Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit jantung hipertensi merupakan suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak
sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan. Sampai saat
ini prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 5-10%. Sejumlah 85-90% hipertensi
tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai hipertensi primer (hipertensi esensial atau
idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensi yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi
sekunder).
Penyakit jantung hipertensif mengarah kepada suatu keadaan yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali
dapat mengubah struktur miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung. Perubahan-
perubahan ini dapat mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit arteri koroner, gangguan
sistem konduksi, disfungsi sistolik dan diastolik miokard yang nantinya bermanifestasi klinis
sebagai angina (nyeri dada), infark miokard, aritmia jantung (terutama fibrilasi atrium) dan
gagal jantung kongestif.
Pada pasien dengan hipertensi, 15-20% mengalami hipertrofi ventrikel kiri (HVK).
Risiko Hipertrofi Ventrikel Kiri meningkat dua kali lipat pada pasien obesitas. Prevalensi
Hipertrofi Ventrikel Kiri berdasarkan penemuan lewat EKG (bukan merupakan alat
pemeriksaan yang sensitif) pada saat menegakkan diagnosis hipertensi sangatlah
bervariasi.Penelitian telah menunjukkan hubungan langsung antara derajat dan lama
berlangsungnya peningkatan tekanan darah dengan Hipertrofi Ventrikel Kiri.
Losartan adalah obat antihipertensi yang tergolong dalam Antagonis Reseptor
Angiotensin II. Losartan dan metabolit aktifnyamenghambat secara selektif penyempitan
pembuluh darah dan efek sekresi aldosteron dari angiotensin II dengan cara
menghambat ikatannya secara selektif di reseptor angiotensin I. Sehingga dengan demikian,
Losartan akan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah. (1,2)
2
BAB II
FARMASI - FARMAKOLOGI
2.1. HIPERTENSI
Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang ditandai peningkatan tekanan darah secara
kronis. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian paling sering di dunia. Hipertensi
terjadi ketika volume darah meningkat dan saluran darah menyempit, sehingga membuat
jantung memompa lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi kepada setiap sel di dalam
tubuh. Jika tekanan darah melebihi tingkat yang normal, maka resiko kerusakan bisa terjadi
pada organ organ vital di dalam tubuh seperti jantung, ginjal, otak, dan mata. Hal ini
meningkatkan resiko kejadian yang bisa berakibat fatal seperti serangan jantung dan stroke.
Dengan pengobatan atau pengontrolan tekanan darah, maka berbagai komplikasi yang dapat
dipicu oleh hipertensi dapat dicegah. Salah satu macam obat yang digunakan untuk mengatasi
dan mengendalikan hipertensi adalah angiotensin receptro blocker (ARB).
2.2. LOSARTAN
Losartan merupakan salah satu contoh dari golongan antagonis reseptor angiotensin II.
Golongan ini merupakan golongan baru yang bekerja pada sistem renin-angiotensin.
Angiotensin adalah hormon peptida yang berasal dari protein angiotensinogen. Sistem
angiotensin melibatkan reaksi yang dikatalisis oleh enzim ACE (Angiotensin-converting
enzyme). Sistem renin-angiotensin di ginjal berperan dalam filtasi glomerulus. Losartan
3
berbentuk serbuk putih, bebas larut dalam air, larut dalam acetinitrile, larut dalam isopropyl
alkohol.
Losartan memiliki rumus kimia C22H23ClN6O dengan berat molekul 422,91 g/mol. (3)
2.2.2. Dosis
Hipertensi
o Anak 6-16 tahun : 0,7 mg/kg sekali sehari ( maksimum 50 mg/hari): sesuaikan
dosis denganrespon yangtimbul.
o Dewasa : dosis awal lazim : 50 mg sekali sehari; dapat digunakan satu atau dua
kali sehari dengan total dosis harian berkisar dari 25-100 mg
pasien yang menerima diuretik atau mengalami penurunan volume intravaskular :
o Dosis awal lazim: 25 mg.
Nefropati untuk pasien dengan diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi :
o Dosis awal dewasa : 50 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan menjadi 100 mg
sekali sehari berdasarkan respon tekanan darah.
Penurunan risiko stroke dengan hipertensi :
o Dosis awal dewasa : 50 mg sekali sehari ( dosis maksimum harian 100 mg):
dapat digunakan dalam kombinasi dengan diuretik thiazida.
4
Pada penderita yang kemungkinan volume cairan tubuh berkurang (misalnya pasien
yangmenggunakan diuretika) atau dengan gangguan fungsi hati, dosisawal yang diberikan
adalah 25 mg. Bila pemberian Losartan secara tunggal belum menurunkan tekanan darah
secara adekuat, maka dapat ditambahkan hydrochlorotiazide (HCT). Losartan dapat diberikan
sebelum atau sesudah makan karena absorpsinya tidak dipengaruhi oleh makanan. Bila
Losartan diberikan pada orang tua maupun pasien dengan gangguan fungsi ginjal, tidak perlu
dilakukan penyesuaian dosis.
Nama generik
o COZAAR
Nama obat di pasaran
o Irbesartan (avapro)
o Candesartan (amias)
o Losartan (cozaar)
o Telmisartan (micardis)
o Valsartan (diovan)
o Insaar
o Sartaxal
o Acetenza
o Angioten
o Tensaar
Penyimpanan
Simpan pada suhu 30C, lindungi dari cahaya matahari langsung dan kelembaban.
5
2.2.4. Khasiat
Angiotensin II ini selanjutnya akan berkaitan dengan reseptor Angiotensin I yang akan
mempengaruhi bermacam-macam organ, yaitu :
2.2.5. Indikasi
Indikasi Losartan adalah untuk pengobatan hipertensi esensial ringan sampai berat,
terutama bila pasien tidak dapat mentoleransi efek samping batuk atau penderita yang resisten
terhadap antihipertensi golongan lain. Losartan juga dapat menurunkan risiko terjadinya
stroke pada penderita dengan penyakit jantung.
Pada penderita diabetes tipe 2, Losartan dapat menghambat kerusakan ginjal
Pada penderita dengan gangguan fungsi hati, dapat diberikan dosis losartan dengan
dosis lebih rendah, karena kemungkinan peningkatan kadar losartan di dalam darah
pada pasien dengan gangguan fungsi hati.
Sebagai akibat penghambatan sistem RAAS dapat terjadi gangguan fungsi ginjal yang
bersifat reversible apabila pengobatan dihentikan.
Pada pasien dengan gangguan ginjal dengan atau tanpa diabetes,sering dijumpai
gangguan keseimbangan elektrolit. (4,5)
2.3. Farmakodinamik
Mekanisme kerja Losartan adalah secara selektif dan kompetitif bekerja terhadap
subtipe reseptor AT1, sehingga efek Angiotensin II terhambat, dengan demikian akan
menyebabkan terjadiya penurunan tekanan darah.
Losartan tidak memiliki efek pada laju filtrasi glomerulus, ginjal plasma flow atau
fraksi filtrasi. Dalam beberapa dosis tidak ada terkenal efek pada konsentrasi prostaglandin
sistemik atau ginjal, puasa trigliserida, kolesterol total atau HDL- kolesterol atau puasa
glukosa konsentrasi. (6,7)
2.4.1. Absorbsi
Diserap dengan baik melalui saluran cerna. Absorbsinya tidak dipengaruhi oleh
adanya makanan di lambung. Waktu paruh eliminasi T1/2 sekitar 1-2 jam, tetapi obat ini
cukup diberikan satu atau dua kali sehari karena kira-kira 15% losartan dalam tubuh diubah
menjadi metabolit (5-carbo9lic acid) dengan potensi10 sampai 40 kali losartan dan masa
paruh yang jauh lebih panjang T1/2 yaitu 6-9 jam T max adalah 1 h (losartan) dan 3 sampai 4
jam (metabolit). Sementara C maks obat dan metabolit aktif adalah sama, AUC metabolit
adalah 4 kali lebih besar daripada losartan.
2.4.2. Distribusi
Losartan dan metabolit aktif sangat terikat dengan protein plasma, terutama albumin. Baik
losartan atau metabolit terakumulasi dalam plasma pada dosis harian di ulang.
2.4.3. Metabolisme
Mengalami substansial pertama-pass metabolisme oleh CYP-450 2C9 dan 3A4 enzim. Empat
belas persen dari dosis oral diubah menjadi asam karboksilat metabolit aktif yang
bertanggung jawab untuk sebagian besar aktivitas reseptor angiotensin II antagonis. tidak
dapat menembus sawar darah otak.
8
2.4.4. Ekskrei
Sebagian besar obatdiekskresi melalui feses sehingga tidak diperlukan penyesuaian dosis pada
gangguan fungsiginjal termasuk pasien hemodialisis dan pada usia lanjut. Namun, dosis harus
disesuaikanpada gangguan fungsi hepar
Sakit kepala,
Pusing,
Nyeri punggung,
Pegal-pegal,
Gangguan saluran napas,
Kelelahan,
Hipotensi (tekanan darah turun di bawah normal) pada dosis awal,
Reaksi hipersensitivitas seperti ruam kulit dan angioedema,
Gangguan saluran pencernaan,
Peningkatan enzim fungsi hati yang bersifat sementara,
Gangguan fungsi ginjal yang bersifat reversible apabila obat dihentikan,
Perubahan rasa, dan
Hiperkalemia.
2.5.2. Toksisitas
Gejala toksisitas
Mual
Pusing
Pandangan kabur
Pingsan
Terasa mengantuk
9
2.5.3. Penanggualangan
Untuk mengurangi efek toksisitas dari losartan, pemberian obat losartan harus
disesuaikan dengan tingkat (jenis) hipertensi penderita.(5)
10
BAB III
PENELITIAN YANG PERNAH DILAKUKAN ORANG LAIN
3.1.1. Losartan lebih efektif dari pada atenolol pada hipertensi dengan hipertrofi ventrikel
kiri
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sains , Howard Hughes Medical
Institute peneliti di Johns Hopkins University School of Medicine telah menunjukkan pada
tikus bahwa losartan obat, yang diproduksi oleh Merck dan dijual di bawah nama merek
Cozaar, dapat mencegah perkembangan sindrom Marfan dan mungkin juga mengembalikan
arsitektur normal dinding aorta.
Losartan sedang dipelajari untuk digunakan dalam pengobatan dari 20% dari kanker
payudara tumor positif untuk AGTR1 . The University of Michigan Comprehensive Cancer
Center diumumkan pada tahun 2009 hasil dari studi hewan yang ditemukan losartan untuk
"memblokir" - perubahan neoplastik terbalik -. disebabkan oleh gen ini.
3.1.5. Losartan sebagai perlindungan terhadap kemungkinan hilangnya otot yang rusak
atau tua
Losartan baru-baru ini telah ditemukan untuk menjadi penambah kognitif. Ini
meningkatkan memori pada orang dengan tekanan darah normal dalam kondisi standar, serta
selama tugas memori gangguan (co-administrasi skopolamin )
12
BAB IV
DISKUSI
Hipertrofi ventrikel kiri merupakan faktor risiko yang kuat terhadap berbagai
komplikasi penyakit kardiovaskuler yang meliputi angina pektoris, infark miokard, stroke,
gagal jantung kongestif, dan kematian mendadak, sedangkan penyebab tersering hipertrofi
ventrikel kiri di dalam populasi umum adalah hipertensi
Pertumbuhan ventrikel kiri tergantung dari beban hemodinamik yang dipengaruhi oleh
faktor genetik dan lingkungan. Reaksi individual ventrikel kiri terhadap stimulus
hemodinamik berhubungan dengan kemampuan menghasilkan tahapan kejadian yang dimulai
pada tingkat membran sel, yang selanjutnya meningkatkan produksi faktor pertumbuhan.
Kemampuan ini sangat mungkin di bawah kontrol genetik, tetapi juga secara independen
berkaitan dengan besarnya ukuran tubuh dan pengaruh hormon-hormon spesifik yang
berperan sebagai pengatur pertumbuhan. Meskipun sistem renin-angiotensin telah lama
dikenal sebagai sistem hormonal, sekarang diketahui bahwa semua komponen RAS disintesis
di dalam sistem kardiovaskuler. Beberapa bukti menunjukkan bahwa sistem renin-angiotensin
yang meningkat pada hipertrofi kardiovaskular berperan dalam aktivitas hemodinamik,
mitogenik, dan pertumbuhan.
Secara umum diketahuinya faktor-faktor pertumbuhan abnormal yang memerantarai
hipertrofi kardiovaskuler menyebabkan timbulnya pandangan baru mengenai mekanisme
seluler pada perjalanan penyakit ini
13
BAB V
KESIMPULAN
Penyakit jantung hipertensi merupakan suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak
sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan. Hipertensi
merupakan satu hal komplek yang melibatkan banyak faktor yang saling mempengaruhi, yaitu
hemodinamik, struktural, neuroendokrin, seluler, dan faktor molekuler. Di satu sisi, faktor-
faktor ini memegang peranan dalam perkembangan hipertensi dan komplikasinya, di sisi lain
peningkatan tekanan darah itu sendiri dapat memodulasi faktor-faktor tersebut.
BAB VI
CONCLUSION
Hypertensive heart disease is a disease associated with secondary effects on the heart
because the old systemic hypertension and prolonged. Hypertension is a complex matter
involving many factors influence each other, the hemodynamic, structural, neuroendocrine,
cellular, and molecular factors. On the one hand, these factors play a role in the development
of hypertension and its complications, on the other hand an increase in blood pressure itself
can modulate these factors.
Losartan is used to treat mild to severe essential hypertension, especially if the patient
can not tolerate the side effects cough or patients who are resistant to other classes of
antihypertensives. Losartan may also lower the risk of stroke in patients with heart disease.
15
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL Jr, et al. The
Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure: the JNC 7 report. JAMA. May 21
2003;289(19):2560-72
2 (http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/penyakit-jantung-hipertensif/)
3 Goodfriend, T.L., Elliott, M.E., Catt, K.J., 1996, Angiotensin Receptors and Their
Antagonists, N Engl J Med, 334: 1649-1655
4 http.www.arisclinic.com
5 http://www.scribd.com/doc/87639118/BAB-1-Losartan
7. Sampurno, 2007, Peran aset nirwujud pada kinerja perusahaan: studi Industri farmasi
Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 61-73