Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
Kas adalah satu-satunya akun yang termasuk dalam beberapa siklus. Kas merupakan
bagian dari setiap siklus kecuali persediaan dan pergudangan. Audit saldo kas merupakan
bidang audit terakhir yang dipelajari karena bukti yang diakumulasikan untuk saldo kas
sangat tergantung pada hasil pengujian di dalam siklus lain. Misal, apabila pemahaman
terhadap pengendalian intern dan pengujian pengeandalian serta pengujian substantif atas
transaksi dalam siklus perolehan dan pelunasan kembali modal menyebabkan auditor percaya
dan yakin bahwa layak untuk mengurangi risiko pengendalian yang ditetapkan, maka auditor
dapat mengurangi pengujian terinci atas saldo akhir kas. Akan tetapi, jika auditor
menyimpulkan bahwa risiko pengendalian yang ditetapkan harus lebih tinggi, maka pengujian
yang ekstensif pada akhir tahun diperlukan.
Sketsa kasus pada pembuka pembahasan ini memberikan satu contoh tentang akibat
yang terjadi jika auditor tidak hati-hati menetapkan risiko dalam pelaksanaan audit kas. Kas
itu penting diawasi karena sangat rentan terjadinya pencurian, dan kas juga sering disajikan
dengan salah sebagaimana dalam ilustrasi kasus Parmalat. Bagian pembahasan ini menyoroti
tentang kaitan kas di bank dengan siklus transaksi dan menjelaskan tes substantif atas saldo
kas.
Instrumen keuangan, termasuk investasi berupa hutang dan modal dalam bentuk surat-
surat berharga dan juga instrumen derivatif, berbeda signifikan antara klien yang satu dan
yang lain. Dari persentase kecil kepemilikan aset pada suatu perusahaan manufaktur hingga
persentase besar kepemilikan aset pada suatu institusi keuangan. Penilaian atas instrumen
keuangan bisa menjadi rumit karena adanya standar akuntansi yang harus dipatuhi. Untuk itu,
perlu melibatkan peran tenaga ahli terkait. Bagian ini membahas kategori investasi,
pengendalian relevan dan prosedur audit yang dirancang untuk menguji saldo instrumen
keuangan.
Pembahasan akan di awali dengan membahas jenis-jenis akun kas dan instrumen
keuangan yang biasa digunakan oleh banyak perusahaan. Penting untuk memahami jenis akun
kas yang berbeda-beda karena pendekatan audit untuk masing-masing jenis akun itu juga
berbeda-beda. Auditor lebih suka mempelajari berbagai jenis saldo kas dan instrumen
keuangan saat mereka sudah memeproleh pemahaman atas bisnis klien. Sewaktu memperoleh
pemahaman bisnis klien, auditor cenderung mempelajari macam-macam jenis saldo kas yang
ada. Misalnya, sewaktu mempelajari operasi di berbagai lokasi perusahaan, auditor mungkin
mendapatkan informasi tentang akun kas yang diselenggarakan di tingkat kantor pusat dan
kantor cabang. Berikut ini jenis akun-akun kas yang utama.
Gambar 23-1 Hubungan Antara Kas Umum dengan Akun Kas Lain
Kas umum
(General Cash)
6. Instrumen Keuangan
Akun instrumen keuangan, termasuk investasi, dalam perdagangan surat berharga
berupa hutang dan modal dalam bentuk surat-surat berharga, instrumen derivatif, dan aktivitas
hedging. Investasi pada instrumen keuangan dapat dikelompokkan menjadi perdagangan
sekuritas, sekuritas siap jual, atau sekuritas yang dimiliki-hingga-jatuh tempo. Sementara
derivatif dapat dikelompokkan menjadi asset atau kewajiban, sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku. Perusahaan dapat membeli sekuritas sebagai investasi jangka pendek
saat ada kelebihan kas atau berinvestasi pada instrumen keuangan derivatif dengan cara
hedging. Contohnya, perusahaan penerbangan akan berinvestasi dengan melakukan hedging
untuk pengadaan bahan bakar pesawat guna mencegah meningkatnya biaya bahan bakar.
Pembahasan singkat mengenai hubungan antara kas di bank dengan siklus transaksi
lainnya mnuguhkan dua fungsi:
1. Menunjukkan pentingnya pengujian terhadap berbagai siklus transaksi pada audit kas.
2. membantu memahami lebih lanjut integrasi siklus transaksi yang berbeda-beda.
3.
Gambar 23-2 menggambarkan hubungan berbagai siklus transaksi, dengan akun kas
umum (Kas di Bank) sebagai fokus perhatian. Pembahasan Gambar 23-2 menunjukkan
mengapa akun kas umum dianggap signifikan dalam hampir seluruh audit bahkan sewaktu
saldo akhirnya tidak material. Jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari akun kas
seringkali lebih besar dari jumlah pada akun lainnya yang terdapat dalam laporan keuangan.
Lebih jauh lagi, kas lebih mudah diselewengkan daripada jenis asset lainnya karena sebagian
besar asset harus dikonversi menjadi kas sebelum dapat dimanfaatkan.
Dalam audit kas, auditor harus bisa membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo
pada rekening bank klien terhadap saldo dalam buku besar dan verifikasi apakah kas
dibukukan secara benar di dalam buku besar sehingga mencerminkan seluruh transaksi kas
yang terjadi selama tahun yang bersangkutan. Relatif lebih mudah memverfikasi rekonsiliasi
atas saldo klien dalam akun bank ke buku besar, tetapi bagian yang signifikan dari audit
menyeluruh terhadap perusahaan berkaitan dengan verifikasi apakah transaksi kas dibukukan
dengan benar. Misalnya setiap dari salah saji akhirnya mengakibatkan pembayaran yang tidak
layak atau gagal menerima uang tunai, tetapi sama sekali tidak akan ditemukan sebagai
bagian dari audit rekonsiliasi bank:
Gagal menagih pelanggan.
Menagih pelanggan dengan harga yang lebih rendah daripada yang ditetapkan oleh
kebijakan perusahaan.
Penggelapan kas dengan cara menahan hasil penerimaan kas dari pelanggan sebelum
dibukukan, dan akun itu dihapus sebagai piutang tak tertagih.
Pembayaran ganda atas satu faktur dari pemasok.
Pembayaran yang tidak seharusnya atas pengeluaran pribadi pejabat perusahaan.
Pembayaran untuk bahan baku yang tidak pernah diterima.
Pembayaran kepada karyawan dengan jumlah jam kerja melebihi seharusnya.
Pembayaran bunga ke pihak yang memiliki hubungan istimewa diatas suku bunga
yang berlaku saat ini.
Tambahan Modal
disetor di atas pari
biasa
(1) Penarikan
Penerbitan
Kembali Saham
Saham
Pembayaran
Apabila salah saji di atas tidak ditemukan selama audit, maka temuan-temuan tersebut
harus melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Dua jenis salah saji
di atas dapat dijumpai dalam audit siklus penjualan dan pengumpulan. Tiga yang berikutnya
dapat ditemukan pada audit siklus akuisisi dan pembayaran, serta dua yang terakhir masing-
masing dapat ditemui dalam pengujian siklus personalia dan penggajian, dan siklus akuisisi
modal dan pembayaran kembali.
Seluruh jenis salah saji yang berbeda dapat pada umumnya akan terungkap ketika
melakukan pengujian pengendalian atas rekonsiliasi bank. Misalnya:
Kegagalan memasukkan selembar cek yang belum dikliring bank ke daftar cek
beredar, walaupun sudah dicatat dalam buku pengeluaran kas.
Kas diterima oleh klien sesudah tanggal neraca tetapi dicatat sebagai pemerimaan kas
dalam tahun berjalan.
Setoran dicatat dalam buku kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke bank dan
dimasukkan ke dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan.
Pembayaran wesel wesel bayar didebet langsung ke saldo bank oleh bank tetapi tidak
dimasukkan ke dalam catatan klien.
Setoran diterima oleh bank atas nama perushaaan dari agen kartu kredit dan pemasok
lainnya yang melakukan pembayaran secara elektronik, tetapi tidak dibukukan ke
dalam catatan klien.
Pada neraca saldo Hillsburg Hardware Co, hanya ada akun kas. Catatan, tetapi semua
siklus, kecuali persediaan dan pergudangan, mempengaruhi saldo kas di bank.
Dalam pengujian saldo akhir tahun akun kas umum, auditor harus mengumpulkan
bahan bukti yang cukup untuk mengevaluasi apakah kas, seperti dinyatakan dalam neraca,
telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secara layak sesuai dengan lima dari delapan
tujuan audit terkait saldo yang digunakan untuk semua pengujian terinci atas saldo (existance,
completeness, accuracy, cut-off, dan detail tie-in). Hak terhadap kas umum, klasifikasinya
pada neraca dan nilai kas yang dapat direalisasi bukanlah masalah.
Gambar 23.3 Metodologi Pengujian Terinci Atas Saldo untuk Kas di Bank
Merancang dan
melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian Tahap II
substantif atas transaksi
untuk beberapa siklus
Merancang dan
melaksanakan prosedur
Tahap III
analitik untuk saldo Kas di
Bank
Tahap II:
Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi.
Saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus lainnya kecuali inventory dan pergudangan,
karena itu hampir seluruh transaksi akan berpengaruh pada kas. Pengujian pengendalian dan
pengujian substantif yang memadai sudah dibahas secara rinci dalam beberapa bab
sebelumnya seperti audit atas setiap siklus. Contohnya pengendalian atas penerimaan kas
pada audit siklus penjualan dan penagihan, pengendalian atas pengeluaran kas pada audit
siklus akuisisi dan pembayaran. Transaksi kas dalam setiap siklus ini pasti dilakukan
pengujian audit.
Tahap III:
a. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitik
Dalam banyak audit rekonsiliasi bank akhir tahun dilakukan dengan audit yang
ekstensif. Karena itu, penggunaan prosedur analitik untuk menguji kelayakan saldo kas
kurang penting dibandingkan dengan kebanyakan audit lainnya. Sudah umum bagi auditor
untuk membandingkan saldo akhir atas rekonsiliasi bank, setoran yang masih dalam
perjalanan, cek yang beredar, dan unsur rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun
sebelumnya. Demikian pula, auditor biasanya membandingkan saldo kas akhir dengan saldo
bulan sebelumnya. Prosedur analitik tersebut mungkin tidak dapat mengungkap salah saji
dalam kas.
penambahan, besar.
pengurangan, termasuk
semua pos-pos yang
dibukukan.
Tiga tujuan audit berikut layak mendapatkan pembahasan tambahan karena arti
penting dan kerumitannya: menerima konfirmasi bank, menerima laporan cut-off bank dan
pengujian rekonsiliasi bank.
2. Penerimaan Konfirmasi Bank
Konfirmasi bank tidaklah wajib bagi audit atas entitas non-publik atau dibawah
standar audit internasional. Tetapi, biasanya auditor memperoleh bukti konfirmasi dari setiap
bank atau lembaga keuangan lainnya yang melakukan bisnis dengan klien, kecuali jika ada
sejumlah luar biasa besar akun tidak aktif. Jika bank tidak merespon permintaan konfirmasi,
auditor dapat mengirim permintaan kedua atau mengajak klien agar menghubungi pihak bank
untuk meminta mereka agar menyiapkan dan memberikan konfirmasi itu kepada auditor.
Untuk memudahkan auditor dan juga bankir yang diminta menyiapkan konfirmasi bank,
AICPA telah menyetujui penggunaan formulir konfirmasi bank standar. Gambar 23-5
merupakan ilustrasi mengenai sebuah formulir konfirmasi standar yang lengkap. Formulir
tersebut dinamakan formulir standar untuk mengkonfirmasi informasi saldo akun dengan
saldo akun pada lembaga keuangan. Formulir standar ini sudah disepakati oleh AICPA dan
American Banker Association. Konfirmasi bank seringnya dikirim dalam bentuk data
elektronik melalui pihak ketiga yang ditunjuk sebagai perantara.
Pentingnya konfirmasi bagi audit meluas tidak hanya sekedar verifikasi atas saldo kas
aktual. Menjadi kelaziman bahwa bank mengkonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank
dengan formulir yang sama. Konfirmasi pada Gambar 23-5 menunjukkan tiga pinjaman yang
beredar. Informasi atas pinjaman ke bank untuk wesel, hipotek, dan utang lainnya biasanya
meliputi jumlah pinjaman, tanggal pinjaman, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, dan
keberadaan jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari catatan mengenai saldo bank atau
pinjaman yang terdapat di luar formulir klien dari kantor akuntan publik itu. Pernyataan yang
sebelum bagian paling bawah formulir itu mewajibkan bank untuk menginformasikan kepada
Kantor Akuntan Publik mengenai setiap pinjaman yang tidak terdapat dalam konfirmasi tetapi
dengan sepengetahuan bank. Akibat dari keterbatasan tanggung jawab ini mengharuskan
auditor untuk mencari sendiri segala hal tentang tujuan kelengkapan atas saldo bank dan
pinjaman yang tidak tercatat dengan cara lain. Begitu pula, bank diharapkan tidak memberi
tahu auditor mengenai batas dan syarat kredit, persyaratan saldo yang dikompensasi, atau
kewajiban bersyarat untuk menjaminkan pinjaman ke pihak lain. Jika auditor ingin
mengkonfirmasi jenis informasi ini, konfirmasi terpisah untuk menyelesaikan masalah yang
menjadi perhatian itu harus diperoleh dari lembaga keuangan.
Setelah konfirmasi bank diterima, saldo dalam akun bank yang dikonfirmasikan oleh
bank harus ditelusuri ke jumlah yang dinyatakan pada rekonsiliasi bank. Demikian pula
semua informasi yang lain pada rekonsiliasi harus ditelusuri ke skedul audit yang relevan.
Dalam kasus apapun, jika informasi tidak cocok, harus dilakukan investigasi atas perbedaan
itu.
3. Penerimaan Rekening Koran pada Titik Pisah-Batas (Cut-off)
Laporan Bank Pisah-Batas adalah laporan bank untuk sebagian periode beserta cek
yang dibatalkan, duplikat slip setoran, dan dokumen terkait lain yang termasuk ke dalam
laporan bank yang dikirim oleh bank secara langsung ke kantor akuntan publik. Tujuan
rekening koran pisah-batas yaitu untuk memverifikasi pos-pos rekonsiliasi pada rekonsiliasi
bank klien pada akhir tahun dengan bahan bukti yang tidak dapat diakses oleh klien. Untuk
memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan langsung rekening koran
ke auditor pada hingga 10 hari sesudah tanggal neraca.
Banyak auditor memverifikasi rekening koran pada periode berikutnya jika laporan
pisah-batas tidak diterima langsung dari bank. Tujuan verifikasi ini yaitu untuk menguji
apakah pegawai klien menghilangkan, menambahkan, atau merubah salah satu dokumen yang
melampiri rekening koran. Jelaslah ini merupakan pengujian atas salah saji yang disengaja.
Auditor melaksanakan verifikasi pada bulan setelah tanggal neraca:
Menjumlahkan semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo kredit.
Memverifikasi laporan saldo bank apabila menggunakan penjumlahan ke bawah.
Menelaah pos-pos dalam penjumlahan untuk memastikan bahwa semuanya telah
dibatalkan oleh bank dalam periode yang sesuai dan tidak termasuk penghapusan atau
pengubahan.
Gambar 23-6 Jenis Pengujian Audit yang Digunakan Untuk Kas Umum
Kas di Bank
Saldo Awal
Peneriman Kas Pengeluaran Kas
Saldo Akhir
Berikut prosedur untuk menemukan kecurangan yang terkait langsung dengan saldo kas akhir
tahun:
a. Pengujian yang Diperluas atas Rekonsiliasi Bank
Bilamana auditor percaya bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun mungkin disalahsajikan
dengan sengaja, maka layak melakukan pengujian yang diperluas atas rekonsiliasi akhir
tahun. Tujuan prosedur pengujian yang diperluas yaitu untuk memverifikasi apakah semua
transaksi yang termasuk di dalam jurnal akhir bulan pada tahun yang bersangkutan benar-
benar termasuk atau tidak termasuk di dalam rekonsiliasi bank dan untuk memverifikasi
apakah semua pos pada rekonsiliasi bank telah dimasukkan dengan benar. Asumsikan bahwa
kelemahan pengendalian internal klien cukup material dan akhir tahun yang digunakan klien
adalah 31 Desember. Dengan menggunakan pendekatan umum, maka auditor harus
melakukan:
1. Memulai dengan rekonsiliasi bank untuk bulan November dan membandingkan seluruh
pos rekonsiliasi itu dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lain dalam rekonsiliasi
bank bulan Desember.
2. Membandingkan seluruh sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam rekening koran
dengan pengeluaran kas dan jurnal penerimaan bulan Desember.
3. Semua pos yang belum selesai dalam rekening koran bulan November serta jurnal
pengeluaran kas dan penerimaan bulan Desember harus dimasukkan ke dalam rekonsiliasi
bank klien 31 Desember.
4. Semua pos yang direkonsiliasi dalam rekonsiliasi 31 Desember harus merupakan pos-pos
rekonsiliasi bank bulan November dan jurnal bulan Desember yang belum diselesaikan
oleh bank.
Disamping pengujian yang baru diuraikan, auditor juga harus melaksanakan prosedur
akhir tahun dengan menggunakan laporan cut-off bank. Pengujian-pengujian tersebut akan
dilaksanakan dalam cara yang sama seperti yang dibahas sebelumnya.
b. Pembuktian Kas
Terkadang auditor menyiapkan pembuktian kas jika klien memiliki kelemahan yang material
pada pengendalian intern kas. Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentukan
apakah hal-hal berikut telah dilakukan:
Semua penerimaan kas yang dibukukan telah disetor
Semua setoran di bank dibukukan ke dalam catatan akuntansi
Semua pengeluaran kas dibayarkan oleh bank
Semua jumlah yang telah dibayarkan oleh bank sudah dibukukan
Pembuktian kas mencakup hal-hal berikut:
Rekonsiliasi saldo pada rekening koran terhadap saldo buku besar pada awal periode
pembuktian kas.
Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan terhadap jurnal penerimaan kas pada
periode tertentu.
Rekonsiliasi cek yang dibatalkan yang dikliring bank terhadap jurnal pengeluaran kas
periode tertentu.
Rekonsiliasi saldo pada rekening koran terhadap saldo buku besar pada akhir periode
pembuktian kas.
Pembuktian kas semacam itu biasa disebut pembuktian kas empat kolom yang mana
satu kolom digunakan untuk setiap jenis informasi yang disebutkan di atas. Pembuktian kas
dapat dilaksanakan untuk satu bulan (interim-month) atau lebih, satu tahun keseluruhan, atau
bulan terakhir pada tahun tertentu. Fokus perhatian pada penyusunan pembuktian kas bulan
tertentu (interim-month), sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 23-7, tidak dengan saldo kas
akhir. Sebaliknya, fokus auditor ada pada rekonsiliasi jumlah pencatatan menurut buku
dengan termasuk jumlah menurut laporan bank.
Sewaktu pembuktian kas dilakukan, auditor menggabungkan pengujian substantif atas
transaksi dan pengujian terinci atas saldo. Misalnya pembuktian penerimaan kasnya adalah
dengan pengujian transaksi yang dibukukan, padahal rekonsiliasi banknya adalah pengujian
saldo kas pada pada waktu tertentu. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat bagus
untuk membandingkan penerimaan dan pengeluaran yang tercatat dengan rekening bank, dan
dengan rekonsiliasi bank. Akan tetapi auditor harus mengakui bahwa pembuktian pengeluaran
kas tidak bermanfaat untuk mengungkapkan cek yang ditulis dengan jumlah yang salah, cek-
cek yang tidak sah, atau kesalahan-kesalahan lain dimana jumlah nilai uangnya tidak benar.
Begitu pula pembuktian kas tidak membantu untuk menemukan pencurian penerimaan kas
atau pencatatan dan penyetoran kas yang tepat.
Calisto Tanzi mendirikan Parmalat pada tahun 1961 pada usia 22 tahun setelah
mewarisi sebuah pabrik pasteurisasi kecil yang dijalankan oleh keluarga di Parma, sebuah
kota kecil di Italia. Pada tahun 1990, perusahaan mulai go public terdaftar pada Milan Stock
Exchange. Di penghujung decade 90-an, Parmalat mempekerjakan lebih dari 30.000
karyawan di 30 negara, menjadikannya perusahaan terbesar kedelapan di Italia, dan pemegang
merek consumer yang berusaha menjadi Coca-cola of milk atau Coca-cola-nya produk
susu.
Parmalat mulai terlibat dalam transaksi curang dengan melakukan penjualan fiksi pada
awal tahun 1993. Penyidik menyatakan bahwa tanpa adanya kecurangan, Parmalat akan
melaporkan kerugian setiap tahunnya dari tahun 1990 sampai kecurangan tersebut
diungkapkan pada tahun 2003. Selama periode, perusahaan menaikkan tingkat hutang sampai
pada tingkat akuisisi keuangan internasional. Guna meraih banyak uang dan meningkatkan
penjualan, Parmalat mendirikan tiga perusahaan cangkang (perusahaan antara) di Caribia.
Perusahaan cangkang ini berpura-pura menjual produk Parmalat, dan Parmalat
menggunakan surat hutang dari perusahaan cangkang untuk mendapatkan uang dari bank.
Pada tahun 1999, aktivitas perusahaan cangkang dipindahkan ke Pulau Cayman.
Dua auditor eksternal diduga datang dengan temuan yang berani dari sebuah produsen susu
tiruan di Singapura yang menghasilkan 300.000 ton bubuk susu ke seorang importir dari Cuba
melalui anak perusahaan di pulau Cayman. Parmalat mengklaim bahwa anak perusahaan
Pulau Cayman memiliki 3.95 miliar Euro dalam bentuk kas di sebuah bank di New York,
tetapi akunnya tidak ada. Suatu konfirmasi bank yang dipalsukan dikirim ke auditor anak
perusahaan guna mendukung kecurangan saldo kas.
Kerugian Parmalat sejumlah 12 miliar Euro pada tahun 2008, Tanzi dijatuhi hukuman
10 tahun penjara atas perannya dalam kecurangan. Perusahaan direstrukturisasi dan pada
tahun 2005 kembali terdaftar pada Milan Stock Exchange.
Bert Sampson adalah controller Pardoe Manufacturing Company. Dari tahun 1997
hingga tahun 2001, Bert membayar dirinya sendiri sejumlah ekstra bonus sebesar $2 juta. Ia
melakukan ini dengan memindahkan dana dari akun umum, menuliskan cek yang ditujukan
ke dirinya dari akun gaji, memusnahkan cek tersebut ketika menerimanya dari bank, dan
membukukan langsung ke dalam berkas komputer perusahaan untuk mengelabui pencurian.
Bert mampu melakukan ini karena ia mengendalikan sepenuhnya proses akuntansi
perusahaan.
Jack Becker dari Kantor Akuntan Publik Tramenier & Baker, adalah mitra bagi audit
Pardoe. Walaupun Baker mendapati lingkungan pengendalian yang kuat pada Pardoe serta
sistem penganggaran dan pelaporan yang baik, ia menilai risiko pengendalian berada pada
tingkat maksimum karena terbatasnya pemisahan tugas. Oleh karema itu, Baker menggunakan
pendekatan substantif atas audit yang dilakukannya. Baker menerapkan pengujian terinci
atas saldo dan prosedur analitik terhadap laporan keuangan akhir tahun. Ia tidak melakukan
pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi.
Karena Sampson menderita kerugian $2 juta dan Pardoe tidak mempunyai asuransi
obligasi kebenaran (fidelity bond insurance), perusahaan itu menggugat kantor akuntan publik
Tramenier dan Baker atas kerugian tersebut, dengan mengklaim adanya pelanggaran kontrak.
Baker melawan gugatan itu dengan menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Sidang pengadilan menghadirkan kesaksian dua orang saksi ahli. Saksi untuk
perusahaan itu bersikeras bahwa walaupun auditor telah melakukan pendekatan substantif atas
audit itu, auditor harus melihat bahwa Sampson mempunyai kesempatan untuk melakukan
pencurian, sehingga auditor harus memperluas auditnya, agar dapat menemukan kesalahan
itu.
Saksi ahli mempertahankan argumennya bahwa pendekatan audit substantif diijinkan
olej standar pedoman audit umum. Sampson telah memanipulasi catatan dengan begitu cermat
sehingga prosedur substantif atas akun macam-macam gaji tidak menunjukkan bahwa telah
terjadi pencurian. Karena tidak ada bendera merah yang dapat menjadi bukti bagi auditor
untuk kemudian memperluas pengujiannya, maka audit itu jelaslah memuaskan.
Juri menentang pada auditor ahli itu, sehingga kantor akuntan publik, Tramanier dan
Baker diminta membauar $3,3 juta sebagai ganti rugi. Sewaktu anggota juri diwawancarai
mengenai keputusannya, mereka menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar memahami
sifat tehnik dari argumen yang dibuat oleh saksi ahli, tapi tampak jelas bagi mereka bahwa
orang yang melakukan audit tersebut adalah orang yang pandai dan kompeten. Dengan
demikian, anggota juri percaya penuh bahwa pada auditor pasti memiliki kemampuan untuk
menemukan pencurian itu dan fakta bahwa mereka tidak mampu menemukan berarti bahwa
mereka gagal melakukan tugas hingga batas potensi atau kemampuannya.