Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PUSKESMAS TRUCUK II
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN
A. Pendahuluan
Menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, masih
sekitar 18,4 % balita dengan berat badan kurang, 13,6 % balita kurus
dan 36,8 % balita pendek. Upaya perbaikan gizi masyarakat diarahkan
untuk menurunkan masalah gizi pada balita sebanyak 1/3 nya terutama
pada daerah-daerah yang prevalensinya tinggi.
Upaya perbaikan gizi masyarakat mencakup upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan puskesmas sebagi ujung
tombaknya serta kader dan tokoh masyarakat di wilayah kerjanya
sebagai penggerak pemberdayaan masyarakat.
Gizi buruk merupakan akibat dari kekurangan gizi tingkat berat
yang bila tidak ditangani secara cepat, tepat dan komprehensif dapat
mengakibatkan kematian. Pada kenyataannya di lapangan, kasus gizi
buruk sering ditemukan terlambat dan atau ditangani tidak tepat.
Sebagai ujung tombak, puskesmas bertanggung jawab dalam
mencegah kekurangan gizi pada balita, penemuan dini dan
penanganan balita gizi buruk di wilayah kerjanya termasuk rujukan ke
rumah sakit manakala balita tersebut tidak dapat ditangani di tingkat
puskesmas. Diharapkan semua puskesmas dapat melaksanakan
kegiatan surveilans gizi yang lebih terarah dan efektif, menemukan
kasus gizi buruk yang tidak pernah dibawa ke fasilitas kesehatan,
memantau balita gizi buruk pasca perawatan serta membuat
pencatatan dan pelaporan.
B. Latar Belakang
Kurang energi dan protein (KEP) pada anak masih menjadi
masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, sebanyak 13,0 % berstatus gizi
kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang sama
menunjukkan 13,3 % anak kurus, diantaranya 6,0 % anak sangat kurus
dan 17, 1 % anak memiliki kategori sangat pendek.
Keadaan ini berpengaruh kepada masih tingginya angka
kematian bayi. Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan ank
terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi
perlu ditangani secara cepat dan tepat.
C. Tujuan
1. Umum
Meningkatnya penyelenggaraan surveilans gizi buruk di puskesmas
dan jaringanya dalam rangka penguatan uapaya perbaikan gizi
masyarakat.
2. Khusus
a. Dilaksanakannya pelacakan pada setiap balita gizi buruk dalam
rangka menemukan kasus gizi buruk lainnya dan mengidentifikasi
faktor resiko gizi buruk untuk menentukan tindakan penanganan.
b. Dilaksanakannya penanganan balita gizi buruk dalam rangka
memperbaiki status gizi dan mengurangi resiko kematian.
c. Dilaksanakannya pencatatan dan pelaporan balita gizi buruk
dalam rangka pemetaan wilayah berisiko KLB gizi buruk dan
menyusun rencana kerja pencegahan dan penanggulangan gizi
buruk.
F. Sasaran
Langsung : balita gizi buruk.
Tidak Langsung : orang tua dan keluarga.
K. Penutup
Demikian kerangka acuan ini kami buat sebagai pedoman dalam
pelacakan dan penanganan balita gizi buruk di dalam wilayah kerja
Puskesmas Trucuk II.
REFERENSI :
1. Pedoman Penanganan Dan Pelacakan Balita Gizi Buruk
Direktorat bina gizi masyarakat Direktoart jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI Jakarta
2009.
2. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia 2014.
Mengetahui
Kepala Puskesmas Trucuk II
Sumarni, S.Kep
NIP. 19630224 199103 2 003