Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunia
yang telah diberikan, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
kalam modern oleh Muhammad Abduh, Ahmad Khan, dan Iqbal. Hal tersbeut dapat
kontribusi positif dan bermakna bagi para pembaca. Dari lubuk hati yang paling
dalam, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Kami ucapkan
terima kasih kepada orang-orang yang talah mendukung kami dalam pembuatan
makalah ini.
1
DAFTAR ISI
2
Bab 1
PENDAHULUAN
Dalam Islam, terdapat beberapa ilmu yang saling berhubungan, antara lain:
tasawuf, ilmu kalam/ teologi, tauhid, filsafat, dan lain sebagainya. Salah satunya
ilmu kalam/ teologi Islam, ilmu ini termasuk rumpun ilmu ushuluddin (dasar-dasar
atau sumber-sumber pokok agama). Ilmu kalam ini sangat penting untuk dipelajari,
tentang agama Islam. Begitu sentralnya kedudukan ilmu kalam dalam Islam,
arah, corak, muatan materi dan metodologi kajian-kajian keislaman yang lain,
ushul fiqh, filsafah (Islam), ulum al-tafsir, ulum al-hadist, teori dan praktik dakwah
Sering kali dijumpai bahwa umat Islam, baik sebagai individu ataupun
sebuah dasar tentang ketuhanan yang benar, jadi sering tergoda dalam tipu daya dan
tipu muslihat dunia yang hanya sementara dan yang menjerumuskan ke lobang
berhubungan dengan penganut agama-agama yang lain dalam alam praksis sosial,
3
yang lebih cocok di masa yang lebih modern ini, jadi mereka bisa mengambil ilmu
dari agamawan klasik, kemudian mengolah dan mempelajarinya agar sesuai untuk
4
Bab 2
PEMBAHASAN
(Mesir) pada tahun 1849 M. Beliau bukan berasal dari keturunan yang kaya dan
bukan pula keturunan bangsawan. Namun demikian, ayah beliau di kenal sebagai
,belakangan tempat ini menjadi pusat kebudayaan selain Al-Azhar. Namun sistem
kerabatnya. Ketika kembali ke desa, beliau dikawinkan. Pada saat itu beliau
berumur 16 tahun, semula beliau bersikeras untuk tidak melanjutkan studinya, tetapi
beliau kembali belajar atas dorongan pamannya, Syekh Darwish, yang banyak
melanjutkan studi di Al-Azhar pada bulan Februari 1866. Tahun 1871, Jamaluddin
Al-Afghani tiba di Mesir. Ketika itu Abduh masih menjadi mahasiswa Al-Azhar
pulalah yang mendorong Abduh aktif menulis dalam bidang sosial dan politik.
5
Setelah menyelesaikan studinya di Al-Azhar pada tahun 1877 dengan
gelar Alim, Abduh mulai mengajar di Al-Azhar, di Dar Al-Ulum dan di rumahnya
sendiri. Ketika Al-Afghani di usir dari Mesir pada tahun 1879 karena di tuduh
ikut campur didalamnya. Ia di buang ke luar dari kota Kairo. Namun, pada tahun
Pada waktu itu kesadaran nasional Mesir mulai tampak dan di bawah
pimpinan Abduh, surat kabar resmi itu memuat artikel-artikel tentang urgenitas
ketika itu masih memimpin surat kabar Al-waqai, dituduh terlibat dalam revolusi
selama tiga tahun dengan memberikan hak kepadanya untuk memilih tempat
pengasingannya, dan Abduh memilih Suriah. Di Negeri ini, beliau menetap selama
setahun. Kemudian beliau menyusul gurunya Al-Afghani yang ketika itu berada di
Paris. Di sana mereka menerbitkan majalah al-Urwah al-Wusqa) pada tahun 1884.
berfikir dan modern. Pendapatnya mulai mengarah juga kepada para fukaha yang
menentang penjajahan Barat, khususnya Inggris. Tahun 1885, Abduh diutus oleh
surat kabar tersebut ke Inggris untuk menemui tokoh-tokoh Negara itu yang
bersimpati kepada rakyat Mesir. Tahun 1899, Abduh diangkat menjadi Mufti Mesir.
Kedudukan tinggi itu dipegangnya sampai beliau menginggal dunia pada tahun
1905 M.
6
Ada dua persoalan pokok yang menjadi fokus utama pemikiran Abduh,
Memperbaiki gaya bahasa Arab, baik yang digunakan dalam percakapan resmi
Dua persoalan pokok itu muncul ketika beliau meratapi perkembangan umat
Islam pada masanya. Sebagaimana di jelaskan Sayyid Qutub, kondisi umat Islam
saat itu dapat di gambarkan sebagai suatu masyarakat yang beku, kaku; menutup
rapat-rapat pintu ijtihad; mengabaikan peranan akal dalam memahami syariat Allah
hasil karya para pendahulunya yang juga hidup dalam masa kebekuan akal (jumud)
peranan yang sangat besar kepada akal. Menurut Abduh, akal dapat mengetahui hal-
hal berikut :
7
Abduh berpendapat bahwa antara akal dan wahyu tidak ada pertentangan, keduanya
dapat disesuaikan. Kalau antara wahyu dan akal bertentang maka ada dua
kemungkinan .
Pemikiran semacam ini sangat dibutuhkan untuk menjelaskan bahwa islam adalah
agama yang umatnya bebas berfikir secara rasional sehingga mendapatkan ilmu
telah dimiliki oleh bangsa barat saat itu, dimana dengan ilmu pengetahuan mereka
akal diatas, dan dapat di ketahui pula sebagaimana fungsi wahyu baginya. Baginya,
fungsi wahyu bagi akal manusia. Wahyu, katanya menolong akal untuk mengetahui
sifat dan keadaan kehidupan alam akhirat, mengatur kehidupan masyarakat atas
tentang Tuhan dan sifat-sifat-Nya dan mengetahui cara beribadah serta berterima
kasih kepada Tuhan. Dengan demikian, wahyu bagi Abduh berfungsi sebagai
informasi.
kebebasan memilih, yang merupakan sifat dasar alami yang ada dalam diri manusia.
Kalau sifat dasar ini di hilangkan dari dirinya , ia bukan manusia lagi, tetapi makhluk
selanjutnya mewujudkan perbuatannya itu dengan daya yang ada dalam dirinya.
8
c. Sifat-sifat Tuhan
apakah sifat itu termasuk esensi Tuhan atau yang lain? Ia menjelaskan bahwa hal itu
Abduh cenderung kepada pendapat bahwa sifat termasuk esensi Tuhan walaupun
bahwa Tuhan tidak bersifat mutlak. Tuhan telah membatasi kehendak mutlak-Nya
perbuatan-perbuatanya.
dalamnya terkandung arti bahwa tuhan dengan kemauan-Nya sendiri telah telah
e. Keadilan Tuhan
Karena memberikan daya besar kepada akal dan kebebasan manusia, Abduh
mempunyai kecenderungan untuk memahami dan meninjau alam ini bukan hanya
dari segi kehendak mutlat Tuhan, tetapi juga dari segi pandangan dan kepentingan
manusia. Ia berpendapat bahwa alam ini diciptakan untuk kepentingan manusia dan
tidak satupun ciptaan Tuhan yang tidak membawa mamfaat bagi manusia.
f. Antropomorfisme
Karena Tuhan termasuk dalam alam rohani, rasio tidak dapat menerima
kekuatan besar pada akal, berpendapat bahwa tidak mungkin esensi dan sifat-sifat
Tuhan mengambil bentuk tubuh atau roh makhluk di alam ini. Kata-kata wajah,
9
tangan, duduk dan sebagainya mesti difahami sesuai dengan pengertian yang
g. Melihat Tuhan
bersifat rohani itu dapat dilihat oleh manusia dengan mata kepalanya di hari
pada tanzih (keyakinan bahwa tidak ada satu pun dari makhluk yang menyerupai
h. Perbuatan Tuhan
sefaham dengan Mutazilah dalam mengatakan bahwa wajib bagi Tuhan untuk
Beliau lahir di Delhi pada tahun 1817. Menurut suatu keterangan, beliau
berasal dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Melalui Ali bin Abi
Thalib dan Fatimah az Zahra. Neneknya, Sayyid Hadi, adalah pembesar istana pada
dalam pengetahuan agama. Beliau belajar bahasa Arab dan juga bahasa Persia.
Ketika berusia delapan belas tahun, beliau bekerja pada Serikat India
Timur. Pengaruhnya beliau di Serikat India Timur khususnya di dunia Islam diakui
cukup besar. Beliau pengliham utama kebangkitan orang Islam di masa abad 19,
gerakan masa dan gerakan reformis diseluruh umat Islam. Di dalamnya termasuk
gerakan modernis dan khalifah di india, gerakan nasionalis dan modernis di Mesir,
10
gerakan persatuan dan kemajuan di Turki. Kemudian bekerja pula sebagai hakim,
tetapi pada tahun 1846 beliau kembali ke Delhi dan mempergunakan kesempatan
kejayaan Islam dan bergaul dengan tokoh-tokoh dan pemuda muslim, seperti Nawab
Ahmad Baksh, Nawab Mustafa Khan, Hakim Mahmud Khan, dan Nawab
Asar As-Sanadid, pada tahun 1855 beliau pindah ke Bijnore. Di tempat ini, beliau
tetap mengarang buku-buku penting Islam di India. Pada tahun 1857 terjadi
kekerasan terhadap orang India. Ketika melihat keadaan rakyat Delhi, beliau sempat
berpikir untuk meninggalkan India menuju Mesir, tetapi beliau sadar bahwa beliau
harus memperjuangkan umat Islam India agar menjadi maju. Beliau berusaha
College (MAOC) di Aligarh yang merupakan karyanya yang paling bersejarah dan
seperti tafsir Alquran 6 jilid,Tabyin al-Kalam 1862 tentang bible dan Asbab
Baghawat i-Hind 1858 dan Essai and the life of Muhammad 1870 (biografi Nabi
11
2.1.2 Pemikiran Kalam Sayyid Ahmad Khan
Beliau mempunyai kesamaan pemikiran dengan Muhammad Abduh di
Mesir, setelah Abduh berpisah dengan Jamaluddin Al-Afghani dan kembali dari
pengasingan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ide yang dikemukakannya, terutama
demikian, sebagai penganut ajaran Islam yang taat dan pecaya akan kebenaran
wahyu, beliau berpendapat bahwa akal bukanlah segalanya dan kekuatan akal pun
terbatas.
manusia bebas untuk menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Ini berarti
bahwa beliau mempunyai faham yang sama dengan faham Qadariyah. Menurutnya,
beliau telah dianugerahi Tuhan berbagai macam daya, diantaranya adalah daya
berfikir berupa akal, dan daya fisik untuk merealisasikan kehendaknya. Karena
hokum alam, beliau dianggap kafir oleh sebagian umat Islam. Bahkan ketika datang
ke India pada tahun 1869, Jamaluddin Al-Afghani menerima keluhan itu. Sebagai
fahamtaklid. Beliau berpendapat bahwa umat Islam India mundur karena mereka
Tuhan telah menentukan tabiat atau nature (sunnatullah) bagi setiap makhluk-Nya
yang tetap dan tidak pernah berubah, Menurut beliau, Islam agama yang paling
sesuai dengan hokum alam, karena hukum alam adalah ciptaan Tuhan dan Al-
Quran adalah firman-Nya maka sudah tentu keduanya seiring sejalan dan tidak ada
pertentangan.
Sejalan dengan keyakinan tentang kekuatan akal dan hokum alam, beliau
tidak mau pemikirannya tergantung otoritis Hadist dan Fiqh. Segala sesuatu
12
diukurnya dengan kritis rasional. Beliau pun menolak semua yang bertentangan
dengan logika dan hokum alam. Beliau hanya mau mengambil Al-Quran sebagai
pedoman bagi Islam, sedangkan yang lain hanya bersifat membantu dan kurang
begitu penting. Alasan penolakan beliau terhadap Hadist adalah karena Hadist berisi
moralitas sosial dari masyarakat Islam pada abad pertama atau kedua sewaktu hadist
ajaran Islam dengan situasi dan kondisi masyarakat yang senantiasa mengalami
perubahan.
terkenal saleh. Guru pertama beliau adalah ayahnya sendiri kemudian beliau
bimbingan Mir Hasan, beliau diberi pelajaran agama, bahasa Arab, dan bahasa
bertemu dengan Thomas Arnold, seorang orientalis yang menjadi guru besar dalam
seperti, perlunya pengembangan ijtihad dan dinamisme Islam. Pemikiran ini muncul
13
sebagai bentuk ketidak sepakatnya terhadap perkembangan dunia Islam hampir
enam abad terakhir. Posisi umat Islam mengalami kemunduran. Pada perkembangan
Islam pada abad enam terakhir, umat islam bearada dalam lingkungan kejumudan
Persia).
Beliau tinggal di Eropa kurang lebih selama tiga tahun. Sekembalinya dari
Munich, beliau menjadi advokat dan juga sebagai dosen. Buku yang berjudul The
ceramahnya sejak tahun 1982 dan merupakan karyanya terbesar dalam bidang
filsafat.
Pada tahun 1930, beliau memasuki bidang politik dan menjadi ketua
konferensi tahunan Liga Muslim di Allahabad, kemudian pada tahun 1931 dan tahun
1932, beliau ikut dalam Konferensi Meja Bundar di London yang membahas
konstitusi baru bagi India. Pada bulan Oktober tahun 1933, beliau di undang ke
beliau jatuh sakit dan bertambah parah setelah istrinya meninggal dunia pada tahun
bahwa alam bersifat statis. Islam, katanya, mempertahankan konsep dinamis dan
14
Oleh karena itu, manusia dengan kemampuan khudi-nya harus menciptakan
membawa pemahaman yang dinamis tentang Al-Quran dan hokum Islam. Tujuan
global dalam realita kehidupan dengan kemampuan nalar manusia dan dinamika
manusia yang selalu berubah. Inilah yang dalam rumusan fiqh disebut ijtihad yang
membuang kekakuan serta kejumudan hokum Islam, ijtihad harus dialihkan menjadi
ijtihad kolektif. Menurut beliau, peralihan kekuasaan ijtihat individu yang mewakili
mazhab tertentu kepada lembaga legislative Islam adalah satu-satunya bentuk yang
paling tepat untuk menggerakkan spirit dalam sistem hokum Islam yang selama ini
hilang dari umat Islam dan menyerukan kepada kaum muslimin agar menerima dan
Otoritas relatif yang hanya dilakukan dalam batas-batas tertentu dari satu
madzhab;
Otoritas khusus yang berhubungan dengan penetapan hokum dalam kasus kasus
a. Hakikat Teologi
15
kebebasmerdekaan. Pandangannya tentang ontology teologi membuatnya berhasil
melihat anomali (penyimpanan) yang melekat pada literatur ilmu kalam klasik.
b. Pembuktian Tuhan
landasan teleologis yang imamen (tetap ada). Untuk menopang hal ini, beliau
Whitehead tentangnya sebagai struktur kejadian dalam aliran dinamis yang tidak
berhenti. Karakter nyata konsep tersebut ditemukan beliau dalam jangka waktu
murni-nya Bergson, yang tidak terjangkau oleh serial waktu. Dalam jangka waktu
konsepnya tentang ego, ide sentral dalam pemikiran filosofisnya. Kata itu diartikan
melemahkan pribadinya, seperti yang dilakukan oleh para sufi yang menundukkan
d. Dosa
Quran menampilkan ajaran tentang kebebasan ego manusia yang bersifat kreatif.
(karena memakan buah terlarang) sebagai kisah yang berisi pelajaran tentang
kebangkitan manusia dari kondisi primitive yang di kuasai hawa nafsu naluriah
16
mampu mengatasi kebimbangan dan kecenderungan untuk membangkang dan
Surga dan Neraka, kata beliau adalah keadaan, bukan tempat. Gambaran-
kenyataan batin secara visual, yaitu sifatnya. Neraka, menurut rumusan Al-Quran
adalah api Allah yang menyala-nyala dan yang membumbung ke atas hati,
17
Bab 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut dari ketiga agamawan di atas, seperti Muhammad Abduh, Ahmad
Khan, dan Muhammad Iqbal. Mereka sama-sama tidak mengakui adanya taklid, dan
mereka lebih suka berijtihad serta menjadikan Al-quran sebagai sumber hukum
paling utama, dan yang lainnya ada cuma untuk membantu saja termasuk hadits.
pemikiran mereka saling berhubungan dan sama, hanya terdapat sedikit perbedaan.
3.2 Saran
Dalam memelajari konsep ilmu kalam/ teologisebaiknya berhati-hati, jangan
sampai saat mempelajarinya nanti dapat merubah konsep Islam Anda yang
klasik sampai modern dan tidak semuanya sesuai dengan syariat Islam.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdur Razak dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: Puskata Setia, 2006),
hal. 212
19