Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Definisi
Ada beberapa pengertian penyakit Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)
menurut beberapa ahli adalah :
1. Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) merupakan perbesaran
kelenjarprostat, memanjang ke atas kedalam kandung kemih dan
menyumbataliran urin dengan menutupi orifisium uretra akibatnya
terjadi dilatasiureter (hidroureter) dan ginjal (hidronefrosis) secara
bertahap(Smeltzer dan Bare, 2002).
2. BPH merupakakan pertumbuhan nodul-nodul
fibroadenomatosamajemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulai
dari bagianperiuretral sebagai proliferasi yang terbatas dan tumbuh
denganmenekan kelenjar normal yang tersisa, prostat tersebut
mengelilingiuretra dan, dan pembesaran bagian periuretral menyebabkan
obstruksileher kandung kemih dan uretra parsprostatika yang
menyebabkanaliran kemih dari kandung kemih (Price dan Wilson,
2006).
3. BPH merupakan suatu keadaan yang sering terjadi pada pria umur
50tahun atau lebih yang ditandai dengan terjadinya perubahan
padaprostat yaitu prostat mengalami atrofi dan menjadi
nodular,pembesaran dari beberapa bagian kelenjar ini dapat
mengakibatkanobstruksi urine ( Baradero, Dayrit, dkk, 2007).
Dari beberapa definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa BPH
adalah perbearan atau hipertrofi prostat yang meliputi beberapa atau semua
komponen prostat, kelenjar prostat membesar dan memanjang kearah depan
ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine sehingga
menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran
urinarius.
1
B. Etiologi
Ketika seseorang laki-laki mencapai usia 25 tahun, prostatnya mulai
berkembang. Pembesaran alami ini disebut Benign Prostatic
Hyperplasia(BPH) dan merupakan peyebab pembesaran prostat yang paling
sering terjadi.BPH adalah sebuah kondisi jinak yang tidak menyebabkan
kanker prostat, meskipun masalah tersebut dapat muncul berdampingan.
Penyebab yang pasti terjadinya BPH belum diketahui secara pasti.Namun
yang pasti kelenjar prostat sangat bergantung pada hormon androgen. Faktor
lain yang erat kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan. Penyakit ini
jarang mengenai pria usia< 40 tahun, dengan gejala yang umum dimulai
antara usia 60-65 tahun. Ada beberapa kemungkinan penyebab antara lain :
1. Dihydrotosteron.
Yaitu peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan
epitel dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hyperplasi.
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen-testoteron.
Proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen dan
penurunan testoteron yang mengakibatkan hyperplasi stroma.
3. Interaksi stroma epitel
Peningkatan epidermal growth faktor atau fibroblast growth factor dan
penurunan transforming growth factor beta menyebabkan hiperplasi
stroma dan epitel.
4. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma
dan epitel dari elenjar prostat.
5. Teori sel steam
Sel stem yang meningkat mengakibatkan poliferasi sel transit.
C. Klasifikasi
Secara klinik derajat berat, dibagi menjadi 4 gradasi, yaitu:
1. Derajat 1 :
Apabila ditemukan keluhan prostatismus, pada DRE
(colokdubur)ditemukan penonjolan prostat dan sisa urine kurang dari50
ml.
2. Derajat 2 :
2
Ditemukan tanda dan gejala seperti pada derajat 1, prostat lebihmenonjol,
batas atas masih teraba dan sisa urine lebih dari 50 mltetapi kurang dari
100 ml.
3. Derajat 3 :
Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat tidak teraba lagi dan sisaurin
lebih dari 100 ml.
4. Derajat 4 :
Apabila sudah terjadi retensi total.
D. Manifestasi Klinis
Obstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemihmaupun
keluhan diluar saluran kemih. Menurut Purnomo (2011) tandadan gejala dari
BPH yaitu :
1. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah
a. Gejala obstruksi meliputi : Retensi urin (urin tertahan dikandung
kemih sehingga urin tidak bisa keluar), hesitansi (sulit memulai
miksi), pancaran miksi lemah, intermiten (kencing terputus-putus),
dan miksi tidak puas (menetes setelah miksi).
b. Gejala iritasi meliputi : Frekuensi, nokturia, urgensi (perasaan ingin
miksi yang sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada saat miksi).
2. Gejala pada saluran kemih bagian atas
Keluhan akibat hiperplasi prostat pada sluran kemih bagian atas berupa
adanya gejala obstruksi, seperti nyeri pinggang,benjolan dipinggang
(merupakan tanda dari hidronefrosis), ataudemam yang merupakan tanda
infeksi atau urosepsis.
3. Gejala diluar saluran kemih
Pasien datang diawali dengan keluhan penyakit herniainguinalis atau
hemoroid.Timbulnya penyakit ini dikarenakansering mengejan pada saat
miksi sehingga mengakibatkan tekananintraabdominal. Adapun gejala
dan tanda lain yang tampak padapasien BPH, pada pemeriksaan prostat
didapati membesar,kemerahan, dan tidak nyeri tekan, keletihan,
anoreksia, mual danmuntah, rasa tidak nyaman pada epigastrik, dan gagal
ginjal dapatterjadi dengan retensi kronis dan volume residual yang besar.
E. Patofisiologi
3
Hiperplasi prostat adalah pertumbuhan nodul-nodul fibroadenomatosa
majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulaidari bagian periuretral
sebagai proliferasi yang terbatas dan tumbuhdengan menekan kelenjar normal
yang tersisa.Jaringan hiperplastikterutama terdiri dari kelenjar dengan stroma
fibrosa dan otot polos yangjumlahnya berbeda-beda. Proses pembesaran
prostad terjadi secaraperlahan-lahan sehingga perubahan pada saluran kemih
juga terjadisecara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah terjadi
pembesaranprostad, resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostad
meningkat,serta otot destrusor menebal dan merenggang sehingga timbul
sakulasiatau divertikel. Fase penebalan destrusor disebut fase
kompensasi,keadaan berlanjut, maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya
mengalamidekompensasi dan tidak mampu lagi untuk
berkontraksi/terjadidekompensasi sehingga terjadi retensi urin. Pasien tidak
bisamengosongkan vesika urinaria dengan sempurna, maka akan terjadi
statisurin. Urin yang statis akan menjadi alkalin dan media yang baik
untukpertumbuhan bakteri (Baradero, dkk 2007).
Obstruksi urin yang berkembang secara perlahan-lahan dapat
mengakibatkan aliran urin tidak deras dan sesudah berkemih masih ada urin
yang menetes, kencing terputus-putus (intermiten), dengan adanya obstruksi
maka pasien mengalami kesulitan untuk memulai berkemih (hesitansi).Gejala
iritasi juga menyertai obstruksi urin. Vesika urinarianya mengalami iritasi dari
urin yang tertahan tertahan didalamnya sehingga pasien merasa bahwa vesika
urinarianya tidak menjadi kosong setelah berkemih yang mengakibatkan
interval disetiap berkemih lebih pendek (nokturia dan frekuensi), dengan
adanya gejala iritasi pasien mengalami perasaan ingin berkemih yang
mendesak/ urgensi dan nyeri saat berkemih /disuria ( Purnomo, 2011).
Tekanan vesika yang lebih tinggi daripada tekanan sfingter dan obstruksi,
akan terjadi inkontinensia paradoks. Retensi kronik menyebabkan refluk
vesiko ureter, hidroureter, hidronefrosis dan gagal ginjal. Proses kerusakan
ginjal dipercepat bila terjadi infeksi. Pada waktu miksi penderita harus
mengejan sehingga lama kelamaan menyebabkan hernia atau
4
hemoroid.Karena selalu terdapat sisa urin, dapat menyebabkan terbentuknya
batu endapan didalam kandung kemih.Batu ini dapat menambah keluhan
iritasi dan menimbulkan hematuria. Batu tersebut dapat juga menyebabkan
sistitis dan bila terjadi refluk akan mengakibatkan pielonefritis (Sjamsuhidajat
dan De jong, 2005).
5
6
F. Pathway
Sel prostat umur
Hormon estrogen dan Faktor usia Prolikerasi abnormal
tesstoteron tidak seimbang panjang sel strem
Sel stroma pertumbuhan
Sel yang mati
Produksi stroma dan
terpacu
kurang epitel berlebihan
Prostat membesar
2. Terapi Medikamentosa
Menurut Baradero dkk (2007) tujuan dari obat-obat yangdiberikan pada penderita
BPH adalah :
a. Mengurangi pembesaran prostat dan membuat otot-ototberelaksasi untuk
mengurangi tekanan pada uretra
b. Mengurangi resistensi leher buli-buli dengan obat-obatangolongan alfa blocker
(penghambat alfa adrenergenik)
c. Mengurangi volum prostat dengan menentuan kadarhormonetestosterone/
dehidrotestosteron (DHT).
3. Terapi Bedah
Pembedahan adalah tindakan pilihan, keputusan untukdilakukan pembedahan
didasarkan pada beratnya obstruksi, adanyaISK, retensio urin berulang, hematuri,
tanda penurunan fungsi ginjal,ada batu saluran kemih dan perubahan fisiologi pada
9
prostat. Waktupenanganan untuk tiap pasien bervariasi tergantung pada
beratnyagejala dan komplikasi. Menurut Smeltzer dan Bare (2002) intervensibedah
yang dapat dilakukan meliputi : pembedahan terbuka danpembedahan endourologi.
a. Pembedahan Terbuka
Beberapa teknik operasi prostatektomi yang biasa digunakan adalah :
1. Prostatektomi Suprapubik
Adalah salah satu metode mengangkat kelenjar melalui insisiabdomen.Insisi
dibuat dikedalam kandung kemih, dan kelenjarprostat diangkat dari atas.
Teknik demikian dapat digunakan untukkelenjar dengan segala ukuran, dan
komplikasi yang mungkinterjadi ialah pasien akan kehilangan darah yang
cukup banyakdibanding dengan metode lain, kerugian lain yang dapat
terjadiadalah insisi abdomen akan disertai bahaya dari semua prosedurbedah
abdomen mayor.
2. Prostatektomi Perineal
Adalah suatu tindakan dengan mengangkat kelenjar melalui suatuinsisi
dalam perineum.Teknik ini lebih praktis dan sangat berguna untuk biopsy
terbuka.Pada periode pasca operasi lukabedah mudah terkontaminasi karena
insisi dilakukan dekat dengan rectum.Komplikasi yang mungkin terjadi dari
tindakanini adalah inkontinensia, impotensi dan cedera rectal.
3. Prostatektomi Retropubik
Adalah tindakan lain yang dapat dilakukan, dengan cara insisiabdomen
rendah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara arkuspubis dan kandung
kemih tanpa memasuki kandung kemih.Teknik ini sangat tepat untuk
kelenjar prostat yang terletak tinggidalam pubis. Meskipun jumlah darah
yang hilang lebih dapatdikontrol dan letak pembedahan lebih mudah dilihat,
akan tetapiinfeksi dapat terjadi diruang retropubik.
b. Pembedahan Endourologi
Pembedahan endourologi transurethraldapat dilakukan dengan memakai tenaga
elektrik diantaranya:
1. Transurethral Prostatic Resection (TURP)
Merupakan tindakan operasi yang paling banyak dilakukan,reseksi kelenjar
prostat dilakukan dengan transuretramenggunakan cairan irigan (pembilas)
agar daerah yang akandioperasi tidak tertutup darah.Indikasi TURP ialah
gejala-gejalasedang sampai berat, volume prostat kurang dari 90
10
gr.Tindakanini dilaksanakan apabila pembesaran prostat terjadi dalam
lobusmedial yang langsung mengelilingi uretra.Setelah TURP yangmemakai
kateter threeway.Irigasi kandung kemih secara terusmenerus dilaksanakan
untuk mencegah pembekuan darah.Manfaat pembedahan TURP antara lain
tidak meninggalkan ataubekas sayatan serta waktu operasi dan waktu tinggal
dirumahsakit lebih singkat.Komplikasi TURP adalah rasa tidak enak pada
kandung kemih, spasme kandung kemih yang terus menerus, adanya
perdarahan, infeksi, fertilitas (Baradero dkk, 2007).
2. Transurethral Incision of the Prostate (TUIP)
Adalah prosedur lain dalam menangani BPH. Tindakan inidilakukan apabila
volume prostat tidak terlalu besar atau prostatfibrotic.Indikasi dari
penggunan TUIP adalah keluhan sedangatau berat, dengan volume prostat
normal/kecil (30 gram ataukurang).Teknik yang dilakukan adalah dengan
memasukaninstrument kedalam uretra.Satu atau dua buah insisi dibuat
padaprostat dan kapsul prostat untuk mengurangi tekanan prostat padauretra
dan mengurangi konstriksi uretral. Komplikasi dari TUIPadalah pasien bisa
mengalami ejakulasi retrograde (0-37%)(Smeltzer dan Bare, 2002).
3. Terapi invasive minimal
Menurut Purnomo (2011) terapai invasive minimal dilakukan pada pasien
dengan resiko tinggi terhadap tindakan pembedahan.Terapi invasive minimal
diantaranya Transurethral MicrovaweThermotherapy (TUMT), Transuretral
Ballon Dilatation(TUBD), Transuretral Needle Ablation/Ablasi jarum
Transuretra(TUNA), Pemasangan stent uretra atau prostatcatt.
a) Transurethral Microvawe Thermotherapy (TUMT), jenis pengobatan
ini hanya dapat dilakukan di beberapa rumah sakit besar. Dilakukan
dengan cara pemanasan prostat menggunakan gelombang mikro yang
disalurkan ke kelenjar prostat melalui transducer yang diletakkan di
uretra pars prostatika, yang diharapkan jaringan prostat menjadi
lembek.
b) Transuretral Ballon Dilatation (TUBD), pada tehnik ini dilakukan
dilatasi (pelebaran) saluran kemih yang berada di prostat dengan
menggunakan balon yang dimasukkan melalui kateter. Teknik ini
efektif pada pasien dengan prostat kecil, kurang dari 40 cm3. Meskipun
11
dapat menghasilkan perbaikangejala sumbatan, namun efek ini hanya
sementar, sehinggacara ini sekarang jarang digunakan.
c) Transuretral Needle Ablation (TUNA), pada teknik inimemakai energy
dari frekuensi radio yang menimbulkanpanas mencapai 100 derajat
selsius, sehingga menyebabkannekrosis jaringan prostat. Pasien yang
menjalani TUNAsering kali mengeluh hematuri, disuria, dan kadang-
kadangterjadi retensi urine (Purnomo, 2011).
d) Pemasangan stent uretra atau prostatcatth yang dipasangpada uretra
prostatika untuk mengatasi obstruksi karenapembesaran prostat, selain
itu supaya uretra prostatika selaluterbuka, sehingga urin leluasa
melewati lumen uretraprostatika. Pemasangan alat ini ditujukan bagi
pasien yangtidak mungkin menjalani operasi karena resiko
pembedahanyang cukup tinggi.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Analisis urine dan pemeriksaan mikroskopis urin penting untuk melihat adanya
sel leukosit, bakteri, dan infeksi. Bila terdapat hematuria, harus diperhitungkan
etiologi lain seperti keganasan pada saluran kemih, batu, infeksi saluran kemih,
walaupun BPH sendiri dapat menyebabkan hematuria. Elektrolit, kadar ureum dan
kreatinin darah merupakan informasi dasar dan fungsi ginjal dan statusmetabolik.
Pemeriksaan Prostat Specific Antigen (PSA) dilakukansebagai dasar penentuan
perlunya biopsi atau sebagai deteksi dinikeganasan.Bila nilai SPA < 4mg / ml tidak
perlu biopsy.Sedangkanbila nilai SPA 410 mg / ml, hitunglah Prostat Spesific
Antigen Density(PSAD) yaitu PSA serum dibagi dengan volume prostat. Bila PSAD
>0,15 maka sebaiknya dilakukan biopsi prostat, demikian pula bila nilaiPSA > 10
mg/ml.
2. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah foto polos abdomen,pielografi
intravena, USG dan sitoskopi.Dengan tujuan untukmemperkirakan volume BPH,
menentukan derajat disfungsi bulibulidan volume residu urine, mencari kelainan
patologi lain, baik yangberhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan
BPH.Dari semua jenis pemeriksaan dapat dilihat :
12
a. Dari foto polos dapat dilihat adanya batu pada batu traktusurinarius, pembesaran
ginjal atau buli buli.
b. Dari pielografi intravena dapat dilihat supresi komplit dari fungsirenal,
hidronefrosis dan hidroureter, fish hook appearance(gambaran ureter belok
belok di vesika).
c. Dari USG dapat diperkirakan besarnya prostat, memeriksa masaginjal,
mendeteksi residu urine, batu ginjal, divertikulum atau tumorbuli buli. (Arif
Mansjoer, 2000).
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Urinalisis : warna kuning, coklat gelap, merah gelap / terang, penampilan keruh,
PH 7 atau lebih besar, bakteria.
b. Kultur Urine : adanya staphylokokus aureus, proteus, klebsiella,pseudomonas,
e.coli.
c. Peningkatan BUN / kreatinin
d. IVP : menunjukan perlambatan pengosongan kandung kemih danadanya
pembesaran prostat, penebalan otot abnormal kandungkemih.
e. Sistogram yaitu mengukur tekanan darah dan volume dalam kandungkemih.
f. Sistouretrografi berkemih : sebagai ganti IVP untuk menvisualisasikandung
kemih dan uretra dengan menggunakan bahan kontraslokal.
g. Sistouretroscopy : untuk menggambarkan derajat pembesaranprostat dan
kandung kemih.
h. Transrectal ultrasonografi : mengetahui pembesaran prosat,mengukur sisa urine
dan keadaan patologi seperti tumor atau batu(Sjamsuhidajat, 2004).
I. Komplikasi
Menurut Sjamsuhidajat dan De Jong (2004) komplikasi BPH adalah :
1. Retensi urin akut, terjadi apabila buli-buli menjadi dekompensasi
2. Infeksi saluran kemih
3. Involusi kontraksi kandung kemih
4. Refluk kandung kemih
5. Hidroureter dan hidronefrosis dapat terjadi karena produksi urin terusberlanjut maka
pada suatu saat buli-buli tidak mampu lagi menampungurin yang akan
mengakibatkan tekanan intravesika meningkat.
6. Gagal ginjal bisa dipercepat jika terjadi infeksi
7. Hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga dapatterbentuk batu
endapan dalam buli-buli, batu ini akan menambahkeluhan iritasi. Batu tersebut dapat
pula menibulkan sistitis, dan bilaterjadi refluks dapat mengakibatkan pielonefritis.
13
8. Hernia atau hemoroid lama-kelamaan dapat terjadi dikarenakan padawaktu miksi
pasien harus mengedan.
ASUHAN KEPERAWATAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN NYAMAN
PADA Tn.M DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST BPH HARI PERTAMA
DI RUANG DAHLIA
RSUD KOTA BATANG JAWA TENGAH
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama pasien : Tn. M
Umur : 65 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tukang Becak
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
No. register : 316556
Tgl. Masuk : 13 Desember 2014 Pukul 03.00
Diagnosa Medis : BPH
Ruang/Kelas : Ruang Dahlia / Kelas 3E
14
Tgl. Pengkajian :15 Desember 2014 Pukul 09.00
Alamat :
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan kesulitan pada saat BAK.Klien juga mengeluh sakit saat BAK dan
volume BAK yang dikeluarkan berjumlah sedikit.
15
Akhirnya saat itu juga setealah dilakukan pemeriksaan di IGD oleh Dokter yang
bertugas dan dilakukan pemasangan infuse, akhirnya klien dirawat inap di RSUD Kota
Batang di Ruang Melati Kelas 3E.
Pada saat dilakukan pengkajian senin 15 Desember 2014 pukul 09.00, klien
mengeluh jika masih mengalami kesulitan saat BAK dan BAB. Pada saat pemeriksaan
fisik didapatkan hasil TD =173/68 mmHg , Nadi = 63 x/menit , RR= 18 x menit dan
T=36 derajat celcius. Klien terlihat lemas dan tidak mempunyai energy. Pada saat hari
itu klien sedang berpuasa karena akan dilakukan operasi pada tanggal yang sama jam
11.00. Keluarga klien mengatakan jika klien susah makan pada saat dirumah sakit.
Makan yang disediakan dari rumah sakit tidak habis, hanya dimakan 3-4 sendok.Selain
itu aktivitas yang dilakukan klien seperti mandi makan minum toileting dan
berpakaian dibantu oleh keluarga yang menemani klien dirumah sakit. Pada saat
dirumah sakit klien juga mengatakan jika mengalami kesulitan saat istirahat dan tidur
dikarenakan cemas dengan penyakit dan akan dilakukan operasi terhadap dirinya.
16
Keterangan :
17
aktivitas sehari- terbaring
hari secara ditempat tidur.
- Klien hanya
mandiri
- Klien menonton mengobrol
TV, ngobrol dengan teman
dengan keluarga sekamar yang ada
yang ada dirumah diruangan
pada saat malam tersebut.
hari.
Mandi - Klien mengatakan - Klien mengatakan 4
jika dirumah jika dirumah sakit
mandi sebanyak 3 belum pernah
kali sehari mandi sama
- Klien mampu
sekali
melakukan secara
dikarenakan klien
mandiri
mengalami
kesulitan berjalan
ke toilet karena
terpasang infuse
dan lemas ,
terpasang kateter
- Klien hanya di
sibin 1x/sehari
dan dibantu oleh
anggota
keluarganya
- Klien tidak bisa
melakukan
aktivitas secara
mandiri.
18
jika dirumah klien jika dirumah sakit
dapat BAB dan klien tidak dapat
BAK dengan BAB dan BAK
sendiri. dengan sendiri,
dikarenakan
terpasang infuse
dan kateter.
Makan dan - Klien mengatakan - Klien mengatakan 4
minum jika dirumah jika selama
makan sebanyak dirumah sakit
2x/sehari dan klien makan dan
terkadang malam minum dibantu
makan mie. oleh keluarga
- Klien makan dan
yang
minum dapat
menemaninya
dilakukan dengan - Klien mengatakan
sendiri tanpa jika tidak bisa
bantuan orang melakukan
lain. aktivitas
diakrenakan
tangan kanan
terpasang infuse
dan lemah.
Berpakaian - Klien mengatakan - Klien mengatakan 4
jika dapat jika dirumah sakit
memakai pakaian klien memakai
secara mandiri dan pakaian dibantu
dilakukan setelah oleh keluarga
selesai mandi klien.
ataupun pada saat
baju klien terasa
basah.
19
Keterangan :
Kategori tingkat kemampuan aktivitas :
Tingkat aktivitas / Kategori
mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang
lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain
dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan
atau berpartisipasi dalam
MK :Hambatan Mobilitas Fisik
20
dirumah klien keramas 3- selama dirumah sakit,
4x/hari dan dilakukan pada klien belum pernah
saat mandi keramas diakrenakan
- klien mampu melakukan
klien merasa tidak kuat
keramas secara mandiri
untuk menuju toilet.
dan tidak perlu bantuan
keluarga.
Mengganti - Klien mengganti pakaian - Klien mengatakan jika
pakaian setelah mandi ataupun pada dirumah sakit klien
saat bajunya basah terkena hanya menggunakan
keringat. selimut sehingga tidak
memakai baju. Kalau
mau memakai baju klien
dibantu oleh keluarga.
MK :-
21
tidur siang
MK : -
22
Kendala Tidak ada kendala Tidak selera dengan
makanan yang di
berikan dari rumah
sakit
MK :-
5. Kebutuhan oksigenasi
a. Airway :
- Tidak terdapat sumbatan jalan nafas
- Tidak ada keluhan sesak nafas
- Klien mengatakan tidak mengalami batuk.
b. Breathing :
- RR = 18 x/menit
- Tidak ada cuping hidung pada klien
- Pengembangan dada paru bagian kanan dan kiri normal
- Tidak nampak otot bantu pernafasan
c. Circulation :
- TD =173/68 mmHg
- Nadi = 63 x/menit
- RR= 18 x menit
- T=360celcius
6. Kebutuhan eliminasi
a. Eliminasi Urine
Keadaan Sebelum di RS Saat di RS
Frekuensi Klien mengatakan jika Klien mengatakan jika
BAK dirumah sehari BAK dirumah sehari 9-
10x/hari dan klien 10x/hari dan klien
mengeluh kesakitan pada mengeluh kesakitan pada
saat BAK dan keluar hanya saat BAK sehingga klien
sedikit-sedikit. dipasang kateter agar
memudahkan pengeluaran
urine .
23
terkadang berwarna putih
bening.
Bau Khas urine (ammonia) Khas urine (ammonia)
Darah Tidak ada Tidak ada
Volume 1500-2000 ml < 1500 ml
MK : Gangguan Eliminasi Urine
b. Eliminasi Feses
Keadaan Sebelum di RS Saat di RS
Frekuensi Klien mengatakan jika Klien mengatakan selama
BAB sebanyak 10 x/hari dirumah sakit belum bisa
BAB sehingga perutnya
terasa sakit.
Warna Kuning kecoklatan -
Bau Khas feses -
Darah Tidak ada -
MK :Konstipasi
b. Keadaan neurosensori
24
Neurosensori Keterangan
Orientasi Orientasi klien baik. Klien tidak terlihat bingung
pada keadaan sekarang dan tahu sekarang berada
dirumah sakit.
Penampilan Penampilan klien terlihat bersih dan klien
terlihat terawat dengan baik
Memori Keadaan memori klien baik. Klien dapat
mengingat kejadian yang dialami pada saat
sekarang maupun masa lalu (riwayat penyakit
dahulu)
Perilaku Perilaku klien baik, klien tidak meminta suatu
hal yang aneh-aneh
Komunikasi Komunikasi klien baik. Klien dapat
berkomunikasi dengan perawat, terlihat dengan
cara klien menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh perawat.
Konsentrasi Klien terlihat kurang konsentrasi, pada saat
pengkajian klien terlihat cemas karena akan
dilakukan operasi.
Kognitif Kognitif klien kurang baik. Klien tidak
mengetahui tentang penyakit yang sedang
dideritanya. Klien hanya mengetahui tanda dan
gejala yang dialaminya. Klien mengatakan jika
tidak mengetahui tindakan apa saja yang harus
dilakukan saat pada klien pada saat sebelum
dan sesudah operasi. Klien takut dengan operasi
yang akan dilaksanakan pada hari ini senin, 15
desember 2014.
c. Nyeri :
Klien mengatakan nyeri pada bagian prostat.
P(Provokatif) = Nyeri ditimbulkan karena terpasangnya kateter pada organ
genitalnya dan bagian prostatnya.
Q(Quality) = Nyeri seperti tertusuk-tusuk
25
R(Region) = Nyeri dibagian penis
S(Scale) = Skala sedang ( skala 6)
T( Time ) = Pada saat BAK
MK : Nyeri Akut
8. Keutuhan termoregulasi
a. Suhu klien 360C
b. Akral klien teraba dingin
MK : -
26
diselesaikan, klien berdoa dan pasrah dengan Allah serta berharap agar masalah
yang dihadapinya dapat selesai dan ketemu jalan keluarnya.
27
G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Saat dilakukan pengkajian pada 15 desember 2014 Tn.M tampak lemas,
composmentis, penampilan kurang rapi, klien dapat berkomunikasi dengan baik.
Klien terlihat terpasang kateter dan terlihat cemas dengan operasi yang akan
dilakukan pada hari ini. Klien sedang menjalani puasa untuk tindakan operasi pada
hari ini , senin 15 desember 2014.
2. Kesadaran
Tanggal/jam Tingkat Respon Respon Respon Nilai
pengkajian kesadaran mata motorik verbal GCS
15 Desember Composmentis 4 5 6 15
2014 Pukul 09.00
Keterangan :
Jenis Pemeriksaan Nilai
Respon buka mata (Eye Opening, E)
- Respon spontan (tanpa stimulus/rangsang) 4
- Respon terhadap suara (suruh buka mata) 3
- Respon terhadap nyeri (dicubit)
- Tida ada respon (meski dicubit) 2
1
Respon verbal (V)
28
- Berorientasi baik 5
- Berbicara mengacau (bingung) 4
- Kata-kata tidak teratur
- Suara tidak jelas (tanpa arti, mengerang) 3
- Tidak ada suara 2
1
Respon motorik terbaik (M)
- Ikut perintah 6
- Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat 5
diberi rangsang nyeri)
- Fleksi normal (menarik anggota yang dirangsang)
- Fleksi abnormal (dekortikasi: tangan satu atau keduanya posisi 4
kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri) 3
- Ekstensi abnormal (deserebrasi: tangan satu atau keduanya
extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat 2
diberi rangsang nyeri)
- Tidak ada (flasid)
3. Vital sign
a. Tinggi badan : 170 cm
b. Berat badan : 53 kg
c. Tanda-tanda vital
1) TD : 173/68 mmHg
2) Nadi : 63 x/ menit
3) RR : 18 x/ menit
4) Suhu : 36C
5) CRT : < 2detik
4. Kepala
a. Inspeksi :
Bentuk kepala Mesochepal, kepala tampak kurang bersih dan kurang rapih,
tidak berketombe, rambut tipis beruban.
b. Palpasi :
Tidak ada benjolan maupun nyeri tekan.
5. Mata
a. Inspeksi :
29
Mata simetris, tidak terdapat lesi, bulu mata tersebar merata, warna sklera
kekuningan, konjungtiva anemis, telihat kantung mata yang sedikit hitam
b. Palpasi :
Tidak terdapat benjolan, saat di palpasi tidak terdapat nyeri.
6. Hidung
a. Inspeksi:
Pemeriksaan pada hidung tampak simetris, tidak ditemukan polip, perdarahan,
maupun peradangan pada hidung.
b. Palpasi :
Tidak terdapat benjolan, saat di palpasi tidak terdapat nyeri
7. Mulut
a. Inspeksi :
Mukosa bibir kering, tidak terdapat lesi, gigi sudah tidak lengkap.
b. Palpasi :
Tidak terdapat nyeri , dan tidak terdapat abses mandibula dan maksila.
8. Telinga
a. Inspeksi :
Telinga simetris, tidak terdapat lesi, bersih, tidak ada peradangan maupun
cairan yang keluar dari telinga.
b. Palpasi :
Tidak ada benjolan pada saat dilakukan palpasi.
9. Leher
a. Inspeksi :
Simetris dan tidak terdapat lesi, tampak kulit klien sudah keriput.
b. Palpasi :
Tidak ada benjolan dan tidak ditemukan pembesaran kalenjar tiroid
10. Paru-paru
a. Dada luar (payudara)
1) Inspeksi : bentuk dada dri depan, belakang, sisi kanan dan kiri
simetris. Tidak terdapat jaringan parut, tidak ada kemerahan pada area
dada, tidak ada retraksi interkosta, letak payudara simetris
30
2) Palpasi : ekspansi dada kanan dan kiri sama, teraba gerakan
dinding dada pada dada kanan dan kiri, tidak terdapat nyeri tekan didaerah
payudara.
11. Abdomen
Tindakan Hasil Pemeriksaan
Tampak datar, kulit keriput, tidak terdapat
Inspeksi
jejas, terdapat striae.
Auskultasi Terdengar suara bising usus 16 x/menit
Palpasi Tidak ada nyeri tekan pada saat dipalpasi
Perkusi Terdengar suara tymphani
MK :-
31
12. Genitalia
Kelainan Tidak ada
Gatal Tidak ada
Kemerahan Tidak ada
Lesi Tidak ada
Kebersihan Sedikit kotor
Kateter Ada
Oedem Tidak ada
Keterangan :
Skala Kekuatan Otot
Skala Nilai Ket.
Normal Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak
5 penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahan penuh
32
Baik 4 Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahan sedang
Sedang 3 Hanya mampu melawan gaya gravitasi
Buruk 2 Tidak mampu melawan gaya gravitas {gerakkan pasif}i
Sedikit 1 Kontraksi otot dapat di palpasi tampa gerakkan persendian
Tidak ada 0 Tidak ada kontraksi oto
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal pemeriksaan : 13-12-2014, 19:53
Tanggal selesai : 13-12-2014, 20:56
33
32.0 37.0
Waktu perdarahan 2 00 menit
Waktu pembekuan 3 00 menit 150 450
KIMIA KLINIK 37 54
Glukosa sewaktu 109 mg/dl
Ureum 34.0 mg/dl 11 16
Creatinin 1.10 mg/dl
< 15
< 30
16
16
70 140
10.0 50.0
0.60 1.10
34
I. PROGRAM TERAPI
a. Injeksi
Tanggal Jam Jenis Obat Nama Obat Dosis
13 Desember 08.00 Injeksi IV Ceftri (Pre- 1 gr
2014 operasi)
14 Desember
2014
15 Desember - 08.00 dan 20.00 Injeksi IV - Ceftri 2 x 1 gr
- 12.00 dan 24.00 - Ranitidine 2 x 50 mg
2014
- 12.00, 20.00 dan - Asam Tranex 3 x 500 mg
- Ketorolax
04.00 3 x 15 mg
- 08.00, 16.00 dan
24.00
16 Desember - 08.00 dan 20.00 Injeksi IV - Ceftri 2 x 1 gr
- 12.00 dan 24.00 - Ranitidine 2 x 50 mg
2014
- 12.00, 20.00 dan - Asam Tranex 3 x 500 mg
- Ketorolax 3 x 15 mg
04.00 ampl / 24 jam
- 08.00, 16.00 dan
24.00
17 Desember
2014
18 Desember - 08.00 dan 20.00 Injeksi IV - Ceftri 2 x 1 gr
- 08.00, 16.00 - Ketorolax 3 x 15 mg
2014
ampl / 8 jam
dan 24.00
19 Desember - 08.00 dan 20.00 Injeksi IV - Ceftri 2 x 1 gr
- 08.00, 16.00 - Ketorolax 3 x 15 mg
2014
ampl / 8 jam
dan 24.00
b. Operasi
Hari, tanggal : senin, 15 Desember 2014
Jam : Pukul 09.50-10.50
Lama operasi : 1 jam
Jenis anestesi : anastesi regional (spinal)
Diagnose pre-operatif : BPH
Diagnose post-operatif : BPH post operatif
Jaringan yang diinsisi : Bagian prostat
35
Cairan : ashering dan gualosin
TTV : TD : 166/86 x/menit , N: 74 x/menit
Tindakan operasi : TVP
36
II. PENGELOMPOKAN DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Klien mengatakan jika aktivitas - Tanda-tanda vital
sehari-hari seperti makan, minum, TD : 173/68 mmHg
toileting dan berpakaian dibantu oleh Nadi : 63 x/ menit
keluarga yang menemani RR : 18 x/ menit
- Klen mengatakan jika selama di
Suhu : 36 C
rumah sakit tidur malam hanya 3-4
- Klien tampak menyeringai menahan
jam dari pukul 00.00-03.00
nyeri pada bagian penis
- Klien mengatakan jika malam hari
- Klien tampak lemas tidak berdaya
terbangun sulit tidur kembali - Klien terlihat berbaring di tempat
- Klien mengatakan dirinya
tidur dan terpasang infuse di tangan
memkirkan operasi yang akan
kanan
dilakukan sehingga tidak dapat tidur - Klien terpasang kateter
nyenyak - Klien tampak antusias ingin
- Keluarga klien mengatakan jika klien mengetahui kondisi tentang dirinya
selama di rumah sakit hanya makan - Terlihat kantung mata yang sedikit
37
R ( Region )= Nyeri dibagian penis
S ( Scale )= Skala sedang ( skala 6)
T( Time ) = 10-15 menit
- Klien mengeluh cemas karena akan
di lakukan operasi terhadap dirinya
- Klien mengatakan tidak nafsu makan
karena tidak cocok dengan makanan
dari rumah sakit
- Klien mengeluh sulit tidur karena
nyeri pada saat ingin BAK malam
hari
38
- Klien mengatakan jika
bagian prostat
mengalami nyeri pada
saat BAK, klien
mengatakan nyeri terasa
seperti tertusuk-tusuk
dengan skala sedang.
P ( Provokatif ) = Nyeri
ditimbulkan karena
terpasangnya kateter di
emaluan klien
Q ( Quality ) = Nyeri
seperti tertusuk-tusuk
15-12-2014 Gangguan
2. R ( Region ) = Nyeri Gangguan
eliminasi urine
dibagian penis sensorik
S ( Scale ) = Skala motorik
sedang ( skala 6) (terpasang
T ( Time ) = Pada kateter)
saat BAK
DS:
- Klien mengatakan jika
selama di rumah sakit
BAK sebanyak 10 kali
15-12-2014
dalam sehari
- Klien mengatakan jika Risiko
bagian prostat ketidakseimbangan
penurunan
mengalami nyeri pada nutrisi kurang dari
nafsu makan
saat BAK, klien kebutuhan tubuh
mengatakan nyeri
39
3. terasa seperti tertusuk-
tusuk dengan skala
sedang.
DO:
- Klien terpasang
kateter
15-12-2014
DS:
Insomnia
- Keluarga klien
mengatakan jika klien Ansietas pre
selama di rumah sakit oprasi
hanya makan 3-4
sendok
- Klien mengatakan tidak
nafsu makan karena
tidak cocok dengan
makanan dari rumah
sakit
4.
DO:
- Klien tampak lemas
tidak berdaya
- Terlihat mukosa bibir
yang kering
15-12-2014
DS: Konstipasi
- Klen mengatakan jika
selama di rumah sakit Pembesaran
40
jam dari pukul 00.00- kurang
03.00 aktivitas fisik
15-12-2014
- Klien mengatakan jika
malam hari terbangun
Intoleransi
sulit tidur kembali
- Klien mengatakan aktivitas
dirinya memkirkan
operasi yang akan Kelemahan
dilakukan sehingga umum
tidak dapat tidur
nyenyak
- Klien mengeluh sulit
tidur karena nyeri pada
saat ingin BAK malam
hari
DO:
5. - Klien tampak lemas
tidak berdaya
- Terlihat kantung mata
yang sedikit
menghitam
DS:
- Klien mengatakan jika
selama di rumah sakit
belum dapat BAB
- Klien mengatakan
6.
susah untuk buang air
besar
DO: -
41
DS:
- Klien mengatakan jika
aktivitas sehari-hari
seperti makan, minum,
toileting dan
berpakaian dibantu
oleh keluarga yang
menemani
DO:
- Klien terlihat
berbaring di tempat
tidur dan terpasang
infuse di tangan kanan
- Klien tampak lemas
tidak berdaya
42
5. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan nafsu makan
43
V. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No. Hari,tanggal Dx tujuan Intervensi Rasional TTD
1. Senin. 15 Nyeri akut Setelah dilakukan Paint Management pre post
1. Lakukan pengkajian 1. Bertujuan untuk
Desember berhubungan tindakan keperawatan
nyeri secara mengetahui lokasi,
2014 dengan agen selama 2x24 jam, nyeri
komperhensif termasuk karakteristik, durasi,
cedera fisik klien dapat berkurang
lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas dan
(pemasangan dengan criteria hasil :
1. Mampu mengontrol durasi, frekuensi, faktor presipitasi.
kateter)
nyeri (tahu kualitas dan faktor
penyebab nyeri, presipitasi 2. Bertujuan untuk
2. Observasi reaksi
mampu mengetahui reaksi non
nonverbal dari
menggunkan teknik verbal klien.
ketidaknyamanan 3. Bertujuan untuk
non farmakologi
3. Evaluasi pengalaman
mengetahui
untuk mengurangi
nyeri masa lampau.
pengalaman nyeri klien
nyeri )
2. Mampu mengenali di masa lampau.
4. Evaluasi bersama pasien 4. Bertujuan untuk
nyeri (skala ,
dan tim kesehatan lain menegetahui efektivitas
intensitas, frekuensi
tentang ketidakefektifan kotrol nyeri di masa
dan tanda nyeri )
3. Menyatakan rasa control nyeri dimasa lampau.
5. Bertujuan untuk
nyaman setelah lampau
5. Control lingkungan mengurangi nyeri pada
nyeri berkurang.
yang dapat klien.
5. Bertujuan untuk
44
mempengaruhi nyeri mengurangi nyeri klien.
6. Bertujuan untuk
seperti suhu ruangan,
mengurangi nyeri pada
pencahayaan dan
klien dengan
kebisingan
6. Kurangi faktor menggunakan teknik
presipitasi nyeri relaksasi dan napas
7. Lakukan penanganan
dalam.
nyeri dengan teknik 7. Bertujuan untuk
norfamakologi (teknik mengetahui tipe dan
relaksasi dan nafas sumber nyeri.
8. Bertujuan untuk
dalam)
8. Kaji tipe dan sumber mengurangi nyeri.
9. Bertujuan untuk
nyeri untuk menentukan
mengetahui keefektifan
intervensi
9. Tingkatkan istirahat control nyeri.
10. Bertujuan untuk
klien
10. Evaluasi keefektifan menangani nyeri jika ada
control nyeri . keluhan dan tindakan
nyeri yang tidak berhasil
11. Untuk mengatasi nyeri
11. Kolaborasikan dengan
yang tidak teratasi
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri yang
tidak berhasil.
12. Kolaborasi dengan 12. Mencegah potensial
45
dokter pemberian terapi komplikasi
obat post operasi TVP
- Terapi RL
- Ceftriaxone
- Ranitidine
- Asam tranex
- Ketorolac
- Pertahankan traksi DC
- Drip tetesan NaCl
- Pasang irigasi
2. Senin. 15 Gangguan Setelah dilakukan 1. Mengkaji eliminasi urine 1. Bertujuan untuk
Desember eliminasi urin tindakan keperawatan meliputi frekuensi, mengetahui frekuensi,
2014 berhubungan selama 2x24 jam konsistensi , bau , konsistensi, bau, volume
dengan gangguan diharapkan terjadi volume dan warna. dan warna urin klien.
sensorik motorik penurunan gangguan
2. Mengkaji adanya retensi 2. Bertujuan untuk
eliminasi cairan dengan
urine. mengetahui adanya
criteria hasil :
retensi urin atau tidak.
1. Penurunan
3. Bertujuan agar tidak
3. Anjurkan klien untu
kesakitan pada saat
terjadi gangguan
minum 8 gelas / hari
BAK
eliminasi urin pada klien.
2. Kandung kemih
4. Mengatasi eliminasi urine
kosong secara 4. Menerapkan kateterisasi
penuh
3. Tidak ada residu
urine > 100-200 cc
46
\
Tindakan pre operasi
1. Kolaborasi dokter 1. Untuk mengurangi nyeri
anastesi untuk pemberian pada klien saat dilakukan
terapi pramedikasi tindakan operasi.
2.Kolaborasi dokter bedah 2. Untuk mencegah
untuk pemberian obat terjadinya infeksi
anti profilaksis
47
regional spinal
Bladder Irigation
1. Tentukan apakah irigasi
1. Untuk mengetahui irigasi
akan dilakukan secara
yang digunakan apakah
berkelanjutan atau hanya
sementara atau tidak.
sementara
2. Jelaskan tujuan tindakan
2. Bertujuan agar klien
kepada klien .
mengetahui tindakan
3. Monitor output urine yang
yang akan dilakukan.
dikeluarkan 3. Untuk mengetahui output
urine yang dikeluarkan
Urinanry Elimination
Management
- Mengkaji eliminasi
urine meliputi
1. Bertujuan untuk
frekuensi, konsistensi ,
mengetahui frekuensi,
bau , volume dan
konsistensi, bau, volume
warna.
dan warna urin klien.
- Mengkaji adanya retensi
urine.
2. Bertujuan untuk
48
- Anjurkan klien untu mengetahui adanya
minum 8 gelas / hari retensi urin atau tidak.
3. Bertujuan agar tidak
terjadi gangguan
- Menerapkan kateterisasi
eliminasi urin pada klien.
4. Mengatasi eliminasi urine
3. Senin. 15 Ansietas (Cemas) Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Mengidentifikasi
Desember berhubungan tindakan keperawatan kecemasan intervensi
2014 dengan tindakan selama 1x2 jam, selanjutnya
2. Mengidentifikasi
oprasi kecemasan kllien 2. Observasi tanda
tingkat kecemasan
berkurang dengan tanda vital
3. Mengurangi tingkat
3. Jelaskan pada pasien
kriteria hasil:
kecemasan
prosedur pengobatan
1. Pasein mengerti 4. Lingkungan yang
4. Berikan lingkungan
dengan penjelasan nyaman dapat
yang nyaman
yang diberkan oleh mengurangi tingkat
perawat mengenai kecemasan
5. Memberikan
pengobatan
5. Libatkan keluarga
2. Pasien kooperatif dukungan dan
dalam memberi
saat dilakukan mengurangi rasa
suport
perawatan cemas pasien.
3. Pasien dapat
mengungkapkan
perasaan cemas
4. Senin. 15 Konstipasi Setalah dilakukan Constipation / Impaction
49
Desember berhubungan intervensi selama 1x24 Management
- Kaji tanda dan gejala 1. Bertujuan untuk
2014 dengan jam klien dapat BAB
konstipasi mengetahui tanda
pembesaran dengan normal dengan
dan gejala
prostat criteria hasil :
1. BAB 2hari / kali konstipasi.
2. Konsistensi padat 2. Bertujuan untuk
- Kaji bising usus
dan tidak cair mengetahui bising
3. Warna kuning
usus klien.
kecoklatan dan 3. Bertujuan untuk
- Kaji feses: frekuensi,
tidak mengandung mengetahui
konsistensi dan volume
darah. frekuensi,
konsistensi dan
volume feses klien.
4. Bertujuan untuk
- Identifikasi faktor
mengetahuifaktor
penyebab dan kosntipasi
penyebab
konstipasi.
5. Bertujuan untuk
- Dukung intake cairan menambah intake
pasien . cairan pasien.
6. Bertujuan untuk
- Dorong meningkatkan
meningkatkan
asupan cairan kecuali
50
yang di asupan cairan klien.
kontraindikasikan
- Anjurkan pasien atau
7. Bertujuan agar tidak
keluarga untuk diet
terjadi sembelit.
tinggi serat
- Sarankan pasien untuk
8. Agar masalah
untuk berkonsultasi
konstipasi dapat
dengan dokter jika
teratasi dengan
sembelit atau impaksi
tindakan medis.
terus ada.
51
makanan muntah sering klien mual dan
muntah.
4. Bertujuan untuk
menentukan jumlah
- Kolaborasi dengan ahli
kalori yang dibutuhkan
gizi untuk menentukan
oleh klien
jumlah kalori yang
5. Bertujuan untuk
dibutuhkan oleh klien
- Anjurkan klien untuk memberikan makanan
mengkonsumsi makanan yang dibutuhkan klien.
6. Bertujuan untuk
yang telah terpilih sesuai
mencegah terjadinya
dengan anjuran ahli gizi.
- Anjurkan klien diet konstipasi.
makanan tinggi serat
untuk mencegah
terjadinya konstipasi
7. Agar klien mengetahui
- Ajarkan kepada klien dan diet yang benar
keluarga mengenai diet
nutrisi yang dianjurkan
8. Bertujuan untuk
mengetahui turgor kulit
- Monitor turgor kulit klien elastic atau tidak.
52
9. Bertujuan untuk
mengetahui kadar
albumin, total protein,
- Monitor kadar albumin,
hemoglobin, dan
total protein,
hematokrit klien.
hemoglobin, dan
hematokrit
VI. IMPLEMENTASI
Hari ke 1
No. Hari/tanggal Waktu Diagnosa Implementasi Respon TTD
53
keperawatan
1. 15-12-2014 09.00 Nyeri akut - Melakukan pengkajian nyeri S:
berhubungan secara komprehensif P ( Provokatif ) = Nyeri
dengan agen termasuk lokasi, ditimbulkan karena
cedera fisik karakteristik, durasi, terpasangnya kateter
(pemasangan frekuensi, kualitas, dan Q ( Quality )= Nyeri seperti
kateter) faktor presipitasi tertusuk-tusuk
R ( Region )= Nyeri dibagian
kemaluan
S ( Scale )= Skala sedang
( skala 6)
T ( Time ) = 10-15 menit
O : Klien tampak menyeringai
menahan nyeri
- Mengobservasi reaksi S: klien mengtakan nyeri di
nonverbal dari bagian kemaluanya
ketidaknyamanan O: Klien tampak menyeringai
menahan nyeri
2. 15-12-2014 09.00 Gangguan - Melakukan penilaian kemih S: klien mengatakan mengalami
eliminasi yang komprehensif kesulitan BAK
urin berfokus pada pola O: klien BAK sebanyak 10 kali
berhubungan berkemih dan masalah dan tersendat
54
dengan kencing.
gangguan
sensorik
motorik
3. 15-12-2014 09.00 Konstipasi - Mengkaji feses : frekuensi, S: Klien mengatakan belum
berhubungan konsistensi, bau, warna, pernah BAB selama di
dengan bentuk. rumah sakit
kurang O: -
aktivitas
fisik
4. 15-12-2014 09.00 Ansietas -Kaji tingkat kecemasan S: klien mengatakan takut
berhubungan dengan oprasi
dengan O: klien terlihat cemas
prosedur -Observasi tanda tanda vital S: klien mengatakan bersedia
pembedahan untuk diperiksa tanda-tanda
vital
O:
- TD : 173/68 mmHg
- Nadi : 63 x/ menit
- RR : 18 x/ menit
- Suhu : 36C
S: klien mengerti tentang oprasi
-Jelaskan pada pasien prosedur yang dilakukan
55
No. Hari/tanggal Diagnosa Waktu Implementasi Respon TTD
keperawatan
1. 15-12-2014 Nyeri akut 12.00 - Melakukan pengkajian nyeri secara S: klien mengatakan tidak
berhubungan komprehensif termasuk lokasi, merasakan nyeri (pengaruh
pengobatan O: klien bersedia dilakukan
dengan agen karakteristik, durasi, frekuensi, anastesi)
tindakan oprasi
cedera fisik kualitas, dan faktor presipitasi O: klien belum sadar penuh
S: mengatakan lebih nyaman
(post operasi (pengaruh anastesi)
-Berikan lingkungan yang dengan posisi semifowler
pembedahan - Monitor tanda-tanda vital S : klien mengatakan bersedia
nyaman O: klien terlihat lebih rileks
BPH) untuk dilakukan pemeriksaan
S: klien lebih tenang
TTV
-Libatkan keluarga dalam O: keluarga klien menemani
O:
memberi suport klien di ruang rawat
TD :173/68
- Memberikan posisi yang dianjurkan Nadi : 63
untuk klien setelah dilakuakn oprasi Suhu : 36,4
S : klien mengatakan mengerti
posisi yang danjurkan
- Mengontrol lingkungan yang dapat
O: klien tidur dengan posisi
mempengaruhi nyeri seperti
semifowler
kebersihan tempat tidur dan posisi
S : klien mengatakan merasa
tidur
- Tingkatkan istirahat klien nyaman karena tempat tidurnya
bersih dan rapi
O : klien tampak berkeringat
S : klien mengatakan masih lemas
56
S : klien mengatakan tidak
merasa nyeri
O : klien terlihat tidak
Hari Ke 2
Diagnosa
No. Hari/Tanggal Waktu Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Selasa Nyeri akut 09.00 - Melakukan pengkajian nyeri S : klien mengatakan masih
16 Desember berhubungan secara komperhensif nyeri pada bagian luka
2014 dengan agen termasuk lokasi, jahitan post op
cedera fisik (post karakteristik, durasi, P ( Provokatif ) = Nyeri
operasi frekuensi, kualitas dan ditimbulkan karena ada
pembedahan BPH) faktor presipitasi. gangguan di bagian
pembedahan
Q ( Quality )= Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R ( Region )= Nyeri
dibagian pembedahan
S ( Scale )= Skala sedang
( skala 6)
T( Time ) = 10-15
menit.
O : Klien tampak
menyeringai menahan nyeri.
57
nonverbal dari pada bagian perut bawah
ketidaknyamanan. O : Klien tampak
menyeringai menahan
nyeri
- Melakukan penanganan S : Klien mengatakan
nyeri dengan teknik nyerinya hilang saat nafas
norfamakologi (teknik dalam namun terasa
relaksasi dan nafas dalam). kembali.
O : Klien tampak
menyeringai menahan
nyeri.
- Mengevaluasi keefektifan S :Klien mengatakannyerinya
control nyeri . hilang saat nafas dalam
namun terasa kembali.
O : klien terlihat lebih tenang
- Mengontrol lingkungan S : Klien mengeluh ruangan
yang dapat mempengaruhi terasa panas.
nyeri seperti suhu ruangan, O : Klien tampak
pencahayaan dan berkeringat.
kebisingan.
- Meningkatkan istirahat
S : Klien mengatakan tidak
klien.
bisa tidur
58
O : Klien tampak menahan
nyeri.
59
pengosongan urin bag
- Monitor output urine yang terakhir
dikeluarkan. S : klien mengatakan lupa
sudah BAK berapa kali
O : Klien mengeluarkan
urin sebanyak 700 ml
hingga 1 liter dalam
- Kolaborasi pemberian terapi sehari.
obat S: klien mengatakan sedikit
Asam tranex 500 mg/ml
sakit saat injeksi
O: klien terlihat sedikit
meringis kesakitan
3. Selasa Konstipasi 09.00 - Mengkaji frekuensi dan S : Klien mengatakan belum
16 Desember berhubungan tekstur feses bisa BAB dan hanya bisa
2014 dengan kurang kentut
aktivitas fisik - Mengidentifikasi faktor O : -
penyebab dan kosntipasi. S : Keluarga mengatakan
klien hanya bisa merubah
posisi miring kekanan
atau kekiri
O : klien terlihat mencoba
untuk memiringkan
60
- Menganjurkan pasien atau badannya
keluarga untuk diet tinggi S : Klien mengatakan sudah
serat seperti. makan sayur dan buah
O : Tampak tersedia buah-
buahan pada meja rawat
klien.
4. Selasa Hambatan 09.00 - Memonitor tanda-tanda vital S : klien menanyakan hasil
16 Desember mobilitas fisik pengukuran tekanan
2014 berhubungan darahnya
dengan nyeri O:
(prosedur invasif) - 150/70 mmHg
- Nadi : 63 x/ menit
- RR : 20 x/ menit
- Suhu : 36.3C
S : klien mengatakan merasa
- Mengkaji kemampuan lemah
pasien dalam mobilisasi O : skala pada ekstremitas
atas dan bawah adalah 3
5. Selasa Risiko 09.00 - Mengkaji adanya alergi S : klien mengatakan tidak
16 Desember ketidakseimbangan makanan ada alergi terhadap
2014 nutrisi kurang dari makanan yang
kebutuhan tubuh diberikan.
berhubungan O:-
61
dengan penurunan - Monitor adanya mual dan S : Klien mengatakan tidak
nafsu makan. muntah mengalami mual dan
muntah
O:-
6. Selasa Resiko infeksi 09.00 - Mengobservasi tanda- S: klien mengatakan tidak
16 Desember berhubungan tanda vital merasa pusing
2014 dengan prosedur O:
invasif TD : 150/90 mmHg
Suhu : 36 C
Nadi : 76
62
Keperawatan
Selasa Nyeri akut 15.00 - Melakukan pengkajian nyeri S : klien mengatakan nyeri
16 Desember berhubungan secara komperhensif belum hilang, klien
2014 dengan agen termasuk lokasi, mengatakan nyeri masih ada
cedera fisik (post karakteristik, durasi, saat di tekan
operasi frekuensi, kualitas dan P ( Provokatif ) = Nyeri
pembedahan BPH) faktor presipitasi. ditimbulkan karena ada
gangguan di bagian
pembedahan
Q ( Quality )= Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R ( Region )= Nyeri
dibagian pembedahan
S ( Scale )= Skala sedang
( skala 5)
T( Time ) = 10-15
menit.
O : Klien tampak
menyeringai menahan nyeri.
- Mengobservasi reaksi S : klien mengatakan masih
nonverbal dari nyeri pada bagian jahitan
ketidaknyamanan. post op apabila di tekan atau
63
mengejan
O : Klien tampak
menyeringai menahan
nyeri.
64
- Meningkatkan istirahat
S : Klien mengatakan masih
klien.
belum bisa untuk tidur
O : Klien terlihat masih
belum tidur
65
- Monitor output urine yang S : klien masih mengatakan
dikeluarkan. sudah mulai terbiasa dengan
adanya drain dan kateter
O : Klien mengeluarkan
urin sebanyak 300 ml
- Kolaborasi pemberian terapi S: klien menanyakan fungsi
obat obat
Asam tranex 500 mg/ml
O: klien terlihat tenang saat di
injeksi
3. Selasa Konstipasi 15.00 - Mengkaji frekuensi, tekstur S : Klien mengatakan masih
16 Desember berhubungan fases. belum bisa BAB dan
2014 dengan kurang hanya bisa kentut
aktivitas fisik O:-
- Menganjurkan pasien atau S : Klien mengatakan hanya
keluarga untuk diet tinggi makan setengah porsi saja
serat seperti. O : Tampak tersedia buah-
buahan pada meja rawat
klien.
4. Selasa Hambatan 15.00 - Memonitor tanda-tanda vital S : klien mengatakan tidak
16 Desember mobilitas fisik merasa pusing
2014 berhubungan O:
dengan nyeri - 150/70 mmHg
- Nadi : 63 x/ menit
66
(prosedur invasif) - RR : 20 x/ menit
- Suhu : 36.5C
- CRT : < 2detik
S : klien mengatakan merasa
lemah
- Mengkaji kemampuan
O : skala pada ekstremitas
pasien dalam mobilisasi
atas dan bawah adalah 3
5. Selasa Risiko 15.00 - Monitor adanya mual dan S : Klien mengatakan tidak
16 Desember ketidakseimbangan muntah mengalami mual dan
2014 nutrisi kurang dari muntah
kebutuhan tubuh O : klien terlihat lebih segar
berhubungan
dengan penurunan
nafsu makan.
6. Selasa Resiko infeksi 15.00 - Mengobservasi tanda- S: klien mengatakan tidak
16 Desember berhubungan tanda vital merasa pusing
2014 dengan prosedur O: klien terlihat lebih segar
invasif - Jaga daerah luka tetap S: klien mengatakan nyeri
bersih dan kering pada lika jahitan post op saat
mengejan
O: Luka terlihat kering dan
bersih
67
- Kolaborasi pemberian S: klien mengatkan nyeri
terapi antibiotik sesuai berkurang
program medik O: klien terlihat lebih segar
Ceftriaxone 2x1gr
Diagnosa
No. Hari/Tanggal Waktu Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Selasa Nyeri akut 20.00 - Melakukan pengkajian nyeri S : klien mengatakan nyeri
16 Desember berhubungan secara komperhensif berkurang.
2014 dengan agen termasuk lokasi, P ( Provokatif ) = Nyeri
cedera fisik (post karakteristik, durasi, ditimbulkan karena ada
operasi frekuensi, kualitas dan gangguan di bagian
pembedahan BPH) faktor presipitasi. pembedahan
Q ( Quality )= Nyeri seperti
tertusuk-tusuk
R ( Region )= Nyeri
dibagian pembedahan
S ( Scale )= Skala sedang
68
( skala 5)
T( Time ) = 10-15
menit.
O : Klien tampak
menyeringai menahan nyeri.
- Mengobservasi reaksi S:-
nonverbal dari O : Klien tampak
ketidaknyamanan. menyeringai menahan
nyeri.
69
yang dapat mempengaruhi tentang ruangan/lingkungan
nyeri seperti suhu ruangan, O : Klien tampak
pencahayaan dan berkeringat.
kebisingan.
- Meningkatkan istirahat
klien. S : Klien mengatakan belum
bisa tidur
O : Klien tampak menahan
nyeri.
- Kolaborasi pemberian terapi
analgetik S: klien mengeluh pegal pada
Ketorolac 30mg/1ml tangan.
O: klien tampak meringis
kesakitan sementara
70
dikeluarkan. BAK
O : Klien mengeluarkan
urin sebanyak 700 ml
hingga 1 liter dalam
sehari.
- Kolaborasi pemberian terapi S: klien menanyakan fungsi
obat obat
Asam tranex 500 mg/ml
O: klien terlihat tenang saat di
injeksi
3. Selasa Konstipasi 20.00 - Mengkaji frekuensi, dan S : Klien mengatakan belum
16 Desember berhubungan tekstur feses bisa BAB
2014 dengan kurang O:
aktivitas fisik
- Menganjurkan pasien atau S : Klien mengatakan sudah
keluarga untuk diet tinggi makan dengan setengah
serat seperti. porsi
O : Tampak tersedia buah-
buahan pada meja rawat
klien.
4. Selasa Hambatan 20.00 - Memonitor tanda-tanda vital S : -
16 Desember mobilitas fisik O:
2014 berhubungan - 140/80 mmHg
- Nadi : 74 x/ menit
71
dengan nyeri - RR : 20 x/ menit
- Suhu : 36.3C
(prosedur invasif)
S : klien mengatakan merasa
lemah
- Mengkaji kemampuan
O : skala pada ekstremitas
pasien dalam mobilisasi
atas dan bawah adalah 3
5. Selasa Risiko 20.00 - Monitor adanya mual dan S : Klien mengatakan tidak
16 Desember ketidakseimbangan muntah mengalami mual dan
2014 nutrisi kurang dari muntah
kebutuhan tubuh O:-
berhubungan
dengan penurunan
nafsu makan.
6. Selasa Resiko infeksi 20.00 - Mengobservasi tanda- S: klien mengatakan tidak
16 Desember berhubungan tanda vital merasa pusing
2014 dengan prosedur O: -
invasif - Jaga daerah luka tetap S: klien mengatakan sedikit
bersih dan kering perih
O: luka tertutup perban dan
terlihat bersih
- Kolaborasi pemberian S: klien mengatkan nyeri
terapi antibiotik sesuai berkurang
72
program medik O:
Ceftriaxone 1gr
73
Hari Ke 3
Diagnosa
No. Hari/Tanggal Waktu Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Selasa Nyeri akut 09.00 - Melakukan pengkajian S : klien mengatakan nyeri
16 Desember berhubungan nyeri secara komperhensif berkurang
2014 dengan agen termasuk lokasi, P ( Provokatif ) = Nyeri
cedera fisik (post karakteristik, durasi, ditimbulkan karena ada
operasi frekuensi, kualitas dan gangguan di bagian
pembedahan BPH) faktor presipitasi. pembedahan
Q ( Quality )= Nyeri
seperti tertusuk-tusuk
R ( Region )= Nyeri
dibagian pembedahan
S ( Scale )= Skala sedang (
skala 5)
T( Time ) = 10-15
menit.
O : Klien tampak
menyeringai menahan
nyeri.
- Mengobservasi reaksi S : klien mengatakan
nonverbal dari masih nyeri apa bila luka
ketidaknyamanan. jahitan post op di tekan
74
O : Klien tampak
menyeringai menahan
nyeri.
- Melakukan penanganan S: Klien mengatakan
nyeri dengan teknik nyerinya berkurang saat
norfamakologi (teknik nafas dalam
relaksasi dan nafas dalam). O : Klien tampak
menyeringai menahan
nyeri.
75
tidur dengan nyenyak
O : klien tampak lebih segar
2. Selasa Gangguan 09.00 - Menganjurkan klien untuk S : Klien mengatakan
16 Desember eliminasi urin minum 8 gelas / hari. minum air putih
2014 berhubungan sebanyak 2 gelas, dan teh
dengan gangguan 1 gelas
sensorik motorik O:-
- Memonitor isi kantung S: klien mengatakan drain
drain sudah dicopot
O: terlihat drain sudah di
copot
- Memonitor isi kantong S: -
bladder irigation O : terlihat urine bag terisi
sebanyak 500ml sejak
pengosongan urin bag
terakhir
- Monitor output urine yang S : -
dikeluarkan. O : Klien mengeluarkan
urin sebanyak 500 ml
76
Asam tranex 500 mg/ml O: klien terliahat tenang
3. Selasa Konstipasi 09.00 - Mengkaji frekuensi dan S : Klien mengatakan sudah
16 Desember berhubungan tekstur feses bisa BAB dengan tekstur
2014 dengan kurang lembek
aktivitas fisik - Mengidentifikasi faktor O : -
penyebab dan kosntipasi. S : klien sudah bisa duduk di
kursi
O : klien tampak tterlihat
- Menganjurkan pasien atau lebih segar
keluarga untuk diet tinggi S : Klien mengatakan sudah
serat seperti. makan setengah porsi
lebih
O : Tampak tersedia buah-
buahan pada meja rawat
klien.
4. Selasa Hambatan 09.00 - Memonitor tanda-tanda S : klien menanyakan hasil
16 Desember mobilitas fisik vital dari pengukuran tekanan
2014 berhubungan darah
dengan nyeri O:
(prosedur invasif) - 140/70 mmHg
- Nadi : 63 x/ menit
- RR : 20 x/ menit
- Suhu : 36.3C
77
S : klien mengatakan sudah
- Mengkaji kemampuan bisa berjalan, tapi masih
pasien dalam mobilisasi dengan bantuan
O : skala pada ekstremitas
atas dan bawah adalah 4
5. Selasa Risiko 09.00 - Monitor adanya mual dan S : Klien mengatakan tidak
16 Desember ketidakseimbangan muntah mengalami mual dan
2014 nutrisi kurang dari muntah
kebutuhan tubuh O:-
berhubungan
dengan penurunan
nafsu makan.
6. Selasa Resiko infeksi 09.00 - Mengobservasi tanda- S: klien mengatakan tidak
16 Desember berhubungan tanda vital merasa pusing
2014 dengan prosedur O:
invasif TD : 150/90 mmHg
Suhu : 36 C
Nadi : 76
78
terapi antibiotik sesuai O: Luka terlihat kering dan
program medik bersih
Ceftriaxone 2x1gr
S: klien mengatkan nyeri
Ketorolac 3x30
Ranitidine 2 x 50mg berkurang
- Melakukan perawatan
O:
luka
S : klien meringis kesakitan
saat luka di bersihkan
O: luka terlihat sudah kering
Diagnosa
No. Hari/Tanggal Waktu Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Selasa Nyeri akut 15.00 - Melakukan pengkajian S : klien mengatakan nyeri
16 Desember berhubungan nyeri secara komperhensif berkurang.
2014 dengan agen termasuk lokasi, P ( Provokatif ) = Nyeri
cedera fisik (post karakteristik, durasi, ditimbulkan karena ada
operasi frekuensi, kualitas dan gangguan di bagian
pembedahan BPH) faktor presipitasi. pembedahan
Q ( Quality )= Nyeri
seperti tertusuk-tusuk
R ( Region )= Nyeri
dibagian pembedahan
S ( Scale )= Skala sedang (
skala 4)
79
T( Time ) = 10-15
menit.
O : Klien tampak
menyeringai menahan
nyeri.
- Mengobservasi reaksi S : klien mengatakan neri
nonverbal dari berkurang
ketidaknyamanan. O : Klien tampak
menyeringai menahan
nyeri saat ditekan pada
bagian post op
80
yang dapat mempengaruhi dengan lingkungan
nyeri seperti suhu ruangan, O : Klien tampak
pencahayaan dan segar
kebisingan.
- Meningkatkan istirahat
klien. S : Klien mengatakan tidur
sebentar kurang lebih 1
jam
O : Klien tampak menahan
nyeri.
- Kolaborasi pemberian
terapi analgetik S: klien mengeluh pegal
Ketorolac 30mg/1ml pada tangan.
O: klien tampak meringis
kesakitan sementara
81
dikeluarkan. BAK
O : Klien mengeluarkan
urin sebanyak 700 ml
82
ampu berjalan
- Mengkaji kemampuan O : skala pada ekstremitas
pasien dalam mobilisasi atas dan bawah adalah 4
5. Selasa Risiko 15.00 - Monitor adanya mual dan S : Klien mengatakan tidak
16 Desember ketidakseimbangan muntah mengalami mual dan
2014 nutrisi kurang dari muntah
kebutuhan tubuh O:-
berhubungan
dengan penurunan
nafsu makan.
83
bersih
- Kolaborasi pemberian S: klien mengatkan nyeri
terapi antibiotik sesuai berkurang
program medik O:
Ceftriaxone 2x1gr
Diagnosa
No. Hari/Tanggal Waktu Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Selasa Nyeri akut 20.00 - Melakukan pengkajian S : klien mengatakan nyeri
16 Desember berhubungan nyeri secara komperhensif berkurang.
2014 dengan agen termasuk lokasi, P ( Provokatif ) = Nyeri
cedera fisik (post karakteristik, durasi, ditimbulkan karena ada
operasi frekuensi, kualitas dan gangguan di bagian
pembedahan BPH) faktor presipitasi. pembedahan
Q ( Quality )= Nyeri
seperti tertusuk-tusuk
R ( Region )= Nyeri
dibagian pembedahan
S ( Scale )= Skala sedang (
skala 4)
T( Time ) = 10-15
menit.
O : Klien tampak
84
menyeringai menahan
nyeri.
- Mengobservasi reaksi S : klien mengatakan nyeri
nonverbal dari berkurang
ketidaknyamanan. O : Klien tampak
menyeringai menahan
nyeri.
- Melakukan penanganan S : Klien mengatakan
nyeri dengan teknik nyerinya hilang saat
norfamakologi (teknik nafas dalam
relaksasi dan nafas dalam). O : Klien tampak
menyeringai menahan
nyeri.
- Mengevaluasi keefektifan S : Klien mengatakan
control nyeri . nyerinya hilang saat
nafas dalam
85
klien.
S : Klien mengatakan belum
tidur
O : Klien tampak tebaring
di tempat tidur
- Kolaborasi pemberian
terapi analgetik
S: klien mengeluh pegal
Ketorolac 30mg/1ml
pada tangan.
O: klien tampak meringis
kkesakitan sementara
86
terapi obat pada tangannya
Asam tranex 500 mg/ml
O:
3. Selasa Konstipasi 20.00 - Mengkaji frekuensi, dan S : Klien mengatakan bab
16 Desember berhubungan tekstur feses saat pagi tadi
2014 dengan kurang O:
aktivitas fisik
- Menganjurkan pasien atau S : Klien mengatakan sudah
keluarga untuk diet tinggi makan dengan setengah
serat seperti. porsi
O : Tampak tersedia buah-
buahan pada meja rawat
klien.
4. Selasa Hambatan 20.00 - Memonitor tanda-tanda S : klien tidak merasa pusing
16 Desember mobilitas fisik vital O:
2014 berhubungan - 140/80 mmHg
- Nadi : 74 x/ menit
dengan nyeri
- RR : 20 x/ menit
(prosedur invasif) - Suhu : 36.3C
S : klien mengatakan lebih
segar
- Mengkaji kemampuan O : skala pada ekstremitas
pasien dalam mobilisasi atas dan bawah adalah 4
5. Selasa Risiko 20.00 - Monitor adanya mual dan S : Klien mengatakan tidak
87
16 Desember ketidakseimbangan muntah mengalami mual dan
2014 nutrisi kurang dari muntah
kebutuhan tubuh O:-
berhubungan
dengan penurunan
nafsu makan.
6. Selasa Resiko infeksi 20.00 - Mengobservasi tanda- S: klien mengatakan tidak
16 Desember berhubungan tanda vital merasa pusing
2014 dengan prosedur O: -
invasif
- Jaga daerah luka tetap S: klien mengatakan sedikit
bersih dan kering perih
O: luka tertutup perban dan
terlihat bersih
- Kolaborasi pemberian S: klien mengatkan nyeri
terapi antibiotik sesuai berkurang
program medik O:
Ceftriaxone 1gr
88
Desember berhubungan O:
- Tanda-tanda vital :
2014 dengan agen
- TD : 166/86 mmHg
cedera fisik - Suhu : 36,4C
- Nadi : 74
(post operasi
- Klien terlihat terbaring di tempat tidur
pembedahan - Tidak terlihat rembesan pada luka operasi
A:
BPH)
masalah tidak teratasi karena pengaruh anastesi. Timbul masalah baru
- Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens obat
(anastesi)
- Perdarahan
- Resiko infeksi berhubungan dangan adanya luka pembedahan
P:
lanjutkan intervensi :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi
pembedahan BPH)
- Pengontrolan lingkungan nyeri yang dapat mempengaruhi nyeri,
misalnya seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
- Lakukan penanganan nyeri dengan teknik non farmakologik (teknik
relaksasi dan nafas dalam)
- Tingkatkan intirahat klien
- Evaluasi kefektifan pengontrolan nyeri yang dilakukan .
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens obat (anastesi)
- Monitor tanda tanda vital
- Mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
- Mengkaji kekuatan tonus otot
3. Perdarahan
- Pasang drain
- Kontrol cairan yang keluar dari drain
4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan
89
- Observasi tanda tanda vital
- Rawat luka dengan teknik antiseptik
- Jaga daerah luka tetap bersh dan kering
- Beri terapi antibiotik sesuai program medik
Ceftriaxone 1gr
Ketorolac 30 gr
91
proses P:
Lanjutkan intervensi :
pembedahan
- Anjurkan klien ntuk bed rest selama 24 jam hingga pengaruh anastesi
hilang
- Anjurkan pasien dalam posisi semifowler
5. Senin, 15 12.00 Risiko S:
klien mengatakan jika jika makan 3 kali sehari dengan porsi 3-4 sendok.
Desember ketidakseimb
Klien mengatakan jika hari ini klien
2014 angan nutrisi
O:
kurang dari klien terlihat lemas dan berbaring ditempat tidur.
A:
kebutuhan
masalah belum teratasi
tubuh P : lanjukan intervensi
- Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang telah terpilih dengan
berhubungan
anjuran ahli gizi
dengan nafsu
- Anjurkan klien untuk diet makanan tinggi serat untuk mencegah
makan yang
terjadinya konstipasi
berkurang
7. Senin, 15 12.00 Ansietas S:
Klien mengatakan jika saat ini cemas dan takut terhadap operasi yang akan
Desember
dijalani.
2014
O:
Klien terlihat lemas dan berbaring ditempat tidur serta terpasang kateter
A:
masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
- Identifikasi tingkat kecemasan klien
- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi nafas dalam
92
Hari kedua (Selasa , 16 Desember 2014 )
No. Hari, Waktu Diagnose Evaluasi TTD
tanggal keperawatan
1. Selasa, 16 Nyeri akut S :
Klien mengatakan jika masih mengalami nyeri di bagian luka pembedahan
Desember berhubungan
post operatif
2014 dengan agen
P ( Provokatif ) = Nyeri ditimbulkan karena luka pembedahan
cedera fisik
Q ( Quality )= Nyeri seperti tertusuk-tusuk
(post operasi
R ( Region )= Nyeri dibagian pembedahan, perut bawah
pembedahan
S ( Scale )= Skala sedang ( skala 5)
BPH)
T ( Time ) = 5-10 menit (pada saat mengejan)
O:
Klien terlihat menyeringai dan menunjuk bagian yang nyeri. Klien terpasang
draine dan bladder irigation
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi :
- Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
- Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
93
ruangan, pencahayanaan dan kebisingan
- Kolaborasi pemberian obat
Ceftriaxone 2 x 1gr
Ketorolac 3 x 15mg
2. Selasa, 16 Gangguan S:
klien mengatakan jika sulit mengalami BAK dan yang keluar hanya sedikit
Desember eliminasi
saja (tidak tuntas)
2014 urine
O:
berhubungan - Klien terpasang kateter.
dengan - Klien terpasang drain dan Bladder Irigation
- Terlihat kantung drain yang terisi darah 10 ml
gangguan A:
sensorik Masalah teratasi sebagian
P:
motorik Lanjutkan intervensi dengan diagnose dan etiologi baru .
- Observasi rekasi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Observasi irigasi apakah bercampur dengan darah
- Tentukan apakah irigasi akan dilakukan secara berkelanjutan ataupun
hanya sementara.
- Monitor output urine yang dikeluarkan
3. Selasa, 16 Konstipasi S:
klien mengatakan masih belum bisa BAB. Klien mengatakan jika perutnya
Desember berhubungan
terasa gembung
2014 dengan
O:
kurang Klien terlihat mengantuk, lemas dan terbaring ditempat tidur dan terpasang
aktivitas fisik kateter.
A:
Masalah belum teratasi
P:
94
Lanjutkan intervensi :
- Dukung intake cairan pasien
- Dorong tingkatan asupan cairan klien kecuali yang diindikasikan
- Anjurkan klein untuk diet dengan tinggi serat misal buah dan sayur
- Kolaborasi pemberian supositoria jika perlu
4. Selasa, 16 Hambatan S:
Klien mengatakan jika masih tiduran di tempat tidur dan kadang duduk di
Desember mobilitas
kursi yang ada
2014 fisik
O:
berhubungan Klien terlihat lemas dengan terpasang kateter
A:
dengan nyeri
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi :
- Ajarkan keluarga mengenai cara membentu klien untuk aktivitas kecil-
kecilan (bangun dan duduk)
- Anjurkan klien untuk beristirahat jika mersa lelah dan capek
5. Selasa, 16 Risiko S:
klien mengatakan jika makan 3 kali sehari dengan menghabiskan setengah
Desember kekurangan
porsi saja
2014 nutrisi
O:
kurang dari klien terlihat lemas dan berbaring ditempat tidur.
A:
kebutuhan
masalah belum teratasi
tubuh P : lanjukan intervensi
- Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang telah terpilih dengan
anjuran ahli gizi
- Anjurkan klien untuk diet makanan tinggi serat untuk mencegah
terjadinya konstipasi
95
7. Selasa, 16 Risiko DS :
- Klien mengatakan nyeri pada bagian yang dioperasi
Desember infeksi
DO :
2014 berhubungan - Terlihat luka jahitan yang sudah diperban dibagian perut bawah
dengan
prosedur Intervensi :
invasif - Observasi tanda-tanda vital
- Rawat luka dengan teknik antiseptik
- Jaga daerah luka etap bersih dan kering
- Beri terapi antibiotik sesuai program medik
Ceftriaxone 2x1gr
Ketorolac 3x30
8. Selasa, 16 perdarahan DS : -
DO :
Desember
- Klien terpasang draine dan bladder irigation
2014
Intervensi :
- Kontrol cairan yang keluar dalam bladder irigation
- Anjurkan klien untuk tidak beraktivitas terlalu berat selama terpasang
draine dan bladder irigation
96
Hari ketiga (Rabu , 17 Desember 2014 )
No. Hari, Waktu Diagnose Evaluasi TTD
tanggal keperawatan
1. Rabu, 17 Nyeri akut S :
Klien mengatakan jika masih mengalami nyeri di bagian luka pembedahan
Desember berhubungan
post operatif
2014 dengan agen
P ( Provokatif ) = Nyeri ditimbulkan karena luka pembedahan
cedera fisik
Q ( Quality )= Nyeri seperti tertusuk-tusuk
(post operasi
R ( Region )= Nyeri dibagian pembedahan, perut bawah
pembedahan
S ( Scale )= Skala sedang ( skala 4)
BPH)
T ( Time ) = 5-10 menit (pada saat mengejan)
O:
Klien terlihat menyeringai dan menunjuk bagian yang nyeri. Klien terpasang
draine dan bladder irigation
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi :
- Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
- Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayanaan dan kebisingan
- Kolaborasi pemberian obat
Ceftriaxone 2 x 1gr
Ketorolac 3 x 15mg
2. Rabu, 17 Gangguan S:
klien mengatakan jika sulit mengalami BAK
97
Desember eliminasi O:
2014 urine klien terpasang kateter, drain, dan Bladder Irigation
berhubungan A:
Masalah belum teratasi
dengan
P:
gangguan Lanjutkan intervenensi dengan diagnose dan etiologi baru .
- Observasi rekasi nonverbal dari ketidaknyamanan
sensorik
- Observasi irigasi apakah bercampur dengan darah
motorik - Tentukan apakah irigasi akan dilakukan secara berkelanjutan ataupun
hanya sementara.
- Monitor output urine yang dikeluarkan
3. Rabu, 17 Konstipasi S:
klien mengatakan sudah bisa BAB
Desember berhubungan
O:
2014 dengan Klien terlihat mengantuk, lemasdan terpasang kateter.
A:
kurang
Masalah teratasi
aktivitas fisik P :
Lanjutkan intervensi :
- Dukung intake cairan pasien
- Dorong tingkatan asupan cairan klien kecuali yang diindikasikan
- Anjurkan klein untuk diet dengan tinggi serat misal buah dan sayur
4. Rabu, 17 Hambatan S:
Klien mengatakan sudah mulai bisa berpindah, dan posisi duduk
Desember mobilitas
O:
2014 fisik Klien terlihat lemas ditempat tidur, terpasang kateter
A:
berhubungan
Masalah teratasi sebagian
dengan nyeri P :
Lanjutkan intervensi :
- Ajarkan keluarga mengenai cara membentu klien untuk aktivitas kecil-
98
kecilan (bangun dan duduk)
- Anjurkan klien untuk beristirahat jika mersa lelah dan capek
5. Rabu, 17 Risiko S:
klien mengatakan jika makan 3 kali sehari dengan menghabiskan setengah
Desember kekurangan
porsi saja
2014 nutrisi
O:
kurang dari klien terlihat lemas dan berbaring ditempat tidur.
A:
kebutuhan
masalah belum teratasi
tubuh P : lanjukan intervensi
- Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang telah terpilih dengan
anjuran ahli gizi
- Anjurkan klien untuk diet makanan tinggi serat untuk mencegah
terjadinya konstipasi
6. Rabu, 17 Risiko S:
Desember infeksi klien mengatakan nyeri berkurang
2014 berhubungan O:
dengan terlihat luka pembedahan yang menutup dan kering, tidak terlihat tanda tanda
prosedur infeksi
invasif A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Observasi tanda-tanda vital
- Rawat luka dengan teknik antiseptik
- Jaga daerah luka etap bersih dan kering
99
- Beri terapi antibiotik sesuai program medik
Ceftriaxone 2x1gr
Ketorolac 3x30
7. Rabu, 17 Risiko S: klien mengatakan kurang nyaman dengan terpasangnya draine dan bladder
Desember perdarahan irigation
2014 berhubungan O: tidak terlihat tanda tanda perdarahan
dengan A : masalah teratasi sebagian
prosedur P : lanjutkan intervensi
invasif - Kontrol cairan yang keluar dalam bladder irigation
- Anjurkan klien untuk tidak beraktivitas terlalu berat selama terpasang
draine dan bladder irigation
100