Você está na página 1de 13

ANATOMI SISTEM PERSYARAFAN NEURON

Sistem syaraf terdiri dari neuron/sel-sel syaraf dari sel penyokong (neroglia dan sel schwan). Tedapat
sekitar 100 milyar sel syaraf dalam sistem persyarafan. Neuron merupakan sel-sel sistem sysraf yang
menerima masukan sensori/aferen dari ujung syaraf perifer/dari organ reseptor sensori dan
menyalurkan mesuka motorik/masukan eferen keotot dan kelenjar-kelenjar yaitu organ2 efektor. sel
syaraf memiliki Exitability (kemampuan merespon stimulus) dan conductivity (kemempuan
menghantarkan sinyal).

Syaraf pusat memiliki sel penyokong yang disebut dengan Neuroglia yang merupakan penyokong
atau pelindung, sumber nutrisi bagi neuron otak dan spinalis. Diluar susunan syaraf pusat yaitu
disyaraf perifer sel schwan merupakan penyokong, pelindung. sumber nutrisi bagi neuron.

Sistem syaraf terdiri atas Sistem Syaraf Pusat dan Sistem Syaraf Perifer. Sistem syaraf pusat terdiri
dari medula spinalis sedangkan susunan syaraf perifer terdiri dari aferen dan eferen somatis dan
aferen dan aferen otonom visceral.

1. Bagian-bagian Neuron

Secara struktur anatomis, neuron terdiri atas badan sel/soma/perikaryon. Neron memiliki
nukleus yang besar dengan nukleolus yang menonjol. Nukleus berperan dalam metabolisme,
pertumbuhan dan perbaikan neuron. terdapat organel lain dalam neuron seperti subtansi
chromatophilik (badan nissl), Retikulum endoplasma, Metokondria, Neurofilamen,/mikrofilamen,
Neurotubulus dan aparatus golgi.

Subtansi Cromatofilik akan membentuk RE dan ribosom. Subtansi chromatofilik mengandung


RNA dan memproduksi protein. Protein diproduksi pada Retikulum Endoplasma yang beribosom
dan protein yang telah terbentuk akan masuk kesaluran yang ada dodalam Retikulum
Endoplasma dan diteruskan kebadan golgi dan disalurkan kelisosom, vesikel yang mengandung
precursor neurotransmiter dan vesikel lain yang mengandung protein untuk mengganti
kerusakan membran.

Neurotubulus berperan dalam transpor protein dan subtansi lain intraseluler dari badan sel
sampai keujung bagian syaraf. Neurofilamen/mikrofilamen: merupakan tubulus dengan subtansi
semirigit sehingga memberikan skeletal framework) pada akson.

Dendrit dapat dieksitasi oleh eksitatory sinap dan dapat dihambat oleh inhibitory sinaps,
menghantarkan sinaps kebadan sel. Sitoplasma dari akson disebut dengan akson hillock dan
dilanjutkan dengan bagian tipis setelah akson hillock disebut dengan intial segment.

Akson ada yang memiliki cabang dan percbangannya disebut dengan cabang collateral. bagian
tipis pada ujung akson disebut dengan telodendria. Percabangan dari telodendria yang
membentuk gembungan tipis disebut dengan end bulbs atau synaptic boutons. Akson ada yang
ditutupi atau dilapisi dengan myelin dan akson seperti ini disebut dengan myelined fiber (serabut
bermyelin). Pda sel syaraf perifer myelin dibentuk oleh sel schwan /neurolomocyt. Bagian terluar
dari sel ini disebut dengan neurolimma atau schwan shet. Myelin pada akson di SPP dibentuk
oleh oligodendroglia.
Akson yang bermielin memiliki lapisan myelin yang terkotak-kotak dandibatasi dengan lekukan
yang disebut dengn Neurofibril nodes dan jarak atar nodus ini disebut dengan internodus. Myelin
pada setiap internodus dibentuk oleh satu neurolemmocyt. Myelin memberika kecepatan
hantaran impuls yang lebih tinggi dari pada neuron yanng tidak bermyelin.

Serabut syarap yang idak memiliki myelin disebut dengan unmyelinated fiber atau serabut tak
bermyelin. Pada syaraf perifer sekirar 5-20 neuron yang tak bermyelin dtutupi oleh neurolomocyt
yang melekuk kedalam, Serabut tak bermyelin selalu dilindung dan diperkaya dengan nutrisi oleh
jaringan organ tempatnya berada. Kumpulan badan sel dari neuron SSPrfr disebut dengn ganglio.

2. Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi:

a. Afferen/sensory neuron: menghantarkan impuls dari reseptor ke SSP

b. Efferen/motor neuron membawa sinyal dari SSP ke efektor (otot dan kelenjar)

c. Interneuron/associationneurons/connector/internuncial neuron: menghantarkan impuls dari


sensori neuron kemotor neuron dan memproses informasi yang masuk. Interneuron dengan
akson yang panjang disebut dengan relay neuron untuk menghantarkan sinyal dalam jarak yang
cukup jauh. Interneuron dengan akson yang pendek biasanya bercabang disebut dengan circuit
neurons yang menghantarkan sinyal secara local pada jarak yang pendek. Banyak berperan dalam
proses belajar, emosi, dan bahasa. Fungsi yang kompleks seperti belajar dan mengingat sangat
tergantung pada ribuan local circuit neuron. kegiatan yang simple atau releks hanya sedikit
melibatkan interneuron atau bahkan tidak sama sekali, tetapi langsung antara neuron sensori
dengan akson motorik.

Secara Umum neuron dapat diklasifikkasikan kedalam:

1) General somatic afferent: Membawa sinyal dari kulit, otot volunteer, sendi, jaringan ikat,
kesusunan syaraf pusat (SPP).

2) General somantic efferent : Membawa sinyal dari SPP ke otot2 volunter /otot skeletal,
membawa sinyal keotot2 yang dari perjalanan embrioniknya terbentuk dari massa sel yang
disebut dengan myotoma.

3) General visceral efferent: Membawa sinyal dari SPP ke jantung, otot polos, dan kelenjar,
merupakan serabut dari system syaraf otonom.

4) Special visceral efferent: Membawa impuls dari SSP ke otot-otot volunteer yg dari
perjalanan embrionik tersusun atas sel bukan myotoma. Otot ini ditemukan pada otot2 wajah
untuk ekspresi, otot rahang faring dan laring.

5) Spesial afferent: Membawa sinyal dari reseptor penciuman, pendengaran, penglihatan,


keseimbangan dan pengecapan ke SSP

3. Berdasarkan Strukturnya neuron dapat dibedakan menjadi:

a. Neron Multipolar

b. Neuron bipolar
c. Neuron unipolar

Neuron yang tidak memiliki akson disebut Unaxonal neurons.

Segmen fungsional pada neurons:

1) Segmen Reseptif: menerima impuls dari sinaps /ujung syaraf dan diproses untuk disampaiakan
keinisial segmen yang merupakan persambungan antara badan sel dengan akson /axon hillock

2) Segmen Inisial: memproses informasi dari segmen reseptif diubah menjadi impuls syaraf

3) Segmen Konduksi: Menghantarkan impuls sepanjang sel syaraf/akson keujung syaraf

4) Segmen Transmisif: Merubah potensial aksi untuk melepaskan neurotransmitter di sinaps,


Neurotransmitter tsb akan mempengaruhi sel effektor.

SEL TAMBAHAN PADA SISTEM SYARAF

Neuroglia/sel-sel Penyokong pada SSP.

Neuroglia tidak menghantarkan sinyal/impuls, 40% dari volume otak dan medulla spinalis
merupakan neuroglia. Jumlah neuroglia lebih banyak dari neuron. Terdiri dari Mikroglia,
Ependima, Astroglia dan oligodendroglia.

a. Mikroglia: bersifta fagosit, mencerna syaraf-syaraf yang rusak dan untuk pertahanan
terhadap imfeksi

b. Ependima: Berperan dalam reproduksi CSF, merupakan epitel dari pleksus koroideus
ventrikel otak

c. Astroglia/astrosit: Memberikan cadangan nutrisi bagi neuron

d. Oligodendroglia: Mengahasilkan myelin SSP

Peripheral Glial Cells/Sel Penyokong di Susunan Syaraf Perifer

a. Sel Satelit: membentuk kapsul yang mengelilingi badan sel syaraf perifer,

b. Neurolemmocyte: Menghasilkan myelin di Susunan Syaraf Perifer

Degenerasi dan Regenerasi Serabut Syaraf

Pada beberapa syaraf perifer dapat melakukan regenerasi jika badan sel tidak mengalami
kerusakan dan neurilemma nya masih intak. Saat syaraf perifer terpotong motor neuron mampu
meregenerasi aksonnya dan sensori mampu meregenerasi dendritnya.

Proses Regenerasi
Keujung syaraf. satu serabut syaraf dapat membentuk sekitar 50 tunas yang akan terus
tumbuh sepanjang neurolemma dengan petunjuk arahnya adalah lamina Badan sel membesar
dan subtansi kromatophilik meningkatkan aktifitasnya untuk menghasilkan ekstra protein yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan cabang baru yang disebut dengan terminal sprouts (tunas) dari
bagian proksimal akson yang masih tersambung dengan badan sel. Neurolomocyt dibagian distal
membelah diri dan menyusun diri membentuk neurolemma yang sambung menyambung sampai
basalis dari masing2 sel neurillemma. Proses regenerasi dari tunas ini akan berakhir sampai
dengan ujung2 syaraf dapat melakukan fungsi fisiologisnya. Tunas yang telah sempurna menjadi
bermyelin. Proses ini berjalan bulanan sampai dengan tahunan.

Regenerasi di SSP

Akson yang rusak di SSP tidak dapat bergenerasi (kecuali pada beberapa kasus seperti di
hipotalamus, akson tak bermyelin yang mengandung neurotransmitter dopamine dan
norepineprin). Tiga alasan dari ketidakmampuan beregenerasi trs adalah:

a) Tunas tidak dapat meningkat jaringan scar glia tersebut pada area injuri

b) Tidak adanya lamina basalis pada SSP untuk menuntun regenerasi serabut

c) Oligodendroglia tidak membentuk Continous cord

FISIOLOGI SISTEM SYARAF NEURON

a. Potensial Membran Istirahat

Potensial membrane saraf sewaktu istirahat adalah -90 mVolt, artinya potensial didalam sel -90
mVolt lebuh negative dari pada potensial didalam cairan ekstraseluler.

b. Potensial Aksi

1. Tahap Istirahat : Membran diaktakan menjadi terpolarisasi selama setiap ini karena adanya
potensial membrane negative yang besar

2. Tahap depolarisasi: Pada tahap ini membrane tiba-tiba permeable terhadap ion natrium
sehingga banyak sekali ion natrium bermuatan positif mengalir kedalam akson sehingga muatan
didalam sel menjadi kurang negative bahkan sampai dengan mendekati nol sehingga terjadi
depolarisasi.

3. Tahap Repolarisasi: Dalam waktu sepeberapa puluh ribu detik sesudah membrane menjadi
sangat permeable thd ion Na, saluran Na mulai tertutup dan saluran kalium terbuka dan kalium
mengalir keluar sehingga muatan dalam sel menjadi lebih negative kembali kearah potensial
membrane istirahat

Hukum Semua / tidak sama sekali (all-or-None)

Setiap syaraf memiliki ambang minimal untuk dpt terangsang. Peningkatan rangsang melebihi
ambang tidak menybabkan syaraf terangsang lebih kuat.
Konduksi Saltatori

Hantaran berloncat-loncat pada syaraf yg bermyelin. Hantaran listrik meloncat dari satu nodus
kenodus berikutnya shg lebih cepat dibandingkan dengan serat yg tak bermyelin

1. Sinaps

Sinaps adalah persambungan antar neurons. Terdapat macam2 jenis sinaps,


diantaranya adalah sinaps listrik dan sinaps kimia. Secara anatomis dapat dibedakan menjadi:

a) Aksodendritik: Akson dengan dendrite

b) Aksosomatik: Akson dengan badan sel

c) Aksoaksonik : akson dengan akson

d) Dendrodendritik: Dendrit dengan dendrite

a. Sinaps Listrik

Persambungan antara sinaps melalui saluran tipis intraseluler yg disebut dengan


conecxons, terjadi di sel2 jantung, otot polos disaluran pencernaan dan di beberapa neurons
diretina mata. Lebih sedikit dibandingkan dengan sinaps kimia

b. Sinaps kimia

Kounikasi antar sel dengan menggunakan media kimia yang disebut dengan
neurotransmitter. Neurotransmitter dilepaskan oleh segmen tranmissif pada neuron pre sinaps.
Neurotransmitter memiliki kemampuan merubah potensial membrane istirahat pada sel post
sinaps. Impuls sampai ke ujung sel presinaps

depolarisasi membrane sel plasma membuka saluran kalsium yang sensitive Vesikel
mengeluarkan neurotransmitter melalui aksositosis masuk keruang sinaps

2. Neurotranmitter

Neurotransmitter merupakn zat kimia yang disintesa oleh sel syaraf, disimpan
dalam vesikel sekretorik dan dilepaskan ketika ion kalsium membanjiri vesikel. Efek
neurotransmitter thd sel syaraf post sinaps bisa eksitasi atau inhibisi. contoh transmitter
diantaranya adalah Asetil kolin, GABA (Gamma-aminobutyric acid),

Glutamat, aspartat, Glycin, Dopamin, Histamin, NE, Seratonin, Somatostatin, Endoprin,


Enkephalin, Subtansi P.

Otak Dan Syaraf Kranial Struktur Umum Otak


Secara garis besar otak dapat dibagi kedalam 4 bagian besar yaitu batang otak, serebelum,
serebrum, dan diecephalon. Batang otak terdiri atas medulla Oblongata, Pons dan otak tengah.
Diecephalon terdiri atas Talamus, Hipotalamus, Epitalamus, dam Subtalamus atau yg disebut juga
ventral thalamus. Secara garis visual, pembagian otak dapat dilihat pada gambar berikut:

2.4.1 Meningen

Meningen /lapisan pembungkus otal merupakan bagian terluar dari otak. Meningen
memiliki beberapa lapisan yaitu Durameter, Aracnoid dan Piameter.

Durameter merupakan bagian terluar. Durameter merupakan lapisan periostem tulang


tenggorok, merupakan lapisan yang kuat, lapisan fibrosa yang mengandung pembuluh darah, yang
memberikan nutrisi pd tulang. Lapisan luar dan dalam menempel dengan tengkorak shg tidak ada
lapisanepidural antar tulang dg membrane seperti pd spinal. Antara durameter bagian dalam dan
aracnoid terdapat rongga subdural dan tidak mengandung Cerebro Spinal Spuid (cairan serebro
spinal). Pada beberapa tempat kedua lapisan dalam dan luar membentuk saluran ynag mengandung
Pembuluh darah yang disebut dengan Dural sinus dan terdapat darah vena dari pembuluh darah di
otak.

Aracnoid merupakan Lapisan tengan dari meningen. Lapisan ini merupakan jaringan
ikat, Antara aracnoid dan piameter terdapat seperti jaring2 trabekula dan rongga subaracnoid yg
mengandung CSF. Lapisan aracnoid idak mengandung pembuluh darah, tapi pembuluh darah
terdapat pada ronga subaracnoid.

Piameter merupakan lapisan yang bersentuhan langsung dengan otak. Sebagian besar
suplai darah pada otak disuplai oleh pembuluh2 darah kecil yang banyak pada piameter.

2.4.2 Ventrikel

Ventrikel otak dilapisi oleh epitelkuboid yg disebut epedima. Terdapat kapiler2 yg


disebut dg pleksus koroides. Terdapat 4 ventrikel yag diberi nomor dari atas kebawah dari otak
yaitu: ventrikel kiri dan kanan pada hemister sebri, ventrikel ketiga pada diecephalon dan ventrikel
keempat pada pons dan medulla. Ventrikel lateral dihubungkan dg ventrikel ketiga oleh
interventrikular foramen sedangkan ventrikel ketiga nyambung dg ventrikel keempat melewati oleh
celah sempit yg disebut serebral aqua duktus di midbral/otak tengah.

2.4.3 Cairan Serebrospinal

Cairan serebrospinal / CSF berperan dalam melindungi otak, menjaga keseimbangan


bahan2 kimia susunan syaraf pusat. CSF dientuk dalam pleksus koroides pada ventrikel lateral. Tiga
dan empat dg kombinasi proses diffusi dan transport aktif. Pleksus koroid menseleksi komponen
darah yang dapat melewati membrannya keventrikel (tidak untuk sel darah merah, protein dg
molekul besar). Yang dapat lewat: protein berukuran kecil, O2, CO2, Na, K, Ca, Mg, Cl, gukosa dan
seluruh jumlah kecil sel darah putih.

Perjalanan CSF

CSF dibentuk di ventrikel lateral, lalu melalu interventrikuler foramen masuk ke


ventrikel III dan melalui Agua Duktus CSF mengalir ke ventrikel IV. Diventrikel IV terdapat 3 buah
subaracnoid spaces (sisterna magna) disebelah medulla, aliran berlanjut kespinal lalu kelumbal
sisterna. Sebagian besar naik lagi ke otak melalui subaraknoid spaces masuk kevili arachnoid dari
sinus sagital superior.

Cerebro Spinal Fluid (CSF)

Vili arachnoid memiliki katup yang sensitive dengan tekanan dg sisitem satu arah. CSF
selalui dipengaruhi sekitar dalam sehari.

2.4.4 Nutrisi Otak

Sbanyak 20 % O2 dari seluruh kebutuhan tubuh digunakan oleh otak. Kebutuhan


O2 tinggi saat otak istirahat. Otak mendapatkan nutrisi hanya dari darah. otak membutuhan O2 dan
glukosa setiap saat tetapi otak tidak memeiliki kemampuan untuk menyimpan cadangan.

Dampak kekurangan Nutrisi pada otak

Kekurangan O2 dan glukosa pada otak menyebabkan kerusakan yang lebih cepat dibandingkan pada
jaringan lain. Kekurangan dalam beberapa menit dapat menyebabkan kerusakan yang menetap.

2.4.5 Batang Otak

Berbatasan dg medulla spinalis dibagian bawah dan diensepalon dibagian atas. Sedikit
menyempit saat keluar dari tengkorak melalui foramen magnum untuk bersatu dengan medulla
spinalis. Batang otak memiliki fungsi yang sangat penting termasuk traktus yang panjang dari jalur
aseden da desenden. Jaringan dari badan sel dan serabutnya dari formation retikularis terdapat
disini, yang sangat berperan penting dalam mempertahankan hidup. Seluruh syaraf cranial kecuali
olfaktorius dan optikus keluar dari batang otak.

a) Formatio Retikularis

Terbagi kedalam jalur aseden, jalur desenden dan nervus kranialis. Formatio retikularis
terbentang sepanjang batang otak, dengan akson terbentang menuju diencepalon dan medulla
spinalis. Memiliki sekitar 30.000 sinaps. Lesi pada formation Retiklaris dikelompokkan sesuai dengan
fungsi masing-masing.

b) Medulla Oblongata

Medulla oblongata merupakan bagian yang vital dalam pengaturan jantung, vasomotor/kontriksi
dan dilatasi pembuluh darah dan pusat pernafasan. Medulla oblongata memonitor kadar CO2 yang
berperan dalam pengaturan pernafasan, mengatur muntah, bersin, batuk dan menelan. Dibagian
ventral terdapat pyramid menyilang (pyramid decussation) sehingga dibawah medulla keadaan
motorik tubuh dikontrol oleh bagian yang berlawanan dalam hemisfer serebri.

2.4.6 Pons

Terletak diatas medulla, pada bagian dorsal terdapat Formtorio Retikularis dan
nuclei syaraf cranial jalur aseden dan desende. Dalam Formatio retikularis terdapat pusat apneu dan
pneumotorix yang membantu `dalam pengaturan pernafasan
a) Midbrain/mesensepalon

Midbrain terdapat diatas pons. Terdapat pusat refleks yang membantu koordinasi pergerakan bila
matadan kepala, membantu pengaturan mekanisme focus pada mata, mengatur responpupil
terhadap stimulus cahaya. Terdapat substansi nigra yang berperan dalam pengturan aktivitas
motoric somatic.

2.4.7 Serebelum

Serebelum berperan dalam fungsi keseimbangan. Secara terus menerus


menerima input dari otot, tendon, sendi, dan organ vestibular (keseimbangan) dalam bentuk
proprioceptive input (kepekaan terhadap posisi tubuh yang satu dari yang lain). Mengitegrasikan
kontraksi otot satu dengan yg lain, mengatur tonus otot.

2.4.8 Serebrum

Serebrum merupakan struktur terbesar dan paling rumit dalam system syaraf. Terdapat
dua hemisfer yang terdiri dari korteks yang merupakan subtansi abu-abu (gray matter), subtansi
putih dan ganglia basalis. Korteks terbagi kedalam 6 lobus: frontalis, pariental, temporal, oksipital,
limbic dan insula/lobus sentralis. Korteks serebri merupakan lapisan terluar dari serebrum, terdiri
dari subtansi abu-abu. Banyak berperan dalam pengaturan aktivitan kehidupan yang disadari.

a) Lobus Frontalis

Lobus frontalis merupakan area control motorik terhadap pergerakan yang disadari termasuk
yang berkaitan dengan bicara. Aktivitas motorik: Area Broadman 4 (primary motor cortex), area 6
(supplementary and premotor motor cortex), area 8 (pergerakan mata) area 44 (area Brocca untuk
bicara). Selain control motorik lobus frontalis juga berperan dalam control ekspresi emosi dan
prilaku, moral.

b) Lobus Parientalis

Lobus parientalis berperan dalam sensasi umum, selera, are 1,2,3 (integrasi sensasi secara
umum) 5,6,7,40 (apresiasi terhadap tekstur, berat, mengenali bentuk benda yang dipegang). Area 40
memiliki peran penting dalam body image/gambaran diri. Area 43 (selera dalam hal pengecapan).

c) Lobus temporalis

Lobus temporalis merupaan pusat pendengaran, keseimbangan, emosi, dan memori. Terdapat
area 41,42 yang berperan dalam pegturan keseimbangan, area 39 yang berperan dalam pemahaman
terhadap bicara/kata-kata. Bagian anterior lobus ini berperan dalam emosi, halusinasi, memori
jangka pendek dari beberapa menit s.d beberapa minggu atau bulan.

d) Lobus oksipital

Lobus oksipital merupakan pusat penglihatan, pengaturan ekspresi. Terhadap area 17 (area
penglihatan utama), area 18,19 mamaknai hasil penglihatan, area 39 memahami bahasa tulisan,
area 22 memahami bahasa lisan dan area wernicks (39,22,40).

1. Insula berperan dalam pengaturan aktivitas gastrointestinal, dan organ visceral lainnya.
2. Limbik Berperan dalam pengaturan emosi, perilaku, memori jangka pendek dan penciuman.

2.4.9 Diencepalon

a) Talamus

Talamus merupakan pust prosesing dan relay semua input sensori kecuali penciuman. Talamus
merupakan memiliki 4 area utama yaitu system sensori, system motorik, aktivitas neurofisiologius
dan ekspresi emosi, perilaku manusia unik. Talamus berkaitan dengan proses berfikir, kreativitas,
interpretasi dan pemahaman bahasa lisan dan tilisan dan mengenali objek dengan cara menyentuh.

b) Hipotalamus

Hipotalamus terletak dibawah thalamus, berdekatan dengan dengan hipofisis. Hipotalamus


mengatur banyak fungsi untuk keseimbangan. Merupakan pusat pengaturan dan koordinasi dari
system syaraf otonom, pengaturan suhu, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Pengaturan pola tidur dan terjaga, berperan dalam pengaturan lapar dan keinginan untuk makan
yang dibantu dengan kadar glukosa, lemak dan protein dalam tubuh, respon prilaku berkaitan
dengan emosi, Kontrol endokrin juga berperan dalam respon seksual seperti organisme dan respon
terhadap stimulus organ seksual.

c) Epithalamus

Epithalamus terdiri dari 3 bagian : Trigonum habenulae, badan pineal, dan komisura posterior.
Trigonum habenulae mengandung serabut syaraf yang berhubungan dengan midbrain, berperan
sebagai pusat relay. Badan pineal (epiphysis) berperan seperti kelenjar endokrin (neuroendokrin).
Komisura posterior berhubungan dengan midbrain.

d) Ventral thalamus/subthalamus

Terletak dibagian ventral diencephalons, mengandung nuclei subtalamik.

Syaraf Kranial

Terdapat 12 pasang syaraf cranial yaitu:

1. SK I (olfactorius): S, Penciuman

2. SK II (opticus): S, Penglihatan, input refleksi focusing dan konstriksi pupil dilimbik.

3. SK III (Okulomotorius): M, Pergerakan bola mata elevasi alis, konstriksi pupil dan memfokusan
lensa.

4. SK IV (trochlearis): M, Pergerakan bola mata ke bawah

5. SK V (Trigeminus):
a) VI (Syaraf optalmik): S, input dari kornea, rongga hidung bagian atas, kulit kepala bagian
rrontal, dahi, bagian atas, konjungtiva kelenjar air mata.

b) V2 (Syaraf maksilari): S, input dari dagu, bibir atas, gigi atas, mukosa rongga hidung,palatum,
faring.

c) V3 (Syaraf mandibular): S,M, input dari lidah (bukan pengecapan), gigi bawah, kulit dibawah
dagu, mengunyah.

6. SK VI (Abdusen): M, Pergerakan mata kelateral

7. SK VII (Fasialis): S,M, Pengecapan, Salivasi, lakrimasi, pergerakan otot wajah

8. SK VIII (Vestibulocochhlearis): Vestibular untuk keseimbangan, cochlearis untuk pendengaran

9. SK IX (Glossofaringeus): S,M, Pengecapan, sensasi lain dari lidah, salvias dan menelan

10. SK X (Vagus): S,M, menelan, monitor kadar oksigen dan karbondioksida darah, tekanan darah,
kegiatan organ visceral lain

11. SK XI (Aksesorius): M, produksi suara dilaring, Peergerakan kepala dan bahu, muscle sense

12. SK XII (Hipoglosus): M, pergerakan lidah saat bicara, mengunyah, muscle sense

Dasar Anatomi Medula Spinalis

Medulla Spinalis merupakan bagian dari susunan syaraf pusat. Terbentang dari foramen magnum
sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus
medullaris. Terbentang dibawah conu terminalis serabut-serabut bukan syaraf yang disebut disebut
filum terpinali yang merupakan jaringan ikat.

2.5.1 Meningen Spinal

Meningen Spinal terdiri atas tiga lapis yaitu: Dura mater, arachonid dan piameter. Duramater
yang merupakan lapisan yang kuat, membrane fibrosa, bersatu dengan filum terminalie. Piameter
berupa lapisan tipis, kaya pembuluh darah, nyambung dengan medulla spinalis. Rongga antara
periosteum dengan durameter disebut dengan epi dural yang merupakan area yang mengandung
banyak pembuluh darah dan lemak. Rongga antara duramater dengan rachnoid disebut dengan
subdural. Subdural tidak mengandung CSF. Rongga antara arachnoid dan piamater disebut dengan
subarachnoid. Pada rongga ini terdapat Cerebro Spinal Fluid, Pembuluh Darah dan akar-akar syaraf.

2.5.2 Cairan Serebro Spinal

Cairan serebro spinal merupakan cairan bening hasil ultrafiltrasi dari pembuluh darah dikapiler
otak. Cairan ini selalu dipertahankan dalam keadaan seimbangan antara produksi dan reabsorpsi
oleh pembuluh darah CSF mengandung air, protein dalamjumlah kecil, oksigen dan karbondioksida,
Na, K,Ca, Mg, Cl, glukosa, sel darah putih dalm jumlah kecil, dan material organic lainnya

2.5.3 Struktur Interal

Terdapat subtanis abu-abu dan substansi putih. Substansi abu-abu membentuk seperti kupu-
kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. terbagi menjadi bagian kiri dan kanan anterior
median fissure san median septum yang disebut dengan posterior median septum.

Keluar dari medulla spinalis merupakan akar ventaral dan dorsal dari syaraf spinal. Substansi abu-
abu mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferent, akson tak bermyelin, syaraf sensoris
dan motoris dan akson terminal dari neuron. Subtansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan
terdiri dari tiga bagian yaiti : anterior sebagai autput/efferent, comisura abu-abu untu refleks silang
dan subtansi putih merupakan kumpulan serat saraf bermyelin.

Saraf motorik

Sel saraf motorik merupakan bagian dari struktur dan fungsi sistem saraf yang berfungsi Mengirim
implus dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap
rangsangan. Badan sel saraf motorik berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang. Bisa dilihat
dalam gambar berikut.

Mekanisme penghantaran informasi antara reseptor dengan sistem saraf pusat terjadi melalui
proses penghantaran impuls dengan kode irama dan frekuensi tertentu. saraf eferen di sebut
sebagai saraf motorik terdiri dari dua bagian yaitu saraf motorik somatik dan saraf somatik autonom

2.6.1 Saraf motorik somatik

Saraf motorik somatik membawa implus dari pusat ke otot rangka sebagai organ efektor.melalui
proses komunikasi secara biolistrik di saraf dan proses komunikasi melalui neurotransmitor di
hubungkan saraf-otot, dapat terbangkit kontraksi otot. Baik kekuatan maupun jenis kontraksi oto
rangka dapat dikendalikan oleh sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi. Sistem saraf somatik
turut berperan dalam proses pengendalian kinerja otot rangka yang diperlukan untuk
menyelengarakan berbagai sikap dan gerakan tubuh.

a. Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)

Saraf tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf somatik; dimulai dari ujung saraf
dorsal dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian di luar sumsum tulang belakang). Saraf-saraf
tersebut mengarah keluar rongga dan bercabang-cabang di sepanjang perjalanannya menuju otot
atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-cabang saraf tulang belakang ini umumnya
disertai oleh pembuluh-pembuluh darah, terutama cabang-cabang yang menuju otot-otot kepala
(skeletal muscles). Mekanisme input (masuknya informasi-informasi sensoris ke sumsum tulang
belakang) dan output dari proses tersebut yang menghasilkan informasi-informasi motorik dapat
Soma sel dari axon-axon saraf tulang belakang yang membawa informasi sensoris ke otak dan
sumsum tulang belakang terletak di luar sistem saraf pusat (kecuali untuk sistem visual karena retina
mata adalah bagian dari otak). Axon-axon yang datang membawa informasi sensoris ke susunan
saraf pusat ini adalah saraf-sarafafferent. Soma-soma sel dari axon yang membawa informasi
sensoris tersebut berkumpul di dorsal rootganglia. Neuron-neuron ini merupakan neuron-neuron
unipolar. Batang axon yang bercabang di dekat soma sel, mengirim informasi ke sumsum tulang
belakang dan ke organ-organ sensoris. Semua axon di dorsal root menyampaikan informasi
sensorimotorik.

b. Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves)

Saraf-saraf kepala Terdiridari 12 pasang saraf kepala yang meninggalkan permukaan ventral otak.
Sebagian besar saraf-saraf kepala ini mengontrol fungsi sensoris dan motorik di bagian kepala dan
leher. Salah satu dari kedua belas pasang tersebut adalah saraf vagus (vagus nerves/saraf yang
berkelana), yang merupakan saraf nomor sepuluh yang mengatur fungsi-fungsi organ tubuh di
bagian dada dan perut. Disebut vagus atau saraf yang berkelana karena cabang-cabang sarafnya
mencapai rongga dada dan perut.

2.6.3 Saraf motorik autonom

Saraf motorik autonom merupakan salah satu komponen sistem saraf autonom yang
menegendalikan otot polos, otot jantung dan kelenjar. Sistem saraf autonom (SSAU) termasuk
berbagai pusat pengendali di otak, pada dasarnya melaksanakan kegiatan secara independen dan
tidak langsung dikendalikan oleh kesadaran. Sistem saraf autonom terutama mengendalikan
berbagai fungsi organ viseral yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, antara lain
fungsi jantung dalam mengatur volume curah jantung(cardiac ouput), fungsi pembuluh darah dalam
mengatur aliran darah keberbagai organ, dan fungsi pencernaan.

Saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang
belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan
masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf
yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung
ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf autonom terdiri dari system saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Organ yang dilayani
oleh saraf autonom bekerja secara autonom. Sistem ini biasanya disebut system motor dan serabut
aferen yang kembali dari organ interna bukan merupakan bagian dari system ini. Sebagian besar
organ menerima seperangkat serabut ganda, satu perangkat melalui saraf simpatik dan yang lain
melalui parasimpatik. Ujung akson pada saraf tersebut mengeluarkan suatu zat transmitter yang
berbeda pada pada efektor. Serabut-serabut system simpatik mengeluarkan norepinefrin dan
serabut- serabut system parasimpatik mengeluarkan asetilkolin.

Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf
simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum
tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik
mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu..
Ada tiga ganglion simpatis yang tidak tergabung dalam ganglion paravertebralis yaitu ganglion
kolateral yang terdiri dari ganglion seliaka, ganglion mesenterikus superior dan ganglion
mesenterikus inferior. Ganglion parasimpatis terletak relatif dekat kepada alat yang disarafinya
bahkan ada yang terletak didalam organ yang dipersarafi. Semua serat preganglion baik parasimpatis
maupun simpatis serta semua serat postganglion parasimpatis, menghasilkan asetilkolin sebagai zat
kimia perantara. Neuron yang menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara dinamakan
neuron kolinergik sedangkan neuron yang menghasilkan nor-adrenalin dinamakan neuron
adrenergik. Sistem saraf parasimpatis dengan demikian dinamakan juga sistem saraf kolinergik,
sistem saraf simpatis sebagian besar merupakan sistem saraf adrenergik dimana postganglionnya
menghasilkan nor-adrenalin dan sebagian kecil berupa sistem saraf kolinergik dimana
postganglionnya menghasilkan asetilkolin. Distribusi anatomik sistem saraf otonom ke alat-alat
visera, memperlihatkan bahwa terdapat keseimbangan pengaruh simpatis dan parasimpatis pada
satu alat. Umumnya tiap alat visera dipersarafi oleh keduanya. Bila sistem simpatis yang sedang
meningkat, maka pengaruh parasimpatis terhadap alat tersebut kurang tampak, dan sebaliknya.
Dapat dikatakan pengaruh simpatis terhadap satu alat berlawanan dengan pengaruh
parasimpatisnya.

Sel saraf sensorik

Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak
(ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan
dengan saraf asosiasi (intermediet).

Você também pode gostar