnya pada jenjang
sekolah dasar di Indonesia saat ini adalah sistem yang terpadu, yakni anak-anak
berbakat masuk ke sekolah yang samaadian mereka diperlakukan dengan system
pengajaran yang dindividualisasikan, yakni sistem yang memberikan perhatiansecara
individual kepada setiap siswa dalam kelas biasa. Dengan demikian yang diperlukan
dalam layan pendidikan bagi anak berbakat khususnya pada sekolah dasar, bukanlah
sekolah, kelas, ataupun kurikulum khusus, melainkan modifikasi kurikulum dan
sarana pendukungnya agar sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat.

3. Model Penilaian
Pada bagian bagian identiffikasi telah dikemukakan trntsng penilsisn snsk
berbakat, pada bagian ini akan dikemukakan alat dan aspek penilaian. Proses
penilaian pada anak berbakat sebetulnya tidak berbeda dari penilaian pada
umumnya, namun karena pada cakupan kurikulum berbeda, maka akan berbeda
dalam penerapan penilaian.
Penerapan penilaian mencakup ciri-ciri belajar yang berkenaan dengan tingkat
berfikir tinggi.Biasanya anak berbakat sering mampu menilai hasil kinerjanya
sendiri secara kritis. Selain itu setiap anak tersebut harus memperoleh umpan
balik tentang hasil kinerjanya secara terbuka (Conny Semiawan; 1994; 273).
Biasanya penilaian yang menunjuk pada suatu asesmen dilakukan oleh guru

-6-
Chlidren Who Gifts And Talents
Program Doktor PAUD Universitas Negeri Jakarta

yang bukan saja mengenal muridnya, melainkan juga melatih, mendidik dan
mengamatinya sehari-hari. Asesmen ini adalah langkah dalam proses
penyerahan dan penempatan tertentu dan merupakan rangkaian upaya perolehan
informasi dan bukan semata-mata hasil proses tersebut.
Tujuan pengukuran pada dasarnya berbeda-beda, bila hendakmembandingkan
anak tertentu, maka gunakan pengukuran acuan norma dengan :
Membandingkan anak berbakat dengan seluruh populasi.
Membandingkan anak berbakat dengan teman sebaya.
Membandingkan anak berbakat dengan populasi anak berbakat lagi.
Membandingkan anak berbakat dengan dirinya sendiri.

4. Guru Anak Berbakat


Untuk menangani anak berbakat di Sekolah Dasar, tentunya membutuhkan
guru-guru yang memiliki kemampuan yang khusus. Dalam hal ini David G.
Armstrong And Tom V. Savage (1983; 334) mengutip pendapat James O.
Schnur (1980) sebagai berikut; most descriptions of capable teachers of the
gifted and talnted. Deskripsi kemampuan guru yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
Memiliki kematangan dan keamanan.
Memiliki kreativitas dan fleksibilitas.
Memiliki kemampuan mengindividualisasikan materi pelajaran.
Memiliki kedalaman pemahaman terhadap pengajaran.

Problem Anak Berbakat


Keberbakatan menimbulkan permasalahan bagi penyandangnya apabila
mereka tidak memperoleh dukungan dan bantuan yang diperlukannya.Permasalahan
itu terutama timbul pada masa remaja. Buescher dan Higham (1990) mengemukakan
bahwa anak anak berbakat antara usia 11 dan 15 tahun sering menghadapi berbagai
masalah sebagai akibat dari keberbakatannya yang meliputi: perfeksionisme,
competitiveness, penilaian yang tidak realistis terhadap keberbakatannya, penolakan
dari teman sebaya, kebingungan akibat pesan-pesan yang beraneka ragam
sehubungan dengan bakatnya, dan tekanan dari orang tua serta masyarakat agar
berprestasi, di samping permasalahan yang ditimbulkan oleh terlalu tingginya
ekspektasi terhadap diri mereka.
Beberapa anak berbakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan dan
memilih teman, memilih jurusan di sekolah atau perguruan tinggi, dan akhirnya juga
mengalami kesulitan dalam memilih karir.Masalah-masalah perkembangan yang
dialami oleh semua remaja juga dialami oleh remaja berbakat tetapi masalahnya
dibuat lebih kompleks oleh kebutuhan khusus dan karakteristik anak
berbakat.Kemudian kesulitan utama remaja berbakat Salah satu nya juga disebabkan
karena lingkungan belajar yang kurang menantang kepada mereka untukmewujudkan
kemampuannya secara optimal.
Permasalahan tersebut sering di perdebatkan karena Di sisi lain memang
masih adanya suara-suara sumbang yang menyangsikan keberhasilan pendidikan
khusus bagi siswa cerdas dan berbakat. Kubu ini berpendapat bahwa penyelenggaraan
pendidikan khusus bagi siswa cerdas dan berbakat lebih banyak mudaratnya
ketimbang manfaatnya dan tidak mencerminkan alam demokratis, membentuk
kelompok elit dan merupakan pemborosan.Beberapa alasan mengapa anak berbakat
perlu diberikan pendidikan khusus (diutip dari soreson,1988).

-7-
Chlidren Who Gifts And Talents
Program Doktor PAUD Universitas Negeri Jakarta

1. Keberbakatan muncul dari proses interaktif, dimana tantangan dari rangsangan


lingkungan membawa keluar kapasitas yang dimiliki diri sendiri dan
memprosesnya.
2. System politik dan sosial kita bersandar pada prinif demokratis, jika sekolah
mnediakan kesempatan pendidikan yang sama untuk semua anak, ini berarti
mengingkari adanya hak perkembangan pendidikan yang cocok bagi anak
berbakat.
3. Anak berbakat dapat segera menemukan gagasan dan minat mereka yang
berbeda dari anak sebayanya.
4. Jika pendidik mempertimbangkan kebutuhan anak berbakat dan mendesain
program pendidikan yang memenuhi kebutuhanya,maka siswa akan
menunjukkan prestasi dan perkembangan yang luar biasa, sesuai dengan rasa
kompetisi dan kesehaan mentalnya.
5. Kontribusi anak berbakat pada masyarakat berada pada seluruh aspek
kehidupan, dan proporsional dalam keseluruhan. Masyarakat akan banyak
membutuhkan siswa seperti ini

Masalah anak berbakat lebih rawan dari pada anak biasa.Anak-anak dengan
bakat luar biasa ternyata besar kemungkinannya untuk gagal maupun sukses pada
masa dewasa.Kebanyakan dari mereka tidak sukses pada masa dewasa karena
perlakuan yang mereka alami dan dalam beberapa kasus direngut dari masa kanak-
kanak.Dalam beberapa kejadian, orang tua menekan anaknya begitu keras atau malah
dipisahkan dari kelompok sebayanya, sehingga akhirnya hanya mempunyai sedikit
teman .karena anak berbakat lebih rawan dari pada anak biasa, anak berbakat harus
lebih diberikan perhatian khusus.

Konsep Renzulli
Keberbakatan terdiri atas suatu interaksi di antara tiga kluster dasar dari sifat
manusia ketiga kluster itu di antaranya : kemampuan di atas rata-rata, tingkat tinggi
akan komitmen terhadap tugas, dan tingkat kreativitas yang tinggi. Anak gifted dan
talented adalah yang memiliki atau mampu mengembangkan seperangkat sifat-sifat
ini dan menerapkannya ke dalam bidang kinerja manusia yang bernilai secara
potensial. Anak-anak yang memanifestasikan, atau yang mampu mengembangkan,
suatu interaksi di antara tiga kluster menghendaki suatu variasi yang luas kesempatan
dan layanan pendidikan yang tidak diberikan secara biasa melalui program
instruksional yang regular.

Berikut secara satu persatu akan dijelaskan kluster dalam keterbakatan Renzulli:

Above average ability (kemampuan diatas rata rata)


Kemampuan di atas rata rata yang dimaksud adalah kemampuan umum dan
kemampuan spesifik. Kemampuan umum misalnya : kemampuan verbal, music,
logika hitungan, spasial, dll. Sedangkan kemampuan spesifik misalnya : kemampuan
dalam bidang kimia, matematika, komposisi music, patung, fotografi dll.
Kemampuan spesifik mempunyai hubungan dengan kemampuan umum, sehingga
potensi dalam bidang ini dapat diukur melalui tes intelegensi

-8-
Chlidren Who Gifts And Talents
Program Doktor PAUD Universitas Negeri Jakarta

Task commitment (tanggung jawab pada tugas)


Dapat ditunjukkan dengan karakter berikut :
1. Kapsitas tinggi dalam hal minat, antusiasme, ketertarikan, dan keterlibatan
dalam suatu masalah, bidang studi, ataupun bentuk ekspresi manusia tertentu.
2. Kapasitas dalam hal ketekunan, keuletan, determinasi, kerja keras dan latihan
khusus.
3. Memiliki rasa percaya diri, ego yang kuat, suatu keyakinan pada diri, serta
dorongan untuk berprestasi.
4. Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah
5. Kemmapuan mendengar dan berkomunikasi dalam berbagai cara.
6. Membuat standar kerja yang tinggi, memelihara keterbukaan diri dari kritik
luar.
7. Mengembangkan cita rasa seni
8. Kualitas dan keunggulan dalam pekerjaan.

Creativity (kreatifitas)
Dapat ditunjukkan dengan karakter berikut :
1. Kelancaran dan keluwesan dalam berfikir
2. Ketebukaan terhadap pengalaman,penerimaan terhadap suatu yang baru dan
berbeda
3. Rasa ingin tahu, spekulatif, memiliki jiwa petualangan, dan mampu
menyesuaikan diri secara mental, menerima resiko dalam pikiran, perilaku
bahkan jika ada hambatan.
4. Peka terhadap detail, cita rasa seni dalam gagasan dan segalanya, mau
bertindak dan bereaksi terhadap rangsangan luar serta gagasan dan perasaan
oran lain.

Maksud definisi Renzulli, bahwa anak-anak berbakat akan dapat berkembang


secara optimal, manakala mereka mendapatkan pengalaman yang cukup dan memadai
melalui program pendidikan yang sesuai dengan potensi

KESIMPULAN
Kecerdasan istimewa dan bakat istimewa adalah dua hal yang tidak bias di
pisahkan, karana kecerdasan seseorang harus di dukung dengan bakat agar bias
menjadi talenta, dalam artian ia akan lebih menonjol ( pandai ) di banding orang
biasa.
potensi kecerdasan dan bakat istimewa (gifted) adalah anak yang secara
significant mempunyai IQ 140 atau lebih, potensi diatas rata-rata dalam bidang
kemampuan umum, akademik khusus, kreativitas, kepemimpinan, seni dan olahraga.
Anak yang memiliki kecerdasan istimewa dan bakat istimewa, memang harus
di fasilitasi agar ia tidak menumukan keluhan dan kesulitan dalam proses pencapaian
talentanya sendiri. Dan dukungan dari orang tua ,guru, dan pemerintah factor utama
keberhasilan mereka.

Sumber:

Gallagher, Kirk and Coleman Anastasiow, Educating Exceptional Children. New


York: Houghton Mifflin Publishing company, 2009.

-9-
Chlidren Who Gifts And Talents
Program Doktor PAUD Universitas Negeri Jakarta

Hallahan, Daniel P. and Kauffman, James M. (1986).Exceptional Children: Intro-


duction to Special Education, Third Edition. New Jersey: Prentice-Hall;
Mirza, Dewi. (2007).
Marilyn Friend, Special Education.Contemporary: Perspektives for School
Professionals. The Universityof North Caroline at Greenboro, 2003.

https://evitawulandari.wordpress.com/2013/02/21/about-anak-berbakat/

- 10 -

Você também pode gostar