Você está na página 1de 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan proses yang alamiah bagi wanita dalam daur
kehidupannya guna memperoleh keturunan. Masa prenatal ini dapat berlangsung
normal dan dapat juga terjadi komplikasi selama kehamilan.
Abortus ada 2 macam yaitu abortus spontan dan abortus buatan, abortus
spontan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk
mengakhiri proses persalinan. Abortus menjadi tidak terhindar jika perdarahn uterus
disertai kontraksi uterus yang kuat, dan menyebabkan dilatasi serviks. Keluhan nyeri
uterus yang hebat dan pemeriksaan vagina menunjukan dilatasi ostium serviks
dengan kegiatan kantong konsepsi menonjol didalamnya yang tak terhindar ini dapat
mengikuti tanda-tanda abortus mengancam. Pada kebanyakan kasus abortus yang
terjadi adalah abortus tidak komplit. Jika dokter tidak melihat semua hasil konsepsi
telah keluar dari uterus, atau gambar ultrasonografi tidak menunjukan bahwa uterus
elah kosong. Abortus ni dianggap tidak komplit yang frekuensinya adalah 10-15%
(Prawiraharjo, 2001).
Pengawasan antenatal sangat penting dalam menurunkan angka kematian
ibu maupun bayi melalui upaya deteksi dini sejak awal kehamilan. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk mengambil kasus pada Ny R G1 P0000 Ab000 UK 9-10
Minggu dengan abortus incomplete di kamar bersalin RS.Baptis Batu.

1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu memahami asuhan kebidanan pada ibu dengan abortus
incomplete.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Abortus


A. Definisi
Abortus ialah kegagalan kehamilan sebelum berumur 28 mg atau berat janin
kurang dari 1000 gram (Manuaba, 2001).
Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram
atau kurang dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram(Prof. Dr. Ida Bagus Gde
Manuaba, SpOG, 2004).
Abortus ialah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar,
tanpa mempersoalkan penyebabnya(Prof. SulaimanSastrawinata dkk, 2005).

B. Penyebab Abortus
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahuai secara pasti tetapi
terdapat beberapa faktor sebagai berikut:
1. Faktor telur (ovum) atau spermatozoa yang kurang baik atau kurang
sempurna. Keduanya pembawa tanda, yang ketika mencari pasangan terjadi
penyimpangan sehingga menyebabkan pertumbuhan tidak sempurna
sehingga tidak mampu tumbuh sampai cukup umur.
2. Faktor ketidak suburan lapisan dinding rahim endometrium yang
disebabkan kekurangan gizi
3. Kehamilan jarak pendek
4. Penyakit sistemik yang terjadi pada ibu seperti penyakit jantung, paru,
ginjal, tekanan darah tinggi, hati, dan penyakit kelenjar dengan gangguan
hormon pada ibu.(Manuaba Ida Ayu Chandranita, 2009).
C. Patofisiologi
Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti
oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi
terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian
masih tertinggal, yang menyababkan berbagai penyulit. Oleh karena itu

2
keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi
pedarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan
3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan
syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung
dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi:
4. Umur hamil dibawah 14 minggu dimana plasenta belum terbentuk sempurna,
dikeluarkan seluruh atau sebagian dari hasil konsepsi
5. Diatas 16 minggu, dengan pembentukan plasenta sempurna dapat didahului
dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjutkan
dengan pengeluaran plasenta, berdasaekan proses persalinannya dahulu
disebutkan persalinan immaturus
6. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi
ancaman dalam bentuk gangguan pembekuan darah.
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001).

D. Jenis-jenis Abortus
1) Abortus Imminens
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan
suatu kehamilan.Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dipertahankan.
2) Abortus Insipien
Perdarahan ringan hingga sendang pada kehamilan muda dimana hasil
konsepsi masih berada pada kavum uteri.
3) Abortus Incomplete
Pedarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah
keluar.
4) Abortus Komplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah
dikeluarkan dari kavum uteri.

3
5) Abortus Infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya
penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum
dapat menimbulkan septicemia.
6) Retensi Janin Mati
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang
telah mati hingga 8 minggu atau lebih
7) Abortus Resiko Tinggi
Upaya untuk terminasi kehailan muda dimana pelaksana tindakan tersebut
tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga
dapat membahayakan kesehatan jiwa pasien.

E. Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus sebagai berikut:
1) Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2) Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-amati
dengan teliti. Jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi, dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau
perlu histerektomi.
3) Infeksi
Infeksi dalam uterus sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkomplete dan lebih sering pada abortus
buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.
4) Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat (syok endoseptik).

4
F. Tanda Dan Gejala
1. Terlambat haid kurang dari 20 mg
2. Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal / menurun, denyut nadi normal atau cepat
dan kecil, suhu badan norm
3. al atau meningkat
4. Pendarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan konsepsi
5. Rasa mules atau keram perut di daerah simpisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontrksi uterus
6. Pemeriksaan ginekologi
a) Inspeksi vulva: pendarahan pervaginam, ada/tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva
b) Inspekulo : pendarahan dari kavum uteri, ostium uteru terbuka/tertutup,
ada/tidak jaringan-jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium
c) Colok vagina
Portio masih terbuka/tertutup, teraba/tidak jaringan pada kavum uteri,
besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
portio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi
tidak menonjol/tidak nyeri.

G. Diagnosis
Dugaan keguguran diperlukan beberapa kriteria sbb:
1. Terlambat datang bulan
2. Terjadi pendarahan
3. Disertai sakit perut
4. Dapat diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi
5. Pemeriksaan hasil tes kehamilan +/-
Hasil pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahan
2. Pemeriksaan fundus uteri
3. Pemeriksaan dalam

5
2.2 Konsep Dasar Abortus Incomplete
A. Definisi
Abortus incomplete adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus(Sarwono, 2002).
Abortus incomplete adalah keguguran tidak lengkap ditandai dengan
dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus sehingga sisanya memberi
gejala klinis.

B. Etiologi
Penyebab abortus incomplete adalah antara lain:
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan
cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan.
Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena:
a. Faktor kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk
kromosom seks.
b. Faktor lingkungan endometrium
Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil
konsepsi.
2. Kelainan pada plesenta
a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak
dapat berfungsi
b. Gangguan pembuluh darah plasenta, peredaran pada DM
c. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah ke plasenta sehingga
terjadi abortus
3. Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin
dalam kandungan melalui plasenta:
a. Penyakit infeksi seperti pnumonio, tifus abdominalis, malaria, sifilis
b. Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi
uterus plasenta
c. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
penyakit diabetes militus

6
d. Kelainan yang terdapat dalam rahim
Rahim merupakan tembat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaa
abnormal dalam bentuk mioma uteri bekas operasi serviks.

C. Patofisiologi
Patofisiologi terjadi abortus melalui dari terlepasnya
sebagian/seluruhnya jaringan plaenta. Yang menyebabkan perdarahan sehingga
janin kekurangan nutrisi dan O2. Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan
seluruhnya/sebagian masih tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit oleh
karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi
rahim. Terjadinya perdarahan dan disertai pengeluaran selurh/sebagian hasil
konsepsi.
a. Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapt disertai gumpalan
3. Akibat perdarahan tidak menumbuhkangangguan apapun tapi dapat
menimbulkan shock, nadi meningkat, tekanan darah menurn, anemia
b. Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervarisi:
4. Bentuk kehamilan dibawah 14 minggu dimana plasenta terbentuk
sempurna dikeluarkan/sebagian hasil konsepsi
5. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi
ancaman baru dalam bentuk gangguan pembukaan darah(Sarwono,
2002).

D. Gejala Abortus Incomplete


1) Nyeri abdomen
Nyeri kram supra pubik terjadi akibat kontraksi uterus dalam usaha
mengeluarkan isi uterus. Mula-mula nyeri cenderung ringan dan secara
bertahap menjadi lebih hebat.
2) Perdarahan pervaginam
Perdarahn pervaginam merupakan gejala yang paling khas dari abortus
incomplete. Jumlah perdarahan cenderung lebih banyak dari pada darah haid
masa perdarahan mungkin hebat dan bahkan cukup berlebihan untuk
menyebabkan syok hipovolomik.

7
Selama jaringan plasenta masih tetap melekat sebagian pada dinding uterus,
maka kontraksi miometrium terganggu. Pembuluh darah didalam segmen
telanjang pada tempat plasenta berdarah hebat pasien dapat mengeluarkan
banyak bekuan darah atau janin yang dapat dikenal sebagai jarinagan plasenta.
3) Haid
Biasanya pasien melewatkan 2 siklus haid, kerena abortus
incompletecenderung terjadi kira-kira 10 minggu setelah mulainya siklus haid
terakhir.
4) Gejala kehamilan
Banyak pasien yang sadar akan kehilangan, kehamilan, gejala kehamilan
subjektif. Gejala ini mungkin menendakan kematian janin intra uterine yang
mendahului abortus incomplete.

E. Gejala Klinik Yang Mungkin Terjadi


1. Gejala klinis abortus incomplete
a. Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
b. Perdarahan mendadak, banyak menimbulkan keadaan gawat
c. Terjadi infeksi dengan ditandaia suhu tinggi
d. Dapat terjadi degenerasi ganas
2. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran
e. Kanalis servikalis terbuka
f. Dapat diraba jaringan dalam rahim atau di kanalis servikalis
g. Kanalis servikalis tertutup dengan perdarahan berlangsung terus
h. Dengan pemeriksaan sonde perdarahan bartahan
3. Pada pemeriksaan umum
i. Suhu badan normal, kecuali ada infeksi, penyerta nadi, tekanan darah,
respirasi normal, kecuali abortus terinfeksi atau hipovolemia akibat
perdarahan berlebihan
j. Abdomen masanya lunak dan tidak nyeri tekan
k. Pelvis: pada pemeriksaaan spekulum sering vagina banyak mengandung
bekuan dan serviks tampak mendatar dan dilatasi jaringan plasenta dapat
terlihat di osteum uteri atau vagina
l. Vagina: serviks lunak, dilatasi dan mendatar jaringan plasenta atau
bekuan darah, uterus membesar dan lunak

8
4. Test laboratorium
Hitung sel darah lengkap dengan apusan darah, hitung leukosit biasanya
dalam batas norma, kecuali ada infeksi penyerta. Apusan darah, hemoglobin,
nilai hemotokrit menunjukan perdarahan sebelumnya atau anemia terlebih
dahulu.

F. Penilaian Klinis Abortus Incomplete


a) Tentukan besar uterus (taksirusia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi
dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis).
b) Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan
hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum.
Setelah itu evaluasi perdarahan:
1. Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostal
400mg per oral.
2. Bila perdarahan terus berlangsung, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan
Aspirasi Vakum Manual.
c) Bila tak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksis (ampisilin
500mg oral atau dosisilin 100mg).
d) Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 g dan metronidasol 500 mg setiap 2 jam.
e) Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gastasi dibawah 16 minggu, segera
lakukan evaluasi lakukan evalusi dengan Aspirasi Vakum Manual.
f) Bila pasien nampak anemik, berikan sulfas ferosus 600 mg perhari selama 2
minggu (anemi sedang) atau transfer darah (anemia berat).
(Sarwono, 2001. Ilmu Kandungan).
g) Bila disertai syok karena perdarahan, berikan cairan infus NaCI fisiologi
atau RL dan secepat mungkin ditranfusi darah.
h) Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikan
ergometrin 0,2 mg IM.
i) Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
j) Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Penanganan keguguran tidak lengkap (Abortus Incomplete):

9
1) Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah dapat dipasang infus atau
tranfusi darah untuk memulihkan keadaan umum.
2) Diikuti kerokan
a. Langsung pada umur hamil kurang dari 14 minggu
b. Dengan indikasi pada umur hamil diatas 14 minggu
3) Pengobatan
c. Berikan Uteritonika
d. Antibiotika untuk menghindari infeksi.

2.3 Konsep Managemen Asuhan Kebidanan


I. Pengkajian Data
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien.
Jam :
No reg : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasienyang lain
dalam suatu ruangan.
A. Data Subyektif
1) Biodata
Nama : Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil dan
menghindari terjadinya kekeliruan
Umur : Terutama pada wanita usia subur dapat
mempengaruhikeadaan alat-alat reproduksi
Agama : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnyaterhadap kebiasaan kesehatan pasien. Dengan
diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan
kebidanan.
Suku : Untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal
sehinggamemudahkan dalam berkomunikasi.
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasardalam
memberikan asuhan .
Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana taraf hidupdan sosial
ekonomi klien danapakah pekerjaan
ibu/suamidapatmempengaruhi kesehatan klien atau tidak.

10
Penghasilan : Untuk mengetahui status ekonomi klien dan mengetahui
pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai
apakahlingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta
mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.
2) Alasan datang
Apa alasan klien sehingga datang kesarana kesehatan
3) Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan klien yang dirasakan saat
pengkajian, sehubungan dengan gangguan kesehatan yang dialaminya.
4) Riwayat kesehatan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah ibu menderita penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis, malaria, ataupun penyakit keturunan seperti jantung, darah
tinggi, ginjal, kencing manis, kanker/ tumor serta untuk mengetahui apakah
ibu pernah dirawat dirumah sakit atau tidak.
5) Riwayat kesehatan sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
menular seperti TBC, Hepatitis, malaria ataupaun penyakit keturunan
seperti jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang
menderita tumor/ kanker.
6) Riwayat kesehatan keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama :
a. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
b. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembuluh darah, jiwa, asma.
c. Riwayat kehamilan kembar, faktor yang meningkatkan kemungkinan
hamil kembar adalah faktor ras, keturunan umur wanita dan paritas.
Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil
dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun
pada ibu(Manuaba, 2000).
7) Riwayat Haid.
Di tanyakan mengenai :

11
Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali.
Menarche terjadi pada usia pubertas, yaitu sekitar 12-16 tahun
Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang
normal/dianggap siklus 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari
atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia
adalah 25 32 hari.
Lamanya haid : Biasanya antara 2-5 hari , ada yang 1-2 hari diikuti darah
sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7- 8 hari. Pada wanita biasanya lama
haid ini tetap.
Keluhan yang dirasakan :Keputihan,Warnanyabau, gatal/tidak.
(Sarwono, 2007).
8) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
klien menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
a. Jika lama menikah --- tahun tetapi belum hamil bisa menyebabkan
masalah pada kehamilannya (preeklampsia) persalinan tidak lancar.
b. Lama menikah ----tahun, sudah punya lebih dari 1 anak, bahayanya
perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi ibu masih lemah, bayi
premature, BBLR.
c. Umur pertama kali menikah <18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya,sehinggajika hamil berisiko kesulitan waktu
melahirkan.
d. Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, pre-
eklampsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah
bayi lahir, BBLR.
9) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu apakah pernah ada komplikasi/penyulit sehingga dapat
memperkirakan adanya kelainan yang dapat mempengaruhi kehamilan
selanjutnya.
10) Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah klien sebagai akseptor KB/tidak, apa jenisnya ada
keluhan/tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.

12
11) Riwayat Sosial Ekonomi.
a) Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan antara lain, protein, kalsium,zat besi, vitamin
A,Vitamin D, Vitamin B dan air. Bahan makanan yang banyak
mengandung lemak dan hidrat arang
b) Eliminasi
BAB dan BAK normal/tidak
c) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama 10-11 jam.Jadwal istirahat dan
tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur yang
teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
d) Aktivitas
Wanita yang sakit boleh bekerja tetapi sifatnya tidak melelahkan/
wajar.
12) Riwayat Psiko Sosial dan Budaya
Psiko untuk mengetahui keadaan psikologis klien,serta antisipasi jika
terjadi gangguan psikis sehubungan dengan penyakit yang diderita klien.
Sosial untuk mengetahui respon klien dan keluarga terhadap masalah yang
dihadapi saat ini dan juga untuk mengetahui hubungan klien dengan warga
sekitarnya. Budaya ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi
yang dilakukan klien dan keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada
takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang berhubungan dengan kondisi
kesehatan klien.
13) Pola Spiritual
Untuk mengetahui agama dan kepercayaan klien.

B) Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/ apatis/samnolen.
Tinggi badan : normal >145 cm, TB <145 cm kemungkinan
panggul sempit (Rochyati poeji, 2003:64)

13
Lingkar lengan atas : normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang
baik/buruk, sehingga ia berisiko untuk melahirkan
BBLR.
Tekanan darah : 110/70 130/90 mmHg.
Pernapasan : 16-24x/menit
Temperatur : 36,5- 37,50C
Nadi : 60 80x/ menit
Jika denyut nadi 100x/menit atau lebih,mungkin
ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan sbb:
a. Tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah
tertentu.
b. Perdarahan hebat.
c. Anemia
d. Sakit/demam
e. Gangguan jantung
f. Penggunaan obat

2) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : Untuk mengetahui bersih/kotor, warna, mudah rontok/tidak.
Rambut yang mudah dicabut menandakan kurang gizi/
kelainan tertentu.
Kepala : Untuk mengetahui kebersihan, adakah benjolan yang
abnormal/tidak.
Wajah : Untuk mengetahui pucat/tidak oedema atau tidak
Mata : Untuk mengetahui sclera kuning/tidak, konjungtiva
pucat/tidak. Konjungtiva normal berwarna merah muda, bila
pucat menandakan anemia.Sklera berwarna putih, bila kuning
menandakan terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada
conjungtivitis.
Telinga : Untuk mengetahui simetris/tidak, ada scret/tidak, ada
serumen/tidak, pendengaran baik/tidak.

14
Hidung : Simetris/tidak, bersih/tidak, ada polip/tidak, ada perdarahan
yang keluar dari telinga/tidak, ada secret/tidak.
Mulut : Bibirpucat/tidak,kering/tidak,pecah-pecah/tidak,
ada stomatitis/tidak,lidah bersih/tidak,ada gigi
berlubang/tidak, ada caries/tidak.
Bila timbul stomatitis dan gingivitis yang mengandung
pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu perawatan
mulut agar terlihat bersih. (Sarwono, 2007:405).
Ada caries gigi yang menandakan kekurangan kalsium.
Leher : Ada pembesaran kelenjar tiroid/tidak,ada pembesaran vena
jugularis/tidak, ada pembesaran kelenjar limfe/tidak.
Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin disebabkan
oleh berbagai penyakit, misalnya perdarahan akut/kronis di
kepala,orofaring,kulit kepala,/daerah leher,selain itu
kemungkinan terjadi TBC,sifilis (Robert Priharjo, 2002).
Bila terdapat pembendungan vena
jugularis,menandakanadanya kelainan
cardiovaskuler,kemungkinan besar klien mengidap penyakit
jantung.
Dada : simetris/tidak,pernafasan spontan/tidak,payudara tegang/tidak.
Abdomen : Ada pembesaran abnormal/tidak,ada bekas operasi/tidak.
Genetalia : Bersih/tidak,ada kelainan/tidak,ada varises/tidak,
oedema/tidak,terdapat fluor albus/tidak,terdapat
condilomata/tidak.
Anus : Bersih/tidak,ada haemoroid/tidak.
Ekstremitas
Atas : Simetris/tidak, pergerakan bebas/tidak, terdapat oedema/tidak,
terdapat udema /tidak, pucat pada kuku jari/ tidak.
Bawah : Simetris/tidak, pergerakan bebas/tidak, ada oedema /tidak,
terdapat varises / tidak
b.Palpasi
Kepala : Teraba benjolan yang abnormal/tidak.
Leher : Teraba pembesaran kelenjar tiroid/ tidak,teraba pembesaran
kelenjar limfe/ tidak

15
Payudara : Teraba benjolan abnormal/tidak, ada nyeri tekan /tidak
Abdomen : Teraba benjolan abnormal atau tidak, nyeri tekan atau tidak.
Ekstremitas
Atas : Ada oedema / tidak, Turgor kulit normal /tidak
Bawah : Ada oedema / tidak, Turgor kulit normal / tidak
c.Auskultasi
Dada : Terdengar ronchi/tidak, terdengar wheezing/tidak
Abdomen : Terdengar bising usus/tidak, normal 15-35x/menit.
d. Perkusi
Ada reflek patella/tidak
Normalnya tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk Bila
reflek patella negatif, kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1
(Pusdiknakes, 2003).
3) Pemeriksaan Labolatorium
Bukan merupakan pemeriksaan rutin,tetapi bila dibutuhkan dapat diperiksa darah,
HB,Golongan darah,dan urin seprti reduksi dan albumin.
4) Pemeriksaan Dalam
Didapatkan porsio membuka / tidak,teraba jaringan / tidak

II. Identifikasi Diagnosa / Masalah


Diagnosa yang ditentukan harus berdasarkan data subyektif dan dataobyektif
yang ditemukan pada klien.
Dx : Ny. ...G.P..Abusia. dengan abortus incomplete
Ds : Data berasal dari klien atau pasien yang mendukung diagnosa
Do : Data berasal dari hasil pemeriksaan yang mendukung diagnosa

III. Antisipasi Masalah Potensial


Masalah/diagnosa potensial apa saja yang mungkin terjadi.Identifikasi
diagnosa yang diambil yang didukung oleh data subyektif.

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera.


Menentukan tindakan apa yang harus segera diambil yang didukung oleh data
subyektif.

16
V. Intervensi
Dx : Ny .G.P.Ab usia dengan abortus incomplete
Tujuan : Klien mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan
Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan temuan masalah dan
diagnosa.

VI. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat. Pada langkah ini
rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah perencanaan
atau plening, dilaksanakan secara aman dan efisien.
VII. Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana manfaat,keefektifan dan
keberhasilan dari asuhan yang diberikan.

17
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL NYR
GI P0000 Ab000 UK9-10MINGGU DENGAN
ABORTUS INCOMPLETE
DI RS BEN MARI

1. PENGKAJIAN
Tanggal : 10 April 2016
Jam : 10.00WIB
Tempat : RS. Ben Mari
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny R Nama Suami : Tn R
Umur : 22 thn Umur : 26 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Pendem Alamat :Pendem

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama. Ibu mengatakan nyeri perut
bagian bawah dan perdarahan flek-flek kira-kira 14 hari yang lalu dan perdarahan
semakin banyak sejak 5 hari yang lalu. Setelah di USG ternyata ibu mengalami
keguguran. Saat ini usia kehamilan ibu 9-10minggu. Atas saran dokter hari ini harus
dilakukan kuretase.
3. Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti penyakit TBC,
malaria, thypus, maupun penyakit menurun seperti kencing manis, jantung, asma,
tekanan darah tinggi.
4. Riwayat kesehatan sekarang

18
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti penyakit TBC,
malaria, thypus, maupun penyakit menurun seperti kencing manis, jantung, asma,
tekanan darah tinggi.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga, tidak sedang menderita penyakit menular seperti
penyakit TBC, malaria, thypus, maupun penyakit menurun seperti kencing manis,
jantung, asma, tekanan darah tinggi.
6. Riwayat Haid
Manarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari
Jumlah/ warna : 2-3 softex/hari.
Keluhan : Dismenorhea
Fluor albus : Sebelum haid.
HPHT : 01-01-2016
7. Riwayat perkawinan
Lama menikah :1 tahun
Usia menikah : Istri : 21 thn
Suami : 25 thn
Nikah : Menikah
8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tabel 3.1 riwayat kehamilan,persalinan, nifas yang lalu
Kehamil- Persalinan Nifas Anak ASI
an
No Hamil Ke UK Jenis Penolong Penyulit JK BB PB H/M umur
1. Hamil Ini

9. Riwayat kehamilan sekarang


a. Trimester I :
Ibu mengatakan periksa ke bidan, mengeluh telat datang bulan 1 bulan, test
kehamilan (+).
b. Trimester II :-
c. Trimester III :-

19
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB suntik 3 Bulan

11. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Tabel 3.2 Pola Kebiasaan Sehari-hari


Pola Kebiasaan Sebelum Hamil Sesudah Hamil ini

Po Pola nutrisi Makan 3-4 kali sehari, porsi Makan sedikit-sedikit


dengan nasi, lauk pauk, karena mual dan
sayur, buah, Minum air muntah, ibu mendapat
putih dan susu 7-8 asupan nutrisi berupa
gelas/hari cairan infus RD
Jk Pola Eliminasi BAB 1-2x/hari BAB (-)

BAK 5-6 kali/hari BAK 4-5 kali/hari

Ji Pola Istirahat Tidur siang hari + 2 jam Sepanjang hari ibu


Tidur malam hari + 8 jam tiduran di tempat
kalau ada waktu luang tidur
digunakan untuk istirahat

K Pola Kebersihan Mandi 2x/hari, gosok gigi Mandi 2x/hari, gosok


2x/hari, keramas 2 hari 1x, gigi 1x/hari dan ganti
ganti baju dan celana dalam baju tiap kali habis
tiap habis mandi mandi
Jh Pola Aktivitas lbu bisa melakukan Ibu hanya berbaring di
pekerjaan rumah tangga tempat tidur untuk
(mencuci,menyapu, pemenuhan kebutuhan
memasak) lainnya dibantu olah
orang lain

e) Psikososial : Ibu mengatakan cemas dengan kondisinya.


f) Sosial : Hubungan dengan keluarga,lingkungan sekitar baik.

20
g) Spiritual : Klien rajin beribadah dan berdoa.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tekanan darah : 110/70 mmHg
d. Nadi : 84x/menit
e. Pernafasan : 22 x/menit
f. Suhu : 36,50C
g. TB : 162 cm
h. BB : 77 kg

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : Bersih, lurus, warna rambut hitam,tidak berketombe
dan tidakrontok.
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan yang abnormal
Muka : Tidak pucat
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera putih
Hidung :Tidak ada polip,tidak ada pernafasan cuping hidung
pernafasan 20x/menit
Telinga : Bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik.
Mulut : Bibir lembab tidak pucat, lidah bersih tidak ada
caries gigi.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
vena jugularis
Dada : Tampak simetris, payudara simetris.
Genetalia : Tampak ada darah pada vagina, tidak ada varises

Ekstremitas
Atas : Simetris, jari-jari lengkap, bersih, warna kuku merah
muda
Bawah : Simetris, jari-jari lengkap, bersih, warna kuku merah
muda

21
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan yang abnormal
Leher : Tidak teraba adanya pembesaran pada kelenjar tiroid,
kelenjar limfe, maupun vena jugularis.
Payudara : Tidak teraba benjolan yang abnormal, tidak ada nyeri
tekan dan teraba kenyal.
Abdomen : Leopold I : TFU 2 jari diatas sympisis
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
Ekstrimitas :
Atas : Oedema (-), turgor kulit normal
Bawah : Oedema (-), turgor kulit normal
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar Wheezing dan ronchi
Abdomen : Tidak ada bising usus, DJJ (-)
d. Perkusi
Reflek patela : Normal (+)
e. Pemeriksaan dalam
V/V : Keluar darah segar, VT : 1 jari sempit, teraba jaringan.

II. Identifikasi Diagnosa/Masalah


Dx : Ny R G1 P0000 Ab000 UK 9-10 minggu dengan abortus incomplete
Ds : Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama. Ibu mengatakan nyeri
perut bagian bawah dan perdarahan flek-flek banyak dan bergumpal kira-
kira 2 softex.
Do : Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Pernafasan : 22 x/menit
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,50 C
Tinggi badan : 162 cm
BB : 77 kg

22
V/V : Keluar darah warna merah segar dan bergumpal
dari kemaluannya.
VT : Pembukaan 1 jari sempit, teraba jaringan
Nyeri abdomen : (+)

III. Antisipasi Masalah Potensial


a. Potensial terjadinya infeksi intera uteri
b. Terjadinya syok hipeovelamik
c. Terjadi anemia
d. Perdarahan

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Tanggal : 10 April 2016
Jam : 10.00 WIB
Kolaborasi dengan dokter SpOG

V. Intervensi
Tanggal : 10 April 2016
Jam : 11.00WIB
Dx : Ny R G1 P0000 Ab000 UK 9-10 minggudengan abortus incomplete.
Tujuan :Setelah diberikan asuhan kebidanan, diharapkan ibutidak cemas dengan
adanya keluar darah dan dapat segara mencegah terjadinya infeksi setelah
dilakukan curretase.
Kriteria Hasil :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 90/60- 130/90 mmHg
Pernafasan : 20-24 x/menit
Nadi : 70-90 x/menit
Suhu : 36,5-37,5 0C
Tidak terjadi syok hipovolemik dan intra uteri.

Intervensi:
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Menjalin rasa saling percaya dan terbuka

23
2. Observasi TTV
R/ Sebagai parameter untuk mengetahui kesehatan sedini mungkin
3. Observasi jumlah perdarahan yang keluar
R/ Deteksi dini terjadinya komplikasi lebih lanjut
4. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/ Dengan mengetahui keadaan dirinya, pasien akan lebih akan lebih tenang
dan kooperatif terhadap tindakan kebidanan yang akan dilakukan
5. Berikan dukungan psikologi kepada klien
R/ Dengan dukungan yang diberikan klien akan merasa tenang
6. Kalaborasi dengan dokter SpOG untuk melakukan curretase
R/ Untuk mengeluarkan sisa jaringan yang tertinggal yang ada dalam cavum
uteri dan mencegah perdarahan dan infeksi
7. Jelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan
R/ Meningkatkan kooperatif klien
8. Berikan informed consent untuk tindakan yang akan dilakukan
R/ Dapat membantu keamanan tindakan kebidanan dan menghindari kesalah
pahaman antara petugas kesehatan dan keluarga
9. Lakukan Tindakan curretase pada ibu
R/ Membersihkan sisa janin dalam rahim

VI. Implementasi
Tanggal : 10 April 2016
Jam : 11.00 WIB
DX : Ny R G1 P0000 Ab000 UK 9-10 minggu dengan abortus incomplete
a. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga untuk menjalin kerja sama yang
baik dan rasa percaya antara klien dan petugas kesehatan
b. Melakukan TTV
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Pernafasan : 22 x/menit
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,50 C
c. Mengobservasi jumlah perdarahan yang keluar dari vagina
d. Mengobservasi jumlah perdarahan yang keluar dari vagina

24
e. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga, hasil pemeriksaan bahwa ibu
mengalami abortus incomplete yaitu keluarnya sebagian hasil konsepsi dari
rahim ibu dan harus dilakukan curretase untuk mengeluarkan sisa jaringan
yang ada didalam rahim agar tidak terjadi perdarahan dan tidak terjadi infeksi
f. Menjelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu akan segera
dilakukan curretase oleh dokter SpOG dan ibu harus berpuasa terlebih dahulu
g. Memberikan motivasi pada ibu dan keluarga agar dapat menerima serta
mengerti tindakan yang akan dilakukan
h. Memberikan inform consent kepada ibu dan keluarga sebagai bentuk bukti
persetujuan tertulis atas tindakan curretase
i. Melakukan tindakan curretase oleh dokter SpOG

VII. Evaluasi
Tanggal : 10 April 2016
Jam :13.00 WIB
Dx :Ny R G1 P0000 Ab000UK 9-10 minggu dengan abortus incomplete

S : Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah dari vagina


Badan terasa lemas
Pusing dan mual
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,8c
RR :22x/menit
A : Ny R G1 P0000 Ab000UK 9-10 minggu dengan abortus incomplete
P :
a. Melakukan observasi TTV dan keadaan umum
b. Observasi perdarahan
c. Personal hygiene
d. Lanjutkan pemberian terapi obat
e. Anjurkan ibu untuk istirahat dan menkonsumsi makanan
bergiziseimbang
f. Ibu sudah boleh pulang.

25
26
BAB IV
PEMBAHASAN

Abortus incomplete atau keguguran adalah sebagian hasil dari konsepsi yang
dikeluarkan. Setelah ditinjau kembali berdasarkan teori tentang abortus incomplete tidak
terdapat kesenjangan dengan pengalaman atau praktek sehari-hari. Dalam memberikan
asuhan kebidanan terdapat kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan pasin,
sehingga mempermudah petugas untuk melakukan tindakan.
Adapun masalah yang terjadi selama memberikan asuhan kebidanan kepada Ibu
HamilNy R G1 P0000 Ab000 UK 9-10 minggu dengan abortus incomplete adalah
gangguan rasa nyaman sehubungan dengan kontraksi uterus (mules).
Dalam penanganan atau pelaksanaan, penulis berpegang pada teori yang ada
sehingga pengawasan pada kasus yang kami ambil tidak sampai timbul komplikasi atau
penyulit karena adanya kerjasama yang baik antara pasien dengan petugas kesehatan.

27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Abortus incomplete adalah keguguran tidak lengkap ditandai dengan
dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus sehingga sisanya memberi gejala
klinis.
Dalam memberikan asuhan kebidanan masalah yang muncul atau diagnosa
kebidanan adalah: Ibu Hamil Ny R G1 P0000 Ab000UK 9-10 minggu dengan abortus
incomplete,Gangguan rasa nyaman (mules) sehubungan dengan kontraksi
uterus,Badan lemas sehubungan dengan perdarahan,Potensial terjadinya infeksi
sehubungan dengan pasien post curretase dan Potensial terjadinya syok
hypovolemik.

5.2 Saran
a. Bagi petugas
Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus
meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki serta harus memiliki
kerja sama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
b. Bagi pendidikan
Tenaga kesehatan yang berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih
memperhatikan dan memberi bimbingan kepada calon tenaga kesehatan pada
umumnya serta melengkapi buku-buku yang ada diperpustakaan yang merupakan
gudang ilmu bagi para anak didik.
c. Bagi rumah sakit
Rumah sakit harus berusaha untuk mempertahankan pelayanan yang sudah ada
dan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.

28
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, 2000. Ilmu Kandungan dan keluarga Berencana Untuk


PendidikanBidan.EGC, Jakarta.

Prawirahardjo Sarwono, 2004. Ilmu Kandungan. YBPSP, Jakarta.

Prawirahardjo Sarwono, 2003. Ilmu Kebidanan. YBPSP, Jakarta.

Prawirahardjo Sarwono, 2001. Ilmu Kandungan. YBPSP, Jakarta.

Prawirahardjo Sarwono, 2002. Ilmu Kandungan.YBPSP, Jakarta.

Taher Ben Ziah, 2000. Kapital Selekta Kedokteran Obsterti Ginekologi.


EGCJakarta.

29

Você também pode gostar