Você está na página 1de 40

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

D UMUR 19 TAHUN G2 P0000 Ab100


USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU TUNGGAL HIDUP INTRA UTERIN
INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN LETAK SUNGSANG
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD MARDI WALUYO
BLITAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Klinik Kebidanan I Semester IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES


PROGRAM D-3 KEBIDANAN KENDEDES
MALANG
2009

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena limpahan rahmat dan hidayah-
NYA penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan pada Ny D G2 P0000 Ab100
Umur 19 Tahun Usia Kehamilan 38-39 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterine Inpartu
Kala I Fase Laten untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Kebidanan 1 Semester IV di
Ruang Flamboyan RSUD Mardi Waluyo Blitar.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak tersusun dengan baik tanpa bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kapada :
1. Dr.Mulyohadi Sungkono,SpOG (K),selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang
2. Drg.Suharwati,Selaku ketua Yayasan Kendedes Malang
3. Ibu Sri Untari, Amd.keb.SPd.MKes selaku Ketua Stikes Kendedes Malang.
4. Ibu Indah Mauludiyah,SST.MPh selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKES Kendedes
Malang
5. Ibu Eva inayatul F,SKM selaku dosen Pemimbing Akademi Kebidanan Kendedes Malang
di RSUD Mardi Waluyo Blitar.
6. Ibu Sri Handayani Amd.Keb selaku Pemimbing Klinik di RSUD Mardi Waluyo Blitar
7. Kedua orang tua dam kedua adikku yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun materiil
8. Teman teman kelas Mawar yang telah membantu proses pembuatan tugas ini.
Penulis menyadari dalam asuhan kebidanan ini masih banyak kekurangan.Untuk itu
penulis mengarapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam penulisan asuhan
kebidanan selanjutnya.
Blitar, Juni 2009
Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................... 2
1.2.1. Tujuan Umum............................................................ 2
1.2.2. Tujuan Khusus........................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................................. 2
1.4 Metode Penulisan................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan............................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Persalinan.................................................................. 5
2.2 Konsep Letak Sungsang ........................................................ 9
2.3 Konsep Manajemen Kebidanan Varney ................................
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian.............................................................................. 25
II. Identifikasi Masalah / Diagnosa............................................. 31
III. Antisipasi Masalah Potensial................................................. 32
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera............................................... 32
V. Pengembangan Rencana........................................................ 32
VI. Implementasi.......................................................................... 32
VII. Evaluasi.................................................................................. 34
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 36
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................ 37
5.2 Saran...................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada kehamilan dan persalinan adalah masalah besar
dinegara berkembang.Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama
mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya.Oleh karena itu,pemerintah
mengeluarkan kebijakan melalui departemen kesehatan untuk mempercepat penurunana
AKI yaitu dengan mengupayakan setiap persalinan ditolong minimal didampingi bidan
dan pelayanan obstetric sedekat mungkin kepada semua ibu hamil. (Saifuddin,2002)
Sampai saat ini angka kemtian ibu (AKI ) melahirkan tidak dapat turun seperti
yang diharapkan.Menurut laporan BKKBN pada bulan juli 2005.AKI masih sekitar 307
per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 1994) manjadi 125 per 100.000 pada tahun 1999 dan
menurunnya lagi menjadi 125 per 100.000 pada tahun 2010.Tetapi pada kenyataannya
AKI hanya berhasil diturunkan menjadi 334 per 100.000 pada tahun 1997 dan menjadi
307 per 100.000 pada tahun 2003 menurut survey demografi kesehatan Indonesia.
Telah diketahui bahwa angka kematian maternal dinegara yang maju,disebabkan
oleh adanya beberapa faktor yang berasal dari luar pelayanan kebidanan yang sangat
memegang peranan penting tersebut,faktor-faktor itu adalah kekurangan gizi dan
anemia,paritas tinggi dan usia lanjut. (Sarwono,2002)
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal,kelahiran
seorang bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan keluarga menantikan selama 9
bulan.Ketika persalinan dimulai peranan ibu adalah untuk melahirkan bayiinya.Peran
petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi,disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
bersalin.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,dan janin turun
kedalam jalan lahir,Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran dengan letak sungsang merupakan hal yang patologis
sehingga membutuhkan pengawasan dan ketrampilan tenaga kesehatan yang lebih.dan
membutuhkan kolaborasi dengan dokter.Letak sungsang merupakan keadaan dimana
janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong berada dibagian
kavum uteri. (Sarwono,2002)

1
1.1 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny D Umur 19 Tahun G 2 P0000 Ab100
Usia Kehamilan 38-39 minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterina dengan Letak Sungsang di
Ruang Flamboyan RSUD Mardi mulyo Blitar diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin bermasalah secara benar dan menyeluruh.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kepada klien hamil secara komprehensif
terutama pada kehamilan 38-39 minggu.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah yang muncul dari hasil pengkajian
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah potensial yang muncul dari identifikasi
masalah atau diagnose.
4. Mahasiswa dapat mengembangkan rencana/intervensi pada masalah yang muncul
sesuai dengan rasional dan rencana tindakan yang ilmiah.
5. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi sesuai masalah yang terjadi.
6. Mahasiswa dapat mengevaluasi semua tindakan yang telah dilakukan.
7. Mahasiswa mampu mendomentasikan asuhan kebidanan secara menyeluruh.

1.2 Manfaat
1.3.1. Bagi Institusi Pendidikan
Asuhan Kebidanan ini diharapkan dapat memberi manfaat khususnya dalam
memperbanyak referensi tentang asuhan kebidanan yang patologis terutama kasus
persalinan dengan letak sungsang.
1.3.2. Bagi Tempat Praktek (RS)
Asuhan Kebidaan ini diharapkan daapt memberikan masukan guna
peningkatan kualitas pelayanan intranatal care dengan kasus patologis sehingga angka
kematian ibu dan bayi berkurang.
1.3.3. Bagi Masyarakat
Dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan
khususnya pada ibu hamil dan ibu hamil normal yang mengalami masalah dengan
kandunganya seperti letak sungsang.

2
1.4 Metode penulisan
Data dalam penulisan asuhan kebidanan ini didapat dengan cara:
a) Studi kasus
Dengan membaca dan memplajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan
masalah yang dituli. Tujuanya agar mendapatkan data dasar yang teoritis dan bersifat
ilmiah.
b) Observasi
Dengan pengamatan secara langsung meliputi inspeksi,palpasi,perkusi dan auskultasi.
c) Wawancara
Mengadakan tanya jawab secara langsung kepada klien, keluarga atau tenaga
kesehatan atau keadaan klien. Tujuanya adalah untuk memperoleh data secara
langsung dari sumber data.
d) Mempelajari kasus
Dengan melihat rekam medis klien terhadap program pengobatan melalui catatan
medik.

1.5 Sistematika penulisan


Lembar judul
Lembar pengesahan judul
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Manfaat
1.4 Metodologi Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II: Tinjauan Teori
2.1 Konsep Persalinan
2.2 Konsep Letak Sungsang
2.3 Konsep Menejemen kebidanan varney
BAB III: Tinjaun khusus
3.1 Pengkajian

3
3.2 Identifikasi dignosa / masalah potensial
3.3 Antisipasi masalah potensial
3.4 Identifikasi kebutuhan segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV: Pembahasan
BAB V : Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persalinan
2.1.1 Definisi
Parsalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono, 2002 )
Persalinan atau melahirkan anak adalah suatu peristiwa yang sangat besar artinya
sebab sangat mendalam kesannya. (Christina, 1999)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat
hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Mochtar, Rustam 1996)
2.1.2 Proses Terjadinya Persalinan
Proses terjadinya persalinanmasih belum dapat diketahui dengan pasti sehingga
kemungkinan semau faktor bekerja sama sebagai pemicu persalinan menjadi multi
faktor
a. Teori penurunan kepala
Satu sampai dua minggu sebelum partus mulai dari penurunan kadar hormone
estrogen dan progesterone.Progesteron belkerja sebagai penenang otot-otot polios
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
apabila kadar progesterone turun
b. Teori plasenta menjadi tua
Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunya kadar progesterone yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah,hal ini dapat menimbulkan kontraksi
rahim.
c. Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.Jika melewati
batas tertentu tersebut akan dapat terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat terjadi.
d. Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim,sehingga sering
terjadi kontraksi brakton hicks.

5
e. Teori prostaglandin
Kontraksi prostraglamdin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua.Pemberian prostraglandin saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.
f. Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan
persalinan karena tidak terbentukoleh hipotalamus.Pemberian kortikostesroid yang
dapat menyebabkan maturitas janin,induksi persalinan.Glandula suprarenal
merupakanpemicu terjadinya persalinan.

2.1.3 Beberapa istilah yang ada hubungannya dengan partus


1. Menurut cara persalinan
- Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan adalah proses kelahiran bayi
pada LBK (Letak Belakang Kepala) dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang
dari 24 jam.
- Partus luar biasa (abnormal) adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-
alat atau melalui dinding perut dengan melalui operasi caesaria.
2. Menurut tua (umur) kehamilan
- Abortus (keguguran) : terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup, berat
janin di bawah 1000 gr, tua kehamilan di bawah 28 minggu.
- Partus prematurus : persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36
minggu. Janin dapat hidup tetapi premature, berat janin antara 1000-2500 gram.
- Partus matures (aterm)/ cukup bulan : partus pada kehamilan 37-40 minggu,
janin matur, BB di atas 2500 gr.
- Partus post maturus (serotinus) : persalinan yang terjadi 2 minggu/ lebih dari
waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
- Partus presipitatus : partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di
atas becak, dsb.
- Partus percobaan : suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti
tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalipelvik.
(Mochtar, Rustam 1988)

6
2.1.4 Tanda-tanda Permulaan Persalinan
1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kelihatan
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering kencing atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut, pinggang karena adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus, kadang disebut false labor pains
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (blood show)
2.1.5 Tanda-tanda Inpartu
1.Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2.Keluar lender bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
3.Kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4.Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
2.1.6 Menurut Rustam mochtar (1998) faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
- HIS
- Kontraksi otot-otot dinding perut
- Kontraksi diafragma
- Liga mentos actron terutama ligamen rotundum
2. Faktor jalan lahir (passage)
Jalan lahir lunak dan jalan lahir keras
3. Faktor janin (passenger)
Janin dan plasenta
4. Psikis
5. Penolong
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada
uterus,serviks,vagina,dan dasar panggul.

7
2.1.7 Mekanisme Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1. Kala I
Partus dimulai jika timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lender
bercampur darah. Lendir yang bercampur darah ini berasal dari lendir kanalis
servikalis karena serviks membuka/ mendatar. Sedangkan darahnya berasal
dari pembuluh. Pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu
pecah karena pergeseran-pergeseran karena serviks membuka. Proses
membukanya servikd sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
a. Fase laten : Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
b. Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
- Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm, tadi mencapai 4
cm.
- Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4 menjadi pembukaan 9 cm.
- Fase deselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 menjadi pembukaan lengkap.
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit
sekali karena biasanya, dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang
panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang
secara refleks toris menimbulkan rasa mengejan. Wanita merasakan pula
tekanan pada rectum dan hendak BAB. Perinium menonjol dan melebar
dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian
kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Jika dasar panggul sudah
lebih berelaksasi kepala janin tidak masuk lagi di luar his dan dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub-oksiput di
bawah symfisis dan dahi. Muka dan dagu melawan perineum. Setelah istirahat
sebentar his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada
primigravida kala II berlangsung 1,5 jam pada multigravida 0,5 jam.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak ke atas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan

8
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
4. Kala IV
Dimulia dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos
partum.Seperti diterangkan di atas, kala ini dianggap perlu untuk mengamati
apakah ada perdarahan post partum.

2.2. KONSEP LETAK SUNGSANG


2.2.1 Definisi
Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di
fundus dan bokong di bawah. (Rustam, Mochtar, 1998)
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kapala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri
(Sarwono,2002)
Kepala yang merupakan bagian terbesar lahir terlebih dahulu,sedangkan
persalinan letak sungsang justru kapela yang merupakan bagian terbesar bayi
akan lahir terakhir (Manuaba,1998)
2.2.2 Menurut Manuaba (1998) Etologi Letak sungsang adalah :
1. Sudut ibu
a. Keadaan rahim
- Rahim arkuatus
- Septum pada rahim
- Uterus dupleks
- Mioma bersama kehamilan.
b. Keadaan plasenta
- Plasenta letak rendah
- Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Deformitas tulang panggul
- Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala.
2. Sudut janin
- Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat

9
- Hidrosefalus atau anensefalus
- Kehamilan kembar
- Hidramnion atau oligohidramnion
- Prematuritas
2.2.3 Patofisiologis (Mochtar, 1998)
1. Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan tindakan,
selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena
infeksi.
2. Bagi anak
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya peredaran darah placenta setelah bokong
lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan panggul, anak
bisa menderita asfiksia. Oleh karena itu setelah pusat leher, maka janin harus
dilahirkan dalam waktu 8 menit.

2.2.4.Klasifikasi
1. Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas
2. Letak sungsang sempurna (Complete Breech)
Letak bokong dimana kedua kaki ada di samping bokong
3. Letak bokong tidak sempurna (Incomplete Breech)
Adalah letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki
atau lutut, terdiri dari :
- Kedua kaki : letak kaki sempurna
Satu kaki : letak kaki tidak sempurna
- Kedua lutut : letak lutut sempurna
Satu lutut : letak lutut tidak sempurna
Posisi bokong ditentukan oleh sacrum ada 4 posisi :
a. Left sacrum anterior (sakrum kiri depan)
b. Right sacrum anterior (sakrum kanan depan)
c. Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang)
d. Ringh sacrum posterior (sakrum kanan belakang)
(Rustam, Mochtar. 1998 )

10
2.2.5.Diagnosis
1. Palpasi
Kepala teraba di fundus, bagian bawah bokong dan punggung di kiri atau
kanan.
2. Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat
3. Pemeriksaan dalam
Dapat diraba os sakrum, tuber ischii, dan anus, kadang-kadang kaki.

2.2.6.Prognosis
1. Bagi bayi
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan
tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi
mudah terkenal infeksi.
2. Bagi anak
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan darah plasenta setelah
bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan
panggul, anak bisa menderita asfiksia.
Oleh karena itu setelah tali pusat dan supaya janin hidup, janin harus
dilahirkan dalam waktu 8 menit.

2.2.7.Penanganan menurut Cunningham(2005)


1. Sikap sewaktu hamil
Karena kita tahu bahwa prognosa bagi anak tidak begitu baik, maka usahakan
merubah letak janin dengan versi luar.
Tujuannya adalah untuk merubah letak menjadi letak kepala.
Hal ini dilakukan pada primi dengan kehamilan 34 minggu, multi dengan usia
kehamilan 36 minggu dan tidak ada panggul sempit, gemeli atau plasenta
previa.
Syarat :
- Pembukaan kurang dari 5 cm
- Ketuban masih ada
- Bokong belum turun atau masuk PAP

11
Teknik
1. Lebih dahulu bokong lepaskan dari PAP dan Ibu berada dalam posisi
trendelenburg
2. Tangan kiri letakkan di kepala dan tangan kanan pada bokong
3. Putar ke arah muka atau perut janin
4. Lalu tukar tangan kiri diletakkan di bokong dan tangan kanan di kepala.
5. Setelah berhasil pasang gurita dan observasi tensi, DJJ, serta keluhan.

Gambar2.1 Versi Luar


2.2.8 JENIS PIMPINAN PERSALINAN SUNGSANG

Pilihan pertama : persalinan pervaginam

a. Persalinan spontan. Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara
ini lazim disebut cara Bracht.

Gambar 2.2 perasat bracth

b. Manual aid atau ekstraksi bokong parsial. Setelah bokong lahir spontan sebatas
umbilikus, lengan dan kepala dimanipulasi untuk melahirkan bayi. Penggunaan
cunam untuk melahirkan kepala termasuk kriteria ini.

12
c. Ekstraksi bokong. Janin dilahirkan seutuhnya dengan memakai tenaga penolong.
Risiko : kepala terjebak (head entrapment) pada aftercoming head akibat tidak
terjadinya moulage kepala, atau pembukaan serviks yang tidak lengkap. Peristiwa
ini terjadi pada 88/1000 persalinan. Risiko ini dapat dikurangi dengan
mempertahankan fleksi dengan menekan suprapubik eksternal dan tidak melakukan
ekstraksi.
Penyebab utama kematian perinatal tanpa kelainan congenital:
1. Robekan tentorium cerebelli akibat traksi pada hiperekstensi kepala, trauma
pada medulla spinalis. Hiperekstensi kepala pada persalinan presentasi bokong,
menyebabkan sudut antara geraham dan vertebra lebih dari 105 derajat.
Prolapsus tali pusat juga terjadi pada 0.5% persalinan dengan presentasi bokong
murni; bokong sempurna 4-5%; kaki 10%.
(Cunninghum,2005)
2. Histerostomatomi atau insisi Duhressen : bila kepala terjebak akibat pembukaan
serviks uteri yag tidak lengkap. Dilakukan insisi pada daerah serviks jam 2, jam
6 dan jam 10. Bahaya insisi ini adalah perdarahan dan pelebaran robekan ke
segmen,bawah,uterus.
3. Sirkumferensia abdomen dan sirkumferensia kepala janin relatif seimbang pada
kehamilan sebelum 36 minggu. Di atas 36 minggu, sirkumferensia kepala lebih
besar dari abdomen atau toraks.

Penatalaksanaaan persalinan pervaginam : 90% persalinan presentasi bokong di


Amerika Serikat dilakukan dengan sectio cesarea.
Sebenarnya, sectio cesarea juga merupakan risiko morbiditas dan mortalitas ibu
yang lebih tinggi daripada persalinan pervaginam.

13
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi :
1. usia kehamilan : bayi prematur berrisiko lebih tinggi untuk persalinan
pervaginam, karena rasio lingkar kepala / lingkar abdomen lebih besar pada awal
trimester ke 3 sehingga kemungkinan terjadinya kepala terjebak lebih besar.
Disarankan untuk sectio cesarea pada kehamilan kurang dari 34 minggu.
2. presentasi bokong murni : paling baik untuk persalinan pervaginam, karena
prolapsus talipusat lebih kecil daripada bokong sempurna atau kaki.
3. taksiran berat janin : dari studi selama ini, berat janin sekitar 2500-3500 g
mempunyai angka morbiditas yang paling rendah pada bayi.
4. riwayat persalinan : masih ada kontroversi persalinan pada primipara. Sebagian
center menyarankan sectio cesarea, walaupun alasan yang menunjang tidak jelas.
5. pelvimetri radiologik : pemeriksaan ini memastikan ukuran panggul, sehingga
dapat menentukan imbangan fetopelvik lebih baik. CT-scan memiliki dosis radiasi
1/3 kali lebih rendah dibandingkan foto Rontgen konvensional.
6. hiperekstensi kepala : dengan fleksi kepala ke belakang leher, risiko kepala
terjebak dan trauma spinal meningkat. Diagnosis dapat dibuat dengan pemeriksaan
radiologik atau ultrasonografi.
7. pemeriksaan dalam (pelvis) : makin turun presentasi bokong dan makin lebar
pembukaan serviks pada awal persalinan, prognosis makin baik.
8. kemajuan persalinan : bila kemajuan persalinan baik (pembukaan serviks dan
turunnya presenting part lancar), persalinan pervaginam memiliki prognosis makin
baik.
Persalinan pervaginam dianggap aman : usia kehamilan aterm, his spontan,
pembukaan lancar dan ukuran bayi sedang (2000-3500g)

2. Versi luar
Melakukan putaran pada fetus dari dinding abdomen sehingga menjadi presentasi
kepala.
Bahaya : perdarahan fetomaternal, separasi plasenta, kegagalan versi.
Kegagalan versi : kembalinya janin pada posisi semula setelah versi.

14
Perlu alat ultrasonografi untuk pemandu reposisi janin, dan sebelum dan sesudah
versi luar perlu diberi tokolisis.
AWASI perubahan frekuensi denyut jantung janin, kemungkinan terjadi gawat janin
pada tindakan versi akibat terganggunya sirkulasi janin dari manipulasi yang
mungkin terjadi pada janin / plasenta / talipusat
3. Petunjuk / rekomendasi pada persalinan pervaginam
1. Pemeriksaan ultrasonografi untuk melihat ada/tidaknya kelainan bawaan, lokasi
plasenta, hiperekstensi kepala, taksiran berat janin klinik maupun ultrasonografik
2. Janin tunggal, terutama presentasi bokong murni, taksiran berat janin 2500-3500
3. Pelvimetri adekuat (radiologik) : pintu atas panggul, diameter transversa > 11.5
cm dan diameter anteroposterior > 10 cm, sedangkan pintu tengah panggul distansia
interspinarun > 10 cm dan diameter anteroposterior > 11.5 cm.
4. Adanya penolong yang trampil, dan fasilitas kamar operasi darurat untuk sectio
cesarea.
5. Tidak ada indikasi obstetrik maupun generalis untuk sectio cesarea baik bagi ibu
maupun janin.

Pilihan kedua : sectio cesarea


Persalinan dengan sectio cesarea tidak sama amannya dengan partus pervaginam
presentasi kepala.
Terjadinya hiperekstensi kepala dan kesulitan melahirkan kepala pada sayatan uterus
yang kecil sering terjadi dan menimbulkan morbiditas bayi yang meningkat.

2.2.9 PROSEDUR PERTOLONGAN PERSALINAN PERVAGINAM


PADA PRESENTASI BOKONG

PERTOLONGAN PERSALINAN SPONTAN (BRACHT)

1. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan.


2. Tahap kedua : fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut, fase di mana bayi
harus dilahirkan cepat karena talipusat terjepit oleh kepala bayi di pintu atas
panggul (batas waktu 8 menit).
3. Tahap ketiga : fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh kepala. Kepala harus
dilahirkan lambat untuk menghindari terjadinya perdarahan intrakranial (ruptura
tentorium cerebelli) akibat dekompresi yang mendadak.

15
Teknik : hiperlordosis badan bayi

Keuntungan :
1. tangan penolong tidak masuk jalan lahir, sehingga mengurangi risiko infeksi.
2. mendekati persalinan fisiologik, mengurangi trauma pada janin.
Kerugian :
1. 5-10% mengalami kegagalan.
2. tidak dilakukan pada panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku (primipara),
nuchal arm (lengan menjungkit).

PROSEDUR MANUAL AID (PARTIAL BREECH EXTRACTION)

Indikasi :
1. bila pertolongan secara Bracht gagal.
2. elektif, karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan manual aid.
Tahapan :
1. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan.
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan memakai tenaga penolong secara klasik
(Deventer), Mueller atau Lovset.
3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dengan cara Mauriceau-Veit-Smellie, Najouk, Wigand
Martin-Winckel, Prague terbalik, atau dengan cunam Piper

4. Tahap pertama : lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan.


5. Tahap kedua : Melahirkan bahu dan lengan
Teknik cara klasik

16
Melahirkan bahu dan lengan secara klasik adalah melahirkan bahu dan lengan
belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada di ruangan yang lebih luas
(sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawah simfisis.
Bila lengan depan sukar, maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu
dengan memutar gelang bahu ke arah belakang dan kemudian lengan belakang ini
dilahirkan.
6. Teknik cara Mueller
Melahirkan bahu dan lengan cara Mueller adalah melahirkan bahu dan lengan
depan lebih dahulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan
belakang

Teknik cara Lovset


Prinsip persalinan cara Lovset adalah memutar badan janin dalam setengah
lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi cunam ke bawah sehingga bahu yang
sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir di bawah simfisis.
Keuntungan :
1. sederhana dan kegagalan jarang
2. tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga risiko infeksi
minimal.

Nuchal arm (lengan menjungkit)


Menolong persalinan letak bokong dengan tarikan ringan sampai skapula lahir.
Sampai batas ini ini tubuh bayi diputar sehingga diameter biakromialis dalam posisi
anteroposterior. Sebatas aksilla bahu siap dilahirkan. Traksi berlebihan untuk
melahirkan bahu menyebabkan lengan tertinggal di atas kepala dan tersangkut
lengannya di leher (nuchal arm). Untuk itu penolong meletakkan dua jari sepanjang
humerus dan mengusapkan ke muka dan dada bayi sampai lahir lengan tersebut
sambil didorong ke atas. Humerus bayi harus displint dengan jari penolong dan
bukan digaet. Nuchal arm kadang-kadang dapat dibebaskan dengan memutar badan
bayi searah dengan jari bayi menunjuk, sehingga tangan yang menjungkit dapat
terbebas melewati muka bayi.
7. Tahap ketiga : melahirkan kepala yang menyusul (aftercoming head)
8. Cara Mauriceau-Veit-Smellie
Tangan penolong dimasukkan dalam jalan lahir, jari tengah dimasukkan dalam

17
mulut, jari telunjuk dan jari manis mencekam fossa kanina, sedangkan jari lain
mencekam leher. Badan bayi diletakkan di atas lengan bbawah penolong, seperti
menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari tengah penolong dari lengan yang lain
mencekam leher bayi dari arah punggung, mempertahankan posisi leher dan
mencegah terjadinya defleksi atau hiperekstensi kepala.
Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke arah bawah dan pembantu
penolong melakukan ekspresi Kristeller. Bila suboksiput tampak di bawah simfisis,
kepala dielevasi ke arah atas dengan suboksiput sebagai sumbu (hipomoklion),
sehingga lahir kepala seluruhnya.
9. Cara Najouk
Kedua tangan penolong mencekam leher bayi dari arah depan dan belakang. Kedua
tangan penolong menarik bahu curam ke bawah, dan asisten membantu mendorong
kepala bayi ke arah bawah, dari tekanan suprasimfisis.
Cara Prague terbalik
Cara ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang dekat
sakrum dan muka bayi menghadap simfisis.
Satu tangan penolong mencekam leher dari arah bawah dan punggung bayi
diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan penolong lain memegang kedua
pergelangan kaki. Kaki ditarik ke atas bersamaan dengan tarikan pada bahu bayi,
sehingga perut bayi mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai sumbu
(hipomoklion), kepala bayi dapat dilahirkan.
10. Cunam Piper
Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul yang panjang, dapat
dipergunakan untuk melahirkan kepala yang menyusul, ditarik ke bawah.
Indikasi cunam ini setara dengan pertolongan pengeluaran kepala cara Mauriceau.

11. Ekstraksi pada presentasi bokong


Teknik ekstraksi kaki (Pinard)

12. Tangan penolong masuk mencari bokong, pangkal paha sampaiu lutut,
mengabduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi.
Tangan yang di luar menekan fundus ke arah bawah. Setelah kaki bawah fleksi,
pergelangan kaki dipegang dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
2. Kedua tangan penolong memegang betis, kaki ditarik curam ke bawah sampai

18
pangkal paha lahir.
3. Pangkal paha ditarik curam ke arah bawah sampai trochanter depan lahir, disusul
trochanter belakang dan bokong lahir.
4. Untuk melahirkan bayi seterusnya, tangan penolong memegang femuro-pelvik
dan ditarik curam ke bawah sampai umbilikus lahir. Untuk melahirkan bahu, lengan
dan kepala dilakukan pertolongan secara manual aid.

Teknik ekstraksi bokong


1. Dilakukan pada presentasi bokong murni (frank breech) dan bokong sudah
berada di dasar panggul. Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil
janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha. Lipat paha
ditarik curam ke bawah.
2. Setelah trochanter depan dilahirkan, maka jari telunjuk yang lain segera mengait
lipat paha belakang, dan ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.
3. Tangan penolong memegang femuro-pelvik bayi dan melahirkan bayi dengan
cara manual aid.

2.2.10 SYARAT PARTUS PERVAGINAM PADA LETAK SUNGSANG


- janin tidak terlalu besar
- tidak ada suspek CPD
- tidak ada kelainan jalan lahir
Jika berat janin 3500 g atau lebih, terutama pada primigravida atau multipara dengan
riwayat melahirkan kurang dari 3500 g, sectio cesarea lebih dianjurkan.

2.2.11 SYARAT PIMPINAN MENERAN KALA II PADA PERSALINAN LETAK


SUNGSANG
1. pembukaan lengkap
2. bokong terletak di Hodge III atau lebih
3. ketuban ditunggu pecah sendiri, atau dipecahkan bila pembukaan lengkap
4. hati-hati prolaps tali pusat
5. hati-hati "aftercoming head".

19
2.2.12 PENYULIT / KOMPLIKASI YANG MUNGKIN TERJADI
1. Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke jalan napas
2. Prolaps tali pusat
3. Asfiksia
4. Kerusakan jaringan otak
5. Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur, dislokasi bahu, tulang
kepala
6. Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot.

2.3 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN VARNEY


Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan
menggunakan asuhan langkah-langkah pemecahan masalah
sehingga merupakan jalur kerja pengorganisasian, pemikiran dan langkah dalam suatu
urutan logis yang menguntungkan baik bagi pasien maupun bidan. Langkah tersebut
antara lain :
I. Pengkajian
a. Data Subyektif
1. Biodata
Meliputi Nama, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, dan Alamat.
Ditanyakan untuk mengetahui status ekonominya.
2. Alasan Datang
Ditanyakan dengan alasan mengapa ibu datang ke rumah sakit.
3. Keluhan Utama
Ditanyakan dengan alasan untuk mengetahui keluhan klien sehingga
datang kerumah sakit.
4. Riwayat Haid
Meliputi Menarche, siklus, lama haid, banyaknya darah yang keluar dan
ada tidaknya kelainan atau keluhan haid serta fluor albus untuk
mengetahui apakah siklus haid pasien teratur atau tidak.
5. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ada atau tidaknya penyakit kronis atau penyakit menular lainnya
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui ada tidaknya keluarga yang menderita penyakit kronis,
penyakit menular atau penyakit keturunan serta ada atau tidaknya
keturunan kembar.

7. Riwayat Perkawinan

20
Meliputi berapa kali menikah, berapa lama dan usia saat pertama kali
menikah
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu karena ini merupakan kehamilan yang pertama maka riwayat ini
kosong.
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ditanyakan sejak kapan, dimana dan bagaimana antenatalnya, ada atau
tidaknya permasalahan yang berhubungan dengan kehamilannya dan
bagaimana cara mengatasinya.
10. Riwayat KB
Ditanyakan apakah ibu pernah mengikuti KB dan rencana KB yang akan
dipergunakan.
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Ditanyakan meliputi Nutrisi, aktivitas, eleminasi, istirahat, personal
hygiene, dan kebiasaan ibu yang biasa dilakukan.
12. Data Psikososial dan Spiritual
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu dan persalinannya, hubungan
social dengan keluarga dan lingkungan sekitar serta agama yang dianut.
13. Data Budaya
Untuk mengetahui kebiasaan tradisi yang dilakukan berhubungan dengan
kondisi ibu, kepercayaan pada takhayul dan kebiasaan berobat bila sakit.
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik, sedang, lemah
Kesadaran : Composmentis, Apatis, Samnolen
Tekanan Darah : 100/70 130/90 mmHg
Nadi : 60-100 x/.menit
Suhu : 36,5 C-37,2C
Pernafasan : 20-30 x / menit
BB : > 50 kg
TB : >150 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : warnanya, rontok / tidak, keadaannya bersih / tidak.
Kepala : simetris / tidak
Muka : tampak cloasma dan pucat / tidak
Mata : tampak konjungtiva pucat dan sclera kuning / tidak
Hidung : tampak secret dan polip / tidak
Telinga: simetris dan tampak keluar secret / tidak
Leher : tampak pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis /
tidak
Payudara : simetris dan putting susu menonjol / tidak
Perut : ada luka bekas operasi dan strie albicans / tidak

21
Genetalia : bersih, ada varices dan ada oedema / tidak
Anus : bersih dan ada hemoroid / tidak
Ekstremitas : simetris dan ada kelainan / tidak
Kulit : bersih / tidak.
b. Palpasi
Leher : teraba pembesaran kelenjat thyroid dan vena jugularis.
Payudara : teraba benjolan abnormal dan ada kolostrum keluat
atau tidak.
Abdoment :
o Leopold I :Untuk menentukan TFU dan
untuk menentukan bagian janin yang berada di
fundus
o Leopold II : Untuk menentukan situs (membujur atau
melintang) dan menentukan punggung janin
sehingga denyut jantung janin dapat di dengar.
o Leopold III : Untuk menentukan bagian terbawah janin
o Leopold IV : Untuk menentukan berapa jauh kepala sudah
masuk PAP divergen atau konvergen.
Ekstermitas :atas dan bawah teraba oedem atau tidak

c. Auskultasi
Dada : Terdengar ronchi/ tidak,terdengar wheezing / tidak.
Abdoment :
Terdengar bising usus / tidak
Terdengar denyut janin /tidak teratur/tidak normalnya 120-160X/menit.
d. Perkusi
Reflek patella kanan / kiri : +/+

3. Data Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliputi pemeriksaan
laboratorium,USG, foto thorak dan pemeriksaaan inspekulo
4. Terapi
Pengobatan yang diberikan
II. Identifikasi Diagnosa / Masalah
Diagnosa : Ny G..P.Ab. Usia Kehamilan.Janin Tunggal/Gemelly
Hidup/Mati Intra/Ekstra Uterin Inpartu kalaDengan.
Ds : Data berasal dari klien atau pasien yang mendukung diagnosa
Do : Data berasal dari hasil pemeriksaan yang mendukung diagnosa.

III. Antisipasi Masalah Potensial


Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnose, hanya merupakan antisipasi atau pencegahan bila mungkin.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Merupakan data yang bias menunjukkan situasi yang memerlukan langkah segera
sementara menunggu intervensi dari seorang dokter.

22
V. Intervensi
Dx : Ny .. G..PAb Usia Kehamilan Janin Tunggal Hidup Intar
Uterina Inpartu Kala Dengan.
Tujuan : Klien mendapatkan pelayanan intranatal care secara komprehensif.
Kriteria hasil : Klien mendapatkan alternative pemecahan masalah.
Intervensi : Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan temuan
masalah dan diagnose
.
VI. Implementasi
Dilakukan sesusai dengan intervensi yang telah dibuat

VII. Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kefektifan dan keberhasilan dari asuhan
yang telah kita berikan dengan mengacu pada kriteria hasil.

23
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Minggu/21 Juni 2009
Jam : 15.30 WIB
No. Reg : 3942
A. Data Obyektif
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama istri : NyD Nama suami : Tn H
Umur : 19 Tahun Umur : 27 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan: - Penghasilan : + Rp 30.000/bln
Alamat: Rt/Rw 05/06 Kalipucung Alamat: Rt/Rw 05/06 Kalipucung
Sanan Kulon Blitar Sanan Kulon Blitar
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin melahirkan anaknya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng,mengeliarkan lendir
bercampur darah dan cairan ketuban sudah pecah.
4.Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti darah tinggi
kencing manis astma maupun penyakit menular seperti TBC penyakit kuning
maupun HIV/AIDS dan ibu juga tidak pernah menderita tumor maupun kanker.
5.Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti darah tinggi
kencing manis astma maupun penyakit menular seperti TBC penyakit kuning
dan tidak sedang menderita tumor maupun kanker.

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan baik dari keluarga suami maupun keluarga ibu tidak ada yan
mempunyai penyakit menurun seperti darah tinggi kencing manis asma maupun

24
penyakit menular seperti TBC penyakit kuning HIV/AIDS dan dalam keluarga
tidak ada yang mempunyai keturunan kembar dan tidak ada yang menderita
penyakit tumor dan kanker.
7. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Jumlah :Hari 1-2 ganti 2 softek/hari, hari 3 dan seterusnya 1 softek/hari.
Disminorrhoe :Tidak pernah nyeri haid
Flour Albus : Tidak ada
HPHT : 23 September 2008
TP : 30 Juni 2009

8. Riwayat Pernikahan
Menikah :1x
Lama Menikah :1 tahun
Usia Menikah :18 tahun
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah ibu tidak pernah ikut KB apapun.setelah
kelahiran anak ini ibu mengatakan ingin ikut kb suntik 1 bulanan.
10.Riwayat kehamilan ,persalinan dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


Men Penyulit
No Hamil Penolon Penyuli HP Ma Hidup
Suami UK Cara Sex BBL Hari yusu
ke- g t PA ti umur
i

1 1 1 3 Abortus
Bulan
2 1 2 Hamil ini

11.Riwayat Kehamilan,Persalinan dan nifas yang sekarang


a. Riwayat Antenatal
Trimester I
- Keluhan : Ibu mengatakan sering pusing,mual,muntah dan nafsu makan
berkurang
- Periksa :Ibu periksa hamil sebanyak 1X
- Tempat Periksa :Ibu mengatakan memeriksakan kehamilanya di bidan
- Penyuluhan :Gizi dan kebersihan diri
- Terapi : Vitamin,obat penambah darah dan obat anti mual.

25
Trimester II
- Keluhan :Ibu menggatakan sudah tidak mual dan nafsu makan mulai
bertambah
- Periksa :Ibu mengatakan periksa 2X dan ibu mulai merasakan gerakan
janin dan ibu mendapat suntik TT yang ke-2
- Tempet Periksa :Bidan
- Pentuluhan :Gizi dan kebersihan diri
- Terapi :Vitamin dan obat penambah darah
Trimester III :
- Keluhan : Ibu mengatakanan sudah mulai tenang tapi sering kencing
- Tempat periksa :Bidan
- Hasil :Usia kehamilan 9 bulan ibu mengeluh perutnya kenceng-kenceng
oleh bidan dirujuk ke RS karena letaknya sungsang.Tiba di RS ibu sudah
pembukaan 3 cm

26
13. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola Kebiasaan Saat di rumah Saat di RS


Nutrisi Trimester I Ibu mengatakan mendapat
Ibu mengatakan makan 3x sehari sedikit tapi sering makan 1x dengan komposisi
dengan komposisi nasi,lauk pauk,minum 5-6 nasi,sayur lauk dan minu 1
gelas/hari gelas air putih
Trimester II
Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi
nasi,sayur lauk minum 5-6 gelas sehari
Trimester III
Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan kopmposisi
nas,sayur,lauk pauk minum 6-7 gelas/hari
Aktifitas Setiap hari ibu melakukan pekerjaan rumah misalnya Ibu hanya tidur di tempat
mencuci,memasak dan membersihkan rumah tidur karena perutnya terasa
kenceng-kenceng
Istirahat Ibu mengatakan tidur siang pukul 13.00-15.00 WIB Ibu tidak dapat tidur karena
Tidur malam pukul 21.00-05.00 WIB perutnya mules
Personal Hygiene Ibu mandi dan gosok gigi 2x /hari keramas 3x Saat dikaji pasien tidak
seminggu dan ganti baju setiap selesai mandi dan mandi
celana ganti jika basah dan kotor
Eliminasi BAB :1-2X/hari (konsistensi lunak,bau khas) BAK waktu dipasang
BAK :5-6X/hari (Warna kuning,jernih dan bau khas) kateter

Kebiasaan lain-lain Ibu mengatakan tidak pernah merokok tidak minum Ibu mengatakan tidak
minuman beralkohol dan tidak minum jamu-jamuan pernah merokok tidak
minum minuman beralkohol
dan tidak minum jamu-
jamuan

14. Data Psikososial,Budaya dan Spiritual

27
a. Psikologis
Ibu mengatakan ibu dan suami serta keluarga sangat mengharapkan kelahiran
anak ini namun sekarang ibu cemas karena mau melahirkan dan letak janin
sungsang.
b. Sosial
Ibu tinggal dengan suami dan satu anaknya hubungan diantara mereka
harmonis begitu juga dengan tetangga dam masyarakat sekitar.
c. Budaya
Ibu mengatakan menganut dalm keluarga menganut budaya jawa seperti
selamatan 7 bulanan.
d. Spiritual
Ibu beragama islam dan selalu mengerjakan sholat lima waktu dan kadang-
kadang ikut pengajian di kampungnya.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 36,8 C
Pernafasan : 24 x / menit
Berat Badan : 47 kg
BB sebelum hamil :43 kg
Tinggi Badan : 152 cm
Lila : 23 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Simetris,tidak tampak benjolan yang abnormal,tidak ada
lesi kulit kepala bersih
Rambut : Hitam tidak rontok bersih dan tidak berketombe
Wajah : Tidak pucat tampak closma gravidarum dan tidak ada
oedem
Mata : Simetris Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus.
Hidung : Simetris,bersih ,tidak aka secret, tidak ada polip
Telinga : Simetris, tidak ada serumen , bersih
Mulut : Bibir lembab tidak ada stomatitis.lidah bersih dan tidak ada
karies
Leher : Tidak tampak ada pembesaran kelenjar thyroid dan
pembengkakan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

28
Payudara : simetris, membesar,tagang punting susu menonjol dan
hyperpigmentasi areola mammae
Abdomen : Membesar terdapat linea alba linae nigra tidak strie albicans
dan strie lividae tidak ada luka bekas operasi.
Genetalia : Bersih, tidak ada oedem, tidak ada varices,penyebaran
rambut pubis merata ,tidak terdapat condilomata acuminata.
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.
Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada gangguan pergerakan,
tidak ada varices.
Integumen : Bersih dan lembab
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan abnormal
Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid maupun
vena jugularis
Payudara : Tidak teraba ada benjolan abnormal,tidak ada nyeri tekan
dan kolostrum sudah keluar dari payudara kanan dan kiri.
Abdomen :
- Leopold I : TFU 2 jari bawah prosesus xypoideus(27 cm), teraba
bagian besar,bulat,keras,melenting (kepala)
- Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian lurus, panjang, dan
datar (punggung kiri)
Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin
- Leopold III : Teraba bagian terdahulu bulat kurang melenting (bokong)
- Leopold IV : Bagian terdahulu masuk PAP 3/5 bagian dan tidak dapat
digoyangkan.
Ekstremitas: atas : simetris, tidak teraba benjolan yang abnormal
Bawah : Simetrid,tidak ada oedem dan tidak ada varises
c. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar ronchii dan wheezing
Abdoment : DJJ (+) 10,14.9 =132 x/menit terdengar dibagian atas pusat
sebelah kiri.
d. Perkusi
Reklek Patella kanan/ kiri : +/+
3.Tafsiran berat badan janin
(TFU-11)X155=Berat badan janin
(27-11) X 155 =2480 Kg
4.Periksa dalam
VT :Jam 15.35 WIB
Vulu/Vagina : Pengeluaran lendir bercampur darah
Pembukaan : 3 cm
Efficement :Teraba lunak dan tipis effacement 25 %
Ketuban : (-) atau pecah
Bagian terdahulu janin :Taraba bokong
Bagian Terdahulu :-

29
Penurunan : 3/5 bagian pada H III
Tidak teraba bagian terkecil janin
I. IDENTIFIKASI DIAGNOSA /MASALAH
Dx :G2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu janintunggal hidup intra
uterin letak sungsang dengan inpartu kala 1 fase laten
Ds : Ibu mengatakan ingin melahirkan anaknya
Ibu mengatakan usia kehamilan 9 bulan perutnya kenceng-kenceng
mengeluarkan lendir bercampur darah dan ketuban sudah pecah
HPHT : 23-September-2008
TP : 30 Juni - 2009
Do : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 36,8 C
Pernafasan : 24 x / menit

Palpasi
- Leopold I : TFU 2 jari bawah prosesus xypoideus(27 cm), teraba
bagian besar,bulat,keras,melenting (kepala)
- Leopold II : Pada bagian kiri ibu teraba bagian lurus, panjang, dan
datar (punggung kiri)
Sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin
- Leopold III : Teraba bagian terdahulu bulat kurang melenting (bokong)
- Leopold IV : Bagian terdahulu masuk PAP 3/5 bagian dan tidak dapat
digoyangkan.

His :Teratur dalam 10 menit 3X lamanya 30-40 detik.

Auskultasi : DJJ : (+) 10,14,9=132x/menit terdengar dibagian di atas pusat


sebelah kiri atas

III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


i. Potensial terjadi fetal distress
ii. Potensial terjadi asfiksia
IV.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
i. Pasang O2
ii. Siapkan alat resusitasi
V.INTERVENSI
Dx : G2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu janintunggal hidup intra
uterin letak sungsang dengan inpartu kala 1 fase laten

30
Tujuan Jangka Pendek :Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 6 jam diharapkan
pembukaan lengkap
Tujuan Jangka Panjang : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selam 24 jam diharapkan
tidak terjadi komplikasi
Kriteria Hasil
Ibu ingin meneran
Ada dorongan ingin meneran tekanan anus,perineum menonjol vulva dan spingterani
membuka
Pembukaan 10 cm
His dalam 10 menit lamanya 5x dalam 45 detik adekuat

Intervensi
1. Observasi keadaan umum ibu dan janin tiap 1 jam (His DJJ Kontraksi Nadi) Tiap 4
jam (Tekanan darah,urine dan pembukaan serta penurunan kepala)
R/ Untuk mengidentifikasi terjadinta kelainan
2. Lakukan persiapan pertolongan persalinan
R/Persiapan yang baik dapat menunjang proses persalinan
3. Kolaborasi dengan dokter
R/Letak sungsang memberikan prognosis yang buruk bagi ibu dan janin bila lahir
pervagianam
4. Anjurakan pada ibu untuk BAB
R/Mengosongkan rectum membantu penurunan bagian terndah janindan mencegah
agar tidak BAB saat persalinan sehingga menghindari infeksi nosokomial.
5. Kosongkan kandung kemih
R/ Kandung kemih yang penuh menghambat terjadinya kontraksi
6. Anjurkan pada ibu untuk miring kiri
R/Tidur terlentang terjadi penekanan vena cava inferior dan dapat terjadi hipoksia.
7. Berikan pada ibu nurtrisi
R/Kalori yang cukup dapat digunakan sebagai tenaga,mengurangi dehidrasi yang
dapat mempengaruhi his
8. Ajari ibu cara meneran yang benar
R/Meneran yang benar mencegah terjadinya laserasi atau edema serviks atau jalan
lahir

31
VI.IMPEMENTASI
Tanggal : 21 Juni 2009
Jam : 15.40
Dx :G 2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu janintunggal hidup intra uterin
letak sungsang dengan inpartu kala 1 fase laten
1. Memeriksa keadaan umum ibu dan janin
Jam TD N S RR HIS DJJ Ket
15.30 110/80 84 36.8 24 3,10,40 132 Jam 17.30 WIB Vulva
16.00 80 20 4,10,40
vagina lendir darg
16.30 82 24 4,10,45 140
17.30 84 24 5,10,45 148 pembukaan 10 cm Eff
tidak teraba ket( - )
bokong disekitar bag
terdahulu tidak teraba
bagian kecil janin
2. Menyiapkan pertolongan persalinan,mamakai sarung tangan dan memasukkan
oksitosin 1 ampul kedalam spuit
3. Melakukan kolabaorasi dengan dokter
4. Menganjurkan pada ibu untuk BAK dan BAB
5. Menganjurkan pada ibu untuk miring kiri
6. Menberi asupan nutrisi yang cukup pada ibu
7. Mengajari pada ibu cara meneran yang benar

VII.EVALUASI
Tanggal :21 Juni 2009
Jam 17.30

32
Dx : G2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu janintunggal hidup intra uterin letak
sungsang dengan inpartu kala 1 fase laten
S : Ibu mengatakan ingin meneran
O :Vulva vagina : Pengeluaran lendir bercampur darah
Pembukaan :10 cm
Efficement 100 % portio tidak teraba
Ketuban (-) / Jernih Bau Khas
Bagian terdahulu janin : Teraba bokong
Penurunan : 4/5 pada H III sacrum jam 3 dan tidak teraba bagian terkecil janin.
A : G2 P0000 Ab100 Usia Kehamilan 38-39 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterin Inpartu
Kala II Dengan Ptresentasi Bokong Murni
S :Jelaskan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
Pimpin ibu meneran
Menolong persalinan dengan prasat Bracht
Melakukan penangganan bayi baru lahir resusitasi jika bayi tidak menanggis
Melakukan manejemen aktif kala III
Memberikan suntikan oksitosin 10 Unit secara IM
Penegangan tali pusat
Pengeluaran plasenta
Melakukan Masase Uterus
Melakukan penilaian perdarahan dengan cara memeriksa kelengkapan bagian plasenta serta
evaluasi laserasi
Melakukan observasi perdarahan,kontraksi,kandung kemih,TFU
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal :21 Juni 2009
Jam :19.30 WIB
DS :Ibu mengatakank sudah lega bisa melahirkan dengan normal dan
perut ibu sedikit mules
DO :Wajah ibu tampak gembira /ceria
KU :Baik
Kesadaran :Komposmentris
Nadi :80x/menit
TD :120/80 mmHg
RR :20X/ menit

33
Suhu :36,5 o C
TFU :Setinggi pusat dan kontraksi baik
A :Timbul masalah sehubungan dengan proses involusi
P :
1. Jelaskan pada ibu penyebab perut teras mules
2. Lakukan rooming in
3. Jelaskan pada ibu untuk segera mobilisasi secara bertahap misalnya
dengan mika/miki
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut Rustam mchtar,2000 Persalinan kala I adalah kala waktu pembukaan serviks
sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm dan kala II merupakan fase dimulai dari
pembukaan lengkap sampai bayi lahir lengkap.Oleh karena itu pada masa ini diperlukan
dukungan mental dan emosional pada ibu untuk mengurangi masalah yang ibu hadapi.Dalam
pembuatan asuhan kebidanan pada Ny DUmur 19 Tahun Usia Kehamilan 38-39 Minggu
Tunggal Hidup Intra Uterin Inpartu Kala I fase Laten Dengan Presentasi Bokong Sempurna
tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada di lapangan.
Pada identifikasi masalah atau diagnosa didapatkan dari anamnesis maupun
pemeriksaan langsung yaitu asuhan yang diberikan tidak ada kesenjangan.Berdasarkan dari
diagnosa dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kesenjangan dan masalah potensial
yang terjadi adalah fetal distress dan asfiksia karena ada data yang mendukung.
Pada intervensi disusun beberapa rencana bedasarkan diagnosa yang diambil dan
sudah dilakukan implementasi sesuia intervensi yang telah dibuat dan dilakukan sesuia
keadaan klien.pada tinjaun kasus disebutkan bahwa observasi DJJ dilakukan setiap 30 menit
dan pada kenyataan juga dilakukan tiap 30 menit.Menurut Hanifa Wiknyosastro evaluasi atau
observasi DJJ bayi dilakukan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi pada janin dan
pelaksanaan dilakukan setiap 30 menit pada waktu kala I fase aktif.Sehingga tidak di
dapatkan kesenjangan antara tepru dengan praktek.
Dalam kasus diatas pertolongan persalinan pervaginam dengan menunggu persalinan
spontan atau prasat Bread merupakan alternatife pilahan selain SC tapi harus memperhatikan
syarat-syaratnya.Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek. Dalam
kasus di atas menunjukkan bahwa di Ruang Flamboyang RSUD Mardi Waluyo Blitar telah
melakukan asuhan kebidanan kepada klien atau pasien sesuai dengan teori sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.

34
35
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada NyD Umur 19 tahun G2 P000 Ab100
Usia Kehamilan 38-39 Minggu Janin Tunggal Hidup Intra Uterin Inpartu Kala I Fse Laten
Dengan Presentasi Bokong Sempurna.Penulis menyimpulkan:
1. Pada pengkajian data asuhan yang diberikan sudah komprehensif untuk dapat
menegakan diagnosa.
2. Pada identifikasi masalah atau diagnosa asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan
teori
3. Pada identifikasi masalah potensial sudah dilakukan dengan komprehensif dan pada
langkah ini muncul masalah potensial yaitu fetal distress dan asfiksia.
4. Pada identifikasi kebutuhan segera sudah dilakukan secara komprehensif dan pada
langkah ini kebutuhan segeranya adalah memasang oksigen dan persipan alat
resusitasi.
5. Pada intervensi,implementasi dan evaluasi yang diberikan sudah komprehensif dan
hasil yang diharapkan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
5.2 Saran
5.2.1. Bagi petugas kesehatan
a) Diharapkan dalam memberikan asuhan memegang prinsip memenuhi kebutuhan
klien walaupun dalam waktu singkat.
b) Diharapkan petugas kesehatan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang
cukup untuk dapat melekukan tindakan secara komprehensif.
5.2.2. Bagi keluarga atau pasien
Selalu kooperatif dengan petugas kesehatan sehingga pelayanan kesehatan
yang di dapatkan bisa secara maksimal.Selain itu bagi ibu harus tetap menjaga
bayinya dan dapat merawat dirinya sendiri.dan ibu harus selalu menyusui bayinya
sampai berumur 6 bulan. sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Arief manjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3 jilid 1, Jakarta: EGC

Cunningham, F. Gary.Et. Al,2005. Obstetri Williams ed.21 vol.1.Jakarta:EGC

Doengoes, Roestam, 2001 Dasar-dasar keperawatan maternal Edisi 6.Jakarta:EGC

36
Manuaba, 2002 Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Kebidanan, Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri edisi ke-2, Jakarta: EGC

POGI, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
YBP-SP

Saifuddin, Bari Abdul. 2002, Buku Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: YBP-
SP

37

Você também pode gostar