Você está na página 1de 28

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Masalah Program kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu
prioritas Kementerian Kesehatan dan keberhasilan program KIA menjadi
salah satu indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005 2025.7 Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia membuat pemerintah menempatkan upaya penurunan AKI sebagai
program prioritas dalam pembangunan kesehatan. Menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia Angka Kematian Ibu saat ini telah menunjukkan
terjadinya penurunan dari 307/00.00 Kelahiran Hidup, ditahun 2002 menjadi
228/100.00 Kelahiran Hidup ditahun 2007 dan 226/100.00 Kelahiran Hidup
ditahun 2009. Namun program percepatan penurunan AKI diupayakan terus
untuk mencapai target Pembangunan Milenium (MDG) 102/100.000 KH pada
tahun 2015. 1,6,14 Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih
rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan
indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu wilayah. Untuk itu pemerintah
berupaya bahu membahu membuat berbagai strategi untuk akselerasi
menurunkan AKI.1 Di Provinsi Jawa Tengah AKI menurut data Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 114/100.000
Kelahiran Hidup, turun menjadi 104/100.000 Kelahiran Hidup ditahun 2010,
angka tersebut relatif cukup rendah dibandingkan angka Nasional namun
tidak menutup kemungkinan adanya missed opportunities terhadap
kematian yang tidak dilaporkan. Penyebab kematian ibu antara lain Infeksi
(5,51%), perdarahan (19,65%) dan Eklampsi (31,02%). Indikator yang
digunakan unttuk menggambarkan keberhasilan program pelayanan kesehatan
ibu adalah akses ibu hamil terhadap kesehatan yang diukur dengan K1 dan
K4. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2010, angka
cakupan antenatal K1 sebesar 95,91% dan K4 sebesar 89,98%, data ini
menunjukkan cakupan K4 yang belum sesuai target yang ditetapkan yaitu

1
95%, dan kesenjangan antara K1 dan K4 sebesar 5,93 %. 21 Kebijakan
program kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan dengan ketentuan : satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga. Dengan pelayanan / asuhan
standar minimal 7 T : 1).Timbang berat badan/Tinggi Badan, 2).Ukur tekanan
darah. 3). Ukur tinggi fundus uteri, 4). Tetanus Toxoid, 5). Pemberian tablet
besi, 6). Test laboratorium sederhana, 7). Temu wicara. Pemeriksaan ini
dengan tujuan untuk memantau dan mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil. Bahwa
setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap
saat, maka sebab itu ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilan.
Wilayah kerja Puskemas I Denpasar Timur terdiri dari 4 desa 2 kelurahan.

b. Tujuan
1. Tujuan umum :
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau mempercepat
pencapaian target pembangunan kesehatan Indonesia.

2. Tujuan khusus :
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap, dan perilaku)
dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga.
b. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, dan ibu nifas dan ibu menyusui.
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin,
dan ibu nifas dan ibu menyusui.

2
c. Visi dan Misi
Kualitas layanan juga dituangkan dalam misi Puskesmas untuk mencapai Visi
yang telah ditetapkan seperti dibawah ini :
Visi Puskesmas I Denpasar Timur adalah Prima dalam Pelayanan dan
Pembinaan Kesehatan Menuju Masyarakat Sehat Merata.
Misi adalah upaya yang dilaksanakan untuk mencapai visi yang
sudah ditetapkan. Adapun misi Puskesmas I Denpasar Timur adalah:
1. Melaksanankan pencegahan dan pemberantasan penyakit yang
berkesinambungan secara efektif dan menyeluruh.
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan keluarga yang menyeluruh
3. Melaksanakan pelayanan pemulihan kesehatandan memberikan rujukan
yang cepat tepat dan simpatik.
4. Mengembangkan upaya kesehatan inovatif sesuai dengan sumber daya
yang dimiliki dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat

Visi dan Misi yang telah ditetapkan diharapkan mampu untuk memenuhi
tujuan dari pelayanan yang dilaksanakan di Puskesmas, seperti motto yang
ditetapkan yaitu:
MOTTO MELAYANI KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN
PROFESIONAL
Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan janji layanan Puskesmas sebagai
berikut:
JANJI LAYANAN SEHAT
Senyum, salam, sapa
Empati
Harga terjangkau dan hemat waktu pelayanan
Adil dan Aman
Terampil

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. Gambaran Umum

1. Geografi

Puskesmas I Denpasar Timur mulai beroperasi tanggal 10 Oktober 1957

a. Luas tanah Puskesmas : 1.500 m2


b. Luas bangunan : 436 m2
c. Luas wilayah kerja : 6,92 km2
d. Rata-rata waktu tempuh ke Puskesmas : jam (terdekat), 1
jam (terjauh).

Batas Batas wilayah kerja :

a. Sebelah Utara : KelurahanTonja


b. SebelahTimur : KelurahanKesiman
c. Sebelah Selatan : Kelurahan Renon dan Panjer
d. Sebelah Barat : Desa Dauh Puri Kangin dan Desa Dangin Puri
Kangin

4
Keterangan :

: Puskesmas I Denpasar Timur


: Puskesmas Pembantu (PUSTU)
: Kantor Desa/Lurah
: Banjar

2. Pemerintahan

5
Puskesmas mempunyai wilayah kerja yang meliputi 4 Desa dan 2 Kelurahan,
diantaranya terdiri dari :

I. Kelurahan Dangin Puri terdiri dari 8 Banjar dan 1 RT, antara lain:
1. Br. Bun
2. Br. Kayumas Kaja
3. Br. Kayumas Kelod
4. RT. Dharma Bakti
5. Br. Batumas
6. Br. Tegalsari
7. Br. Kaliungu Klod
8. Br. Abasan
II. Kelurahan Sumerta dengan 7 Banjar, antara lain :
1. Br. Abian Kapas Kaja
2. Br. Abian Kapas Tengah
3. Br. Abian Kapas Kelod
4. Br. Ketapean Kaja
5. Br. Ketapean Kelod
6. Br. Tanjung Bungkak I
7. Br. Buaji Sari
III. Desa Sumerta Kelod dengan 10 Banjar, antara lain :
1. Br. Kedaton
2. Br. Bengkel
3. Br. Kepisah
4. Br. Tanjung Bungkak Kaja
5. Br. Tanjung Bungkak Kelod
6. Br. Sebudi
7. Br. Sungiang Sari
8. Br. Badak Sari
9. Br. Sembung Sari
10. Br. Babakan Sari
IV. Desa Sumerta Kaja dengan 6 Banjar, antara lain :
1. Br. Tegal Kualon
2. Br. Sima
3. Br. Kertabumi
4. Br. Peken
5. Br. Pande
6. Br. Lebah
V. Desa Sumerta Kauh dengan 6 Banjar, antara lain :
1. Br. Ratna Buana
2. Br. Pagan Kaja
3. Br. Pagan Tengah
4. Br. Pagan Kelod
5. Br. Kelandis
6. Br. EkaDharna
VI. Desa Dangin Puri Kelod dengan 6 Banjar, antara lain :
1. Br. Yangbatu Kauh

6
2. Br. Yangbatu Kangin
3. Br. Taman Yangbatu
4. Br. Mandalasari
5. Br. Jayagiri
6. AsramaYangbatu
Puskesmas Denpasar Timur merupakan puskesmas dan mempunyai 2 Puskesmas
pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Sumerta Klod dan Dangri Klod.

3. Kependudukan

a. Jumlah penduduk : 81.973 orang


b. JumlahLaki Laki : 41.806 orang
c. JumlahPerempuan : 40.167 orang

Data Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur


Tahun 2015
No Jenis Sekolah Jumlah Sekolah
1 Taman Kanak-kanak 25
2 Sekolah Dasar 25
3 SLTP/SMP 6
4 SLTA/SMA 10

B. Kegiatan Program
1. Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP )
a. Program Promosi Kesehatan
b. Program Kesehatan Lingkjungan
c. Program Kesehatan Ibu dan Anak
d. Program Perbaikan Gizi
e. Program Pemberantasan Penyakit Menular
f. Program Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM )
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
e. Upaya Pelayanan Kesehatan Remaja ( PKPR )
f. Upaya Pelayanan Kesehatan Mata. THT dan Jiwa

7
C. Tugas Pokok dan fungsi Bidan KIA - IBU
Sebagai pelaksana tugas pokok program puskesmas, dan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di bidang kesehatana ibu maka tenaga bidan
KIA IBU Puskesmas bertugas:
1. Menyiapkan bahan penyusunan program kerja dan laporan
pertanggungjawaban kinerja Puskesmas.
2. Melakukan pendataan ibu hamil.
3. Mengkoordinir pelacakan/mencari data persalinan, kematian ibu dan
bayi.
4. Melaksanakan deteksi dini resiko tinggi, kegiatan P4K, kunjungan
bumil resti, nifas resti, autopsi verbal maternal.
5. Mengkoordinir/melaksanakan kegiatan pemeriksaan kehamilan,
pelayanan nifas, promosi ASI eksklusif, inisiasi menyusui dini.
6. Melakukan rujukan internal dan rujukan kasus yang tidak bisa
ditangani Puskesmas.
7. Membina, mengelola dan mengembangkan peran serta masyarakat.
8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
9. Mengkoordinir/melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh
atasan.

8
BAB III
KEGIATAN DAN HASIL

Untuk mewujudkan tujuan program kesehatan ibu di Puskesmas dapat


dicapai melalui proses pembangunan kesehatan yang berkesinambungan baik oleh
pemerintah kota maupun oleh masyarakat termasuk swasta. Manajemen Program
ibu di puskesmas didahului dengan suatu perencanaan yang disebut Perencanaan
Tingkat Puskesmas (PTP). Membuat Perencanaan (P1) untuk ditahun mendatang
disebut Rencana Usulan Kegiatan (RUK), selanjutnya membuat perencaan
pelaksanaan Kegiatan (RPK) dan Tahap berikut (P2) adalah pelaksanaan dan
pengorganisasian yang didahului dengan lokakarya mini tingkat
puskesmas,Selanjutnya (P3) adalah pencatatan,pelaporan dan monitoring. Form
RUK,RPK terlampir.
Perencanaan dibuat setelah identifikasi masalah yang ada di masyarakat
yang kemudian dibicarakan dengan tokoh masyarakat dalam rapat koordinasi dan
musrenbang ditingkat kelurahan/pedesaan bahkan tingkat kecamatan, juga melalui
minilokakarya lintas sektoral.Monitoring hasil kegiatan setiap bulan dalam miniok
lokakarya tiga bulanan dalam bentuk analisa dan rencana tindak lanjut. Semua
kegiatan dilengkapi dengan SK Kepala Puskesmas untuk jenis layanan di klinik
gizi, standar oprasional prosedur (SOP), alur layanan dan kerangka acuan kerja
(KAK) untuk kegiatan yang melibatkan tim dan SK tim .

9
Target kinerja program sesuai dengan indikator pada standar pelayanan minimal
program gizi puskesmas.

A. Kegiatan
1. Pemantauan Wilayah Setempat
Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu adalah alat manajemen
untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja
secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut dengan cepat
dan tepat.

a. Tujuan
Tujuan Umum
Terpantaunya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu secara
terus menerus di setiap wilayah kerja
Tujuan Khusus
1. Memantau pelayanan kesehatan ibu secara individu melalui
kohort
2. Memantau kemajuan pelayanan keesehatan ibu dan cakupan
indikator secara teratur dan terus menerus
3. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator
kesehatan ibu terhadap target yang ditetapkan
4. Menentukan sasaran individu dan wilayah prioritas yang
akan ditangani secara intensif berdasarkan besarnya
kesenjangan
5. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia dan yang potensial untuk digunakan
6. Meningkatkan peran aparat setempat dalam penggerakan
sasaran dan mobilisasi sumber daya
7. Meningkatkan peran serta dan kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan ibu
b. Sasaran

10
Ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas
c. Kegiatan
Melakukan pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu melalui
8 indikator
1. K1
2. K4
3. Deteksi dini oleh masyarakat
4. Deteksi dini olek tenaga kesehatan
5. Penanganan komplikasi obstetri
6. Persalinan oleh nakes
7. Kunjungan nifas 1
8. Kunjungan nifas 3
9. Kunjungan neonatus
10. Kunjungan neonatus 3
11. Komplikasi neonatus

2. Pendataan Ibu Hamil, Ibu Nifas


Pendataan ibu hamil dan ibu nifas dilakukan dengan waancara kepada
seluruh kepala keluarga yang ada di wilayah tersebut, baik penduduk
asli maupu penduduk pendatang.
a. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan kesehatan ibu di wilayah kerja
puskesmas
Tujuan Khusus
1. Konfirmasi data yang ada di puskesmas dengan data yang
sesungguhnya pada awal tahun
2. Petugas puskesmas mempunyai data kesehatan ibu yang
mutakhir
b. Sasaran
Kepala keluarga
c. Kegiatan

11
Wawancara oleh petugas puskesmas kepada kepala keluarga
atau anggota keluarga

3. Pemantauan Ibu Hamil Resiko Tinggi


Memantau kesehatan ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi
a. Tujuan
Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang
sesuai dengan kebutuhan , sehingga kehamilan dapat berjalan
secara normal dan bayi dapat lahir dengan sehat.
Tujuan Khusus
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa
ibu dan janin.
3. Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan resiko dan
kebutuhan.
4. Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan menghadapi
komplikasi.
5. Mempersiapkan masa nifas dan ASI eksklusif.
b. Sasaran
Ibu hamil resiko tinggi
c. Kegiatan
Bidan melakukan kunjungan rumah dan memantau kesehatan
ibu hamil dan mendeteksi komplikasi.

4. Pemantauan Ibu Nifas Resiko Tinggi


Memantau kesehatan ibu nifas yang mempunyai resiko tinggi
a. Tujuan
Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal.
Tujuan Khusus

12
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun
psikologisnya
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif. Mendeteksi
masalah mengobati dan merujuk bila erjadi komplikasi ibu
dan bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, ASI eksklusif,
pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.
4. Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan resiko dan
kebutuhan.
5. Memberikan dukungan psikis kepada ibu dan keluarga
b. Sasaran
Ibu nifas resiko tinggi

c. Kegiatan
Bidan melakukan kunjungan rumah dan memantau kesehatan
ibu nifas.

5. Kunjungan rumah dalam rangka P4K


P4K (program perencanaan dan pencegahan komplikasi) dengan
stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan
penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui kegiatan
peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan
kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian
masyarakat untuk persiapan dan tindak dalam menyelamatkan ibu dan
bayi baru lahir.
a. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang
aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya
kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat

13
Tujuan Khusus
1. Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya Stiker P4K
disetiap rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang :
lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran
persalinan, penolong persalinan, pendamping persalinan,
fasilitas tempat persalinan, calon donor darah, transportasi
yang akan digunakan serta pembiayaan.
2. Adanya perencanaan persalinan, termasuk pemakaian
metode KB passca persalinan yang sesuai dan disepakati
ibu hamil, suami, keluarga dan bidan.
3. Terlaksananyapengambilankeputusan yang cepat dan tepat
bila terjadi komplikasi selama, hamil, bersalin maupun
nifas.
4. Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal
maupun non formal, dukun/pendamping persalinan dan
kelompok masyarakat dalam perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi dengan stiker, dan KB pascasalin
sesuai dengan perannya masing-masing
b. Sasaran
Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur
c. Kegiatan
1. Kontak dengan Ibu Hamil dan Keluarga dalam Pengisian
Stiker
2. Pemasangan Stiker di Rumah Ibu Hamil

6. Kelas Ibu Hamil


Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan
nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte
kelahiran.
a. Tujuan

14
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu
agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan
akte kelahiran.
Tujuan Khusus
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta,
antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan, tentang
kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, dll.
2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil
tentang :
a. Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan-keluhan
serta cara mengatasinya.
b. Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis
menghadapi kehamilan, obat yang boleh
dikonsumsi, P4K, tanda bahaya, dll)
c. Tanda persalinan
d. Perawatan nifas
e. KB pasca persalinan
f. Perawatan bayi baru lahir
g. Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak
h. Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV dan
AIDS, dll)
i. Akte kelahiran
b. Sasaran
1. Ibu hamil dengan umur kehamilan 4 sampai dengan 36
minggu untuk mendapatkan materi kelas ibu hamil.
2. Umur kehamilan setelah 20 minggu sasaran untuk
mendapatkan senam hamil
3. Jumlah peserta maksimum 10 orang setiap kelas
4. Suami/keluarga ikut serta minimal satu kali pertemuan
sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting.

15
c. Kegiatan
1. Mendata ibu hamil dengan usia kehamilan 4 36 minggu
2. Memberikan informasi tentang kelas ibu hamil kepada ibu
hamil pada saat ANC
3. Menentukan waktu dan tempat : Ruang rawat inap
Puskesmas I Denpasar Timur, setiap hari sabtu pk 09.00
11.00
4. Menyiapkan sarana dan prasarana : ruang belajar untuk
kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 m x 5 m
dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
5. Menyiapkan alat tulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin),
Buku KIA, lembar balik kelas ibu hamil, alat peraga (KB
kit, food model, boneka), tikar/karpet/matras, bantal, kursi,
buku senam hamil dan CD senam hamil jika ada.
6. Melakukan kelas ibu hamil dengan metode : ceramah
diiringi dengan demontrasi, pretest, posttest dan tanya
jawab.
7. Menyiapkan lembar balik kelas ibu hamil dengan rincian
materi materi :
a. Perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan
b. Perawatan kehamilan
c. Persalinan
d. Perawatan nifas
e. Perawatan bayi
f. Mitos
g. Penyakit menular
h. Akte kelahiran
8. Menyiapkan skenario pembelajaran
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1 Pendahuluan 5 menit Mengucapkan salam Menjawab
Berdoa sebelum salam
memulai Berdoa
Perkenalan Mendengarkan
Kontrak waktu Bertanya
Menyampaikan
tujuan

2 Penyuluhan 40 Memberikan pretest Mengerjakan


kesehatan menit Menyampaikan pretest
ibu hamil materi dengan diiringi Peserta
demonstrasi mendengarkan
dan aktif

16
bertanya
3 Penutup 30 Evaluasi/memberikan Mengerjakan
menit posttest posttest
Menyampaikan Menyatakan
kesimpulan persetujuan
Ucapan terimakasih Berdoa
Berdoa Menjawab
Ucapkan salam salam

7. Penyeliaan Fasilitatif Bidan


Penyeliaan faslitatif sebagai suatu instrumen manajemen yang
mengoreksi dan mengendalikan input dan proses jelas sangat terkait
dengan upaya perbaikan mutu pelayanan. Penguatan sistem
penyeliaan akan menggiring pelayanan kesehatan diberikan sesuai
standar. Bersama instrumen manajemen lainnya, pemantauan dan
evaluasi, Penyeliaan Fasilitatif menjadi tumpuan perbaikan mutu
pelayanan secara berkesinambungan.
a. Tujuan
Tujuan Umum
Sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan
anak
Tujuan Khusus
Terbentuknya tim yang akan melakukan penyeliaan fasilitatif
KIA kepada bidan puskesmas, puskesmas pembantu dan BPM
di wilayah kerja Puskesmas , kemudian memverifikasi dan
merekap hasil verifikasi, untuk selanjutnya dianalisan dan dibuat
rencana tindak lanjut
b. Sasaran
1. Bidan Puskesmas I Denpasar Timur
2. Bidan Praktek Mandiri di wilayah kerja

c. Kegiatan
1. Membentuk tim penyelia

17
2. Mendistribusikan daftar tilik penyeliaan fasilitatif kepada
bidan puskesmas dan puskesmas pembantu serta Bidan
Praktik Mandiri di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar
Timur
3. Melakukan verifikasi kepada bidan puskesmas dan
puskesmas pembantu serta Bidan Praktik Mandiri di
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur
4. Merekap hasil verifikasi penyeliaan fasilitatif
5. Menganalisa hasil verifikasi penyeliaan fasilitatif
6. Mendiskusikan Rencana Tindak Lanjut terhadap temuan
masalah

8. Kemitraan Bidan
Kemitraan Puskesmas dengan Bidan Praktik Mandiri adalah suatu
bentuk kerjasama puskesmas dengan bidan yang paling
menguntungkan dengan prinsip keterbukaaan, kesetaraan, dan
kepercayaan dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi, dengan
menempatkan bidan sebagai penolong persalinan dan merawat ibu dan
bayi pada masa nifas, dengan berdasarkan kesepakatan yang telah
dibuat antara puskesmas dengan bidan praktik mandiri, serta
melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada. Di dalam
konsep kemitraan puskesmas dengan bidan praktik mandiri,
puskesmas mempunyai peranan dalam melakukan supervisi
penyeliaan, sosialisasi serta pembinaan terhadap kebijakan-kebijakan
dari pemerintah.
a. Tujuan
Tujuan Umum
Menjalin kerjasama antara Bidan puskesmas dan Bidan praktik
Mandiri untuk memberikan pelayanan kesehatan berkualitas

Tujuan Khusus

18
1. Menjalin kerjasama antar bidan praktik mandiri dan
puskesmas dengan prinsip keterbukaan,kesetaraan,dan
saling menguntungkan untuk melayani masyarakat
diwilayah kerja
2. Menyalurkan dan mensosialisasikan program-program
kesehatan dan info terupdate berkaitan dengan program
KIA
3. Meningkatkan kerjasama dalam sistem pencatatan dan
pelaporan dari BPM ke Puskesmas
4. Meningkatkan komitmen bersama dalam pencapaian
pemantauan wilayah setempat

b. Sasaran
1. Bidan Puskesmas I Denpasar Timur
2. Bidan Prakik Mandiri di wilayah kerja Puskesmas

c. Kegiatan
1. Penyajian materi dan info terbaru berkaitan dengan program
KIA
2. Penyajian hasil verifikasi dan analisa data penyeliaan
fasilitatif
3. Pembahasan mengenai rencana tindak lanjut demi kemajuan
mutu pelayanan KIA

9. Pelacakan Kematian Ibu


Pelacakan kasus kematian ibu
a. Tujuan
Tujuan Umum
Menurunkan Angka Kematian Ibu dan bayi
Tujuan Khusus
1. Kronologi kasus dapat tercatat secara riil dan tepat
2. Sebagai pembelajaran bersama agar dapat melaksanakan
Asuhan secara komperhensif terhadap ibu hamil
3. Meningkatkan kualitas pelayanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi dan balita.

19
b. Sasaran
Suami atau keluarga kasus kematian maternal
c. Kegiatan
1. Pelacakan kasus kematian maternal
2. Wawancara dengan keluarga tentang kronologi kasus
3. Pencatatan data lengkap sesuai petujuk formulir

B. Hasil Kegiatan
1. Pemantauan Wilayah Setempat
a. K1

Gambar I.1 Grafik hasil cakupan K1 tahun 2015

Tahun 2015 cakupan K1 berhasil mencapai target yaitu


kumulatif 100.05 %. Tetapi hanya 2 desa yang mencapai
target yaitu sumerta dan sumerta klod.

b. K4

20
Gambar I.2 Grafik hasil cakupan K4 tahun 2015

Tahun 2015 cakupan K4 berhasil mencapai target yaitu


kumulatif 98.58 %. Ada 3 desa yang tidak mencapai
target yaitu sumerta kaja, dangri klod dan dangri.

c. Deteksi dini oleh masyarakat

Gambar I.3 Grafik hasil cakupan deteksi dini oleh


masyarakat tahun 2015

Tahun 2015 cakupan Deteksi Dini Oleh Masyarakat


tidak mencapai target yaitu kumulatif 24.79 %. Ada 1
desa yang mencapai target yaitu sumerta klod.

d. Deteksi dini oleh tenaga kesehatan

21
Gambar I.4 Grafik hasil cakupan deteksi dini oleh
tenaga kesehatan tahun 2015

Tahun 2015 cakupan Deteksi dini oleh tenaga kesehatan


tidak mencapai target yaitu kumulatif 45.36 %. Ada 2
desa yang mencapai target yaitu sumerta klod dan
sumerta.

e. Penanganan komplikasi obstetri

Gambar I.5 Grafik hasil cakupan penanganan


komplikasi obstetri tahun 2015

Tahun 2015 cakupan penanganan komplikasi obstetri


tidak mencapai target yaitu kumulatif 45.36 %. Ada 2
desa yang mencapai target yaitu sumerta dan sumerta
klod.

22
f. Persalinan oleh nakes

Gambar I.5 Grafik hasil cakupan persalinana oleh


tenaga kesehatan tahun 2015

Tahun 2015 cakupan persalinan mencapai target yaitu


kumulatif 100.39 %. Ada 3 desa yang tidak mencapai
target yaitu dangri klod, sumerta kaja, dan dangri.

g. Kunjungan nifas 1

Gambar I.7 Grafik hasil cakupan kunjungan nifas 1


tahun 2015

23
Tahun 2015 cakupan kunjungan nifas mencapai target
yaitu kumulatif 100.39 %. Ada 3 desa yang tidak
mencapai target yaitu dangri klod, sumerta kaja, dan
dangri.

h. Kunjungan nifas 3

Gambar I.8 Grafik hasil cakupan kunjungan nifas 3


tahun 2015

Tahun 2015 cakupan kunjungan nifas 3 tidak mencapai


target yaitu kumulatif 90.21 %. Ada 1 desa yang
mencapai target yaitu sumerta klod.

i. Kunjugnan neonatus 1

Gambar I.9 Grafik hasil cakupan kunjungan


neonatus 1 tahun 2015

24
Tahun 2015 cakupan kunjungan neonatus 1 mencapai
target yaitu kumulatif 109.05 %. Ada 1 desa yang tidak
mencapai target yaitu dangri.

j. Kunjungan neonatus lengkap

Gambar I.10 Grafik hasil cakupan kunjungan


neonatus 3 tahun 2015

Tahun 2015 cakupan kunjungan neonatus 3 mencapai


target yaitu kumulatif 106.67 %. Ada 1 desa yang tidak
mencapai target yaitu dangri.

k. Komplikasi neonatus

25
Gambar I.11 Grafik hasil cakupan kunjungan
komplikasi neonatus tahun 2015

Tahun 2015 cakupan kunjungan komplikasi neonatus


tidak mencapai target yaitu kumulatif 67.83 %. Ada 2
desa yang mencapai target yaitu sumerta klod dan
sumerta.

26
BAB IV
MASALAH DAN UPAYA PEMECAHANNYA

A. Masalah
Masih rendahnya pencapaian K1 di beberapa desa, karena koordinasi
dengan faskes jejaring masih belum tercapai dengan baik.

B. Upaya Pemecahan Masalah


Untuk meningkatkan koordinasi dengan faskes jejaring, maka perlu dilakukan
kerjasama yang baik dalam hal pelaporan hasil cakupan pelayanan dasar di
faskes jejaring

C. Rencana Tindak Lanjut


1. Mengadakan kemitraan dengan mengundang faskes jejaring.
2. Mengkoordinasikan pelaporan cakupan hasil pelayanan dasar di faskes
jejaring
3. Mencari data hasil cakupan pelayanan dasar faskes jejaring puskesmas se
kota Denpasar.

27
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pencapaian indikator pemantauan wilayah setempat kia


didapatkan hasil sebagai berikut :
Tahun 2015
NO Indikator
Target (%) Cakupan (%)
1 K1 100 100,05
2 K4 98 98.58
3 Deteksi Dini Resti Nakes 40 94.12
4 Deteksi Dini Resti Masyarakat 60 24,79
5 Penanganan Komplikasi Obstetri 80 45,36
6 Persalinan Nakes 100 45,36
7 Kunjungan Nifas I 100 100,39
8 Kunjungan Nifas 3 98 100,39
9 Kunjungan Neonatus I 100 109,05
10 Kunjungan Neonatus lengkap 95 106,67
11 Komplikasi Neonatus 80 67,83

B. Saran

Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan faskes jejaring untuk


meningkatkan cakupan PWS KIA di wilayah Puskesmas I Denpasar Timur.

28

Você também pode gostar